• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.4 Metode

3.4.5 Tahap Perumusan Rekomendasi

Hasil dari proses analisis dan sintesis akan dijadikan dasar pembuatan rekomendasi. Rekomendasi akan diberikan dalam bentuk deskriptif dan spasial yaitu usulan pengendalian untuk mempertahankan jumlah ruang terbuka hijau yang dapat diterapkan pada kawasan perkotaaan, terutama pada tapak yang serupa dengan RW 08 Kelurahan Lentang Agung.

1. Rekomendasi Deskriptif

Rekomendasi secara deskriptif diproses melalui analisis SWOT yang kemudian menghasilkan strategi-strategi yang cocok untuk diterapkan berdasarkan faktor internal dan eksternal lokasi setempat.

Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengendalian kondisi ruang terbuka hijau kawasan Kelurahan Lenteng Agung secara pendekatan sosial dengan membandingkan faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dengan faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian rating.

Dari analisis SWOT akan dihasilkan matriks SWOT. Matriks ini dapat menghasilkan 4 strategi kemungkinan alternatif. Keempat strategi itu adalah:

1. SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesat-besarnya.

2. ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

3. WO, yaitu strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada.

4. WT, yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta meminimalkan ancaman.

Kerangka kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah sebagai berikut:

a. Analisis penilaian faktor internal dan faktor eksternal b. Penentuan bobot setiap veriabel

c. Penentuan peringkat (rating) d. Penyusunan alternatif strategi

e. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Analisis Penilaian Faktor Internal dan Eksternal

Penilaian faktor internal (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua

kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Sedangkan penilaian faktor eksternal (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang (David, 2008). Identifikasi berbagai faktor tersebut secara sistematis digunakan untuk menemukan strategi untuk mengendalikan kondisi ruang terbuka hijau kawasan RW 08 Kelurahan Lenteng Agung.

b. Penentuan Bobot Setiap Veriabel

Sebelum melakukan pembobotan faktor internal maupun eksternal, terlebih dahulu ditentukan tingkat kepentingannya. Setiap faktor internal dan eksternal diberi nilai berdasarkan tingkat kepentingannya. Setiap faktor internal dan eksternal diberi nilai berdasarkan tingkat kepentingannya.

Tabel 7 Formulir tingkat kepentingan fakor internal

Simbol Faktor Kekuatan (strength) Tingkat Kepentingan

S1 Kekuatan yang sangat besar

S2 Kekuatan yang besar

S3 Kekuatan yang sedang

Sn

Simbol Faktor Kelemahan (weakness) Tingkat Kepentingan

W1 Kelemahan yang tidak berarti

W2 Kelemahan yang kurang berarti

W3 Kelemahan yang cukup berarti

Wn

Tabel 8 Formulir tingkat kepentingan fakor eksternal

Simbol Faktor Peluang (opportunities) Tingkat Kepentingan

O1 Peluang yang sangat tinggi

O2 Peluang yang tinggi

O3 Peluang yang rendah

On

Simbol Faktor Ancaman (threats) Tingkat Kepentingan

T1 Ancaman yang besar

T2 Ancaman yang sedang

T3 Ancaman yang kecil

Tn

Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak pengelola. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal.

Tabel 9 Formulir pembobotan faktor internal dan eksternal Faktor Strategis Internal/Ekstenal A B C D E Total A B C D E Total

Sumber: Kinnear and Taylor (1991)

Menurut David (2008), penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4, yaitu:

1: jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator faktor vertikal

2: jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal

3: jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal

4: jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor vertikal

Tabel 10 Matriks SWOT Eksternal

Opportunities Threats Internal

Strenghts

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan

yang ada

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi

ancaman yang dihadapi

Weaknesses

Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada

untuk mengatasi kelemahankelemahan

Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman

yang ada

Sumber: Rangkuti (1997)

2. Rekomendasi Spasial

Rekomendasi secara spasial dibuat dengan menetapkan area-area atau ketentuan yang ada untuk mendapatkan potensi luasan yang dapat dikembangkan.untuk RTH, yaitu menyesuaikan kondisi masing-masing RTH dengan persyaratan ideal menurut regulasi yang terkait, seperti pada Tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11 Acuan Standar yang Digunakan pada Beberapa Bentuk RTH

Jenis RTH Regulasi Keterangan

Pekarangan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

RTH privat sebasar 10% dari luas wilayah

Jalur Hijau Jalan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan RTH antara 20-30% dari Ruang Milik Jalan sesuai dengan kelas jalan

RTH pada Fasilitas Umum dan Sosial

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan Tata Cara Perencanaan

Bangunan Sekolah SNI 03-1730-2002

Penyediaan RTH berdasarkan jumlah penduduk sesuai cakupan wilayah

administrasi, yaitu: Tingkat RT = 1 m2/kapita Dan RW = 0.5 m2/kapita Luasan minimal RTH

sekolah adalah 23% dari luas total RTH Bantaran Sungai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan

Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan sekurang-

kurangnya 50 m dari tepi sungai

RTH Bantaran Rel Kereta

Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1998 tentang Prasarana dan Sarana Kereta

Ruang milik jalan kereta untuk pengamanan jalan rel sebesar 6 m dari sisi kiri dan kanan ruang manfaat jalan kereta

RTH Pemakaman Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan

Ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70% dari total area

Standar dari masing-masing RTH kemudian disajikan secara spasial sesuai distribusi eksistingnya sehingga menghasilkan rekomendasi penggunaan area hijau.

KONDISI UMUM