• Tidak ada hasil yang ditemukan

BASIS RELAWAN DEMOKRASI

Jejak Relawan Demokrasi

BASIS RELAWAN DEMOKRASI

Di Kota Bitung Relawan Demokrasi ada 10 basis, dimana setiap basis ada 5 orang, jadi semua berjumlah 50 orang. Rincian 10 basis ini adalah : 1. Keluarga; 2. Pemilih pemula; 3. Pemilih muda; 4. Pemilih perempuan; 5. Pemilih penyandang disabilitas; 6. Pemilih berkebutuhan khusus; 7. Pemilih marginal; 8. Komunitas; 9. Warga internet; dan 10. Keagamaan. Berikut penjelasan untuk masing-masing basis :

1. Basis Keluarga

Keluarga merupakan basis yang orientasi gerakan sosialisasi dan pendidikan pemilih. Keluarga merupakan unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi. Relasi di basis ini melakukan sosialisasi melalui pertemuan

179

Potret SOSIALISASI Pemilihan Tahun 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

(Corona Virus Disease 2019). Karena kondisi ini membuat teman-teman relasi membatasi jumlah orang dalam bersosialisasi serta senantiasa menerapkan dan memperhatikan protokol kesehatan . Penggunaan alat perlindungan diri (APD), penyediaan sarana sanitasi, pengecekan suhu tubuh, pakai masker, pengaturan jaga jarak, pengaturan larangan kerumunan dan pembatasan peserta setiap sosialisasi, melibatkan tim gugus tugas pencegahan Covid19 dalam kegiatan yang mengumpulkan orang banyak, harus menjadi prioritas utama pada saat melakukan sosialisasi.

Relawan Demokrasi di Kota Bitung akhirnya mampu menumbuhkan kembali kesadaran politik terhadap pentingnya pemilu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana relawan demokrasi dapat menggerakkan masyarakat tempat dimana mereka berada agar mau menggunakan hak pilihnya dengan bijaksana serta penuh tanggung jawab, sehingga partisipasi pemilih dan kualitas Pemilihan Kepala Daerah 2020 mengalami kenaikan menjadi 78persen dibandingkan Pemilihan Kepala Daerah tahun 2015 lalu hanya 64,8persen. Meskipun kondisi Pemilihan Kepala Daerah sekarang berbeda dengan yang lalu karena adanya pandemic Covid19, yang mana dalam melakukan sosialisasi selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan seluruh peserta kegiatan sosialisasi, pendidikan pemilih dan peningkatan partisipasi masyarakat.

KARAKTERISTIK WILAYAH

Kota Bitung merupakan salah satu dari 7 kabupaten/kota di Sulawesi Utara yang menyelenggarakan tahapan pemilihan kepala daerah. Kota Bitung memiliki pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan. Kota Bitung terletak di timur laut tanah Minahasa dan merupakan kota industri khususnya industri perikanan.

Kota Bitung dikepalai oleh seorang Wali Kota dan Wakil Walikota, dimana wilayahnya terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Duasudara dan sebuah pulau yang bernama pulau Lembeh.

Kota Bitung terdiri dari 8 kecamatan ( 6 kecamatan di daratan dan 2 kecamatan di pulau Lembeh) serta 69 kelurahan dengan Visi : Bitung yang Maju, Berdaya Saing, Berbudaya dan Sejahtera menjadi Titik Simpul dan Pintu Gerbang Indonesia di Kawasan Asia Pasifik.

BASIS RELAWAN DEMOKRASI

Di Kota Bitung Relawan Demokrasi ada 10 basis, dimana setiap basis ada 5 orang, jadi semua berjumlah 50 orang. Rincian 10 basis ini adalah : 1. Keluarga; 2. Pemilih pemula; 3. Pemilih muda; 4. Pemilih perempuan; 5. Pemilih penyandang disabilitas; 6. Pemilih berkebutuhan khusus; 7. Pemilih marginal; 8. Komunitas; 9. Warga internet; dan 10. Keagamaan. Berikut penjelasan untuk masing-masing basis :

1. Basis Keluarga

Keluarga merupakan basis yang orientasi gerakan sosialisasi dan pendidikan pemilih. Keluarga merupakan unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi. Relasi di basis ini melakukan sosialisasi melalui pertemuan

arisan PKK, arisan keluarga, arisan kerukunan se adat istiadat, dasa wisma dan sebagainya. Kegiatan ini biasa teman-teman basis lakukan secara bersama-sama maupun sendiri disetiap lingkungan tempat tinggal masing-masing, baik siang maupun malam mereka lakukan sosialisasi ini, selama informasi ini selalu mereka komunikasikan bersama.

2. Basis Pemilih Pemula

Pemilih pemula ini merupakan pemilih yang akan memasuki usia memilih dan baru pertama kali akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan. Usia pemilih ini berkisar antara umur 17 - 21 tahun yang pada umumnya masuh duduk di bangku Sekolah

Menengah Atas (SMA/SMK/MA/Sederajat).

Bukan itu saja yang termasuk pemilih pemula itu adalah pensiunan TNI/Polri dimana mereka alih status menjadi masyarakat sipil biasa, sehingga mereka pertama kali juga menggunakan hak pilihnya pada saat pemilihan. Karena kondisi pandemic Covid19, banyak sekolah maupun kampus yang diliburkan, maka teman-teman basis mengambil solusi dalam melakukan sosialisasi dijalan-jalan, dari rumah ke rumah yang ada pemilih pemulanya, serta tempat-tempat nongkrong yang banyak dikunjungi

oleh pemilih pemula ( café Janji Jiwa, RM Ayam Geprek ), BKI STBM Duasudara, dengan tidak lupa selalu mengutamakan protokol kesehatan.

3. Basis Pemilih Muda

Mereka yang disebut sebagai pemuda adalah menurut undang-undang no 40 tahun 2009 tentang kepemudaan adalah warga negara yang berusia 16 tahun sampai

30 tahun. Dalam konteks pemilu, mereka yang disebut basis pemilih muda adalah warga negara yang telah memiliki hak pilih dan usianya tidak melebihi 30 tahun, jadi kisaran usia pemilih muda adalah 22 sampai 30 tahun.

Basis pemilih muda dijadikan sebagai basis gerakan sosialisasi dan pendidikan pemilih karena jumlah mereka dalam struktur pemilih yang cukup signifikan.

Teman-teman basis ini melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih ke pemuda di complex, pengurus pelajar Muhammadiyah Kota Bitung, organisasi himpunan penjelajah alam terbuka Spizaetus, dan dikalangan guru SMK Muhammadiyah Bitung.

181

Potret SOSIALISASI Pemilihan Tahun 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

arisan PKK, arisan keluarga, arisan kerukunan se adat istiadat, dasa wisma dan sebagainya. Kegiatan ini biasa teman-teman basis lakukan secara bersama-sama maupun sendiri disetiap lingkungan tempat tinggal masing-masing, baik siang maupun malam mereka lakukan sosialisasi ini, selama informasi ini selalu mereka komunikasikan bersama.

2. Basis Pemilih Pemula

Pemilih pemula ini merupakan pemilih yang akan memasuki usia memilih dan baru pertama kali akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan. Usia pemilih ini berkisar antara umur 17 - 21 tahun yang pada umumnya masuh duduk di bangku Sekolah

Menengah Atas (SMA/SMK/MA/Sederajat).

Bukan itu saja yang termasuk pemilih pemula itu adalah pensiunan TNI/Polri dimana mereka alih status menjadi masyarakat sipil biasa, sehingga mereka pertama kali juga menggunakan hak pilihnya pada saat pemilihan. Karena kondisi pandemic Covid19, banyak sekolah maupun kampus yang diliburkan, maka teman-teman basis mengambil solusi dalam melakukan sosialisasi dijalan-jalan, dari rumah ke rumah yang ada pemilih pemulanya, serta tempat-tempat nongkrong yang banyak dikunjungi

oleh pemilih pemula ( café Janji Jiwa, RM Ayam Geprek ), BKI STBM Duasudara, dengan tidak lupa selalu mengutamakan protokol kesehatan.

3. Basis Pemilih Muda

Mereka yang disebut sebagai pemuda adalah menurut undang-undang no 40 tahun 2009 tentang kepemudaan adalah warga negara yang berusia 16 tahun sampai

30 tahun. Dalam konteks pemilu, mereka yang disebut basis pemilih muda adalah warga negara yang telah memiliki hak pilih dan usianya tidak melebihi 30 tahun, jadi kisaran usia pemilih muda adalah 22 sampai 30 tahun.

Basis pemilih muda dijadikan sebagai basis gerakan sosialisasi dan pendidikan pemilih karena jumlah mereka dalam struktur pemilih yang cukup signifikan.

Teman-teman basis ini melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih ke pemuda di complex, pengurus pelajar Muhammadiyah Kota Bitung, organisasi himpunan penjelajah alam terbuka Spizaetus, dan dikalangan guru SMK Muhammadiyah Bitung.

4. Basis Perempuan

Kaum perempuan mempunyai peranan penting dalam segala hal, contohnya dalam keluarga segala urusan dalam keluarga baik itu urusan ekonomi, pendidikan kepada anak, pendidikan keagamaan, mendidik dan mengasuh anak kaum ibu/perempuan sangat berperan penting. Begitu pula dengan dalam hal kepemiluan, salah satu basis dalam Relawan Demokrasi adalah basis perempuan, dimana perempuan dapat memainkan peran untuk memotivasi dan mengedukasi lingkungan, setidaknya pada komunitasnya.

Sasaran dalam program basis perempuan adalah perkumpulan atau kelompok ibu-ibu yang mengesampingkan hak pilih mereka dan lebih mementingkan pekerjaan rumah tangga dan bekerja diluar rumah. Tujuan yang hendak dicapai merupakan alasan yang melatarbelakangi tidak seimbangnya pemilih perempuan dan pemilih laki-laki, disamping itu terbentuknya komunitas berdasarkan kebutuhan dan kepentingan seperti komunitas ibu-ibu pengajian Majelis Ta’lim, kolom, WKI, PKK, dasa wisma serta komunitas ibu-ibu pedagang pasar.

5. Basis Penyandang Disabilitas

Berdasarkan Undang-Undang no 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang dimaksud dengan penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.

Program dari basis disabilitas adalah meningkatkan partisipasi pemilih penyandang disabilitas dan penyandang disabilitas menjadi basis sosialisasi dan pendidikan pemilih. Mengapa menjadi basis sosialisasi ? Karena terdapat kecenderungan mereka tidak menggunakan hak pilih jika tidak ada kepastian bahwa penyelenggara pemilu benar-benar aksesibel terhadap keterbatasan yang mereka miliki. Untuk itu, penyelenggara pemilu melalui relawan demokrasi khususnya basis disabilitas harus mensosialisasikan tentang kebijakan dan bentuk layanan ramah disabilitas untuk semua jenis disabilitas, mengingat banyaknya ragam pemilih disabilits dan perbedaan kebutuhan dari setiap disabilitas. Dari 15 orang penyandang disabilitas yang dilakukan sosialisasi, ada 2 orang yang belum terdaftar namanya di Dinas Sosial, 5 orang yang tuna grahita, sisanya adalah tuna rungu dan tuna daksa dan kebanyakan adalah laki-laki.

183

Potret SOSIALISASI Pemilihan Tahun 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

4. Basis Perempuan

Kaum perempuan mempunyai peranan penting dalam segala hal, contohnya dalam keluarga segala urusan dalam keluarga baik itu urusan ekonomi, pendidikan kepada anak, pendidikan keagamaan, mendidik dan mengasuh anak kaum ibu/perempuan sangat berperan penting. Begitu pula dengan dalam hal kepemiluan, salah satu basis dalam Relawan Demokrasi adalah basis perempuan, dimana perempuan dapat memainkan peran untuk memotivasi dan mengedukasi lingkungan, setidaknya pada komunitasnya.

Sasaran dalam program basis perempuan adalah perkumpulan atau kelompok ibu-ibu yang mengesampingkan hak pilih mereka dan lebih mementingkan pekerjaan rumah tangga dan bekerja diluar rumah. Tujuan yang hendak dicapai merupakan alasan yang melatarbelakangi tidak seimbangnya pemilih perempuan dan pemilih laki-laki, disamping itu terbentuknya komunitas berdasarkan kebutuhan dan kepentingan seperti komunitas ibu-ibu pengajian Majelis Ta’lim, kolom, WKI, PKK, dasa wisma serta komunitas ibu-ibu pedagang pasar.

5. Basis Penyandang Disabilitas

Berdasarkan Undang-Undang no 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang dimaksud dengan penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.

Program dari basis disabilitas adalah meningkatkan partisipasi pemilih penyandang disabilitas dan penyandang disabilitas menjadi basis sosialisasi dan pendidikan pemilih. Mengapa menjadi basis sosialisasi ? Karena terdapat kecenderungan mereka tidak menggunakan hak pilih jika tidak ada kepastian bahwa penyelenggara pemilu benar-benar aksesibel terhadap keterbatasan yang mereka miliki. Untuk itu, penyelenggara pemilu melalui relawan demokrasi khususnya basis disabilitas harus mensosialisasikan tentang kebijakan dan bentuk layanan ramah disabilitas untuk semua jenis disabilitas, mengingat banyaknya ragam pemilih disabilits dan perbedaan kebutuhan dari setiap disabilitas. Dari 15 orang penyandang disabilitas yang dilakukan sosialisasi, ada 2 orang yang belum terdaftar namanya di Dinas Sosial, 5 orang yang tuna grahita, sisanya adalah tuna rungu dan tuna daksa dan kebanyakan adalah laki-laki.

6. Basis Kebutu han Khusus

Basis kebutuhan khusus ini melakukan sosialisasi ketempat-tempat yang pemilihnya berada di wilayah terpencil, perbatasan, penghuni lembaga pemasyarakatan, pasien dan pekerja rumah sakit, pedagang dan nelayan serta kelompok lain yang terpinggirkan. Pada saat melakukan sosialisasi di lapas dan rumah sakit, prosedur administrasi sangat diutamakan dimana teman-teman relasi harus membawa surat pengantar dari KPU Bitung serta penggunaan alat pelindung diri pada saat masuk ke dalam lingkungan lapas dan rumah sakit.

7. Basis Marginal

Marginal adalah suatu kelompok yang jumlahnya sangat kecil atau bisa juga diartikan sebagai kelompok pra sejahtera, dimana manusia-manusia individu didalmnya memiliki maksud, tujuan, kepercayaan, sumber daya, kebutuhan dan kondisi lain yang serupa. Marginal secara umum jauh dari aktifitas atau kegiatan politik, tetapi bukan berarti mereka miskin informasi politik, mereka juga memiliki tingkat kemandirian yang tinggi karena mereka pada umumnya sudah mapan dari aspek finansial dan pemikiran.

Dalam sebuah marginal terjadi relasi pribadi yang erat antar anggota masrginal tersebut karena adanya kesamaan nilai dan kepentingan sehingga diharapkan orang-orang yang berada dalam

suatu kelompok marginal bisa menjadi pemilih yang cerdas dalam pemilihan kepala daerah tahun 2020 ini dan melahirkan calon pemimpin yang amanah, jujur, cerdas dan berintegritas.

8. Basis Komunitas

Komunitas adalah sekelompok orang yang saling pedulisatu sama lain dari yang seharusnya. Basis komunitas ini sangat luas cakupannya karena bisa masuk keseluruh komunitas yang ada di basis-basis lain.

Jika kita dapat merangkul dan memberi pemahaman kepada satu atau dua orang yang memiliki pengaruh disuatu kelompok tersebut maka anggota lainnya akan lebih mudah diajak untuk mengikuti sosialisasi dan pendidikan pemilih.

Kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih yang bisa dilakukan oleh basis komunitas seperti ke komunitas pecinta kuliner, pencinta alam, komunitas motor, komunitas budaya, komunitas punk, komunitas olahraga dan lain sebagainya.

185

Potret SOSIALISASI Pemilihan Tahun 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

6. Basis Kebutu han Khusus

Basis kebutuhan khusus ini melakukan sosialisasi ketempat-tempat yang pemilihnya berada di wilayah terpencil, perbatasan, penghuni lembaga pemasyarakatan, pasien dan pekerja rumah sakit, pedagang dan nelayan serta kelompok lain yang terpinggirkan. Pada saat melakukan sosialisasi di lapas dan rumah sakit, prosedur administrasi sangat diutamakan dimana teman-teman relasi harus membawa surat pengantar dari KPU Bitung serta penggunaan alat pelindung diri pada saat masuk ke dalam lingkungan lapas dan rumah sakit.

7. Basis Marginal

Marginal adalah suatu kelompok yang jumlahnya sangat kecil atau bisa juga diartikan sebagai kelompok pra sejahtera, dimana manusia-manusia individu didalmnya memiliki maksud, tujuan, kepercayaan, sumber daya, kebutuhan dan kondisi lain yang serupa. Marginal secara umum jauh dari aktifitas atau kegiatan politik, tetapi bukan berarti mereka miskin informasi politik, mereka juga memiliki tingkat kemandirian yang tinggi karena mereka pada umumnya sudah mapan dari aspek finansial dan pemikiran.

Dalam sebuah marginal terjadi relasi pribadi yang erat antar anggota masrginal tersebut karena adanya kesamaan nilai dan kepentingan sehingga diharapkan orang-orang yang berada dalam

suatu kelompok marginal bisa menjadi pemilih yang cerdas dalam pemilihan kepala daerah tahun 2020 ini dan melahirkan calon pemimpin yang amanah, jujur, cerdas dan berintegritas.

8. Basis Komunitas

Komunitas adalah sekelompok orang yang saling pedulisatu sama lain dari yang seharusnya. Basis komunitas ini sangat luas cakupannya karena bisa masuk keseluruh komunitas yang ada di basis-basis lain.

Jika kita dapat merangkul dan memberi pemahaman kepada satu atau dua orang yang memiliki pengaruh disuatu kelompok tersebut maka anggota lainnya akan lebih mudah diajak untuk mengikuti sosialisasi dan pendidikan pemilih.

Kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih yang bisa dilakukan oleh basis komunitas seperti ke komunitas pecinta kuliner, pencinta alam, komunitas motor, komunitas budaya, komunitas punk, komunitas olahraga dan lain sebagainya.

9. Basis Warga Net

Basis warna net ini sangat berperan dalam mensosialisasikan tahapan atau informasi tentang Pemilihan Kapala Daerah pada saat ini karena kondisi pandemic Covid19 yang membuat masyarakat dapat mengetahui informasi tersebut lewat media sosial, elektronik maupun media cetak. Kemajuan teknologi sekarang ini membuat masyarakat tidak akan gaptek/melek lagi terhadap namanya media sosial seperti facebook, whatsapp, instagram dan twitter yang dapat mereka gunakan dalam mencari informasi tentang Pemilihan Kepala Daerah di Kota Bitung

Kehadiran media sosial sedikit banyak telah mempengaruhi pola kehidupan masyarakat. Mulai dari efek ketergantungan pengguna terhadap media sosial hingga pengaruh kehidupan sosial di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, relasi basis warga net senantiasa menyampaikan atan mensosialisasikan bagaimana cara mencoblos yang benar, jangan golput, bagaimana alur dalam TPS, siapa-siapa saja

yang bisa memilih sefrta informasi lainnya tentang Pilkada melalui akun-akun media sosial yang ada.

10. Basis Keagamaan

Salah satu dari basis di relawan demokrasi adalah basis keagamaan, dimana ruang lingkupnya cenderung ke tempat-tempat atau kegiatan-kegiatan keagamaan. Penyelenggara pemilu harus bersinergi dan berkolaborasi dengan kelompok-kelompok keagamaan agar dapat menggunakan forum-forum keagamaan seperti ibadah kolom, pengajian di majelis ta’lim sebagai sarana sosialisasi dan pendidikan pemilih. Tokoh agama sangat berperan dalam mengarahkan jamaahnya ke arah mana, meskipun pilihan itu tetap menjadi rahasia bagi masingmasing pemilih.

187

Potret SOSIALISASI Pemilihan Tahun 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

9. Basis Warga Net

Basis warna net ini sangat berperan dalam mensosialisasikan tahapan atau informasi tentang Pemilihan Kapala Daerah pada saat ini karena kondisi pandemic Covid19 yang membuat masyarakat dapat mengetahui informasi tersebut lewat media sosial, elektronik maupun media cetak. Kemajuan teknologi sekarang ini membuat masyarakat tidak akan gaptek/melek lagi terhadap namanya media sosial seperti facebook, whatsapp, instagram dan twitter yang dapat mereka gunakan dalam mencari informasi tentang Pemilihan Kepala Daerah di Kota Bitung

Kehadiran media sosial sedikit banyak telah mempengaruhi pola kehidupan masyarakat. Mulai dari efek ketergantungan pengguna terhadap media sosial hingga pengaruh kehidupan sosial di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, relasi basis warga net senantiasa menyampaikan atan mensosialisasikan bagaimana cara mencoblos yang benar, jangan golput, bagaimana alur dalam TPS, siapa-siapa saja

yang bisa memilih sefrta informasi lainnya tentang Pilkada melalui akun-akun media sosial yang ada.

10. Basis Keagamaan

Salah satu dari basis di relawan demokrasi adalah basis keagamaan, dimana ruang lingkupnya cenderung ke tempat-tempat atau kegiatan-kegiatan keagamaan. Penyelenggara pemilu harus bersinergi dan berkolaborasi dengan kelompok-kelompok keagamaan agar dapat menggunakan forum-forum keagamaan seperti ibadah kolom, pengajian di majelis ta’lim sebagai sarana sosialisasi dan pendidikan pemilih. Tokoh agama sangat berperan dalam mengarahkan jamaahnya ke arah mana, meskipun pilihan itu tetap menjadi rahasia bagi masingmasing pemilih.

“BUNGA RAMPAI RELAWAN DEMOKRASI” PEMILIHAN