• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bakhil

Dalam dokumen Aqidah Akhlak MA XI 2019 (Halaman 154-159)

MENGHINDARI AKHLAK TERCELA

C. Bakhil

1. Pengertian Bakhīl

UJI PUBLIK

Bakhīl/kikir ialah menahan harta yang seharusnya dikeluarkan. Al-Jurjani dalam kitab at-Ta’rifat mendefinisikan bakhīl dengan menahan hartanya sendiri, yakni menahan memberikan sesuatu pada diri dan orang lain yang sebenarnya tidak berhak untuk ditahan atau dicegah, misalnya uang, makanan, minuman, dan lain-lain.

Ketika orang memiliki uang, makanan, dan minuman yang mestinya bisa diberikan kepada yang membutuhkan, kemudian enggan untuk memberikannya, maka ia adalah bakhīl . Orang yang dapat mengindari perilaku bakhīl maka di sisi Allah digolongkan sebagai orang yang beruntung, sebagaimana firman-Nya:

ُمُه َكِئ ََٰل ْوُأَف ۦِهِسۡفَن َحُش َقوُي نَمَو ٱ

َنوُحِلۡفُمۡل 

Artinya: dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr [59]: 9)

Bakhīl adalah sifat tercela karena sifat ini terlahir dari godaan setan . Bakhīl dijadikan oleh setan sebagai jalan untuk menuju ke neraka. Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Isra (17): 29-30 sebagai berikut:

َلُك اَه ۡطُسۡبَت َل َو َكِقُنُع َٰىَلِإ ًةَلوُلۡغَم َكَدَي ۡلَع ۡجَت َل َو ٱ

ۡسَبۡل َتَف ِط ٗموُلَم َدُعۡق ا ًروُس ۡحَم ا

َكَب َر َنِإ ٢٩ ُطُسۡبَي

ا َريِبَخ ۦِهِداَبِعِب َناَك ۥُهَنِإ ُرِدۡقَي َو ُء اَشَي نَمِل َق ۡز ِ رل ٱ َب

ٗري ِص ا ٣٠

Artinya: dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.(QS. al-Isra [17]:

29-30)

Banyak contoh tentang kehancuran orang-orang yang bakhīl. Salah satunya adalah Qarun. Qarun adalah raja kebakhilan yang kisah hidupnya diabadikan dalam al-Qur’an, yaitu dalam surat al-Qashash. Hal ini perlu kita cermati sebagai pelajaran bahwa bakhīl dapat membawa kehancuran di dunia dan di akhirat. Sifat bakhīl muncul diakibatkan kecintaan yang berlebihan terhadap dunia, tidak adanya keyakinan tentang kemuliaan yang ada di sisi Allah, tamak dan kagum kepada diri sendiri serta sebab-sebab lainnya. Nabi Muhammad Saw. bersabda:

، ِاللهَ ِدْبَعَ ْيِب َ أَ ْن َع َو

َ ِهْي َلَعَ ُاللهَىهلَصَ ِاللهَ ُلْو ُسَرَ َلاَقَ:َلاَق َ

ََو

َهل َس

َْف َ أَ: َم

ٍَرا َنْي ِدَ ُلَض

َ ُه ُق ِفْنُيَ

َُجهرلاَ ُه ُق ِفْنُيَ ٌراَنْي ِد َوَ، ِهِلاَيِعَى َلَعَُهُقِفْنُيَ ٌراَنْيِدَ،ُلُجهرلا

ََعَ ُل ا َدَى َل

ََسَ ْي ِفَ ِهِتهب

َ ٌراَنْي ِدَوَ، ِاللهَ ِلْيِب

َْي ِفَ ِهِبا َح ْص َ

أَى َلَعَ ُه ُق ِفْنُي

َِاللهَ ِلْيِب َسَ

.ََ

)ملسمَهاور(

َ

Artinya: Dari sahabat Abu Abdillah atau terkadang dipanggil Abu Abdirrahman Tsauban berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik dinar yang diinfakkan seseorang adalah dinar yang dia infakkan kepada keluarganya dan dinar yang diinfakkan untuk membeli kendaraan perang di jalan Allah,

UJI PUBLIK

serta dinar yang diinfakkan untuk saudaranya untuk perang di jalan Allah.

(HR. Muslim) 2. Dasar Larangan Bakhīl

Harta yang dimiliki manusia adalah karunia dari Allah Swt. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada-Nya maka kita harus mengeluarkan sebagian dari karunia tersebut untuk orang lain. Apabila menahannya berarti kebakhilan telah menghinggapinya.

Perilaku bakhil ini dilarang Allah Swt. sebagai firman-Nya:

َنَبَس ۡحَي َل َو ٱ

ُلَخ ۡبَي َنيِذَل ُمُهَٰىَتاَء اَمِب َنو

ٱ ۡضَف ن ِم ُ َللّ

ۦِهِل ۡيَخ َو ُه َب مُهَل ا ٗر ۡمُهَل ٞ رَش َوُه ۡل

Artinya: Sekali-kali janganlah orang yang bakhīl dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhīlan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhīlan itu adalah buruk bagi mereka. (QS. Ali Imran [3]: 180).

Allah telah mengabadikan kisah kebakhilan Qarun di dalam al-Qur’an. Kisah ini agar dijadikan pelajaran kepada umat manusia, bahwa perilaku bakhil/kikir sangat dilarang oleh Allah Swt. Harta yang dimiliki seseorang merupakan karunia Allah yang harus dipergunakan sebaik-baiknya di jalan Allah. Allah Swt. mengkisahkan perilabu bakhil Qarun tersebut sebagaimana firman-Nya:

ِه ِراَدِب َو ۦِهِب اَنۡفَسَخَف ِم ۥُهَل َناَك اَمَف َض ۡرَ ۡلۡ ٱ

ُصنَي ٖةَئِف ن ُهَنو ُر

ُد ن ِم ۥ ِنو َو ِ َللّ ٱ َنِم َناَك اَم َني ِر ِصَتنُمۡل ٱ

٨١

Artinya : “Maka kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap adzab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (QS. Al-Qashas [28]: 81).

3. Bahaya Perilaku Bakhīl

a. Harta yang ditahan karena kebakhilan akan dikalungkan di lehernya di hari kiamat, sebagaimana firman-Nya:

َم ۡوَي ۦِهِب ْاوُل ِخَب اَم َنوُق َوَطُيَس هِةَمََٰيِقۡل ٱ

ُث ََٰريِم ِ َ ِللّ َو ََٰمَسل ٱ

َو ِت ََٰو َو هِض ۡرَ ۡلۡ ٱ يِبَخ َنوُلَمۡعَت اَمِب ُ َللّ ٱ

ٞر ١٨٠

Artinya: Harta yang mereka bakhīl kan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Ali Imran [3]: 180).

b. Mengikuti jejak setan.

Orang yang bakhil, sebenarnya telah mengikuti petunjuk setan, karena mereka mengira, bahwa dengan kebakhilannya itu akan dapat menyelamatkan hartanya.

Hal tersebut disindir oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

ٱ ُمُكُدِعَي ُن ََٰطۡيَشل ِب مُك ُرُمۡأَي َو َرۡقَفۡل ٱ

َو ِء اَش ۡحَفۡل ٱ ٱ

َُللّ

ِعَي مُكُد َرِفۡغ َم ِ م ٗة . َو ه ٗلَ ۡضَف َو ُهۡن ٞميِلَع عِس ََٰو ُ َللّ ٱ

٢٦٨

UJI PUBLIK

Artinya: setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (QS Al-Baqarah [2]: 268)

c. Terhalang masuk surga

Rasulullah Saw. ., menegaskan bahwa orang yang kikir tidak akan masuk surga.

َ َ لَّ

َََي

َْد

َُخ

َُل

َ

َْلا

ََج

َهن

ََةَ

َُح

ٌَّب

َََو

َََ

لَّ

َِخ ََب

َْي

ٌَل

َِ ي س َََو

َُء

ََ ْ لْا

ََل

َِة ََك )يذمَرتلاَهاور(ََ

Artinya: Tidak akan masuk surga orang-orang yang menipu, bakhīl (kikir) dan orang-orang yang buruk mengurus miliknya (HR Tirmidzi)

d. Rizki menjadi sempit

Orang yang mempunyai tabiat kikir/bakhīl mengira, bahwa dengan kebakhialnnya itu dia akan menjadi kaya, padahal yang terjadi sesungguhnya adalah dia telah disempitkan hidupnya, karena dalam jiwanya selalu merasa sempit/tidak berkecukupan atas harta yang dimilikinya. Nabi Muhammad Saw.

bersabda:

َْن َع

َ

ََءا َم ْسَا

َ

ََلا َقَ: ْت َ

لاَقَضر ىِلَ َ

ََلََّ:صَ ُّي ِب هنلا ىِكْوُت َ

َ ىكْوُي َف . ِكْي َلَع هاور(

َ

َ)يراخبلا

Artinya: Dari Asma’ ra, ia berkata : Nabi Saw. berpesan kepadaku, Janganlah kamu bakhīl , yang menyebabkan kamu disempitkan rezqimu. (HR. Bukhari)

e. Menimbulkan malapetaka

Perilaku bakhīl akan menimbulkan malapetaka yang besar terhadap kemanusiaan. Perilaku ini bisa menimbulkan rasa dengki dan iri hati dalam jiwa orang-orang fakir dan miskin terhadap orang kaya yang bakhīl . Sebagai akibatnya, orang-orang miskin akan mencari-cari kesempatan yang tepat untuk melampiaskan rasa kedengkiannya terhadap orang-orang kaya yang bakhīl , dan berusaha mencari jalan untuk menghancurkan harta kekayaan mereka. Sebagai man tercantum dalam Q.S al-Lail (92): 8-11:

َو َل ِخَب نَم اَمَأ َو َٰىَنۡغَت ۡس ٱ

٨ ِب َبَذَك َو َٰىَن ۡسُحۡل ٱ

٩ َيُنَسَف َٰى َر ۡسُعۡلِل ۥُه ُرِ س ١٠

يِنۡغُي اَم َو اَذِإ ۥُهُلاَم ُهۡنَع

َٰىَد َرَت ١١

Artinya: dan Adapun orang-orang yang bakhīl dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar, dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa (QS. al-Lail [92]: 8-11)

4. Menghindari Perilaku Bakhīl

a. Menanamkan keyakinan bahwa segala sesuatu itu milik Allah

UJI PUBLIK

Ketika seeorang telah merasa bahwa segala sesuatu milik alloh maka ia tidak merasa memiliki terhadap benda andi kata ia diberi keleluasaan rizki oleh Allah maka hatinya akan terdorong untuk bersedakah. Sebagaimana firman Allah QS. Ali Imran (3): 109

اَم ِ َ ِللّ َو ٱ يِف

يِف اَم َو ِت ََٰو ََٰمَسل ىَلِإ َو ِض ۡرَ ۡلۡ ٱ

ُعَج ۡرُت ِ َللّ ٱ ٱ

ُروُمُ ۡلۡ

Artinya: Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.( QS. Ali Imran [3]: 109)

b. Memperbanyak rasa syukur

Jika seseorang mensukuri nikmat Allah, maka Allah akan memberi tambahan yang lebih baik. Namun apabila mengingkarinya maka akan diazab oleh Allah dengan azab yang pedih. Karena sesungguhnya kebersyukuran manusia hakikatnya untuk dirinya sendiri.

َْن َع ىِب َا َ

َ

َْيَر ُه

َْن ِمَ ٌةَق َدَصَ ْتَصَقَنَاَمَ:َلاَقَصَ ِاللهَ ِلْو ُسَرَ ْنَعََةَر

َ َوَ، ٍلا ََمَ

َُاللهَ َداَزَا ََم

َ

َا ًدْب َع

ٍَو ْفَعِب

َهلَِّا َ

،اًّز ِع َ َ

ََع َضاَوَتَا َمَ َو

َ

ٌَد َحَا

َِالله َ

َُاللهَ ُهَعَفَرهلَِّا َ .

هاور(

َ

َملسم )

Artinya: Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Harta itu tidak menjadi berkurang karena disedeqahkan, dan Allah tidak menambah bagi orang yang suka memaafkan melainkan kemulyaan, dan tiada seorang merendahkan diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya”. (HR. Muslim)

c. Melakukan kegiatan sosial dengan memperbanyak infak dan sedekah

Kegemaran mengikuti kegiatan sosial melalui infak dan sedekah akan mengikis perilaku bakhīl yang disebabkan oleh cinta harta, sehingga penyakit rohani ini akan hilang dengan sendirinya, dan di akhirat nanti akan terbebas dari api neraka, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw:

َُقَيَصَ ِاللهَ َلْو ُسَرَ ُتْعِم َسَ: َلا َقَضرَ ٍمِتاَحَ ِنْبَ يِدَعَ ْنَع

َهت ِاَ: ُلْو او ُق

َ

ََراهنلا

َ ق ِشِبَ ْو ل َوَ َ

َ

. ٍةَر ْمَت

ََ

َهاور(

َىراخبلا

َ)

Artinya: Dari ‘Adiy bin Hatim, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Jagalah dirimu dari api neraka walau dengan sedeqah separuh biji kurma”. (HR.Bukhari).

d. Memohon perlindungan Allah dari sifat bakhīl /kikir

Berikut ini, adalah do’a yang berisi permintaan agar kita terhindar dari penyakit hati yaitu pelit lagi tamak yang merupakan penyakit yang amat berbahaya.

ََني ِح ِل ْف ُ ْلْاَََنَِمَيِنْلَعْجاَوَي ِ سْفَنََهح ُشَيِنِقََهمُههللا

Artinya: Ya Allah, hilangkanlah dariku sifat pelit (lagi tamak), dan jadikanlah aku orang-orang yang beruntung

UJI PUBLIK

1. Melampaui batas (berlebihan) dapat dimaknai sebagai tindakan yang dilakukan seseorang di luar kewajaran ataupun kepatutan karena kebisaaan yang dilakukan untuk memuaskan kesenangan diri secara berlebihan. Sikap ini bisaanya terjadi pada orang-orang yang rakus dan tidak puas atas nikmat yang telah di beri oleh Allah.

2. Allah melarang kaum muslimin mencari kekayaan dengan cara yang batil, dan melarang membelanjakan harta yang dikuasai secara boros. Larangan dimaksudkan agar setiap muslim dapat mengatur nilai pengeluaran sesuai keperluannya, tepat yang dituju sebagai maha ketentuan agama. Tidak boleh membelanjakan hartanya secara boros hanya untuk kesenangan semata.

3. Kikir (bakhīl ) adalah sifat tercela dan kadang-kadang sampai kepada dosa. Bakhīl alias kikir alias pelit alias medit adalah satu penyakit hati karena terlalu cinta pada harta sehingga tidak mau bersedekah. Kikir dalam bahasa arab bakhīl dan menurut istilah sifat seseorang yang amat tercela dan hina, tidak hendak mengeluarkan harta yang wajib di keluarkan baik dalam ketentuan agama seperti zakat, nafkah keluarga atau menurut ketentuan prikemanusiaan seperti sedekah, infak, dan hadiah.

1. Guru menyampaikan kepada siswa tentang jenis dan metode pembelajaran diskusi yang akan dipakai (misalnya: diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, simposium, atau diskusi panel) dengan menjelaskan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam diskusi tersebut.

2. Guru menyampaikan tema diskusi.

3. Tema disksusi adalah fenomena kehidupan sosial yang berkaitan dengan tabżīr, isrāf dan bakhīl .

4. Siswa menyampaikan presentasi di depan kelas

Setelah mempelajari tabżīr, isrāf, dan bakhīl maka seharusnya dapat bersikap sebagai berikut:

1. Hemat dalam membelanjakan harta.

2. Membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan dan keperuntukannya.

RANGKUMAN

PENDALAMAN KARAKTER

Dalam dokumen Aqidah Akhlak MA XI 2019 (Halaman 154-159)