• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Penelitian

Dalam dokumen ZULMAHDI, S.Pd NIP (Halaman 7-0)

BAB I. PENDAHULUAN

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pernyataan penulis yang telah dirumuskan,tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera di kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat dengan menggunakan Media gambar seri

2. Untuk mengetahui bagaimanakah prestasi belajar siswa dengan menggunakan media gambar seri pada materi cara memelihara kesehatan panca indera di kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah respon siswa dengan menggunakan media gambar seri pada materi cara memelihara kesehatan panca indera di kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:

1) Bagi siswa

Dapat meningkatkan Prestasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

2) Bagi guru

Agar dapat menambah wawasan dan informasi tentang pilihan berbagai bentuk- bentuk media pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA.

3) Bagi Sekolah

Merupakan sumbangan positif dan bahan masukan untuk kemajuan sekolah.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Beberapa Pengertian

Untuk menghindari kesalah pahaman para pembaca terhadap istilah -istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan terhadap istilah- istilah tersebut. Adapun istilah-istilah yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia peningkatan merupakan proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). Jadi peningkatan hasil belajar dapat diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan siswa.

b. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah prestasi yang telah dicapai dari serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan perubahan pengetahuan atau kemahiran yang ada didalam dirinya. Prestasi belajar juga dapat disebut sebagai tingkat keberprestasian yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan suatu aktifitas dalam belajar.

c. Media

Pengertian media menurut Surahmad (2007:16) adalah sebagai berikut: “ media adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan“. Menurut

6

Sardiman (2008:2 7) pengertian media pendidikan adalah “ segala sesuatau yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat ;merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat anak didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi

“. Media adalah alat bantu yang di gunakan guru dalam proses belajar mengajar. Mengajar dengan menggunakan alat bantu dapat menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan komunikasi antara guru dan siswa.

Media atau alat bantu tersebut dapat berupa benda langsung atau tidak langsung yang bertujuan untuk membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa dalam belajar. Dalam hal ini media pendidikan merupakan salah satu sarana yang ikut menunjang proses belajar mengajar. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Lutuheru (2008:14) bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut , media pembelajaran memiliki manfaat besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus mampu menarik perhatian siswa pada proses pembelajaran dan merangsang kegiatan belajar siswa.

d. Media Gambar Seri

Media gambar seri merupakan salah satu jenis media visual atau grafis.

Sesuai dengan pendapat Arief S. Sadiman, dkk (2007: 29) yang

menyatakan bahwa media grafis meliputi gambar / foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta dan globe.

Media ini juga disebut dengan flow chart atau gambar susun. Media gambar seri dapat dibuat dari kertas manila lebar yang berisi beberapa buah gambar atau dibuat dari kertas biasa yang berisi beberapa buah gambar kemudian dibagikan kepada siswa. Gambar tersebut berhubungan satu sama lain sehingga merupakan rangkaian cerita. Setiap gambar diberi nomor urut sesuai dengan jalan cerita.

Menurut Djamarah dan Zain (dalam Hasnindah, 2011: 8), secara umum media dapat diklarifiksikan atas tiga jenis, yaitu; media auditif (mengandalkan kemampuan suara), media visual (mempunyai unsur gambar), dan media audio-visual (mempunyai unsur suara dan gambar). Media yang dimaksud dalam kajian ini adalah media gambar seri dalam pembelajaran yang hanya mempunyai unsur gambar, berupa gambar seri sebagai media visual.

Sapari (dalam Hasnindah, 2011: 8) mengemukakan bahwa : Media gambar seri merupakan serangkaian gambar yang terdiri dari 2 hingga 6 gambar yang menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat dijadikan alur pemikiran siswa dalam mengarang, setiap gambar dapat dijadikan paragraf.

Pendapat di atas menegaskan bahwa media gambar seri adalah media yang berisi gambar-gambar berseri, di mana setiap gambar memiliki kaitan antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing gambar dalam media gambar seri mengandung makna adanya alur dalam suatu cerita secara

bergambar yang harus disusun dengan baik. Jadi, penyusunan gambar harus sesuai dengan alur cerita yang seharusnya sehingga mengandung makna tertentu, dan gambar-gambar tersebut dapat dibuat dalam bentuk cerita atau karangan yang menarik.

Keberadaan media pembelajaran seperi media gambar seri memiliki fungsi dan manfaat tertentu sehingga dapat mendukung proses pembelajaran yang berkualitas. Fungsi dan maanfaat media pembelajaran akan sangat terkait dengan bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan, seperti media gambar yang sifatnya berseri atau terdiri dari beberapa gambar yang memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan yang lainnya.

Media gambar seri merupakan jenis media visual atau hanya mempunyai unsur gambar. Adapun fungsi media visual dalam pembelajaran menurut Levie & Lentz (dalam Arsyad, 2011: 16), yaitu: “fungsi afensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris”. Keempat fungsi media visual tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1) Fungsi atensi dari media visual, seperti media gambar seri yang dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap isi pelajaran yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Contohnya, ketika siswa bosan mendengarkan ceramah guru, maka guru memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran. Ini dapat menarik perhatian dan konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran karena adanya media yang dapat dilihat langsung.

2) Fungsi afektif dari media visual, seperti media gambar seri yang diperagakan oleh guru akan menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan belajar siswa akan lebih meningkat melalui penggunaan gambar seri. Penggunaan gambar seri diupayakan menggugah perasaan siswa tentang berbagai peristiwa melalui gambar-gambar yang disajikan secara berseri.

3) Fungsi kognitif dari media visual, seperti gambar seri akan dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Jadi, penggunaan media gambar seri sebagai media visual akan meningkatkan daya pikir siswa terhadap materi pelajaran.

4) Fungsi kompensatoris dari media visual, seperti media gambar seri akan memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan dapat mengingat kembali. Hal ini sangat penting dalam mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal, karena murid dapat melihat secara langsung dan mengaitkan dengan materi pelajaran.

5) Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa media memiliki fungsi yang sangat luas dan penting, terlebih dalam dunia pendidikan, sebagaimana digunakan guru dalam proses pembelajaran. Walaupun

dalam pengadaan dan pemanfaatannya senantiasa masih menghadapi berbagai kendala, baik karena tidak disiapkan oleh pihak sekolah maupun keterbatasan kemampuan guru dalam membuat dan menggunakan media pembelajaran, seperti gambar seri.

Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2011: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah : Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa untuk menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan.

Berdasarkan pendapat di atas, jelas betapa besar manfaat media pembelajaran seperti media gambar seri, karena membantu tercapainya proses pembelajaran yang optimal, baik dalam memudahkan bagi guru saat mengajar maupun bagi siswa dalam memahami materi pelajaran.

e. Panca Indera

Alat indera adalah alat tubuh yang berguna untuk mengetahui keadaan di luar tubuh. Alat indera ada lima, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Kelima alat indra itu disebut panca indera.

Pada setiap alat indera terdapat saraf. Saraf ini akan menerima rangsang dari luar tubuh. Kemudian, saraf mengirim rangsang itu ke otak. Saat rangsang diterima otak dengan baik, maka kita dapat melihat, mendengar, membau, mengecap, atau meraba. Alat indera harus dirawat dengan baik.

Jika alat indera rusak, tubuh kita tidak dapat bekerja dengan baik.

Akibatnya kita tidak dapat menikmati keadaaan sekitar.

2. Macam-macam Media pembelajaran

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat digunakan berbagai jenis media pendidikan. Beraneka ragamnya jenis media pendidikan yang ingin dicapai, dan adanya perbedaan tingkat perkembangan anak didik itu sendiri. Pada umumnya media pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis ialah alat-alat visual yang dapat dilihat misalnya : film strip, papan tulis, gambar-gambar, chart, grafik, poster dan peta rekaman pada tape rekorder. alat-alat yang dapat dilihat dan didengar misalnya film, televisi dan benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan misalnya model, specemen dan lean boxes. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa jenis media pendidikan selain dari buku-buku yang kiranya dapat membantu atau menunjang proses belajar mengajar IPA pada Sekolah Dasar.

Untuk melaksanakan pengajaran IPA di sekolah dituntut adanya guru-guru yang berpengetahuan luas, yang ada hubungannya dengan bidang studi IPA yang diajarkan,sehingga guru-guru lebih mudah berinisiatif dalam hubungan perkembangan pelaksanaan metoda eksperimen dengan lengkap media yang digunakan, sehingga siswa lebih mudah memperoleh ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru.

Semua jenis media yang digunakan merupakan suatu proses yang sangat baik dalam menerapkan konsep dasar kepada anak didik, sehingga anak didik dalam menerima pelajaran yang diajarkan dan ilmu pengetahuan yang dia miliki akan lebih banyak dimanfaatkan untuk dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari.

Media yang sangat baik dan tepat adalah apabila media tersebu dapat membantu siswa dalam memudahkan analisa materi yang sedang dipelajari dengan menghubungkan pengetahuan-pengetahuan siswa yang telah dimiliki sebelumnya.

Sebaliknya jika penggunaan jenis media pengajaran yang sedang tidak tepat dan tidak sesuai dengan materi yang sedang di ajarkan, dapat memberikan kejenuhan dan memaksa siswa untuk menerima materi pelajaran tersebut.

3. Manfaat Penggunaan Media Gambar Seri

Media gambar seri merupakan salah satu media pembelajaran yang mempunyai beberapa manfaat yaitu:

1. Sifatnya konkrit, Maksudnya gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda/

peristiwa dapat dibawa kedalam kelas, dan tidak selalu bisa anak – anak

dibawa keobjek / peristiwa tersebut. Media kartu huruf bergambar dapat mengatasi masalah tersebut.

3. Media kartu huruf bergambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sela atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.

4. Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

5. Media gambar seri harganya murah dan mudah didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.

Dengan menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran siswa lebih mudah dan cepat dalam mencapai materi. Siswa pun dapat menyelesaikan berbagai tugas secara menyenangkan dengan menghasilkan yang lebih menarik, cepat penyelesaiannya sehingga tidak membosankan bagi siswa. Dengan demikian diharapkan hasil dari pembelajaran menggunakan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang efektif. Para pakar bidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa .Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar, para pelaksana maupun pelaku

kegiatan belajar dapat memberi investasi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya disbanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah.

Faktor psikologis yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

- Adanya keinginan untuk tahu

- Agar mendapatkan simpat dari orang lain.

- Untuk memperbaiki kegagalan - Untuk mendapatkan rasa aman b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah dan masyarakat.

1. Faktor yang berasal dari orang tua

Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagai cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat

dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter atau cara laisses faire. Cara atau tipe mendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikannya dan ada pula kekurangannya.

Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas.

Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak tidak akan masuk terlalu dalam.

Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.

Dalam kaitan dengan hal ini, Arikunto (2008:18) menyebutkan,

“ Di dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berubah menjadi situasi pendidikan, yaitu bila orang tua memperhatikan anak, misalnya anak ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata, motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak.

2. Faktor yang berasal dari sekolah

Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatiannya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ketrampilan, kemampuan dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.

3. Faktor yang berasal dari masyarakat

Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor yang bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhinya.

5. Media Pembelajaran Gambar Seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Media gambar seri merupakan alat Bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada ketika dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan siswa guna untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA.

Penggunaan media tersebut sebagai salah satu alat bantu yang di gunakan guru dalam proses belajar mengajar. Mengajar dengan menggunakan alat bantu

dapat menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan komunikasi antara guru dan siswa. Media atau alat bantu tersebut dapat berupa benda langsung atau tidak langsung yang bertujuan untuk membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa dalam belajar. Dalam hal ini media pendidikan merupakan salah satu sarana yang ikut menunjang proses belajar mengajar.

Mengingat betapa penting peran media pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar maka dalam setiap pembelajaran hendaknya menggunakan media pendidikan. Media pendidikan yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakter siswa dan juga dikenal oleh siswa. Media yang dikenal siswa adalah media gambar seri.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis membuat suatu hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui Penggunaan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat Aceh Barat.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2016/2017. Adapun pembagian waktu penelitian dapat diperinci seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Pembagian Waktu Penelitian

No Kegiatan

Waktu

Agustus September Oktober 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 4

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran .

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat, selain itu salah satu tujuan yang dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran IPA khususnya dalam materi cara memelihara kesehatan panca indera.

19

B. Subjek Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yaitu Melalui Penggunaan Media gambar seri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IV materi cara memelihara kesehatan panca indera pelajaran IPA pada SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat Aceh Barat, maka subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 siswa

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, sebagai subjek penelitian.

Data yang dikumpulkan dari siswa meliputi data hasil tes tertulis. Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang terdiri atas materi cara memelihara kesehatan panca indera. Selain siswa sebagai sumber data, penulis juga menggunakan teman sejawat sesama guru kelas sebagai sumber data.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi cara memelihara kesehatan panca indera. Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas kemampuan memahami materi cara memelihara

kesehatan panca indera pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai mata pelajaran IPA.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data meliputi:

a. Tes tertulis, terdiri atas 20 butir soal.

b. Non tes, meliputi lembar observasi dan dokumen.

E. Validasi Data

Validasi data meliputi validasi hasil belajar dan validasi proses pembelajaran.

1. Validasi hasil belajar

Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoretis dan validasi empiris. Validasi teoretis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas tampilan tes, validitas isi dan validitas kostruksi. Validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal, penulisan butir-butis soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor.

2. Validasi proses pembelajaran

Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri UPT IV KR. Hampa Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat kolaborasi dengan guru kelas yang mengajar bidang studi IPA.

Triangulasi metode dilakukan dengan penggunaan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran IPA.

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif, yang meliputi:

1. Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II.

2. Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Dalam dokumen ZULMAHDI, S.Pd NIP (Halaman 7-0)

Dokumen terkait