• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA DAULAT RAKYAT BERBUAH SALAM YANG TAK TERJAWAB

Metode Sosialisasi

UPAYA DAULAT RAKYAT BERBUAH SALAM YANG TAK TERJAWAB

Oleh: Azwar Hamid1

ebelum proklamasi kemerdekaan, bangsa ini awalnya berdaulat pada tuan, yakni bangsa penjajah yang menggunakan kekuasaannya dengan cara-cara memaksa dan tanpa mempertimbangkan peri kemanusiaan maupun peri keadilan, dimana segala bentuk kebijakan tidak didasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih kepada mementingkan kepentingan para kaum mereka sendiri dengan memanfaatkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Kondisi inilah yang mendasari dan menjadi cikal bakal perjuangan para pendahulu bangsa diberbagai daerah di wilayah Nusantara yang pada akhirnya membuahkan hasil pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan diproklamirkannya Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta, yang menandakan bahwa bangsa Indonesia telah bebas dan lepas dari daulat tuan dianut selama penjajahan, terbentuknya sebuah negara yang berkedaulatan rakyat sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Setelah Negara Republik Indonesia berdaulat pada akyat, maka untuk mendistribusikan kedaulatan rakyat tersebut secara merata, maka Negara Indonesia selanjutnya menggunakan sistem pemerintahan demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan dimana

1Staf Pelaksana Subbagian Teknis dan Hubmas KPU Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

S

69

Potret SOSIALISASI Pemilihan Tahun 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

informasi dan media pembelajaran, penting untuk diperhatikan dalam setiap kegiatan Relawan Demokrasi, agar tidak terkesan monoton, dan mampu menyesuaikan dengan kondisi kelompok sasaran. Penggunaan teknologi informasi penting untuk dirintis kedepan, sebagai media sosialisasi dan Pendidikan dalam setiap kegiatan.

UPAYA DAULAT RAKYAT BERBUAH SALAM YANG TAK TERJAWAB

Oleh: Azwar Hamid1

ebelum proklamasi kemerdekaan, bangsa ini awalnya berdaulat pada tuan, yakni bangsa penjajah yang menggunakan kekuasaannya dengan cara-cara memaksa dan tanpa mempertimbangkan peri kemanusiaan maupun peri keadilan, dimana segala bentuk kebijakan tidak didasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih kepada mementingkan kepentingan para kaum mereka sendiri dengan memanfaatkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Kondisi inilah yang mendasari dan menjadi cikal bakal perjuangan para pendahulu bangsa diberbagai daerah di wilayah Nusantara yang pada akhirnya membuahkan hasil pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan diproklamirkannya Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta, yang menandakan bahwa bangsa Indonesia telah bebas dan lepas dari daulat tuan dianut selama penjajahan, terbentuknya sebuah negara yang berkedaulatan rakyat sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Setelah Negara Republik Indonesia berdaulat pada akyat, maka untuk mendistribusikan kedaulatan rakyat tersebut secara merata, maka Negara Indonesia selanjutnya menggunakan sistem pemerintahan demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan dimana

1Staf Pelaksana Subbagian Teknis dan Hubmas KPU Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

S

semua rakyatnya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Democracy means simply the bludgeoning of the people by the people for the people, kutipan dari Oscar Wilde, dramawan terkemuka di Irlandia, tentang pandangannya mengenai demokrasi.

Dalam penyelenggaraannya, demokrasi dijalankan dengan kriteria-kriteria praktik politik, salah-satunya dengan melakukan pemilihan umum sebagai sarana kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Dari hal tersebut diatas, dapat digambarkan bahwa sistem demokrasi ini mengharuskan pemimpin-pemimpin baik ditataran pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun wakil-wakil di parlemen tersebut dipilih secara, umum, rahasia, langsung, jujur dan adil serta transparan dan akuntabel melalui pemilihan umum (Pemilu). Pemilu juga digunakan sebagai sarana untuk melindungi kepastian hak politik rakyat untuk memilih dan dipilih.

Nah, untuk melaksanakan Pemilu agar berjalan sesuai apa yang diamanatkan Undang-Undang maka dibentuklah Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia melalui Keppres Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum untuk melaksanakan ketentuan UU No. 13 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.

Dalam perjalanannya, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia telah melalui banyak halang rintang, misalnya saja pada Pemilu tahun 2019 (Pileg dan Pilpres) yang memakan banyak korban jiwa dipihak penyelenggara oleh karena beban kerja yang sangat besar, sehingga pada Pemilihan Serentak tahun 2020, Komisi Pemilihan

Umum membuat beberapa aplikasi untuk menunjang dan mengurangi beban kerja petugas-petugas dilapangan seperti Sirekap, Sidalih, dan aplikasi-aplikasi lainnya.

Tantangan lain yang dihadapi Komisi Pemilihan Umum yakni, tingkat partisipasi masyarakat (parmas) yang masih tidak menentu, mengapa partisipasi pemilih dianggap hal yang penting? itu karena, indikator keberhasilan suatu pemilu adalah setinggi apa tingkat partisipasi masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam mengikuti pesta demokrasi, selain itu tingkat partisipasi masyarakat juga menentukan sekuat apa legitimasi suatu pemerintah yang terpilih baik itu pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah.

Sehingga untuk memaksimalkan partisipasi pemilih tersebut, KPU RI selaku penyelenggara pemilihan melakukan sebuah terobosan melalui surat Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 630/PP.06-SD/06/KPU/VIII/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Relawan Demokrasi pada Pemilihan Serentak Tahun 2020, yakni sebuah gerakan masyarakat yang tergabung dalam Relawan Demokrasi (Relasi).

Relawan Demokrasi sendiri adalah sebuah gerakan sosial yang dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya apalagi pada Pemilihan Serentak Tahun 2020 ini dilaksanakan dalam masa pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada kesehatan, kondisi sosial politik, ekonomi masyarakat serta yang lebih parahnya lagi diprediksi oleh beberapa pihak akan menurunkan tingkat partispasi masyarakat.

Program ini melibatkan peran serta masyarakat yang menjadi pioneer dalam beberapa basis strategis yang telah dipetakan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. Kurangnya literasi politik serta pengetahuan masyarakat tentang pentingnya memilih

71

Potret SOSIALISASI Pemilihan Tahun 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

semua rakyatnya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Democracy means simply the bludgeoning of the people by the people for the people, kutipan dari Oscar Wilde, dramawan terkemuka di Irlandia, tentang pandangannya mengenai demokrasi.

Dalam penyelenggaraannya, demokrasi dijalankan dengan kriteria-kriteria praktik politik, salah-satunya dengan melakukan pemilihan umum sebagai sarana kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Dari hal tersebut diatas, dapat digambarkan bahwa sistem demokrasi ini mengharuskan pemimpin-pemimpin baik ditataran pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun wakil-wakil di parlemen tersebut dipilih secara, umum, rahasia, langsung, jujur dan adil serta transparan dan akuntabel melalui pemilihan umum (Pemilu). Pemilu juga digunakan sebagai sarana untuk melindungi kepastian hak politik rakyat untuk memilih dan dipilih.

Nah, untuk melaksanakan Pemilu agar berjalan sesuai apa yang diamanatkan Undang-Undang maka dibentuklah Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia melalui Keppres Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum untuk melaksanakan ketentuan UU No. 13 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.

Dalam perjalanannya, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia telah melalui banyak halang rintang, misalnya saja pada Pemilu tahun 2019 (Pileg dan Pilpres) yang memakan banyak korban jiwa dipihak penyelenggara oleh karena beban kerja yang sangat besar, sehingga pada Pemilihan Serentak tahun 2020, Komisi Pemilihan

Umum membuat beberapa aplikasi untuk menunjang dan mengurangi beban kerja petugas-petugas dilapangan seperti Sirekap, Sidalih, dan aplikasi-aplikasi lainnya.

Tantangan lain yang dihadapi Komisi Pemilihan Umum yakni, tingkat partisipasi masyarakat (parmas) yang masih tidak menentu, mengapa partisipasi pemilih dianggap hal yang penting? itu karena, indikator keberhasilan suatu pemilu adalah setinggi apa tingkat partisipasi masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam mengikuti pesta demokrasi, selain itu tingkat partisipasi masyarakat juga menentukan sekuat apa legitimasi suatu pemerintah yang terpilih baik itu pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah.

Sehingga untuk memaksimalkan partisipasi pemilih tersebut, KPU RI selaku penyelenggara pemilihan melakukan sebuah terobosan melalui surat Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 630/PP.06-SD/06/KPU/VIII/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Relawan Demokrasi pada Pemilihan Serentak Tahun 2020, yakni sebuah gerakan masyarakat yang tergabung dalam Relawan Demokrasi (Relasi).

Relawan Demokrasi sendiri adalah sebuah gerakan sosial yang dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya apalagi pada Pemilihan Serentak Tahun 2020 ini dilaksanakan dalam masa pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada kesehatan, kondisi sosial politik, ekonomi masyarakat serta yang lebih parahnya lagi diprediksi oleh beberapa pihak akan menurunkan tingkat partispasi masyarakat.

Program ini melibatkan peran serta masyarakat yang menjadi pioneer dalam beberapa basis strategis yang telah dipetakan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. Kurangnya literasi politik serta pengetahuan masyarakat tentang pentingnya memilih

dengan idealisme sendiri, mengakibatkan banyaknya masyarakat yang terjebak dalam politik pragmatis, juga menjadi alasan untuk menggagas Gerakan Relawan Demokrasi ini.

Selain itu, Gerakan ini juga diharapkan mampu melakukan sosialisasi tentang protokol kesehatan ditengah pandemi Covid-19 yang yang mana ketentuannya telah termuat dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2020 hingga masyarakat tidak perlu panik untuk menyalurkan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dengan kata lain gerakan ini sebagai perpanjangan tangan Komisi Pemilihan Umum untuk menjangkau masyarakat secara luas, dengan melibatkan masyarakat itu sendiri dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dan meningkatkan pemahaman politik masyarakat tentang pentingnya memilih, serta untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat untuk memilih ditengah pandemi Covid-19.

Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sendiri , sedikitnya ada 21 (dua puluh satu) relawan yang tergabung setelah melalui beberapa kali tahapan seleksi, dan terbagi dalam beberapa basis strategis, yaitu :

1, Basis Keluarga;

2. Basis Pemilih Pemula;

3. Basis Pemilih Muda;

4. Basis Pemilih Perempuan;

5. Basis Penyandang Disabilitas;

6. Basis Pemilih Berkebutuhan Khusus;

7. Basis Kaum Marginal;

8. Basis Komunitas;

9. Basis Keagamaan;

10. Basis Warga lnternet;

Basis-basis tersebut adalah basis yang telah di tentukan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia untuk menjadi sasaran sosialisasi.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Pemilihan Serentak Tahun 2020 sungguh sangat berbeda dengan pemilu dan pemilihan sebelumnya karena diselenggarakan ditengah wabah pandemi sangat meresahkan masyarakat dunia. Hal ini mengharuskan pihak penyelenggara yakni Komisi Pemilihan Umum untuk memanfaatkan fasilitas media sosial untuk bersosialisasi secara online, namun pada praktiknya penyelenggara juga menemukan hambatan yakni terbatasnya akses internet di beberapa daerah kecamatan di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, yakni di Kecamatan Pinolosian Timur, serta sebagian wilayah Kecamatan Pinolosian Tengah, yang berakibat pada kurang optimalnya sosialisasi secara online tersebut.

Pandemi Covid-19 juga berakibat pada dibatasinya jumlah peserta sosialisasi yang dilakukan para relawan oleh karena kurangnya fasilitas memadai untuk dilakukan sosialisasi sesuai ketentuan pada protokol kesehatan baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun Komisi Pemilihan Umum, yang mengakibatkan kurang luasnya cakupan masyarakat yang ikut terlibat dalam sosialisasi.

Dalam menyelenggarakan tahapan pemilihan, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan bisa dianggap berhasil dalam penyelenggaraan 2 (dua) pemilihan sekaligus, yaitu Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara dan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bolaang Mongondow Selatan yang ditandai dengan tidak adanya sengketa penyelenggaraan maupun hasil pemilihan, tingginya partisipasi masyarakat, serta tidak ditemukannya lonjakan

73

Potret SOSIALISASI Pemilihan Tahun 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

dengan idealisme sendiri, mengakibatkan banyaknya masyarakat yang terjebak dalam politik pragmatis, juga menjadi alasan untuk menggagas Gerakan Relawan Demokrasi ini.

Selain itu, Gerakan ini juga diharapkan mampu melakukan sosialisasi tentang protokol kesehatan ditengah pandemi Covid-19 yang yang mana ketentuannya telah termuat dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2020 hingga masyarakat tidak perlu panik untuk menyalurkan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dengan kata lain gerakan ini sebagai perpanjangan tangan Komisi Pemilihan Umum untuk menjangkau masyarakat secara luas, dengan melibatkan masyarakat itu sendiri dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dan meningkatkan pemahaman politik masyarakat tentang pentingnya memilih, serta untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat untuk memilih ditengah pandemi Covid-19.

Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sendiri , sedikitnya ada 21 (dua puluh satu) relawan yang tergabung setelah melalui beberapa kali tahapan seleksi, dan terbagi dalam beberapa basis strategis, yaitu :

1, Basis Keluarga;

2. Basis Pemilih Pemula;

3. Basis Pemilih Muda;

4. Basis Pemilih Perempuan;

5. Basis Penyandang Disabilitas;

6. Basis Pemilih Berkebutuhan Khusus;

7. Basis Kaum Marginal;

8. Basis Komunitas;

9. Basis Keagamaan;

10. Basis Warga lnternet;

Basis-basis tersebut adalah basis yang telah di tentukan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia untuk menjadi sasaran sosialisasi.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Pemilihan Serentak Tahun 2020 sungguh sangat berbeda dengan pemilu dan pemilihan sebelumnya karena diselenggarakan ditengah wabah pandemi sangat meresahkan masyarakat dunia. Hal ini mengharuskan pihak penyelenggara yakni Komisi Pemilihan Umum untuk memanfaatkan fasilitas media sosial untuk bersosialisasi secara online, namun pada praktiknya penyelenggara juga menemukan hambatan yakni terbatasnya akses internet di beberapa daerah kecamatan di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, yakni di Kecamatan Pinolosian Timur, serta sebagian wilayah Kecamatan Pinolosian Tengah, yang berakibat pada kurang optimalnya sosialisasi secara online tersebut.

Pandemi Covid-19 juga berakibat pada dibatasinya jumlah peserta sosialisasi yang dilakukan para relawan oleh karena kurangnya fasilitas memadai untuk dilakukan sosialisasi sesuai ketentuan pada protokol kesehatan baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun Komisi Pemilihan Umum, yang mengakibatkan kurang luasnya cakupan masyarakat yang ikut terlibat dalam sosialisasi.

Dalam menyelenggarakan tahapan pemilihan, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan bisa dianggap berhasil dalam penyelenggaraan 2 (dua) pemilihan sekaligus, yaitu Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara dan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bolaang Mongondow Selatan yang ditandai dengan tidak adanya sengketa penyelenggaraan maupun hasil pemilihan, tingginya partisipasi masyarakat, serta tidak ditemukannya lonjakan

kasus Covid-19 di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan pasca Pemilihan Serentak Tahun 2020.

Berikut tabel tentang tingkat partisipasi masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan:

(Sumber : Divisi Parmas KPU Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

TINGKAT PARMAS DPTDPTbTotalDPTDPTbDPPhTotal(%) 1BOLAANG UKI11.91619412.11010.9361944211.17292,25 2HELUMO4.390574.4474.1945734.25495,66 3POSIGADAN9.5861349.7209.07813459.21794,83 4TOMINI3.904303.9343.7513063.78796,26 5PINOLOSIAN7.579587.6377.02758117.09692,92 6PINOLOSIAN TENGAH4.445814.5264.1068164.19392,64 7PINOLOSIAN TIMUR5.563475.6105.0254735.07590,46 47.38360147.98444.1176017644.79493,35JUMLAH

DATA PEMILIHPENGGUNA HAK PILIH NOKECAMATAN

Tabel. 1 Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Tahun 2020

(Sumber : Divisi Parmas KPU Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

TINGKAT PARMAS DPTDPTbTotalDPTDPTbDPPhTotal(%) 1BOLAANG UKI11.91619412.11010.936194511.13591,95 2HELUMO4.390574.4474.1945704.25195,59 3POSIGADAN9.5861349.7209.07813419.21394,78 4TOMINI3.904303.9343.7513033.78496,19 5PINOLOSIAN7.579587.6377.0275837.08892,81 6PINOLOSIAN TENGAH4.445814.5264.1068104.18792,51 7PINOLOSIAN TIMUR5.563475.6105.0254725.07490,45 47.38360147.98444.1176011444.73293,22JUMLAH

DATA PEMILIHPENGGUNA HAK PILIH NOKECAMATAN

Tabel. 2 Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2020

75

Potret SOSIALISASI Pemilihan Tahun 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

kasus Covid-19 di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan pasca Pemilihan Serentak Tahun 2020.

Berikut tabel tentang tingkat partisipasi masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan:

(Sumber : Divisi Parmas KPU Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

TINGKAT PARMAS DPTDPTbTotalDPTDPTbDPPhTotal(%) 1BOLAANG UKI11.91619412.11010.9361944211.17292,25 2HELUMO4.390574.4474.1945734.25495,66 3POSIGADAN9.5861349.7209.07813459.21794,83 4TOMINI3.904303.9343.7513063.78796,26 5PINOLOSIAN7.579587.6377.02758117.09692,92 6PINOLOSIAN TENGAH4.445814.5264.1068164.19392,64 7PINOLOSIAN TIMUR5.563475.6105.0254735.07590,46 47.38360147.98444.1176017644.79493,35JUMLAH

DATA PEMILIHPENGGUNA HAK PILIH NOKECAMATAN

Tabel. 1 Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Tahun 2020

(Sumber : Divisi Parmas KPU Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

TINGKAT PARMAS DPTDPTbTotalDPTDPTbDPPhTotal(%) 1BOLAANG UKI11.91619412.11010.936194511.13591,95 2HELUMO4.390574.4474.1945704.25195,59 3POSIGADAN9.5861349.7209.07813419.21394,78 4TOMINI3.904303.9343.7513033.78496,19 5PINOLOSIAN7.579587.6377.0275837.08892,81 6PINOLOSIAN TENGAH4.445814.5264.1068104.18792,51 7PINOLOSIAN TIMUR5.563475.6105.0254725.07490,45 47.38360147.98444.1176011444.73293,22JUMLAH

DATA PEMILIHPENGGUNA HAK PILIH NOKECAMATAN

Tabel. 2 Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2020

Dari data tabel tingkat partisipasi masyarakat diatas dapat disimpulkan bahwa dari 47.383 data pemilih, tingkat partisipasi masyarakat pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Utara sebesar 93,35 persen sedangkan pada pemilihan bupati dan wakil bupati Bolaang Mongondow Selatan sebesar 93,22 persen. Dengan angka tersebut, hal itu termasuk yang tertinggi jika dibandingkan dengan data tingkat partisipasi diseluruh wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

Capaian yang luar biasa tersebut, tidak terlepas dari usaha-usaha yang dilakukan oleh Relawan Demokrasi (Relasi) yang telah berjuang secara maksimal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya baik dalam melaksanakan tugas pendidikan politik, maupun dalam melaksanakan sosialisasi protokol kesehatan dalam masa pandemi Covid-19.

Dalam melaksanakan tugas, para relawan demokrasi tentu tidak berjalan dengan mulus begitu saja, dihimpun dari berbagai laporan dari para relawan, yang paling banyak yakni saat turun door to door mereka disangka petugas kepolisian yang sedang melakukan sweeping masker hingga masyarakat menutupkan pintu, tidak adanya sarana yang memadai untuk dilakukan sosialisasi. Tidak kalah unik relawan atas nama Elpira Pakaya yang saat melakukan sosialisasi disangkanya petugas partai, salam yang tidak terjawab hingga ditinggalkan pada saat melakukan sosialisasi. Masalah-masalah tersebut sudah mereka anggap sebagai tantangan tersendiri dalam mengemban amanah sebagai Relawan Demokrasi yang memang tidak mudah. Ada pula strategi mengunjungi pertemuan-pertemuan kelompok masyarakat yang digunakan oleh salah seorang relawan yakni dengan memanfaatkan momen ditengah-tengah kegiatan arisan ibu rumah tangga, pertemuan karang taruna dan pengajian-pengajian majelis taklim.

Berikut pengalaman-pengalaman yang kami himpun dari para Relawan Demokrasi bentukan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang dikirim melalui whatsapp:

1. Relawan atas nama Fadli: Pengalaman selama menjadi relawan demokrasi Pemilihan Serentak tahun 2020. Awal saya turun sosialisasi di desa Bakida, saya langsung mendatangi masyarakat di daerah terpencil, yang ada di pegunungan walaupun banyak rintangan harus menyeberangi sungai yang sangat mengerikan, jalannya licin, walaupun banyak terpeleset tetap dilalui. Saya tetap melanjutkan perjalanan, tiba di tempat itu saya mengucapkan salam pada mereka, mereka menjawab sambil ketakutan karena saya datang pakai rompi dan masker sebelum saya membuka masker mereka sangat ketakutan jadi saya minta waktu sedikit mereka diam tidak menjawab pertanyaan saya, walaupun mereka tidak menjawab saya langsung saya menyampaikan materi sosialisasi tentang pemilihan, dan akhirnya mereka tahu bahwa saya adalah relawan demokrasi bentukan Komisi Pemilihan Umum”.

2. Rahmat Riyanto Abas, awal menjadi Relawan Demokrasi KPU Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan tahun 2020 di mulai ketika sebuah link berita yang memuat pengumuman rekrutmen Relawan Demokrasi tahun 2020 di kabupaten Bolaang Mongondow Selatan di share di grup whatsapp, setelah saya membaca seluruh persyaratan serta tugas dan tanggung jawab menjadi relawan, hati saya tergerak untuk ikut berpartisipasi.

Tepat dihari itu juga, saya mendatangi kantor KPU Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan memasukkan permohonan untuk dapat berpartisipasi. Disitulah awal cerita ini dimulai ketika

77

Potret SOSIALISASI Pemilihan Tahun 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

Dari data tabel tingkat partisipasi masyarakat diatas dapat disimpulkan bahwa dari 47.383 data pemilih, tingkat partisipasi masyarakat pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Utara sebesar 93,35 persen sedangkan pada pemilihan bupati dan wakil bupati Bolaang Mongondow Selatan sebesar 93,22 persen. Dengan angka tersebut, hal itu termasuk yang tertinggi jika dibandingkan dengan data tingkat partisipasi diseluruh wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

Capaian yang luar biasa tersebut, tidak terlepas dari usaha-usaha yang dilakukan oleh Relawan Demokrasi (Relasi) yang telah berjuang secara maksimal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya baik dalam melaksanakan tugas pendidikan politik, maupun dalam melaksanakan sosialisasi protokol kesehatan dalam masa pandemi Covid-19.

Dalam melaksanakan tugas, para relawan demokrasi tentu tidak berjalan dengan mulus begitu saja, dihimpun dari berbagai laporan dari para relawan, yang paling banyak yakni saat turun door to door mereka disangka petugas kepolisian yang sedang melakukan sweeping masker hingga masyarakat menutupkan pintu, tidak adanya sarana yang memadai untuk dilakukan sosialisasi. Tidak kalah unik relawan atas nama Elpira Pakaya yang saat melakukan sosialisasi disangkanya petugas partai, salam yang tidak terjawab hingga ditinggalkan pada saat melakukan sosialisasi. Masalah-masalah tersebut sudah mereka anggap sebagai tantangan tersendiri dalam mengemban amanah sebagai Relawan Demokrasi yang memang tidak mudah. Ada pula strategi mengunjungi pertemuan-pertemuan kelompok masyarakat yang digunakan oleh salah seorang relawan yakni dengan memanfaatkan momen ditengah-tengah kegiatan arisan ibu rumah tangga, pertemuan karang taruna dan pengajian-pengajian majelis taklim.

Berikut pengalaman-pengalaman yang kami himpun dari para Relawan Demokrasi bentukan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang dikirim melalui whatsapp:

1. Relawan atas nama Fadli: Pengalaman selama menjadi relawan demokrasi Pemilihan Serentak tahun 2020. Awal saya turun sosialisasi di desa Bakida, saya langsung mendatangi masyarakat di daerah terpencil, yang ada di pegunungan walaupun banyak rintangan harus menyeberangi sungai yang sangat mengerikan, jalannya licin, walaupun banyak terpeleset tetap dilalui. Saya tetap melanjutkan perjalanan, tiba di tempat itu saya mengucapkan salam pada mereka, mereka menjawab sambil ketakutan karena saya datang pakai rompi dan masker sebelum saya membuka masker mereka sangat ketakutan jadi saya minta waktu sedikit mereka diam tidak menjawab pertanyaan saya, walaupun mereka tidak menjawab saya langsung saya menyampaikan materi sosialisasi tentang pemilihan, dan akhirnya mereka tahu bahwa saya adalah relawan demokrasi bentukan Komisi Pemilihan Umum”.

2. Rahmat Riyanto Abas, awal menjadi Relawan Demokrasi KPU Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan tahun 2020 di mulai

2. Rahmat Riyanto Abas, awal menjadi Relawan Demokrasi KPU Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan tahun 2020 di mulai