• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Kajian Konten dan Konteks Etnosains

Dalam dokumen revisi buku pak darmin A4 (Halaman 92-97)

MODEL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS

PENGETAHUAN KIMIA (Makroskopis, Mikroskopis, Simbolik )

C. Bahan Kajian Konten dan Konteks Etnosains

Indonesia kaya akar budaya yang mengandung konsep pengetahuan sains [kimia]. Pada kesempatan ini disajikan contoh konten dan konteks Kimia Berbasis Budaya Jawa, Kompetensi Dasar, dan Budaya Jawa sebagai bahan kajian materi pembelajaran MPKBE, seperti disajikan pada Tabel 11.2.

Tabel 11.2. Konten dan Konteks Kimia Berbasis Budaya Jawa Konten dan Konteks

Sains [Kimia ] Kompetensi Dasar

Budaya Jawa atau Kearifan lokal [Etnosains] Memahami klasifikasi Zat

/ Materi, atau Larutan

Mengelompokkan sifat larutan asam, basa, dan garam dengan penuh kritis dan kreatif.

Asam Cuka, belimbing, limau untuk bumbu atau penyedap makanan karakteristik Jawa.

Melakukan percobaan dan meningkatkan rasa ingin tahu melalui percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Jeruk Nipis dan abu gosok untuk mencuci piring berminyak yang biasa dilakukan masyarakat Jawa.

Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia.

Membandingkan dengan kreatif perubhan fisika-kimia, sifat fisika dan sifat kimia zat.

Pembuatan garam dari air laut di Wilayah Pantura Rembang/Pati.

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF KREATIF [Model PAIKEM dalam Konteks Pembelajaran dan Penelitian Sains Bermuatan Karakter]

93 Melakukan pemisahan cam-

puran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia dengan tanggung jawab.

Pembuatan Kecap Udang di Grobogan-Purwodadi Pembuatan berbagai Jamu Tradisional oleh Penjual Jamu Gendong di Semarang Menyimpulkan dengan kritis

mengenai perubahan fisika dan kimia berdasarkan hasil percobaan sederhana.

Pemanasan gula pasir atau gula Jawa, untuk pembuatan jajan tradisional Jenang di Kudus

Melakukan percobaan terjadinya reaksi kimia melalui percobaan sederhana dengan rasa ingin tahu.

Pembuatan Tape dari singkong, dan tuak dari nira di di Salatiga dan pembuatan Tempe di Blora.

Menjelaskan konsep larutan, campuran, dan koloid

Mengkomunikasikan contoh larutan, campuran, dan koloid dengan penuh tanggung jawab

Pembuatan kecap, sirup, jenang di Industri Tradisional di Purwodadi dan Kudus.

Memahami dan mendes- kripsikan kegunaan bahan kimia alami dan buatan dalam

kehidupan/kesehatan.

Mencari informasi tentang kegunaan dan efek samping bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dengan kreatif.

Penggunaan daun sirih seba- gai desinfektan. Tradisi ngi- nang untuk menjaga kese- hatan gigi bagi Ibu di jawa Daun salam untuk penyedap masakan bagi orang Jawa Daun suji, kunir, aren untuk pewarna bahan pangan pada makanan tradisional. Garam untuk pengawet telur asin di Brebes, gula untuk pengawet Jenang

Pada bagian berikut ini disajikan suatu contoh mengenai perangkat pembelajaran yang didesain Arifatun Nisa (2014) dengan materi kalor terintegrasi etnosains dalam pembelajaran sains. Adapun tujuan dari pembelajaran ini sebagai berikut:

1. Peserta didik dengan berpikir logis mampu memahami pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda dan perubahan wujud zat secara benar setelah diskusi kelompok.

2. Peserta didik dengan cermat dan kritis mampu menjelaskan 4 faktor yang mempercepat penguapan setelah diskusi kelompok.

3. Peserta didik dengan cermat dan teliti mampu menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat setelah melakukan percobaan tentang kalor

4. Peserta didik dengan cermat mampu menyelidiki kalor yang dibutuhkan pada saat mendidih dan melebur serta dapat e erapka hu u ga Q = .C. ∆t, Q = .U da Q = .L de ga benar untuk meyelesaikan masalah sederhana

5. Peserta didik dengan benar mampu menerapkan perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari 6. Peserta didik dengan bersungguh-sungguh dan teliti mampu melakukan percobaan tentang kalor

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta didik dapat bertanya pada guru pengampu kegiatan belajar

b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi dalam setiap kegiatan

pada waktu memasak air dengan menggunakan tungku. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas.

Mengapa air menjadi panas?

Darimanakah panas itu?

Contoh : Perangkat Pembelajaran Etnosains Pengantar Etnosains

Pada masyarakat Jawa telah mengenal memasak menggunakan kayu bakar sebagai budaya kehidupan sehari-hari, seperti disajikan Gambar 11.2 berikut.

Gambar 11.2 Memasak air diatas tungku Berikan Cheklist (v) pada kolom dibawah ini!

No Sumber kalor Kalor yang dihasilkan

Timggi Sedang rendah

1 Gas elpiji

2 Minyak tanah

3 Kayu bakar

Berdasarkan macam-macam sumber kalor di atas, manakah yang menghasilkan kalor paling tinggi? Mengapa demikian? Jelaskan Pendapat kamu!

Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur.Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah

...

...

...

.

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF KREATIF [Model PAIKEM dalam Konteks Pembelajaran dan Penelitian Sains Bermuatan Karakter]

95 Budaya minum air dingin merupakan kebiasaan

masyarakat Indonesia. Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat?

1.

Kalor dapat Mengubah Suhu Benda

Gambar 11.3 Air dalam gelas

Ibu Ani merupakan salah satu pemilik warung makan “Warteg” sedang melayani beberapa

pembeli, pembeli pertama memesan teh hangat, pembeli kedua memesan air putih, dan pembeli ketiga memesan air es. Bila masing-masing gelas Pembeli di campur dengan 2 bongkah es, manakah gelas yang lebih mudah melarutkan es? Jelaskan pendapat kamu!

Berikan Checklist (V) pada kolom dibawah ini!

No Perlakuan Kelarutan

Cepat Sedang Rendah 1

2 3

Hal ini menunjukkan bahwa air panas melepaskan kalor dan air dingin menerima kalor dari air panas untuk menaikkan suhunya. Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda- benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.

...

...

...

...

Besarnya kalor (Q) yang diperlukan oleh suatu benda sebanding dengan massa benda (m), bergantung pada kalor jenis (c), dan sebanding dengan kenaikan

...

...

...

...

Kota Jepara. terkenal akan kota ukir dan sentra bat batanya, tepatnya di Desa kalipucang kecamatan welahan Jepara. Puluhan warga desa hidup dari pembuatan batu bata. Pada proses pembakaran dilakukan selama 48 jam (2 hari). Bahan bakar yang digunakan adalah serbuk gergaji, sekam padi, tempurung kelapa, dan arang kayu. Berdasarkan bahan bakar yang digunakan manakah yang akan menghasilkan kalor yang lebih tinggi untuk pembuatan batu bata? Jelaskan pendapat kamu!

Berikan checklist (V) pada kolom di bawah ini!

No Bahan bakar Kalor jenis

Tinggi Sedang Rendah

1 Serbuk gergaji 2 Sekam padi 3 Tempurung kelapa 4 Arang kayu

Secara matematis dapat dituliskan :

Keterangan

Q = kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J)

m = massa benda (kg)

c = kalor jenis benda (J/kg0C)

Δt = kenaikan suhu (0C)

Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1

kg untuk menaikkan suhu 1°C. Sebagai contoh, kalor jenis air 4.200 J/kg °C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur dengan alat kalorimeter. Sedangkan kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu benda sehingga suhunya naik 1°C. Secara matematis kapasitas kalor dapat dituliskan :

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF KREATIF [Model PAIKEM dalam Konteks Pembelajaran dan Penelitian Sains Bermuatan Karakter]

97 Tahun 1799, Joseph Black, seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris melakukan penyelidikan tentang pelepasan dan penerimaan kalor. Hasilnya adalah teori yang disebut Asas Black yang berbunyi: "besarnya kalor yang dilepaskan oleh suatu benda sama dengan besarnya kalor yang diterima oleh benda lain."

[Karakter menghargai ilmuwan]

Joseph Black

Dalam dokumen revisi buku pak darmin A4 (Halaman 92-97)