• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotesis Tindakan

Dalam dokumen ZULMAHDI, S.Pd NIP (Halaman 21-0)

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis membuat suatu hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui Penggunaan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat Aceh Barat.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2016/2017. Adapun pembagian waktu penelitian dapat diperinci seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Pembagian Waktu Penelitian

No Kegiatan

Waktu

Agustus September Oktober 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 4

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran .

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat, selain itu salah satu tujuan yang dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran IPA khususnya dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera.

19

B. Subjek Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yaitu Melalui Penggunaan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IV materi cara memelihara kesehatan panca indera pelajaran IPA pada SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat Aceh Barat, maka subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 siswa

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, sebagai subjek penelitian.

Data yang dikumpulkan dari siswa meliputi data hasil tes tertulis. Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang terdiri atas materi cara memelihara kesehatan panca indera. Selain siswa sebagai sumber data, penulis juga menggunakan teman sejawat sesama guru kelas sebagai sumber data.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi cara memelihara kesehatan panca indera. Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas kemampuan memahami materi cara memelihara

kesehatan panca indera pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai mata pelajaran IPA.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data meliputi:

a. Tes tertulis, terdiri atas 20 butir soal.

b. Non tes, meliputi lembar observasi dan dokumen.

E. Validasi Data

Validasi data meliputi validasi hasil belajar dan validasi proses pembelajaran.

1. Validasi hasil belajar

Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoretis dan validasi empiris. Validasi teoretis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas tampilan tes, validitas isi dan validitas kostruksi. Validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal, penulisan butir-butis soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor.

2. Validasi proses pembelajaran

Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat kolaborasi dengan guru kelas yang mengajar bidang studi IPA.

Triangulasi metode dilakukan dengan penggunaan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran IPA.

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif, yang meliputi:

1. Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II.

2. Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

2) penyiapan skenario pembelajaran.

b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

1) pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,

2) proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran menggunakan Media gambar seri.

3) secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran menggunakan Media gambar seri dilengkapi lembar kerja siswa,

4) memodelkan strategi dan langkah-langkah pembelajaran menggunakan Media gambar seri

5) mengadakan observasi tentang proses pembelajaran, 6) mengadakan tes tertulis,

7) penilaian hasil tes tertulis.

c. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.

d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus I.

2. Siklus II

1. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

a. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

b. penyiapan skenario pembelajaran.

2. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

a. pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal, b. pembelajaran menggunakan menggunakan Media gambar seri,

c. siswa untuk menerapkan strategi pembelajaran menggunakan Media gambar seri, diikuti kegiatan kuis

d. mengadakan observasi tentang proses pembelajaran, e. mengadakan tes tertulis,

f. penilaian hasil tes tertulis.

3. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes serta hasil praktek sehingga diketahui hasilnya,

4. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus II.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa, sehingga siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan. Disamping itu dalam menyampaikan materi guru tanpa menggunakan media.

Pada penyajian ini tampak siswa kurang semangat, beberapa anak kurang memeperhatikan penjelasan guru, bahkan ada yang sibuk bermain sendiri. Ketika diberi kesempatan untuk bertanya tidak ada yang bertanya. Begitu juga ketika menyelesaikan soal banyak siswa yang menggantungkan diri pada teman sebangku. Suasana tampak sunyi karena sudah diberi tahu oleh guru bahwa yang ramai akan berdiri di depan kelas.

Melihat kondisi pembelajaran yang monoton,suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada nilai yang diperoleh siswa kelas IV sebelum siklus I ( pra siklus) seperti pada tabel 2. Banyak siswa belum mencapai ketuntasan belajar minimal. Hal ini diindikasikan pada capaian nilai hasil belajar di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 6,50 .

25

Tabel 2.

Gambar 4.1 Grafik Hasil Tes Pra Siklus

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk grafik diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 5

% atau sebanyak 1 siswa , yang mendapat nilai B (baik) sebanyak 25.% atau sebanyak 5 siswa dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 25 % atau 5 siswa , dan yang mendapat nilai kurang 30 % atau sebanyak 6 siswa , sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 15 % atau sebanyak 3 siswa.

Rentang nilai

Dari hasil tes seperti tersebut diatas, sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar, hanya sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel dibawah ini

Tabel 3

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Persen

1 Tuntas 6 30 %

2 Belum Tuntas 14 70 %

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data pada tabel 4.3 tersebut di atas, diketahui bahwa pada kondisi awal ini terdapat 6 siswa ( 30 % ) yang memiliki nilai di atas KKM sebesar 6,50 yang dinyatakan tuntas belajar dan 14 siswa ( 70 % ) memiliki nilai dibawah KKM yang dinyatakan belum tuntas belajar, hal ini seperti terlihat pada grafik dibawah ini:

30%

70%

Tuntas

Belum Tuntas

Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus

Hasil nilai pra siklus I yang diperoleh dari hasil tes awal dapat ditunjukan seperti dalam tabel berikut ini:

No Keterangan Nilai

1 Nilai Tertinggi 8,50

2 Nilai Terendah 3,00

3 Nilai Rata-rata 5,75

Untuk memperjelas nilai tertinggi, terendah dan rata-rata di atas, dapat di gambarkan dalam grafik berikut ini :

8.50

Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-rata Pra Siklus

B. Deskripsi Hasil Siklus I a. Perencanaan Tindakan

a. Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

Pemilihan materi dan penyusunan rencana pelasaksanaan pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah cara memelihara kesehatan panca indera. Berdasarkan materi yang dipilih tersebut, kemudian disusun ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Masing-masing RPP diberikan alokasi waktu sebanyak 2 x 35 menit,

artinya setiap RPP disampaikan dalam 1 kali tatap muka. Dengan demikian, selama siklus I terjadi 2 kali tatap muka.

b. Pembentukan kelompok-kelompok belajar

Pada siklus I, siswa dalam satu kelas dibagi menjadi 8 kelompok kecil dengan memperhatikan heterogenitas baik kemampuan, gender.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Tatap Muka

Tatap muka I dan II dengan RPP tentang cara memelihara kesehatan panca indera. Metode pembelajaran yang digunakan adalah Media gambar seri dengan panduan Lembar Kerja Siswa ( LKS). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut;

1) Guru secara klasikal menjelaskan strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa.

2) Secara kelompok siswa berdiskusi menyelesaikan LKS.

3) Kelompok yang mendapat skor paling tinggi mendapat hadiah.

4) Guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes.

5) Guru menilai hasil evaluasi.

6) Guru memberikan tindak lanjut.

Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus I, guru tidak lagi mentransfer materi pada siswa, tapi siswa secara aktif bekerja sama dalam kelompok untuk mencari materi serta mendiskusikannya . Siswa tampak aktif dan

bergairah dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini mereka saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk berkompetisi dengan kelompok lain dalam menyelesaikan lembar kerja siswa .Suasana pembelajaran lebih menyenangkan nampak semua siswa bergairah dalam mengikuti pelajaran.

b. Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada saat kegiatan tatap muka setelah selesai diskusi. Kegiatan wawancara dilaksanakan oleh guru terhadap beberapa anggota kelompok. Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perasaan siswa dalam memahami materi dengan Media gambar seri. Hasil wawancara juga digunakan sebagai bahan refleksi.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu guru kelas (teman sejawat) pada SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan dan ketepatan siswa dalam memahami materi pemerintahan desa. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus II.

0

Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I

No

Gambar 8 Grafik hasil tes Siklus I

50%

50%

Tuntas Belum Tuntas

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa (10 %), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 8 siswa atau (40 %), sedangkan dari jumlah 20 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 7 siswa (35 %) , sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 3 siswa (15 %), sedangkan yang mendapat nilai D (sangat kurang) tidak ada atau 0 % .

Tabel 6

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I

No Ketuntasan Jumlah Siswa

Jumlah Persen

1. Tuntas 10 50 %

2. Belum Tuntas 10 50 %

Jumlah 20 100 %

Tabel ketuntasan diatas diperjelas pada grafik dibawah ini :

Gambar 9. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I

Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 20 siswa terdapat 10 atau 50 % yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 10 siswa atau 10

% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan

bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 8 , nilai terendah 2, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 6,67, seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 7

Rata-rata Hasil Tes siklus I

No Keterangan Nilai

1 Nilai tertinggi 9,00

2 Nilai Terendah 4,00

3 Nilai Rata-rata 6,50

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan data tabel 7 di atas, dapat digambarkan dengan grafik berikut

9.00

Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah Kriteria ketuntasan Minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak

14 siswa dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 10 anak. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 5,75 menjadi 6,50. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I, seperti disajikan dalam tabel 9 berikut ini.

Tabel 8.

Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I No Hasil tes dengan gambar grafik dibawah ini :

3

Gambar 11. Grafik Perbandingan hasil tes pra siklus dan Siklus I

Peningkatan Ketuntasan belajar siswa tampak pada tabel dibawah ini, jika dibandingkan hasil pra siklus dan siklus I.dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 9.

Perbandingan Ketuntasan Belajar antara Pra Siklus dengan Siklus I

No Ketuntasan

Jumlah Siswa

Pra Siklus Siklus I

Jumlah Persen Jumlah Persen

1. Tuntas 6 30 % 10 50 %

2. Belum Tuntas 14 70 % 10 50 %

Jumlah 20 100 % 20 20

Tabel perbandingan ketuntasan dapat diperjelas dengan diagram dibawah ini

6

Gambar 12. Grafik Ketuntasan Pra siklus dan siklus I

Peningkatan hasil rata- rata kelas nampak ada perubahan pra siklus dengan siklus Tabel 10

Perbandingan nilai rata-rata Pra Siklus dan Siklus I tersaji dalam Tabel berikut :

No Keterangan Pra siklus Siklus I

1 Nilai tertinggi 8,50 9,00

2 Nilai terendah 3,00 4,00

3 Nilai rata- rata 5,75 6,50

Dari tabel 10 dapat diperjelas dengan diagram dibawah ini :

8.509.00

Nilai tertinggi Nilai Terendah Nilai rata- rata

Pra Siklus Siklus I

Gambar 13.Grafik nilai rata- rata pra siklus dan siklus I

Berdasarkan data pada tabel 10 di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan Media gambar seri mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada materi cara memelihara kesehatan panca indera.

Oleh karena itu, rata-rata kelas pun mengalami kenaikan menjadi 6,50. Walaupun

sudah terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil tersebut belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran, karena sebagian siswa beranggapan bahwa kegiatan secara kelompok akan mendapat prestasi yang sama. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II.

C. Deskripsi Hasil Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut.

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pemilihan materi dan penyusunan rencana pelasaksanaan pembelajaran Dalam siklus II, pada hakikatnya merupakan perbaikan atas kondisi siklus I. Materi pelajaran dalam siklus II adalah cara memelihara panca indera.

Atas dasar materi pelajaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut adalah 2 x 35 menit dengan 2 kali tatap muka.

b. Pembentukan kelompok siswa

Pada siklus II, strategi pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran menggunakan Media gambar seri dikemas dalam bentuk kuis yang dikompetisikan antar kelompok,sehingga siswa dibagi menjadi 5

kelompok untuk memperebutakan penempatan letak peta secara benar tepat dan cepat

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Tatap Muka

Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi cara memelihara kesehatan panca indera. Media pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dengan peta konsep. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Guru secara klasikal menjelaskan strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa

2) Secara kelompok siswa mencari dan mempelajari materi melalui buku pelajaran IPA kelas IV..

3) Secara kelompok siswa berdiskusi menyelesaikan LKS..

4) Siswa juga menyelesaikan tugas secara individu

5) Kelompok yang mendapat skor paling tinggi mendapat penghargaan berupa bintang untuk dikumpulkan siswa sebagai salah satu bukti keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

6) Guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes.

7) Guru menilai hasil evaluasi.

8) Guru memberikan tindak lanjut.

Pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II siswa masih belajar secara kelompok, namun dalam kegiatan kelompok ini siswa tertantang untuk lebih mandiri dalam menguasai materi. Karena disamping belajar secara kelompok , namun mereka antar individu harus berkompetisi secara pribadi .

b. Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami, memadukan dengan mata pelajaran lain. Disamping itu, wawancara digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Hasil wawancara digunakan sebagai bahan refleksi.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu guru kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi.

3. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada siklus II dapat dideskripsikan seperti pada tabel 11 berikut ini.

.Tabel 11

Rekap Hasil Nilai Tes Siklus II No Hasil

(Angka)

Hasil

(Huruf) Arti Lambang Jumlah

Siswa Persen

Dari tabel 11 tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut

0

Gambar 15. Diagram hasil nilai siklus II

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 20 % atau 4 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 60 % atau 12 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 20 % atau sebanyak 4 siswa.Sedangkan yang mendapat nilai D ( kurang) dan mendapat nilai E (sangat kurang) tidak ada lagi. Adapun persentase ketuntasan dapat dilhat pada tabel berikut ini :

80

Gambar 16. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 16 siswa (80 %) yang berarti sudah ada peningkatan . Rata-rata kelas pun menjadi meningkat Hasil Nilai Rata- Rata-rata Siklus II dapat diperjelas di bawah ini :

Tabel 13

Rata-rata Hasil Tes siklus II

No Keterangan Nilai

1 Nilai tertinggi 10,00

2 Nilai Terendah 5,00

3 Nilai Rata-rata 7.50

Sumber : Data yang diolah

10.00

Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata- rata

Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata- rata

Gambar17. Grafik nilai Rata- rata siklus II 4. Refleksi

Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran menggunakan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa . Untuk lebih jelasnya pada tabel 14 berikut dipaparkan hasil refleksi pada siklus II.

Tabel 14

Perbandingan Hasil Nilai Tes Model Siklus I dan Siklus II No Hasil Tes Jumlah Siswa yang Berhasil

Siklus I Siklus II

Dari tabel 14 tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Gambar 18. Grafik Perbandingan hasil belajar siklus I dan II.

Jika dibandingkan antara keadaan kondisi awal , siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa saat kondisi awal rata- rata kelas sebesar 5,75, sedangkan nilai rata- rata kelas siklus I sudah ada peningkatan menjadi 6,50. Adapun kenaikan rata – rata pada siklus II menjadi 7,50. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini :

Tabel 15

Perbandingan Hasil Tes Pra siklus, siklus I dan Siklus II

NO HasilLambang Angka

Hasil

Evaluasi Arti Lambang Pra Siklus Model Siklus I

Peningkatan hasil tes kemampuan belajar siswa dapat ditunjukkan melalui gambar grafik di bawah ini :

0

Pra siklus siklus I Siklus II

Tuntas

Gambar19. Grafik perbandingan kondisi pra siklus, siklus I dan siklus II Tabel 16

Perbandingan ketuntasan nilai rata- rata Pra siklus, siklus I dan siklus II Tabel 4.16 Perbandingan Nilai Rata-rata antara Pra Siklus, Siklus I dan

Perbandingan ketuntasan dan nilai rata- rata kelas pra siklus , siklus I dan Siklus II dapat diperjelas dengan grafik dibawah ini :

Gambar 20. Perbandingan Ketuntasan dan Nilai Rata- rata pra siklus I, siklus II

Atas dasar informasi pada tabel 15 dan 16 di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa pembelajaran menggunakan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA khususnya dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera pada siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2016/ 2017. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut.

1.Pembahasan Pra Siklus I 1).Hasil Belajar

Pada awalnya siswa kelas IV, nilai rata- rata pelajaran IPA sangat rendah,yang jelas salah satunya disebabkan karena luasnya kompetensi dasar yang harus dikuasainya dan perlu daya ingat yang setia sebelum dilakukan tindakan guru memberi tes.Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 20 siswa terdapat 6 atau 30 % yang baru mencapai ketuntasan belajar dengan skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 14 siswa atau 70 % belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu sebesar 6,50. Sedangkan hasil nilai pra siklus I terdapat nilai tertinggi adalah 8,50, nilai terendah 3,00, dengan rata-rata kelas sebesar 5,75.

2) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton.

2.Pembahasan Siklus I

Hasil Tindakan pembelajaran pada siklus I, berupa hasil tes dan non tes.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut :

1) Hasil Belajar

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa (10 %), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 8 siswa atau (40 %), sedangkan dari jumlah 28 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 7 siswa (35 %) , sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 3 siswa (15 %), sedangkan yang mendapat nilai D (sangat kurang) tidak ada atau 0 %.

Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 20 siswa terdapat 10 atau 50 % yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 10 siswa atau 50

% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari Hasil nilai siklus I dapat dijelaskan

% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari Hasil nilai siklus I dapat dijelaskan

Dalam dokumen ZULMAHDI, S.Pd NIP (Halaman 21-0)

Dokumen terkait