• Tidak ada hasil yang ditemukan

ZULMAHDI, S.Pd NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ZULMAHDI, S.Pd NIP"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PANCA INDERA PELAJARAN IPA PADA SD NEGERI UPT IV KR. HAMPA

ACEH BARAT

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan Untuk Memenuhi salah satu Syarat Kenaikan Pangkat/golongan melalui angka kredit

Dari III/c Ke III/d

Oleh

ZULMAHDI, S.Pd

NIP. 19781018 200504 1 001

Guru SD Negeri UPT IV KR. Hampa

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT

DINAS PENDIDIKAN

SD NEGERI UPT IV KR. HAMPA 2020

(2)

v

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Beberapa Pengertian ... 6

2. Macam-macam Media pembelajaran ……… ... 12

3. Manfaat Penggunaan Media Gambar Seri ... 13

4. Faktor yang Mempengaruhi prestasi belajar siswa……… ... 14

5. Media pembelajaran Media Gambar Seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ... 17

B. Hipotesis Tindakan ... 18

BAB III. METODE PENELITIAN ... 19

A. Setting Penelitian ... 19

B. Subyek Penelitian ... 20

C. Sumber Data ... 20

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 20

E. Validasi Data ... 21

F. Analisis Data ... 22

G. Prosedur Penelitian ... 22

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Hasil Penelitian ... 25

B. Deskripsi Hasil Siklus I ... 28

C. Deskripsi Hasil Siklus II ... 37

D. Pembahasan ... 45

E. Hasil Penelitian ... 52

(3)

vi

DAFTAR PUSTAKA ... 56 LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Surat Keterangan sudah melaksanakan Penelitian ...

2. Instrumen yang digunakan...

3. Bukti fisik (berupa dokumen)...

4. Foto Kegiatan ...

BIODATA PENULIS...

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sukses dan keberhasilan dalam belajar mengajar peran guru sangat menunjang dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Untuk memperbaiki strategi belajar, guru perlu menentukan dan membuat perencanaan pengajaran secara seksama. Hal tersebut menuntut adanya perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas. Strategi belajar mengajar, penggunaan media pengajaran maupun perilaku dan sikap guru dalam mengelola proses belajar mengajar sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mempermudah siswa dalam menerapkan pengetahuannya di masyarakat dan lingkungannya.

Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas IV SD Negeri UPT IV KR.

Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat tahun pelajaran 2016-2017 semester I secara umum masih rendah terutama pelajaran IPA. Penulis sebagai guru pada kelas IV dengan jumlah siswa 20 orang terdiri 7 orang siswa perempuan dan 13 orang siswa laki-laki.

Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa hanya 6 siswa (30 %) saja yang sudah mencapai kriteria ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 6,50 sedangkan 14 (70 %) siswa yang lainnya harus diremedialkan, walaupun pada hakikatnya dalam pembelajaran IPA sehari-hari guru sudah menjelaskan secara lisan, ditulis di papan tulis, memberi contoh, bahkan memberikan soal-soal latihan dan juga siswa sudah diberi kesempatan untuk bertanya ketika guru mengajar,

1

(5)

namun sedikit sekali mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru balik bertanya hanya beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar, dikarenakan siswa tersebut memang pandai di kelasnya,dan bila diberi tes harian rata-rata hasilnya rendah.

Menurut pengamatan penulis sebagai guru SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat bahwa pembelajaran IPA sebenarnya merupakan pembelajaran yang sangat menyenangkan dapat dilaksanakan dengan berbagai metode dan media yang sangat menarik minat siswa untuk mempelajari sesuatu yang ada dilingkungan.

Penulis mengharapkan siswa mampu menggunakan berbagai media dalam pembelajaran IPA,terutama dengan menggunakan media gambar seri,dimana siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pengajaran sehingga dapat mencapai KKM pada akhir penyajian sebuah KD dan semua indikatornya 85 %.

Penulis perlu menemukan penyebab terjadinya kesenjangan sehingga kemampuan siswa tidak mencapai KKM yang diharapkan, kemungkinan strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran tidak sesuai dengan standar proses.

Untuk mengatasi kesanjangan tersebut penulis akan berupaya meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penggunaan media gambar seri.

Upaya harus dilakukan untuk memulai tuntutan lulusan yang kompetitif adalah menyelaraskan kegiatan pembelajaran dengan nuansa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diindikasikan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam membangun gagasan/pengetahuan oleh masing-masing individu baik di dalam maupun diluar lingkungan sekolah dengan media mengajar yang dapat

(6)

membuat siswa kreatif dalam proses pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti ingin mengkaji lebih mendalam terhadap masalah ini, sehingga ditetapan judul penelitian ini “Melalui Penggunaan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IV materi cara memelihara kesehatan panca indera pelajaran IPA pada SD Negeri UPT IV KR. Hampa Aceh Barat”.

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian latar belakang di atas dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah dengan menggunakan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera di kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat?

2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa dengan menggunakan media gambar seri pada materi cara memelihara kesehatan panca indera di kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat?

3. Bagaimanakah respon siswa dengan menggunakan media gambar seri pada materi cara memelihara kesehatan panca indera di kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat?

(7)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pernyataan penulis yang telah dirumuskan,tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera di kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat dengan menggunakan Media gambar seri

2. Untuk mengetahui bagaimanakah prestasi belajar siswa dengan menggunakan media gambar seri pada materi cara memelihara kesehatan panca indera di kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah respon siswa dengan menggunakan media gambar seri pada materi cara memelihara kesehatan panca indera di kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:

1) Bagi siswa

Dapat meningkatkan Prestasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

2) Bagi guru

(8)

Agar dapat menambah wawasan dan informasi tentang pilihan berbagai bentuk- bentuk media pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA.

3) Bagi Sekolah

Merupakan sumbangan positif dan bahan masukan untuk kemajuan sekolah.

(9)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Beberapa Pengertian

Untuk menghindari kesalah pahaman para pembaca terhadap istilah - istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan terhadap istilah- istilah tersebut. Adapun istilah-istilah yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia peningkatan merupakan proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). Jadi peningkatan hasil belajar dapat diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan siswa.

b. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah prestasi yang telah dicapai dari serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan perubahan pengetahuan atau kemahiran yang ada didalam dirinya. Prestasi belajar juga dapat disebut sebagai tingkat keberprestasian yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan suatu aktifitas dalam belajar.

c. Media

Pengertian media menurut Surahmad (2007:16) adalah sebagai berikut: “ media adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan“. Menurut

6

(10)

Sardiman (2008:2 7) pengertian media pendidikan adalah “ segala sesuatau yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat ;merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat anak didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi

“. Media adalah alat bantu yang di gunakan guru dalam proses belajar mengajar. Mengajar dengan menggunakan alat bantu dapat menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan komunikasi antara guru dan siswa.

Media atau alat bantu tersebut dapat berupa benda langsung atau tidak langsung yang bertujuan untuk membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa dalam belajar. Dalam hal ini media pendidikan merupakan salah satu sarana yang ikut menunjang proses belajar mengajar. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Lutuheru (2008:14) bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut , media pembelajaran memiliki manfaat besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus mampu menarik perhatian siswa pada proses pembelajaran dan merangsang kegiatan belajar siswa.

d. Media Gambar Seri

Media gambar seri merupakan salah satu jenis media visual atau grafis.

Sesuai dengan pendapat Arief S. Sadiman, dkk (2007: 29) yang

(11)

menyatakan bahwa media grafis meliputi gambar / foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta dan globe.

Media ini juga disebut dengan flow chart atau gambar susun. Media gambar seri dapat dibuat dari kertas manila lebar yang berisi beberapa buah gambar atau dibuat dari kertas biasa yang berisi beberapa buah gambar kemudian dibagikan kepada siswa. Gambar tersebut berhubungan satu sama lain sehingga merupakan rangkaian cerita. Setiap gambar diberi nomor urut sesuai dengan jalan cerita.

Menurut Djamarah dan Zain (dalam Hasnindah, 2011: 8), secara umum media dapat diklarifiksikan atas tiga jenis, yaitu; media auditif (mengandalkan kemampuan suara), media visual (mempunyai unsur gambar), dan media audio-visual (mempunyai unsur suara dan gambar). Media yang dimaksud dalam kajian ini adalah media gambar seri dalam pembelajaran yang hanya mempunyai unsur gambar, berupa gambar seri sebagai media visual.

Sapari (dalam Hasnindah, 2011: 8) mengemukakan bahwa : Media gambar seri merupakan serangkaian gambar yang terdiri dari 2 hingga 6 gambar yang menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat dijadikan alur pemikiran siswa dalam mengarang, setiap gambar dapat dijadikan paragraf.

Pendapat di atas menegaskan bahwa media gambar seri adalah media yang berisi gambar-gambar berseri, di mana setiap gambar memiliki kaitan antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing gambar dalam media gambar seri mengandung makna adanya alur dalam suatu cerita secara

(12)

bergambar yang harus disusun dengan baik. Jadi, penyusunan gambar harus sesuai dengan alur cerita yang seharusnya sehingga mengandung makna tertentu, dan gambar-gambar tersebut dapat dibuat dalam bentuk cerita atau karangan yang menarik.

Keberadaan media pembelajaran seperi media gambar seri memiliki fungsi dan manfaat tertentu sehingga dapat mendukung proses pembelajaran yang berkualitas. Fungsi dan maanfaat media pembelajaran akan sangat terkait dengan bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan, seperti media gambar yang sifatnya berseri atau terdiri dari beberapa gambar yang memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan yang lainnya.

Media gambar seri merupakan jenis media visual atau hanya mempunyai unsur gambar. Adapun fungsi media visual dalam pembelajaran menurut Levie & Lentz (dalam Arsyad, 2011: 16), yaitu: “fungsi afensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris”. Keempat fungsi media visual tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1) Fungsi atensi dari media visual, seperti media gambar seri yang dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap isi pelajaran yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Contohnya, ketika siswa bosan mendengarkan ceramah guru, maka guru memperlihatkan gambar- gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran. Ini dapat menarik perhatian dan konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran karena adanya media yang dapat dilihat langsung.

(13)

2) Fungsi afektif dari media visual, seperti media gambar seri yang diperagakan oleh guru akan menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan belajar siswa akan lebih meningkat melalui penggunaan gambar seri. Penggunaan gambar seri diupayakan menggugah perasaan siswa tentang berbagai peristiwa melalui gambar-gambar yang disajikan secara berseri.

3) Fungsi kognitif dari media visual, seperti gambar seri akan dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Jadi, penggunaan media gambar seri sebagai media visual akan meningkatkan daya pikir siswa terhadap materi pelajaran.

4) Fungsi kompensatoris dari media visual, seperti media gambar seri akan memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan dapat mengingat kembali. Hal ini sangat penting dalam mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal, karena murid dapat melihat secara langsung dan mengaitkan dengan materi pelajaran.

5) Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa media memiliki fungsi yang sangat luas dan penting, terlebih dalam dunia pendidikan, sebagaimana digunakan guru dalam proses pembelajaran. Walaupun

(14)

dalam pengadaan dan pemanfaatannya senantiasa masih menghadapi berbagai kendala, baik karena tidak disiapkan oleh pihak sekolah maupun keterbatasan kemampuan guru dalam membuat dan menggunakan media pembelajaran, seperti gambar seri.

Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2011: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah : Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa untuk menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan.

Berdasarkan pendapat di atas, jelas betapa besar manfaat media pembelajaran seperti media gambar seri, karena membantu tercapainya proses pembelajaran yang optimal, baik dalam memudahkan bagi guru saat mengajar maupun bagi siswa dalam memahami materi pelajaran.

(15)

e. Panca Indera

Alat indera adalah alat tubuh yang berguna untuk mengetahui keadaan di luar tubuh. Alat indera ada lima, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Kelima alat indra itu disebut panca indera.

Pada setiap alat indera terdapat saraf. Saraf ini akan menerima rangsang dari luar tubuh. Kemudian, saraf mengirim rangsang itu ke otak. Saat rangsang diterima otak dengan baik, maka kita dapat melihat, mendengar, membau, mengecap, atau meraba. Alat indera harus dirawat dengan baik.

Jika alat indera rusak, tubuh kita tidak dapat bekerja dengan baik.

Akibatnya kita tidak dapat menikmati keadaaan sekitar.

2. Macam-macam Media pembelajaran

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat digunakan berbagai jenis media pendidikan. Beraneka ragamnya jenis media pendidikan yang ingin dicapai, dan adanya perbedaan tingkat perkembangan anak didik itu sendiri. Pada umumnya media pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis ialah alat- alat visual yang dapat dilihat misalnya : film strip, papan tulis, gambar-gambar, chart, grafik, poster dan peta rekaman pada tape rekorder. alat-alat yang dapat dilihat dan didengar misalnya film, televisi dan benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan misalnya model, specemen dan lean boxes. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa jenis media pendidikan selain dari buku-buku yang kiranya dapat membantu atau menunjang proses belajar mengajar IPA pada Sekolah Dasar.

(16)

Untuk melaksanakan pengajaran IPA di sekolah dituntut adanya guru-guru yang berpengetahuan luas, yang ada hubungannya dengan bidang studi IPA yang diajarkan,sehingga guru-guru lebih mudah berinisiatif dalam hubungan perkembangan pelaksanaan metoda eksperimen dengan lengkap media yang digunakan, sehingga siswa lebih mudah memperoleh ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru.

Semua jenis media yang digunakan merupakan suatu proses yang sangat baik dalam menerapkan konsep dasar kepada anak didik, sehingga anak didik dalam menerima pelajaran yang diajarkan dan ilmu pengetahuan yang dia miliki akan lebih banyak dimanfaatkan untuk dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari.

Media yang sangat baik dan tepat adalah apabila media tersebu dapat membantu siswa dalam memudahkan analisa materi yang sedang dipelajari dengan menghubungkan pengetahuan-pengetahuan siswa yang telah dimiliki sebelumnya.

Sebaliknya jika penggunaan jenis media pengajaran yang sedang tidak tepat dan tidak sesuai dengan materi yang sedang di ajarkan, dapat memberikan kejenuhan dan memaksa siswa untuk menerima materi pelajaran tersebut.

3. Manfaat Penggunaan Media Gambar Seri

Media gambar seri merupakan salah satu media pembelajaran yang mempunyai beberapa manfaat yaitu:

1. Sifatnya konkrit, Maksudnya gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda/

peristiwa dapat dibawa kedalam kelas, dan tidak selalu bisa anak – anak

(17)

dibawa keobjek / peristiwa tersebut. Media kartu huruf bergambar dapat mengatasi masalah tersebut.

3. Media kartu huruf bergambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sela atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.

4. Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

5. Media gambar seri harganya murah dan mudah didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.

Dengan menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran siswa lebih mudah dan cepat dalam mencapai materi. Siswa pun dapat menyelesaikan berbagai tugas secara menyenangkan dengan menghasilkan yang lebih menarik, cepat penyelesaiannya sehingga tidak membosankan bagi siswa. Dengan demikian diharapkan hasil dari pembelajaran menggunakan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang efektif. Para pakar bidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa .Dengan diketahuinya faktor- faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar, para pelaksana maupun pelaku

(18)

kegiatan belajar dapat memberi investasi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya disbanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah.

Faktor psikologis yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar. Faktor- faktor tersebut diantaranya:

- Adanya keinginan untuk tahu

- Agar mendapatkan simpat dari orang lain.

- Untuk memperbaiki kegagalan - Untuk mendapatkan rasa aman b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah dan masyarakat.

1. Faktor yang berasal dari orang tua

Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagai cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat

(19)

dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter atau cara laisses faire. Cara atau tipe mendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikannya dan ada pula kekurangannya.

Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas.

Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak tidak akan masuk terlalu dalam.

Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.

Dalam kaitan dengan hal ini, Arikunto (2008:18) menyebutkan,

“ Di dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berubah menjadi situasi pendidikan, yaitu bila orang tua memperhatikan anak, misalnya anak ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata, motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak.

2. Faktor yang berasal dari sekolah

(20)

Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatiannya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ketrampilan, kemampuan dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.

3. Faktor yang berasal dari masyarakat

Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor yang bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhinya.

5. Media Pembelajaran Gambar Seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Media gambar seri merupakan alat Bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada ketika dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan siswa guna untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA.

Penggunaan media tersebut sebagai salah satu alat bantu yang di gunakan guru dalam proses belajar mengajar. Mengajar dengan menggunakan alat bantu

(21)

dapat menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan komunikasi antara guru dan siswa. Media atau alat bantu tersebut dapat berupa benda langsung atau tidak langsung yang bertujuan untuk membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa dalam belajar. Dalam hal ini media pendidikan merupakan salah satu sarana yang ikut menunjang proses belajar mengajar.

Mengingat betapa penting peran media pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar maka dalam setiap pembelajaran hendaknya menggunakan media pendidikan. Media pendidikan yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakter siswa dan juga dikenal oleh siswa. Media yang dikenal siswa adalah media gambar seri.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis membuat suatu hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui Penggunaan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat Aceh Barat.

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2016/2017. Adapun pembagian waktu penelitian dapat diperinci seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Pembagian Waktu Penelitian

No Kegiatan

Waktu

Agustus September Oktober 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 4

1 Pengajuan proposal

2 Penyusunan rancangan

penelitian

3 Pelaksanaan siklus I

4 Analisis hasil siklus I

5 Pelaksanaan siklus II

6 Analisis hasil siklus II

7 Penulisan hasil penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran .

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat, selain itu salah satu tujuan yang dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran IPA khususnya dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera.

19

(23)

B. Subjek Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yaitu Melalui Penggunaan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IV materi cara memelihara kesehatan panca indera pelajaran IPA pada SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat Aceh Barat, maka subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 siswa

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, sebagai subjek penelitian.

Data yang dikumpulkan dari siswa meliputi data hasil tes tertulis. Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang terdiri atas materi cara memelihara kesehatan panca indera. Selain siswa sebagai sumber data, penulis juga menggunakan teman sejawat sesama guru kelas sebagai sumber data.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi cara memelihara kesehatan panca indera. Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas kemampuan memahami materi cara memelihara

(24)

kesehatan panca indera pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai mata pelajaran IPA.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data meliputi:

a. Tes tertulis, terdiri atas 20 butir soal.

b. Non tes, meliputi lembar observasi dan dokumen.

E. Validasi Data

Validasi data meliputi validasi hasil belajar dan validasi proses pembelajaran.

1. Validasi hasil belajar

Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoretis dan validasi empiris. Validasi teoretis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas tampilan tes, validitas isi dan validitas kostruksi. Validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal, penulisan butir-butis soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor.

2. Validasi proses pembelajaran

Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat kolaborasi dengan guru kelas yang mengajar bidang studi IPA.

(25)

Triangulasi metode dilakukan dengan penggunaan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran IPA.

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif, yang meliputi:

1. Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II.

2. Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

2) penyiapan skenario pembelajaran.

b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

1) pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,

(26)

2) proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran menggunakan Media gambar seri.

3) secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran menggunakan Media gambar seri dilengkapi lembar kerja siswa,

4) memodelkan strategi dan langkah-langkah pembelajaran menggunakan Media gambar seri

5) mengadakan observasi tentang proses pembelajaran, 6) mengadakan tes tertulis,

7) penilaian hasil tes tertulis.

c. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.

d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus I.

2. Siklus II

1. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

a. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

b. penyiapan skenario pembelajaran.

2. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

a. pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal, b. pembelajaran menggunakan menggunakan Media gambar seri,

c. siswa untuk menerapkan strategi pembelajaran menggunakan Media gambar seri, diikuti kegiatan kuis

(27)

d. mengadakan observasi tentang proses pembelajaran, e. mengadakan tes tertulis,

f. penilaian hasil tes tertulis.

3. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes serta hasil praktek sehingga diketahui hasilnya,

4. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus II.

(28)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa, sehingga siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan. Disamping itu dalam menyampaikan materi guru tanpa menggunakan media.

Pada penyajian ini tampak siswa kurang semangat, beberapa anak kurang memeperhatikan penjelasan guru, bahkan ada yang sibuk bermain sendiri. Ketika diberi kesempatan untuk bertanya tidak ada yang bertanya. Begitu juga ketika menyelesaikan soal banyak siswa yang menggantungkan diri pada teman sebangku. Suasana tampak sunyi karena sudah diberi tahu oleh guru bahwa yang ramai akan berdiri di depan kelas.

Melihat kondisi pembelajaran yang monoton,suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada nilai yang diperoleh siswa kelas IV sebelum siklus I ( pra siklus) seperti pada tabel 2. Banyak siswa belum mencapai ketuntasan belajar minimal. Hal ini diindikasikan pada capaian nilai hasil belajar di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 6,50 .

25

(29)

Tabel 2.

Nilai Tes Pra Siklus

No Hasil ( Angka )

Hasil

( Huruf ) Arti Lambang Jumlah

Siswa Persen

1 85-100 A Sangat Baik 1 5 %

2 75-84 B Baik 5 25 %

3 65-74 C Cukup 5 25 %

4 55-64 D Kurang 6 30 %

5 <54 E Sangat Kurang 3 15%

Jumlah 20 100 %

Untuk memperjelas data dari tabel 2 dapat dibuat histogram sebagai berikut :

0 5 10 15 20 25 30

<54 55-64 65-74 75-84 85-100

Gambar 4.1 Grafik Hasil Tes Pra Siklus

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk grafik diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 5

% atau sebanyak 1 siswa , yang mendapat nilai B (baik) sebanyak 25.% atau sebanyak 5 siswa dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 25 % atau 5 siswa , dan yang mendapat nilai kurang 30 % atau sebanyak 6 siswa , sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 15 % atau sebanyak 3 siswa.

Rentang nilai

(30)

Dari hasil tes seperti tersebut diatas, sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar, hanya sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel dibawah ini

Tabel 3

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Persen

1 Tuntas 6 30 %

2 Belum Tuntas 14 70 %

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data pada tabel 4.3 tersebut di atas, diketahui bahwa pada kondisi awal ini terdapat 6 siswa ( 30 % ) yang memiliki nilai di atas KKM sebesar 6,50 yang dinyatakan tuntas belajar dan 14 siswa ( 70 % ) memiliki nilai dibawah KKM yang dinyatakan belum tuntas belajar, hal ini seperti terlihat pada grafik dibawah ini:

30%

70%

Tuntas

Belum Tuntas

Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus

(31)

Hasil nilai pra siklus I yang diperoleh dari hasil tes awal dapat ditunjukan seperti dalam tabel berikut ini:

No Keterangan Nilai

1 Nilai Tertinggi 8,50

2 Nilai Terendah 3,00

3 Nilai Rata-rata 5,75

Untuk memperjelas nilai tertinggi, terendah dan rata-rata di atas, dapat di gambarkan dalam grafik berikut ini :

8.50

3.00

5.75

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata

Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-rata Pra Siklus

B. Deskripsi Hasil Siklus I a. Perencanaan Tindakan

a. Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

Pemilihan materi dan penyusunan rencana pelasaksanaan pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah cara memelihara kesehatan panca indera. Berdasarkan materi yang dipilih tersebut, kemudian disusun ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Masing-masing RPP diberikan alokasi waktu sebanyak 2 x 35 menit,

(32)

artinya setiap RPP disampaikan dalam 1 kali tatap muka. Dengan demikian, selama siklus I terjadi 2 kali tatap muka.

b. Pembentukan kelompok-kelompok belajar

Pada siklus I, siswa dalam satu kelas dibagi menjadi 8 kelompok kecil dengan memperhatikan heterogenitas baik kemampuan, gender.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Tatap Muka

Tatap muka I dan II dengan RPP tentang cara memelihara kesehatan panca indera. Metode pembelajaran yang digunakan adalah Media gambar seri dengan panduan Lembar Kerja Siswa ( LKS). Adapun langkah- langkahnya sebagai berikut;

1) Guru secara klasikal menjelaskan strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa.

2) Secara kelompok siswa berdiskusi menyelesaikan LKS.

3) Kelompok yang mendapat skor paling tinggi mendapat hadiah.

4) Guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes.

5) Guru menilai hasil evaluasi.

6) Guru memberikan tindak lanjut.

Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus I, guru tidak lagi mentransfer materi pada siswa, tapi siswa secara aktif bekerja sama dalam kelompok untuk mencari materi serta mendiskusikannya . Siswa tampak aktif dan

(33)

bergairah dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini mereka saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk berkompetisi dengan kelompok lain dalam menyelesaikan lembar kerja siswa .Suasana pembelajaran lebih menyenangkan nampak semua siswa bergairah dalam mengikuti pelajaran.

b. Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada saat kegiatan tatap muka setelah selesai diskusi. Kegiatan wawancara dilaksanakan oleh guru terhadap beberapa anggota kelompok. Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perasaan siswa dalam memahami materi dengan Media gambar seri. Hasil wawancara juga digunakan sebagai bahan refleksi.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu guru kelas (teman sejawat) pada SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan dan ketepatan siswa dalam memahami materi pemerintahan desa. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus II.

(34)

0 5 10 15 20 25 30 35 40

<54 55-64 65-74 75-84 85-100

sangat kurang kurang Cukup baik sangat baik

c. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada siklus I dapat dideskripsikan seperti pada tabel 5 berikut ini. Untuk memperjelas data hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5

Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I

No

Hasil (Angka)

Hasil

( Huruf) Arti Lambang Jumlah

Siswa Persen

1 85-100 A Sangat baik 2 10%

2 75-84 B Baik 8 40 %

3 65-74 C Cukup 7 35 %

4 55-64 D Kurang 3 15 %

5 <54 E Sangat Kurang - -

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data tabel 5 di atas, dapat digambarkan dengan grafik dibawah ini :

Gambar 8 Grafik hasil tes Siklus I

(35)

50%

50%

Tuntas Belum Tuntas

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa (10 %), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 8 siswa atau (40 %), sedangkan dari jumlah 20 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 7 siswa (35 %) , sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 3 siswa (15 %), sedangkan yang mendapat nilai D (sangat kurang) tidak ada atau 0 % .

Tabel 6

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I

No Ketuntasan Jumlah Siswa

Jumlah Persen

1. Tuntas 10 50 %

2. Belum Tuntas 10 50 %

Jumlah 20 100 %

Tabel ketuntasan diatas diperjelas pada grafik dibawah ini :

Gambar 9. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I

Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 20 siswa terdapat 10 atau 50 % yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 10 siswa atau 10

% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan

(36)

bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 8 , nilai terendah 2, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 6,67, seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 7

Rata-rata Hasil Tes siklus I

No Keterangan Nilai

1 Nilai tertinggi 9,00

2 Nilai Terendah 4,00

3 Nilai Rata-rata 6,50

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan data tabel 7 di atas, dapat digambarkan dengan grafik berikut

9.00

4.00

6.50

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00

Nilai rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi

Gambar 10. Grafik nilai rata-rata siklus I

d. Refleksi

Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah Kriteria ketuntasan Minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak

(37)

14 siswa dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 10 anak. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 5,75 menjadi 6,50. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I, seperti disajikan dalam tabel 9 berikut ini.

Tabel 8.

Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I No Hasil tes

(dalam huruf )

Jumlah siswa yang berhasil Pra siklus Siklus I

1 A (85 -100) 1 2

2 B (75-84) 5 8

3 C (65-74) 5 7

4 D (55-64) 6 3

5 E (< 54) 3 -

Jumlah 20 20

Peningkatan hasil tes kemampuan belajar siswa dapat ditunjukkan dengan gambar grafik dibawah ini :

3 6

5 5

1

0 3

7 8

2

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Pra siklus siklus I

(< 54) (55-64) (65-74) (75-84) (85 -100)

Gambar 11. Grafik Perbandingan hasil tes pra siklus dan Siklus I

(38)

Peningkatan Ketuntasan belajar siswa tampak pada tabel dibawah ini, jika dibandingkan hasil pra siklus dan siklus I.dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 9.

Perbandingan Ketuntasan Belajar antara Pra Siklus dengan Siklus I

No Ketuntasan

Jumlah Siswa

Pra Siklus Siklus I

Jumlah Persen Jumlah Persen

1. Tuntas 6 30 % 10 50 %

2. Belum Tuntas 14 70 % 10 50 %

Jumlah 20 100 % 20 20

Tabel perbandingan ketuntasan dapat diperjelas dengan diagram dibawah ini

6

10

14

10

0 2 4 6 8 10 12 14

Tuntas Belum Tuntas

Pra siklus Siklus I

Gambar 12. Grafik Ketuntasan Pra siklus dan siklus I

(39)

Peningkatan hasil rata- rata kelas nampak ada perubahan pra siklus dengan siklus Tabel 10

Perbandingan nilai rata-rata Pra Siklus dan Siklus I tersaji dalam Tabel berikut :

No Keterangan Pra siklus Siklus I

1 Nilai tertinggi 8,50 9,00

2 Nilai terendah 3,00 4,00

3 Nilai rata- rata 5,75 6,50

Dari tabel 10 dapat diperjelas dengan diagram dibawah ini :

8.509.00

3.00 4.00

5.75 6.50

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00

Nilai tertinggi Nilai Terendah Nilai rata- rata

Pra Siklus Siklus I

Gambar 13.Grafik nilai rata- rata pra siklus dan siklus I

Berdasarkan data pada tabel 10 di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan Media gambar seri mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada materi cara memelihara kesehatan panca indera.

Oleh karena itu, rata-rata kelas pun mengalami kenaikan menjadi 6,50. Walaupun

(40)

sudah terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil tersebut belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran, karena sebagian siswa beranggapan bahwa kegiatan secara kelompok akan mendapat prestasi yang sama. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II.

C. Deskripsi Hasil Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut.

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pemilihan materi dan penyusunan rencana pelasaksanaan pembelajaran Dalam siklus II, pada hakikatnya merupakan perbaikan atas kondisi siklus I. Materi pelajaran dalam siklus II adalah cara memelihara panca indera.

Atas dasar materi pelajaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut adalah 2 x 35 menit dengan 2 kali tatap muka.

b. Pembentukan kelompok siswa

Pada siklus II, strategi pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran menggunakan Media gambar seri dikemas dalam bentuk kuis yang dikompetisikan antar kelompok,sehingga siswa dibagi menjadi 5

(41)

kelompok untuk memperebutakan penempatan letak peta secara benar tepat dan cepat

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Tatap Muka

Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi cara memelihara kesehatan panca indera. Media pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dengan peta konsep. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Guru secara klasikal menjelaskan strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa

2) Secara kelompok siswa mencari dan mempelajari materi melalui buku pelajaran IPA kelas IV..

3) Secara kelompok siswa berdiskusi menyelesaikan LKS..

4) Siswa juga menyelesaikan tugas secara individu

5) Kelompok yang mendapat skor paling tinggi mendapat penghargaan berupa bintang untuk dikumpulkan siswa sebagai salah satu bukti keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

6) Guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes.

7) Guru menilai hasil evaluasi.

8) Guru memberikan tindak lanjut.

(42)

Pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II siswa masih belajar secara kelompok, namun dalam kegiatan kelompok ini siswa tertantang untuk lebih mandiri dalam menguasai materi. Karena disamping belajar secara kelompok , namun mereka antar individu harus berkompetisi secara pribadi .

b. Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami, memadukan dengan mata pelajaran lain. Disamping itu, wawancara digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Hasil wawancara digunakan sebagai bahan refleksi.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu guru kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi.

3. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada siklus II dapat dideskripsikan seperti pada tabel 11 berikut ini.

(43)

.Tabel 11

Rekap Hasil Nilai Tes Siklus II No Hasil

(Angka)

Hasil

(Huruf) Arti Lambang Jumlah

Siswa Persen

1 85-100 A Sangat Baik 4 20 %

2 75-84 B Baik 12 60 %

3 65-74 C Cukup 4 20 %

4 55-64 D Kurang - -

5 <54 E Sangat Kurang - -

Jumlah 20 100%

Dari tabel 11 tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut

0 2 4 6 8 10 12

<54 55-64 65-74 75-84 85-100

Siklus II

Gambar 15. Diagram hasil nilai siklus II

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 20 % atau 4 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 60 % atau 12 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 20 % atau sebanyak 4 siswa.Sedangkan yang mendapat nilai D ( kurang) dan mendapat nilai E (sangat kurang) tidak ada lagi. Adapun persentase ketuntasan dapat dilhat pada tabel berikut ini :

(44)

80 20

Tuntas Belum tuntas

Tabel 12.

Ketuntasan Belajar Siklus II

No Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persen

1. Tuntas 16 80 %

2. Belum Tuntas 4 20 %

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data tabel di atas dapat digambarkan seperti grafik di bawah ini:

Gambar 16. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 16 siswa (80 %) yang berarti sudah ada peningkatan . Rata- rata kelas pun menjadi meningkat Hasil Nilai Rata- rata Siklus II dapat diperjelas di bawah ini :

Tabel 13

Rata-rata Hasil Tes siklus II

No Keterangan Nilai

1 Nilai tertinggi 10,00

2 Nilai Terendah 5,00

3 Nilai Rata-rata 7.50

Sumber : Data yang diolah

(45)

10.00

5.00

7.50

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00

Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata- rata

Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata- rata

Gambar17. Grafik nilai Rata- rata siklus II 4. Refleksi

Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran menggunakan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa . Untuk lebih jelasnya pada tabel 14 berikut dipaparkan hasil refleksi pada siklus II.

Tabel 14

Perbandingan Hasil Nilai Tes Model Siklus I dan Siklus II No Hasil Tes Jumlah Siswa yang Berhasil

Siklus I Siklus II 1 A (85 -100)

2 4

2 B (75-84)

8 12

3 C (65-74)

7 4

4 D (55-64)

3 -

5 E (< 54)

- -

Jumlah 20 20

(46)

Dari tabel 14 tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut:

0 2 4 6 8 10 12

<54 55-64 65-74 75-84 85-100

Siklus I Siklus II

Gambar 18. Grafik Perbandingan hasil belajar siklus I dan II.

Jika dibandingkan antara keadaan kondisi awal , siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa saat kondisi awal rata- rata kelas sebesar 5,75, sedangkan nilai rata- rata kelas siklus I sudah ada peningkatan menjadi 6,50. Adapun kenaikan rata – rata pada siklus II menjadi 7,50. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini :

Tabel 15

Perbandingan Hasil Tes Pra siklus, siklus I dan Siklus II

NO HasilLambang Angka

Hasil

Evaluasi Arti Lambang Pra Siklus Model Siklus I

Model Siklus II

1 85-100 A Sangat Baik 1 2 4

2 75-84 B Baik 5 8 12

3 65-74 C Cukup 5 7 4

4 55-64 D Kurang 6 3 -

5 <54 E Sangat Kurang 3 - -

Jumlah 20 20 20

Peningkatan hasil tes kemampuan belajar siswa dapat ditunjukkan melalui gambar grafik di bawah ini :

(47)

0 2 4 6 8 10

Pra siklus siklus I Siklus II

Tuntas Belum tuntas Nilai rata- rata

0 2 4 6 8 10 12

<54 55-64 65-74 75-84 85-100

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar19. Grafik perbandingan kondisi pra siklus, siklus I dan siklus II Tabel 16

Perbandingan ketuntasan nilai rata- rata Pra siklus, siklus I dan siklus II Tabel 4.16 Perbandingan Nilai Rata-rata antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Keterangan

Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Nilai Tertinggi 8,50 9,00 10,00

2 Nilai Terendah 3,00 4,00 5,00

3 Nilai Rata-rata 5,75 6,50 7.50

Perbandingan ketuntasan dan nilai rata- rata kelas pra siklus , siklus I dan Siklus II dapat diperjelas dengan grafik dibawah ini :

Gambar 20. Perbandingan Ketuntasan dan Nilai Rata- rata pra siklus I, siklus II

(48)

Atas dasar informasi pada tabel 15 dan 16 di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa pembelajaran menggunakan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA khususnya dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera pada siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2016/ 2017. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut.

1.Pembahasan Pra Siklus I 1).Hasil Belajar

Pada awalnya siswa kelas IV, nilai rata- rata pelajaran IPA sangat rendah,yang jelas salah satunya disebabkan karena luasnya kompetensi dasar yang harus dikuasainya dan perlu daya ingat yang setia sebelum dilakukan tindakan guru memberi tes.Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 20 siswa terdapat 6 atau 30 % yang baru mencapai ketuntasan belajar dengan skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 14 siswa atau 70 % belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu sebesar 6,50. Sedangkan hasil nilai pra siklus I terdapat nilai tertinggi adalah 8,50, nilai terendah 3,00, dengan rata-rata kelas sebesar 5,75.

2) Proses Pembelajaran

(49)

Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton.

2.Pembahasan Siklus I

Hasil Tindakan pembelajaran pada siklus I, berupa hasil tes dan non tes.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut :

1) Hasil Belajar

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa (10 %), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 8 siswa atau (40 %), sedangkan dari jumlah 28 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 7 siswa (35 %) , sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 3 siswa (15 %), sedangkan yang mendapat nilai D (sangat kurang) tidak ada atau 0 %.

Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 20 siswa terdapat 10 atau 50 % yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 10 siswa atau 50

% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari Hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 9,00 , nilai terendah 4,00, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 6,50.

(50)

2)Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran . Hal ini dikarenakan kegiatan yang bersifat kelompok ada anggapan bahwa prestasi maupun nilai yang di dapat secara kelompok . Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik , karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan permainan serta perlu kecermatan dan ketepatan . Ada interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok , serta antar kelompok. Masing-masing siswa ada peningkatan latihan bertanya dan menjwab antar kelompok , sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Terjalin kerjasama inter dan antar kelompok. Ada persaingan positif antar kelompok mereka saling berkompetisi untuk memperoleh penghargaan dan menunjukkan untuk jati diri pada siswa.

Hasil antara kondisi awal dengan siklus I menyebabkan adanya perubahan walau belum bisa optimal, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar . Dari hasil tes akhir siklus I ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal atau sebelum dilakukan tindakan. Perbandingan tersebut dapat disajikan pada tabel berikut :

(51)

Tabel 17

Perbandingan kegiatan dan hasil pada pra siklus dan siklus I

NO Pra Siklus Siklus I

1 Tindakan Tindakan

Pembelajaran konvensional , tanpa menggunakan media

Penerapan Pembelajaran menggunakan Media gambar seri

2 Hasil Belajar Hasil Belajar

o Ketuntasan o Ketuntasan

~ Tuntas : 6 ( 30%) ~ Tuntas : 10 (50 %)

~ Belum tuntas : 12 ( 70%) ~ Belum tuntas : 10 (40 %) o Nilai Tertinggi : 8,50 o Nilai Tertinggi : 9,00 o Nilai terendah : 3,00 o Nilai terendah : 4,00 o Nilai rata- rata :

5,75

o Nilai rata- rata : 6,5 o Refleksi

Nilai rata- rata meningkat 0,75

= 0,75/5,75 x100% =13.04 % 2 Proses belajar Proses belajar

o Proses pembelajaran pasif

o Proses pembelajaran ada perubahan , siswa mulai aktif

o Siswa kurang terlibat

dalam proses

pembelajaran

o Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran

o Siswa hanya

mendengarkan , kadang mencatat

o Siswa mencari dan menemukan materi,mencatat dan mengkomunikas ikan antar teman dalam kelompok maupun antar kelompok

o Belum

memanfaatkan media pembelajaran yang tepat

o Sudah memanfaatkan media pembelajaran sesuai materi

o Belum tumbuh kreatifitas dan kerjasama antar teman

o Kreatifitas, kerjasama, tanggung jawab mulai tampak

o Sebagian kecil indera yang aktif

o Sebagian besar alat indera aktif

Dari hasil refleksi siklus I dapat disimpulkan bahwa melalui Penggunaan Media gambar seri siswa mengalami peningkatan nilai baik secara individu

(52)

maupun tingkat ketuntasan belajar yang mencapai 50 %. Demikian juga dengan nilai rata – rata kelas ada kenaikan sebesar 13.04 % . Pada siklus I ini belum semua siswa mencapai ketuntasan karena ada sebagian siswa beranggapan bahwa tugas kelompok akan mendapatkan nilai yang sama bagi setiap anggota kelompok, sehingga ada yang menyerahkan penyelesaiannya pada teman yang mereka anggap lebih mampu. Dari hasil observasi pada proses pembelajaran dinyatakan telah terjadi pembelajaran yang aktif.

2.Pembahasan Siklus II

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil tes dan non tes, Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut .

1. Hasil Belajar

Dari pelaksanan tindakan siklus II dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 20 % atau 4 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 60 % atau 12 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 20 % atau sebanyak 4 siswa.Sedangkan yang mendapat nilai D ( kurang) dan mendapat nilai E (sangat kurang) tidak ada lagi,sedangkan nilai rata-rata kelas 7,50

2) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran . Hal ini dikarenakan sekalipun

(53)

kegiatan bersifat kelompok namun ada tugas individual yang harus dipertanggung jawabkan, karena ada kompetisi kelompok maupun kompetisi individu. Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan permainan perlu kecermatan dan ketepatan . Ada interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok , serta antar kelompok. Masing- masing siswa ada peningkatan latihan bertanya jawab dan bisa mengkaitkan dengan mata pelajaran lain maupun pengetahuan umum, sehingga disamping terlatih ketrampilan bertanya jawab , siswa terlatih berargumentasi. Ada persaingan positif antar kelompok untuk penghargaan dan menunjukkan jati diri pada siswa.

Hasil antara siklusI dengan siklus II ada perubahan secara signifikan , hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar . dari hasil tes akhir siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I.

Peningkatan hasil belajar maupun ketuntasan tersebut dapat disajikan pada tabel 18 dibawah ini :

Tabel 18.

Perbandingan kegiatan dan hasil pada siklus I dan siklus II

NO Siklus I Siklus II

1 Tindakan Tindakan

Pembelajaran menggunakan Media gambar seri

Penerapan pembelajaran menggunakan Media gambar seri

2 Hasil Belajar Hasil Belajar

Gambar

Tabel 3.1.  Pembagian Waktu Penelitian
Gambar 4.1 Grafik Hasil Tes Pra Siklus
Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-rata Pra Siklus
Gambar 8 Grafik hasil tes Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian heparin pada pasien yang dirawat di ruang ICU akan. meningkatkan nilai PT

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar dalam penulisan Laporan Akhir ini tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka penulis membatasi

Berdasarkan hasil penelitian secara individual atau parsial yaitu antara kurs rupiah terhadap dollar dan harga ekspor TPT Jawa Tengah menunjukkan bahwa

Sistem Informasi Kepegawaian di Kantor Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Bungo pada hakikatnya adalah sistem informasi yang berfungsi menyediakan informasi

Identifikasi hama dan patogen penyakit dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dengan menggunakan

Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro nduweni Tradhisi Balang Sega (TBS) kang ditindakake saben setaun sepisan sawise panen pari. Tradhisi

Melakukan rekapitulasi data hasil pelaksanaan kegiatan pabrik setiap hari..

Hal yang sama juga di sampaikan oleh narasumber 2 yang mengatakan, “Omset perusahaan mengalami peningkatan terlihat dari permintaan pasar yang terus meningkat.” Dengan