• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Kesejahteraan Sosial

Dalam dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah 2010 2015 (Halaman 50-54)

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

LAPANGAN USAHA

2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Kondisi kesejahteraan sosial dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain aspek kependudukan, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kondisi pengangguran, kondisi kemiskinan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta seni budaya dan olah raga.

a. Kependudukan

Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang sangat dominan, karena tidak saja berperan sebagai pelaksana pembangunan, tetapi juga sebagai sasaran pembangunan. Dengan kata lain bahwa sumber- daya manusia yang berkualitas tinggi sangat dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu pembangunan sumberdaya manusia menjadi suatu keharusan dalam pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan di Provinsi Kalimantan Tengah. Sebagai input dalam setiap penyusunan rencana pembangunan, maka pengetahuan tentang data kondisi kependudukan eksisting di wilayah rencana sangat dibutuhkan.

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 2,01 persen.

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sukamara adalah yang tertinggi dibandingkan kabupaten-kabupaten lain di Kalimantan Tengah yakni sebesar 4,32 persen, sedangkan yang terendah di Kabupaten Kapuas yakni 0,12 persen walaupun dari sisi jumlah penduduknya Kabupaten Kapuas menempati urutan kedua di Kalimantan Tengah. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.17 berikut.

Tabel 2.17

Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Tahun 2000 Jumlah Penduduk Tahun 2010 Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun Kotawaringin Barat 168.472 235.274 3,32 Kotawaringin Timur 308.765 373.842 1,91 Kapuas 325.243 329.406 0,12 Barito Selatan 108.560 123.991 1,21 Barito Utara 109.273 120.879 1,01 Sukamara 29.561 44.838 4,32 Lamandau 47.969 62.776 2,76 Seruyan 92.037 139.443 4,17 Katingan 121.047 141.350 1,58 Pulang Pisau 111.488 119.630 0,74 Gunung Mas 74.823 96.838 2,65 Barito Timur 71.907 97.080 3,02 Murung Raya 74.050 97.029 2,67 Palangka Raya 158.770 220.223 3,25 Kalimantan Tengah 1.801.965 2.202.599 2,01

Sumber : Hasil Analisis, 2010

Catatan : Untuk kabupaten pemekaran, data tahun 2000 diambil dari data per kecamatan menurut kondisi.

b. Kesehatan

Pada tahun 2005 jumlah tenaga kerja kesehatan di Kalimantan Tengah yang terdiri atas dokter, bidan, pengatur rawat, apoteker dan tenaga teknis lainnya sebanyak 4.053 orang. Sedangkan pada tahun 2007 meningkat menjadi 5.202 orang, khususnya terjadi peningkatan pada tenaga dokter, bidan, pengatur perawat dan tenaga teknis.

Hingga tahun 2009 pembangunan prasarana kesehatan untuk masyarakat seperti puskesmas, dan rumah sakit dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Rasio posyandu per satuan balita adalah jumlah posyandu per 1.000 balita. Rasio posyandu dalam 5 tahun terakhir ini hampir selalu mengalami perubahan baik meningkat maupun menurun. Pada tahun 2005 rasio posyandu sebesar 10,13 dan menurun pada tahun 2007 sebesar 8,3. Penurunan di tahun 2007 tersebut terjadi karena jumlah balita meningkat, sedangkan posyandu justru menurun dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 1837 unit. Pada tahun 2008 rasio posyandu sebesar 11,73 dan menurun lagi pada tahun 2009 menjadi 10,67. Penurunan rasio ini disebabkan bertambahnya jumlah balita pada tahun 2010 menjadi 15.847 jiwa, sedangkan jumlah posyandu tetap yakni 2147 unit.

Pada tahun 2009, jumlah puskesmas di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 166 unit dan Jumlah puskesmas pembantu (Pustu) sebanyak 912 unit. Dengan jumlah penduduk sebanyak 2.132.838 jiwa, sehingga nilai rasio puskesmas sebesar 0,08 dan rasio pustu sebesar 0,43. Nilai rasio yang rendah

menggambarkan masih terbatasnya cakupan prasarana kesehatan, terutama puskesmas dan pustu untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Pada tahun 2009 jumlah rumah sakit di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 17 unit, yang terdiri dari rumah sakit daerah di masing-masing kabupaten, 1 Rumah Sakit TNI Angkatan Darat, 1 Rumah Sakit Bhayangkara POLRI dan 1 Rumah Sakit Swasta PKU Muhammadiyah. Sampai saat ini belum tersedia rumah sakit paru dan rumah sakit khusus lainnya baik milik pemerintah maupun swasta.

Rasio dokter (dokter umum) per-jumlah penduduk hingga tahun 2007 relatif belum ideal karena seorang dokter harus menangani lebih dari 5.594 orang penduduk. Pada tahun 2009 jumlah dokter berjumlah 564 orang, untuk jumlah penduduk sebesar 2.085.798 jiwa, sehingga rasio 0,27 nampaknya masih cukup rendah. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter melayani 2.500 penduduk. Jumlah dokter dan dokter spesialis di Indonesia, khususnya di Kalimantan Tengah belum memenuhi kebutuhan sesuai rasio jumlah penduduk. Selain itu distribusi dokter dan dokter spesialis tidak merata serta kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Sementara untuk jumlah tenaga medis selama kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 jumlahnya sebanyak 5.291 orang, dengan rasio 2,53.

Dalam 5 tahun terakhir di Kalimantan Tengah, menunjukkan terjadinya peningkatan proporsi rumah tinggal bersanitasi terhadap jumlah rumah tinggal. Pada tahun 2009 dari 702.433 Jumlah rumah tinggal terdapat 398.534 rumah tinggal berakses sanitasi, jika dilihat prosentasenya sebesar 56,73 persen. Persentase tertinggi untuk rumah tinggal berakses sanitasi adalah di Kota Palangka Raya sebesar 86,65 % disusul Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 86,20 %. Rumah tinggal berakses sanitasi ini adalah sekurang- kurangnya mempunyai akses untuk memperoleh layanan sanitasi seperti fasilitas air bersih, pembuangan tinja, pembuangan air limbah (air bekas) dan pembuangan sampah.

c. Pendidikan

Proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami peningkatan sejak tahun 2005. Hal ini ditunjukkan dengan angka melek huruf dari 97 persen pada tahun 2005 menjadi 98,84 persen pada tahun 2009. Namun begitu, masih ada sebagian penduduk yang buta aksara. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2009/2010, jumlah penduduk buta aksara di Kalimantan Tengah sebesar 27.150 jiwa dengan rincian berdasarkan tingkat

usia 15-24 tahun sebanyak 8.919 jiwa, usia 25-44 tahun sebanyak 8.592 jiwa dan usia 45-80 tahun sebesar 9.639 jiwa.

Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah, baik tingkat SD/MI, SMP/MTS maupun tingkat SMA/MA/SMK dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 juga mengalami kenaikan. Ini menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu mengalami kenaikan. Begitu pula untuk Angka Partisipasi Kasar (APK) mengalami kenaikan. Namun begitu jika dilihat dari perbandingan antar kabupaten/ kota, nampaknya angka partisipasi sekolah untuk tingkat SMP dan SMA masih menunjukkan kesenjangan antar wilayah, hal ini disebabkan antara lain oleh terbatasnya akses pendidikan terutama di daerah-daerah terpencil dan rendahnya ketersediaan tenaga pengajar. Khusus untuk partisipasi penduduk sekolah SMA dirasa masih rendah, bahkan di Kabupaten Lamandau nilai APM tahun 2009/2010 hanya sebesar 13,03 persen dan di Kabupaten Kapuas serta Kabupaten Kotawaringin Timur masing-masing sebesar 33,55 persen dan 34, 71 persen.

Angka pendidikan yang ditamatkan (APT) untuk penduduk Kalimantan Tengah tahun 2009/2010 dengan penduduk 2.085.798 jiwa, persentase untuk pendidikan SMP masih yang terbesar yaitu 40 persen, disusul SMA sebesar 35 persen, SD 22 persen dan Perguruan Tinggi baru mencapai 3 persen.

Maju mundurnya pembangunan ekonomi suatu bangsa atau wilayah tidak terlepas dari kondisi atau kemampuan sumberdaya manusia yang terdapat di negara atau wilayah tersebut. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa mundur atau hancurnya perekonomian suatu bangsa terutama disebabkan oleh rendahnya sumberdaya manusia di negara tersebut. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan ekonomi adalah tingkat pendidikan penduduk, yang dapat diamati dari tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada. Pada Tabel berikut disajikan komposisi angkatan kerja menurut tingkat pendidikan di Provinsi Kalimantan Tengah.

Tabel 2.18

Jumlah Angkatan Kerja menurut Tingkat Pendidikan di Kalimantan Tengah Tahun 2005 – 2009

No. Tingkat Pendidikan

2005 2006 2007 2008 2009 Orang % Orang % Orang % Orang % Orang % 1. Tidak/belum pernah sekolah 19.705 2,18 27.837 2,75 13.036 1,28 19.155 1,86 18.325 1,75 2. Tidak/belum tamat SD 107.664 11,88 124.838 12,34 100.657 9,89 128.597 12,49 176.394 16,84 3. Sekolah Dasar (SD) 349.488 38,58 389.662 38,51 437.658 42,99 441.782 42,91 359.893 34,36 4. SLTP 200.524 22,13 226.691 22,40 232.940 22,88 199.930 19,42 221.346 21,13 5. SMTA 178.027 19,65 193.699 19,14 171.410 16,84 179.918 17,48 201.331 19,22 6. Diploma/Akad emi/ Univ/S2/S3 50.508 5,58 49.170 4,86 62.324 6,12 60.063 5,83 70.113 6,69 J U M L A H 905.916 100,00 1.011.897 100,00 1.018.025 100,00 1.029.445 100,00 1.047.402 100,00

Dari tabel 2.18 dapat dilihat bahwa sumberdaya manusia (angkatan kerja) di Provinsi Kalimantan Tengah didominasi oleh tamatan SD, yaitu berkisar antara 34,36 – 42,99 persen. Kemudian diikuti oleh tamatan SLTP (19,42 – 22,88%), tamatan SMTA (17,48 – 19,65 %), tidak/belum tamat SD (9,89 – 16,84%), diploma/Akademi/ Universitas/S2/S3 (4,86 – 6,69%) dan tidak/belum pernah sekolah (1,28 – 2,75%). Terlihat adanya tren peningkatan peranan angkatan kerja berpendidikan perguruan tinggi dan trend penurunan peranan angkatan kerja tidak pernah sekolah dan tidak tamat SD, tetapi perubahannya masih kecil dan belum signifikan. Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas sumberdaya manusia di Kalimantan Tengah dilihat dari pendidikan formal yang ditamatkan masih tergolong rendah dan perlu ditingkatkan.

d. Pengangguran

Kalimantan Tengah berhasil menekan angka pengangguran 0.74 persen dibanding Agustus 2009 mencapai 4.62 persen (48.435 orang dari angkatan kerja 1.047.402 orang). Jadi tingkat pengangguran di Kalimantan Tengah pada Februari 2010 sebesar 3.88 persen (42.731 orang dari jumlah tenaga kerja 1.101.012). Dimana angka ini yang terendah se-Kalimantan. Pengangguran tertinggi untuk regional Kalimantan terjadi di Kalimantan Timur 10.45 persen (160.477 orang). Kalimantan Selatan 5,89 persen (108.745 orang) dan Kalimantan Barat 5.50 persen (125.188 orang).

Secara keseluruhan struktur ketenagakerjaan Kalimantan Tengah pada Februari 2010 mengalami perubahan berarti, dimana jumlah angkatan kerja bertambah sekitar 53.610 orang dibanding bulan Agustus 2009 atau naik 5,12 persen. Sementara jumlah penduduk yang bekerja bertambah 59.314 orang atau 5.94 persen.

e. Kondisi Kemiskinan

1) Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah,

Dalam dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah 2010 2015 (Halaman 50-54)