• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORIENTASI TERMINAL PENUMPANG

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 38-45)

Perencanaan bandar udara adalah sebuah proses yang sedemikian rumitnya sehingga analisis satu kegiatan tanpa memperhitungkan pengaruhnya pada kegiatan yang lain tidak akan menghasilkan penyelesaian yang memuaskan. Dalam sebuah bandar udara tercakup suatu kumpulan kegiatan yang luas dimana masing-masing kegiatan tersebut mempunyai kebutuhan / kepentingan yang berbeda, seringkali terdapat pertentangan. Kegiatan-kegiatan itu saling tergantung satu sama lain sehingga suatu kegiatan tunggal dapat membatasi kapasitas dari keseluruhan kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan tersebut dapat membentuk suatu orientasi di dalam terminal penumpang bandara.Konsep terminal penumpang dari orientasi peletakan ruang-ruang fasilitas pemrosesannya:

a. Fasilitas Pemrosesan Terpusat (Sentral)

Konsep ini bersifat ekonomis karena banyak fasilitas bersama yang dapat digunakan untuk melayani sejumlah besar gate ke pesawat, seperti sistem bagasi, check-in, dan kemudahan bergerak ke apron perlengkapan. Penghematan serupa ditemukan pada kewenangan bandar udara, perusahan penerbangan dan keperluan staf bandar udara.

54 Gambar II-28 Bandara dengan Sistem Sentral (Schipol Airport)

Sumber:

http://airtracker.blog.com/wp-content/blogs.dir/00/03/79/37/3793703/files/airports/amsterdam-airport.jpg , (23 Oktober 2015)

b. Fasilitas Pemrosesan Terpencar (Desentral)

Fasilitas penumpang diatur dalam unit-unit terminal dengan fasilitas komplit. Sistem desentral dirancang untuk menjaga jarak tetap pendek sekitar 300 meter. Jarak maksimum antara sisi ujung untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dari kendaraan / mobil yang ada di area bandara (curbside) dan

counter check-in terjauh dibuat kurang lebih 100 meter.

Sehingga terminal terjaga skala manusianya. Lot-lot parkir relatif kecil dan mudah dalam pengawasan. Secara operasional, desentralisasi menuntut persyaratan staf dan pemisahan administrasi serta keamanan ke masing-masing unit terminal. Setiap terminal mempunyai batas maksimal penumpang dan fasilitas staf. Beberapa fasilitas di dalamnya bisa digabung seperti ruang bagasi, barang, area check-in dan fasilitas kendaraan seperti apron untuk urusan perlengkapan. Sehingga untuk bandar udara yang besar perlu kelengkapan berupa bentuk sistem transportasi untuk dapat bergerak antar inter terminal. Bentuk tersebut dapat berupa kendaraan lalu-lintas otomatis atau pelayanan bus.

Gambar II-29 Bandara dengan Sistem Desentral (Dallas-Fort Woerth Airport) Sumber: http://www.allairports.net/images/dfw-airport-terminal-map.jpg ,

55 PENDISTRIBUSIAN HORIZONTAL

Konsep terminal penumpang dari pendistribusian horizontal terdiri dari empat konsep, yaitu :

a. Konsep Linear

Terdiri dari ruang tunggu bersama dan derah pelayanan tiket dengan pintu keluar menuju apron parkir pesawat. Pesawat diparkir di sepanjang halaman muka gedung terminal. Tipe ini adalah yang paling banyak digunakan karena penumpang tidak perlu berjalan terlalu jauh menuju pesawat. Pesawat diparkir di sepanjang halaman muka gedung terminal.

Gambar II-30 Terminal Bandara dengan Konsep Linear Sumber: Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, Jakarta: Erlangga

Keuntungan:

 Kemudahan dan kejelasan jalan masuk / pencapaian.  Jarak berjalan kaki relatif pendek.

 Pengembangan mudah dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi.

Kerugian :

Penggunaan ruang bersama kurang memuaskan dan jika dipisah memerlukan biaya mahal.

b. Konsep Dermaga (Pier)

Pada tipe ini memungkinkan lebih banyak menampung pesawat, namun penumpang harus berjalan lebih jauh untuk menuju pesawat udara. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan APM (Automatic People Mover) yaitu escalator horizontal atau dengan kereta pengangkut. Letak pesawat diparkir sejajar mengelilingi sumbu dengan posisi nose-in.

56 Gambar II-31 Terminal Bandara dengan Konsep Dermaga Sumber: Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, Jakarta:

Erlangga

Keuntungan:

 Kemampuannya untuk dikembangkan sesuai dengan meningkatnya kebutuhan.

 Relatif lebih ekonomis dari modal dan biaya operasi.

Kerugian :

 Jarak berjalan kaki menjadi relatif jauh dari pelataran depan ke pesawat.

Kurangnya hubungan langsung antara pelataran depan dengan posisi depan pintu ke pesawat.

c. Konsep Satelit atau Memusat

Letak pesawat diparkir melingkar, dengan pencapaiannya melalui konektor. Tipe ini pada umumnya sama dengan tipe dermaga, memungkinkan menampung pesawat lebih banyak.

Gambar II-32 Terminal Bandara dengan Konsep Satelit Sumber: Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, Jakarta:

57 Keuntungan:

 Kemampuannya penyesuaian terhadap ruang tunggu keberangkatan bersama.

 Kemudahan manuver pesawat di sekitar bangunan terminal dengan konsep satelit.

Kerugian :

 Biaya konstruktif relatif tinggi karena harus disediakan tempat terbuka yang menghubungkan terminal dengan gate yang menggunakan konsep satelit.

Kesulitan memperluas gate yang menggunakan konsep satelit.

d. Konsep Transporter atau Apron Terbuka

Pesawat terpisah dari terminal, untuk itu disediakan kendaraan untuk menghubungkannya. Konsep terminal ini memiliki fleksibilitas dalam tambahan tempat parkir pesawat untuk menampung peningkatan permintaan maupun ukuran dari pesawat.

Gambar II-33 Terminal Bandara dengan Konsep Transporter Sumber: Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, Jakarta:

Erlangga

Keuntungan:

 Fleksibilitas dalam tambahan tempat parkir pesawat utuk menampung peningkatan permintaan atau ukuran pesawat.

58  Terpisahnya kegiatan-kegiatan pelayanan pesawat

dari terminal.

 Tata ruang didalam bangunan terminal dapat efisien.

Kerugian :

Harus menyediakan kendaraan penghubung dalam jumlah relatif banyak (sesuai jumlah pengguna). PENDISTRIBUSIAN VERTIKAL

Konsep terminal penumpang dari pendistribusian vertikal meliputi :

a. Sistem Satu Tingkat

Pemrosesan bagasi dan penumpang berada pada satu level dengan apron. Kedatangan dan keberangkatan hanya dilakukan pemisahan secara horizontal. Sistem ini sangat cocok dengan jumlah penumpang yang relatif sedikit, proses boarding ke pesawat tidak memerlukan jembatan penyeberangan melalui gerbang apron.

Gambar II-34 Pola Sirkulasi pada Bangunan Terminal Satu Tingkat Sumber : Planning & Design of Airport, Robert Horonjeff

b. Sistem Berdampingan dalam Dua Tingkat

Pada sistem ini ada pemisahan arus datang dan berangkat, juga pemisahan antara penumpang dan bagasi. Konfigurasi yang cocok untuk penumpang dengan lalu lintas penumpang menengah keatas. Konfigurasi ini penumpang boardiing melalui jembatan lantai atas, sedangkan aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang dari kendaraan / mobil yang ada di area bandara (curb) masih dilakukan di satu level yang sama dengan bangunan terminal.

Gambar II-35 Pola Sirkulasi pada Bangunan Terminal Dua Tingkat Sumber : Planning & Design of Airport, Robert Horonjeff

59 c. Sistem Penumpukan Vertikal

Sistem ini sangat tergantung pada volume lalu lintas dan tipe lalu lintasnya. Sistem konfigurasi ini cocok untuk penumpang dengan skala besar. Fasilitas keberangkatan diletakkan di lantai atas sedangkan kedatangan diletakkan di lantai dasar. Keduanya menggunakan gerbang (gate) yang sama.

Gambar II-36 Pola Sirkulasi pada Bangunan Terminal Banyak Tingkat Sumber : Planning & Design of Airport, Robert Horonjeff

B.5. SISTEM PELAYANAN PENUMPANG

Sistem pelayanan penumpang (passenger handling system) adalah suatu sistem yang merupakan penghubung utama antara jalan masuk ke bandar udara dengan pesawat terbang, mulai dari jalan masuk sampai kedalam pesawat.

Sistem pelayanan penumpang terdiri dari tiga bagian utama dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Daerah pertemuan antara jalan masuk dengan terminal dimana penumpang diarahkan dari perjalanan darat masuk ke bagian

passenger-proscessing untuk keperluan perjalanan udaranya.

Kegiatan-kegiatannya berupa sirkulasi kendaraan dan parkir, serta naik turunnya penumpang dari kendaraan menuju pelataran terminal dan sebaliknya.

b. Bagian pemrosesan merupakan kegiatan yang terjadi di dalam terminal dimana penumpang melewati proses dalam persiapan untuk keperluan memulai dan mengakhiri suatu perjalanan udara. Kegiatan-kegiatan pada bagian ini meliputi proses pembelian tiket, pengecekan tiket, check-in, lapor masuk bagasi, pengambilan bagasi, pelayanan pengawasan keamanan.

60 c. Bagian pertemuan dengan pesawat dimana aktivitas penumpang berpindah antara bagian pemrosesan dengan pesawat. Kegiatan-kegiatannya meliputi pemindahan muatan dari dan ke pesawat. Demikian juga naik dan turunnya penumpang dari dan ke pesawat.

Sistem pelayanan penumpang memiliki tujuan yaitu :

1. Memikirkan mengenai cara penumpang sampai di bandar udara.

2. Melayani proses penumpang yang memulai perjalanan maupun mengakhiri perjalanan udaranya.

3. Mendistribusikan penumpang dan barang bawaan dari dan ke pesawat.

Bagian-bagian sistem pelayanan penumpang di dalam area terminal, yaitu :access interface, processing, flight interface.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 38-45)

Dokumen terkait