• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bank Swasta Nasional

Dalam dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah 2010 2015 (Halaman 67-71)

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

PT.PLN (PERSERO) WIL KALSELTENG

3. Bank Swasta Nasional

- Jumlah Bank 4 5 6 6 6 6 6 6 6 6 7 - Jumlah Kantor 6 7 10 11 14 14 15 15 17 18 19 4. Bank Perkreditan Rakyat - Jumlah Bank 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 - Jumlah Kantor 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2

Keterangan : *) termasuk kantor BRI Unit Sumber : Bank Indonesia, 2010

Total aset perbankan Kalimantan Tengah pada triwulan III-2010 mencapai 10.094 Miliar Rupiah, atau turun 5,80 persen (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,33 persen .

Menurut lokasi bank, Palangka Raya masih mendominasi persentase jumlah aset yaitu 37,06 persen atau 3.740,57 Miliar Rupiah dari total aset Kalimantan Tengah. Peringkat kedua adalah Kotawaringin Timur sebesar 1.958,39 Miliar Rupiah (19,40%), disusul dengan Kotawaringin Barat sebesar 1.762,23 Miliar Rupiah (17,46%), Kabupaten Kapuas, Barito Utara, dan Barito Selatan masing-masing dengan nilai aset sebesar 610,66 Miliar Rupiah

(6,05%), 656,22 Miliar Rupiah (6,50%), dan 388,64 Miliar Rupiah (3,85%). Selanjutnya, kabupaten lainnya yang terdiri dari Kabupaten Barito Timur, Pulang Pisau, Katingan, Gunung Mas, Murung Raya, dan Sukamara total asetnya sebesar 977,60 Miliar Rupiah (9,68%).

Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan Kalimantan Tengah triwulan III-2010 tumbuh 3,25 persen (yoy) atau sebesar 8.294,23 Miliar Rupiah, melambat dari periode sebelumnya (6,49%). Jenis simpanan giro mengalami penurunan mencapai 21,04 persen. Namun demikian, simpanan masyarakat jenis deposito mengalami peningkatan sebesar 21,70 persen dan untuk simpanan berupa tabungan tumbuh 18,44 persen. Penurunan DPK ditengarai akibat pengaruh penggunaan dana untuk keperluan pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah yang berlangsung di tingkat provinsi dan 2 kabupaten utama (Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat) pada triwulan III- 2010.

Tabel 2.34

Dana Pihak Ketiga Menurut Kabupaten/kota di Kalimantan Tengah Triwulan II-2010 (Juta Rupiah)

Kabupaten/Kota Giro Tabungan Deposito Jumlah

Kotawaringin Timur 592.529 920.908 368.292 1.887.729 Kotawaringin Barat 316.767 557.080 219.718 1.093.565 Palangka Raya 697.707 1.620.259 804.890 3.122.856 Barito Utara 157.224 321.726 158.351 637.301 Barito Selatan 137.434 184.213 24.015 345.662 Kapuas 63.477 243.843 112.124 419.444 Lainnya *) 569.927 136.888 86.682 793.677 Jumlah 2.535.065 3.984.917 1.774.252 8.294.234

Sumber : LBU (KBI Palangka Raya)*) Kabupaten Barito Timur, Pulang Pisau,Katingan, Gunung Mas, Murung Raya dan Sukamara

Perkembangan penyaluran kredit pada triwulan III-2010 melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dari 28,66 persen (yoy) menjadi 18,28 persen. Meski melambat, namun tingkat penyaluran kredit perbankan Kalimantan Tengah masih cukup tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK yang hanya sebesar 3,25 persen (yoy). Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan yang mencapai 70,10 persen.

b) Pos dan Telekomunikasi

Tahun 2004 dengan 2003 penjualan materai dan benda pos lainnya pada umumnya mengalami penurunan. Demikian pula dengan surat pos yang dikirim.

Komunikasi yang telah dimiliki daerah yaitu fasilitas telepon seluler dan otomatis tersedia disemua ibukota kabupaten bahkan sampai ke beberapa ibukota kecamatan, selain itu ada juga stasiun RRI Palangka Raya serta puluhan stasiun Radio Swasta Niaga dan amatir, Stasiun TVRI, Stasiun Relay

RCTI dan Stasiun Relay Metro TV. Jumlah pelanggan telepon di tahun 2006 sebanyak 37.355 SST dan pada tahun 2007 bertambah 38.066 SST atau menjadi 73.421 SST. Namun kemudian turun menjadi 44.949 pada tahun 2008 dan terus menurun menjadi 41.237 pada tahun 2009 seiring meningkatnya penggunaan telepon seluler. Demikian juga untuk telepon umum (wartel) dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan sejalan dengan makin meluasnya penggunaan telepon selular.

c) Perhotelan

Di Kalimantan Tengah terdapat 1 (satu) hotel bintang 3 (tiga), 2 (dua) hotel bintang 2 (dua) dan 60 Hotel melati, dan ada Resort Rungan Sari yang dikelola oleh Yayasan Susila Budi Dharma dengan fasilitas, kolam renang, lapangan tenis dan meeting centre bertarap internasional. Secara keseluruhan, jumlah hotel dan akomodasi lainnya di Kalimantan Tengah tahun 2009 sebanyak 317 unit, naik dibandingkan tahun 2006 sebanyak 308 unit. Sedangkan tingkat hunian untuk hotel berbintang mencapai sekitar 60%.

d) Penanaman Modal

Sesuai laporan Bank Indonesia cabang Palangka Raya, kegiatan investasi yang ditunjukkan oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) secara tahunan pada triwulan III-2010 mengalami peningkatan sebesar 11,38 persen (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya (8,88%), atau berkontribusi 4,27 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Meningkatnya laju investasi ditengarai berasal dari realisasi investasi pembelian alat – alat berat dan masuknya investor baru khususnya pada sub sektor perkebunan.

Sementara itu, kegiatan investasi berdasarkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) dibandingkan dengan rencananya, masih relatif kecil pada triwulan III-2010 tercatat 10,67 persen dan 30,78 persen. Namun demikian, realisasi investasi PMDN pada triwulan ini meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, salah satunya disebabkan adanya 1 (satu) perusahaan di sektor perkebunan yang telah merealisasikan investasi sebesar 2 Triliun Rupiah.

Grafik 2.4

Pertumbuhan Investasi dan Ekonomi (yoy)

Tahun 2005-2010

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah, 2010

Tabel 2.35

Realisasi Investasi PMDN Kalimantan Tengah Triwulan III-2010

No Sektor/Sub Sektor Jumlah

Perusahaan PMDN dalam Rp. Juta Persentase Rencana Realisasi 1 Kehutanan 63 4.108.951,50 2.771.793,62 67,46 2 Industri Kayu 14 3.441.313,53 4.204.549,79 122,18 3 Perkebunan 79 167.637.774,23 10.421.787,67 6,22 $ 104.318,10 4 Pertambangan 7 262.962,16 65.709,06 24,99 5 Perikanan 1 3.277,00 5.917,93 180,59 6 Jasa Angkutan 1 6.250,00 - - 7 Industri Minyak 4 154.619,34 72.282,70 - 8 Industri Kimia 7 9.435.430,30 1.841.700,85 19,52 9 Real Estate - - - - 10 Jasa Lainnya 12 861.152,55 476.891,53 55 11 Peternakan 1 6.509,50 - -

12 Industri Karet Remah 2 130.000,00 2.000 2

13 Perhotelan - - - -

Jumlah 191 186.048.240,41 19.860.633,15 $ 104.318,10

10.67

Sumber : BPMD Prov.Kalimantan Tengah, 2010

Realisasi Investasi PMA Kalimantan Tengah Triwulan III-2010

No Sektor/Sub Sektor Jumlah

Perusahaan

PMA dalam US $ Ribu

Persentase Rencana Realisasi 1 Kehutanan 9 364.196,10 114.557,50 Rp.617.822,95 31,45 2 Industri Kayu 8 1.995.899,20 645.799,62 32,36 3 Perkebunan 46 2.393.220,22 +Rp.6.429.059,63 2.425.944,90 Rp.7.077.701,53 101,37 4 Pertambangan 26 2.786.530,00 +Rp.164.578,03 1.760.870,53 101,09 5 Perikanan 1 +Rp.275.000,00 0,00 63,19 6 Jasa Angkutan 1 2.500,00 2.587,50 0,00 7 Industri Minyak 4 +Rp.945.429,00 Rp.20.000,00 103,50 8 Industri Kimia 2 715,00 +Rp.105.700,00 0,00 2,12 9 Real Estate 1 400,00 0,00 0,00 10 Jasa Lainnya 83 11.042.836,07 +Rp.308.758,57 68.242,25 0,00 11 Peternakan 0 - 0,62

12 Industri Karet Remah 1 -

+Rp.24.789,62 0,00 0,00 0,00 13 Perhotelan 1 600,00 +Rp.10.550,00 42,56 Jumlah 183 18.586.896,59 Rp.7.715.524,48 93,48 Sumber : BPMD Prov.Kalimantan Tengah, 2010

e) Harga-harga

Secara umum perkembangan harga komoditas kebutuhan rumah tangga khususnya untuk sembilan bahan pokok pada beberapa kota di Kalimantan Tengah ditunjukan oleh perkembangan laju inflasi. Tekanan inflasi pada triwulan III-2010, terutama dipengaruhi kenaikan harga bahan pokok (beras, bawang putih, bawang merah, daging ayam ras), kenaikan harga emas, dan pengaruh kenaikan administrated price yaitu tarif dasar listrik. Secara periodik, laju inflasi Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya, serta Sampit kini sudah lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang mencapai 5,80 persen (yoy) pada akhir triwulan III-2010.

Kenaikan harga komoditas terutama beras jenis premium, masih menjadi faktor utama pemicu inflasi pada sisi penawaran. Meskipun beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah mengalami surplus beras, pengaturan distribusi beras jenis premium yang diatur oleh tengkulak yang sekaligus sebagai ijon bagi petani ditengarai menjadi penyebab masih tingginya harga beras pada triwulan III-2010 ini. Selain itu, kenaikan tarif dasar listrik di bulan Agustus 2010 ikut memberikan sumbangan pada inflasi di provinsi Kalimantan Tengah.

Dalam dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah 2010 2015 (Halaman 67-71)