• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2. Klasifikasi RTH berdasarkan kepemilikan, fungsi, dan bentuk

5.2.5. Bantaran Rel Kereta

Bantaran rel kereta merupakan ruang terbuka hijau berbentuk jalur atau koridor yang sengaja direncanakan dan dirancang untuk kepentingan keamanan. Jalur ini membentang sepanjang 1,13 kilometer di sebelah timur rel kereta dan memiliki lebar rata-rata 5 meter yang dimanfaatkan untuk bangunan kios perdagangan di stasiun dan daerah hijau. Lokasi bantaran rel kereta disajikan pada Gambar 51 berikut ini.

Gambar 51 Lokasi Bantaran Rel Kereta

Sebesar 19,17% dari panjang tepi lintasan kereta digunakan sebagai bangunan-bangunan perdagangan dan jasa selain fiisilitas pendukung sistem transportasi kereta. Penggunaan lahan di kawasan tepian lintas kereta tanpa izin ini bertentangan dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah DKI Jakarta. Arah dan pola pembangunan kota Jakarta yang berjalan dan terjadi saat ini diselenggarakan berdasarkan kebijakan pembangunan jangka panjang, yaitu Rencana Tata Ruang

dan Wilayah 2010 Propinsi DKI Jakarta, sebagai tindak lanjut dari Undang- Undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Ruwasja kereta yang mencapai jarak 15-20 meter dari batas kiri dan kanan rel kereta merupakan daerah yang harus dikosongkan dari segala bentuk bangunan selain fasilitas pendukung sistem transportasi kereta. Ditinjau dari Peraturan No. 69 Tahun 1998, penggunaan lahan diizinkan selama tidak mengganggu sistem transportasi kereta. Kelemahan penegakan peraturan dan kemudahan pemberian izin sewa oleh pemerintah pada akhirnya menyebabkan semakin bertambahnya bangunan liar dengan berbagai orientasi kepentingan tanpa mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan lingkungan sekitar (Artitya dkk, 2010).

Penggunaan Lahan

Bantaran rel kereta api pada RW 08 Kelurahan Lenteng Agung ini terdiri atas 3 meter daerah hijau, 1 meter saluran drainase, dan 1 meter jalur pedestrian pada sisi luar, sedangkan pada sisi dalam yang berbatasan langsung dengan rel kereta api merupakan hamparan batu dan kerikil. Daerah hijau terdapat di sepanjang bantaran rel kereta api kecuali sekitar 35 meter yang digunakan untuk bangunan kios. Sedangkan saluran drainase berfungsi sebagai tempat limpahan air hujan sekaligus pembatas antara derah hijau dengan jalur pejalan kaki. Jalur pejalan kaki di sepanjang bantaran rel tidak banyak digunakan karena terlalu terik pada siang hari, hembusan angin yang sangat kuat, dan tidak ada objek tujuan yang dihubungkan oleh jalur tersebut. Pada beberapa titik terdapat jalan setapak melintasi rel yang digunakan pejalan kaki untuk menyeberang tanpa melewati jembatan penyeberangan.

Gambar 52 Batas Area Bantaran Rel Kereta Vegetasi pada Bantaran Rel Kereta

Gangguan yang disebabkan oleh transportasi kereta bagi masyarakat dan pengguna lahan di kawasan tepian adalah gangguan kebisingan, getaran dan debu.

Kebisingan yang dialami suatu areal yang terletak dekat dengan kereta diakibatkan oleh suara mesin, pertambahan kecepatan sehingga pertumbukan antar sambungan gerbong lebih jelas terdengar, serta getaran dari rel kereta tersebut. Getaran dapat dirasakan hingga mencapai jarak 10 meter, demikian pula debu yang berterbangan yang dapat dirasakan di sekitar daerah perlintasan. Getaran, yang merupakan gerak suatu struktur atau setiap benda padat lain disebabkan adanya beberapa gaya bolak-balik, tidak terlalu berpengaruh bagi keselamatan masyarakat tetapi cukup berpengaruh terhadap kenyamanan beraktivitas di kawasan tepian. Bising dan getaran dapat diredam melalui penanaman vegetasi penutup tanah ataupun perdu. Debu dilihat tidak terlalu berpengaruh bagi masyarakat karena tidak banyak aktivitas yang saat ini dilakukan di sekitar tepian rel oleh manusia, namun apabila gangguan oleh debu tersebut terjadi dalam intensitas waktu yang lama maka akan mengakibatkan terganggunya kesehatan saluran pernafasan. Pencemaran debu dapat diatasi dengan menggunakan vegetasi penjerap yang efektif, karena dapat menjaring butiran debu yang terangkat melalui udara.

Jenis vegetasi yang terdapat di sepanjang bantaran rel pada kawasan ini didominasi pepohonan antara lain tabebuia, bambu, kamboja, kapuk, dan pagoda. Penanaman masing-masing pohon dilakukan secara berjajar berkelompok dan bermanfaat sebagai penghalang pandang serta penyerap debu dan bising. Adanya RTH pada bantaran rel ini juga memiliki manfaat untuk mereduksi dampak bagi area sekitarnya apabila terjadi kecelakaan kereta.

Kualitas visual merupakan aspek yang tidak kalah penting yang dapat dinikmati masyarakat selama perjalanan, juga bagi masyarakat yang berada di sekitar tepian lintas kereta. Ketertiban, kebersihan, dan keamanan adalah beberapa faktor yang apabila dipenuhi akan mendukung kenyamanan visual. Penataan jalur hijau dapat membantu terciptanya keindahan visual dan melalui tajuknya dapat menjadi penghalang bagi visual yang tidak diinginkan. Kondisi RTH bantaran sungai ditunjukkan pada Gambar 53 berikut ini.

Gambar 53 Kondisi Bantaran Rel dengan Pagar dan Vegetasi

Pola tata ruang eksisting bantaran rel kereta api di sisi timur rel kawasan ini dapat dilihat pada Gambar 54 di bawah ini.

Gambar 54 Penggunaan Ruang Bantaran Rel

Berdasarkan pembagian ruang, bantaran rel ini terdiri atas ruang utilitas, ruang penyangga, dan ruang penggunaan lahan (Artitya, 2010). Ruang utilitas adalah area sekitar jalur kereta yang merupakan tempat segala perangkat untuk mendukung lintasan kereta. Pada lokasi ini ruang utilitas berisi batu dan kerikil yang berfungsi antara lain sebagai:

-Bantalan pemberat; dengan adanya lapisan batu kerikil ini rel dapat berdiri dengan stabil.

-Penyerap getaran; megurangi goncangan yang terjadi ketika kereta api melintas.

-Penahan dan memperlancar aliran air di saat hujan; mencegah terjadinya pengikisan tanah atau erosi pada tanah di sekitar rel.

-Penghambat pertumbuhan rerumputan; mencegah penggemburan tanah yang diakibatkan pertumbuhan rumput agar tanah tetap stabil.

Pada ruang penyangga terdapat berbagai vegetasi yang berfungsi sebagai penyerap polusi, pereduksi bising, dan penghalang pandang. Ruang ini juga dipertimbangkan sebagai ruang yang aman bagi kereta dan kawasan tepian apabila terjadi kecelakaan. Sedangkan ruang penggunaan lahan adalah area di mana terdapat pemanfaatan secara umum di luar aktivitas perkeretaapian. Pada bantaran ini tidak terdapat ruang transisi antara ruang bebas lintas kereta dengan ruang penggunaan lahan yang kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan lahan di perkotaan.

Elemen Lanskap

Elemen hardscape yang terdapat di sepanjang RTH bantaran rel kereta di lokasi penelitian antara lain pagar pembatas, batu kerikil, conblock sebagai jalur sirkulasi pejalan kaki, serta saluran drainase. Sementara itu elemen softscape dapat dilihat pada Tabel 32 berikut ini.

Tabel 32 Elemen Softscape pada RTH Bantaran Rel Kereta

Klasifikasi Nama Latin Nama Lokal

Ground cover dan Semak

Curcuma domestica Euphorbia tirucali

Kunyit Patah tulang Ortosipon aristatus Kumis kucing

Pohon Actocarpus heterophyllus Nangka

Bambusa vulgaris Bambu Ceiba pentandra Kapuk Chrysapyllum cainito Sawo duren Clerodendrum paniculatum Pagoda Erythirina variegate Dadap kuning Erythrina crytagali Dadap merah Eugenia aquea Jambu air Leucaena leucocephala Petai cina

Plumeria alba Kamboja

Pterocarpus indicus Angsana

Tabebuia sp. Tabebuia

Tectonia grandis Jati Sumber: Hasil pengamatan lapang

Pemanfaatan bantaran rel kereta api pada kawasan ini dapat ditampilkan secara praktis pada tabel perbandingan antara pemanfaatan ideal dan eksistingnya sebagai berikut:

Tabel 33 Pemanfaatan RTH Bantaran Rel Kereta

Pemanfaatan Ideal Pemanfaatan Eksisting Terdapat saluran drainase Telah terdapat saluran drainase Melarang segala bentuk pendirian

bangunan di sepanjang bantaran rel

Sebanyak 28% area bantaran rel berupa bangunan selain pendukung sistem transportasi kereta

Terdapat ruang utilitas, penyangga, dan transisi sebelum bertemu oleh ruang penggunaan lahan

Tidak terdapat ruang penyangga karena keterbatasan lahan

Terdapat vegetasi penyerap bising, getaran, dan debu

Telah terdapat vegetasi penyerap bising, polusi, dan penghalang pandang

Melakukan pengaturan peletakan posisi tanaman

Vegetasi di sepanjang rel tertata secara teratur dan berpola