BAB I: PENDAHULUAN
B. Bakat
1. Pengertian bakat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 88), kata bakat diartikan sebagai kepandaian, sifat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir. Kepandaian tersebut baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar dan berlatih. Telah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi dalam mendefinisikan bakat dengan berbagai variasi. Namun pada dasarnya pandapat-pendapat tersebut satu sama lain adalah saling melengkapi untuk lebih memperjelas difinisi bakat maupun unsur-unsur yang tercakup di dalamnya.
Menurut Winkel (1987: 88), Bakat khusus adalah sesuatu yang dibentuk dalam kurun waktu sejumlah tahun dan merupakan perpaduan dari taraf intelegensi pada umumnya, komponen intelegensi tertentu, pengaruh pendidikan dalam keluarga dan di sekolah, minat dan subjek sendiri. Sementara itu,Semiawan (1984: 3) mengungkapkan bahwa, bakat sebagai aptitude biasanya diartikan kemampuan bawaan yang merupakan kemampuan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Munandar (1985: 17), menyatakan bahwa bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi terkait dengan struktur otak yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus.
Kemampuan bawaan membuat siswa cepat untuk belajar sesuatu yang baru. Dalam perkembangan selanjutnya, bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan. Bakat bukan merupakan sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang dan dikembangkan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka bakat dapat disimpulkan sebagai kemampuan bawaan sejak lahir, kondisi yang didalam diri seseorang serta benih atau bibit yang masih perlu dikembangkan agar semakin tumbuh dan terlihat nyata dalam kepribadian seorang anak. Untuk mengembangkan bakat tersebut perlu latihan-latihan khusus terutama melalui dunia pendidikan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat
Wiyono (2006; 61) menyebutkan bahwa bakat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: faktor genetik atau keturunan, pendidikan dan pelatihan. Sedangkan menurut Ali dan Asrori (2005 :81 ) menyatakan ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Komponen-komponen yang terdapat dalam faktor internal tersebut sebagai berikut :
a. Minat
Minat merupakan rasa tertarik yang berasal dari dalam diri seseorang. Rasa tertarik yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tertentu biasanya akan membuat seseorang untuk memutuskan masuk pada bidang tersebut. Minat merupakan hal yang tidak dapat dipaksakan. Minat merupakan rasa yang bersifat alamiah dan merupakan hasil pemikiran seseorang di dalam dirinya sendiri.
b. Motif berprestasi
Dalam berjuang untuk menghasilkan prestasi di suatu bidang seseorang akan berusaha secara maksimal. Bakat yang terpendam yang dimiliki seseorang akan terlihat apabila seseorang berusaha untuk melatih bakat tersebut. Keinginan seseorang menunjukkan prestasi yang dimiliki dapat menjadi awal bakat tersebut muncul dan mulai terarah sehingga bakat yang dimiliki seseorang menjadi terllihat.
c. Keberanian mengambil risiko
Seseorang yang memiliki keberanian dalam melakukan sesuatu akan mendapat kesempatan untuk selalu berkembang. Hal ini juga berlaku pada bakat seseorang, dalam memulai susuatu hal seseorang akan dihadapkan kepada pilihan berani mencoba atau takut akan kegagalan. Seseorang yang seringkali
takut untuk memulai karena kurang percaya diri kecil kemungkinan untuk menemukan bakatnya. Sedangkan seseorang yang berani mengambil resiko, ia akan berani mencoba hal baru sehingga kemungkinan untuk menemukan dan mengasah bakat yang dimiliki akan lebih besar.
d. Keuletan dalam menghadapai tantangan
Dalam proses memunculkan bakat, terdapat proses latihan yang seringkali menimbulkan tantangan. Untuk dapat bertahan dari sebuah tantangan seseorang harus ulet dan rajin berlatih. Bakat tidak muncul begitu saja, bakat memerlukan pelatihan dan pengarahan yang sesuai. Tantangan dan kesulitan akan menjadi sebuah proses yang akan dihadapi seseorang dalam berlatih. Semakin ulet seseorang dalam berlatih pada bidang tertentu, akan semakin besar kemungkinan ia akan menguasai bidang tersebut.
e. Kegigihan dalam mengatasi kesulitan yang timbul
Kegigihan dan daya juang merupakan kesanggupan seseorang untuk tidak menyerah dengan kesulitan yang timbul. Daya juga merupakan kekuatan seseorang untuk melakukan usaha-usaha agar menguasai bidang tertentu. Adanya kegigihan dan daya juang ini akan menjadikan seseorang lebih memiliki semangat untuk berlatih mengembangkan bakat yang dimiliki.
Sedangkan komponen-komponen yang terdapat dalam factor eksternal adalah sebagai berikut:
a. Kesempatan memaksimalkan diri
Seseorang yang berbakat tentunya memiliki kesempatan untuk berlatih dan mengasah kemampuannya. Dalam mengasah kemampuan yang dimiliki, seseorang bisa mengikuti berbagai kegiatan seperti mengikuti les atau kursus. Dengan adanya kesempatan untuk berlatih secara maksimal maka seseorang akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki.
b. Sarana dan prasarana
Bakat tidak muncul dengan sendirinya, bakat tidak sekedar membutuhkan wadah. Beberapa bakat memiliki syarat akan sarana dan prasarana. Hal ini akan mendukung seseorang untuk menemukan bakat yang ia miliki. Sarana dan prasarana yang memadai akan semakin mendukung berkembangnya bakat yang dimiliki oleh sesorang pada bidang tertentu.
c. Dukungan dan dorongan orang tua atau keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama seseorang belajar bersosialisasi. Keluarga yang mendukung seseorang untuk mengembangkan bakatnya, akan menjadi kekuatan bagi seseorang dalam mengasah dan mengembangkan bakat yang dimiliki. Dukungan dan dorongan yang selalu keluarga
berikan kepada seseorang akan memberikan dampak positif bagi seseorang tersebut.
d. Lingkungan tempat tinggal
Selain keluarga, seseorang juga hidup di tengah masyarakat yaitu lingkungan tempat tinggal. Lingkungan tempat tinggal yang kondusif akan memberikan keleluasan untuk mengekspresikan diri. Melalui kegiatan yang disenangi, seseorang akan mampu memaksimalkan bakat yang dimiliki tanpa ada rasa terbatas atau terhambat karena lingkungan tempat tinggal yang tidak kondusif. Lingkungan yang nyaman dan aman akan memberikan rasa nyaman untuk seseorang dalam memaksimalkan diri untuk mengeksplor bakat yang dimiliki.
e. Pola asuh orang tua.
Pola asuh orang tua berperan penting dalam membentuk karakter seseorang. Selain membentuk karakter, pola asuh secara tidak langsung akan menjadi panutan seseorang dalam bertindak. Pola asuh yang baik akan membuat seseorang mampu memaksimalkan potensi dimiliki dan mendapat arahan yang sesuai.
3. Upaya mengembangkan bakat
Dalam mewujudkan bakat khususnya secara optimal, individu memerlukan program pendidikan khusus sesuai dengan
bakatnya. Program pendidikan untuk mengembangkan individu berbakat khusus dikenal dengan program pendidikan berdiferensiasi (Ali dan Asrori, 2005 :82 ). Program pendidikan ini berbeda dari program pendidikan yang lainnya. Namun, mampu mewujudkan bakat dan kemampuan individu secara optimal. Selain, pengembangan melaui pendidikan berdiferensiasi, individu yang memiliki bakat khusus juga sangat memerlukan dukungan dari lingkungannya dan memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan bakatnya.
Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan bakat khusus individu, (Ali dan Asrori, 2005: 83) Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya dengan mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
b. Menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi dikalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
c. Meningkatkan daya juang anak dan remaja dalam menghadapi berbagai tantangan.
d. Mengembangkan program pendidikan berdiferensiasi di sekolah dengan kurikulum berdiferensiasi pula guna
memberikan pelayanan secara efektif kepada anak dan remaja yang memiliki bakat khusus.