• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Manfaat Penelitian

IV. Belajar dan Hasil Belajar A.Definisi belajar

a. Pengertian belajar

Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri seseorang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dengan belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.38

Hintzman dalam bukunya The Psycology of Leaarning and Memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism,manusia atau hewan yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat dipengaruhi tingkah laku organisme39 tersebut.

Menurut pandangan tradisional, belajar ialah suatu usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan, tetapi menurut pandangan modern belajar ialah proses perubahan tingkah laku karena ada interaksi dengan lingkungan. (Oemar Hamalik, 1986). Belajar di definisikan sebagai perubahan perilaku, yang dapat diamati, yang terjadi melalui terkaitnya stimulus-stimulus dan respons – respons menurut prinsip – prinsip mekanistik, yang diakibatkan oleh pengalaman. Menurut Piaget, bahwa pengetahuan itu dibangun di

37

Ibid, h, 209

38

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)h 155

39

Hintzman, Douglas L The Psychology of Learning and Memori (San Francisco: W. H. Freeman & Company)

dalam pikiran anak yang sedang belajar seiring dengan perkembangan intelektualnya (Ratna Wilis Dahar, 1989).40

Pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tetapi kadang-kadang hanya nampak satu domain saja. Perubahan belajar itu sendiri tidak berdasarkan naluri tetapi melalui proses latihan, lain halnya seperti burung pandai membuat sarang itu bukan karena berkat hasil belajar.41

Definisi yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Proses perubahan tingkah laku merupakan gambaran terjadinya rangkaian perubahan dalam kemampuan siswa. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan kemampuan sebelumnya dengan kemampuan setelah mengikuti pembelajaran. Belajar merupakan suatu proses yang terarah kepada pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan.

40

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)h 155

41

b. Prinsip-prinsip belajar

Prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda oleh setiap siswa secara individual, namun prinsip-prinsip belajar itu ialah sebagai berikut:

a) Pertisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional

b) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur

c) Menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat

d) Proses kontinu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya

e) Proses organisasi dan adaptasi

f) Mengembangkan kemampuan tertentu g) Sarana yang cukup

h) Lingkungan yang menantang i) Interaksi anak dengan lingkungan

j) Repetisi, perlu ulangan berkali-kali agar pengertian itu mendalam pada anak.42

c. Hakikat belajar

Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan jadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. Itu sebabnya, dalam proses belajar, guru harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa supaya siswa dapat melakukan proses-proses tersebut. Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi adanya perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan oleh proses-proses tersebut. Perubahan

42

Roestiyah NK dengan Staf Pembina Ilmu Keguruan IKIP Jakarta,

tersebut sebagai perubahan yang disadari, relative bersifat permanen, kontinu, dan fungsional.43

Lingkungan yang dimaksud adalah nara sumber, teman, guru, situasi dan kondisi nyata, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain yang dapat dijadikan sumber belajar siswa.

Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be.

Learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target dalam belajar adalah adanya proses pemahaman. Learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target dalam belajar adalah adanya proses melakukan atau proses berbuat. Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi target dalam belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam kelompok. Learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target dalam belajar adalah mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan kemampuannya.44

B. Hasil belajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (1956) yang dapat menunjukkan gambaran hasil belajar, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gagne (1979) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dicapai oleh siswa 1) motor skills; 2) verbal information; 3) intellectual skills; 4) attitudes; 5) cognitive strategies.45

43

Sri Anitah, dkk, Strategi Pembelajaran di Sd (Jakarta ; UT Depdiknas, 2007) h, 24-25 44

Ibid, h. 26 45

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar ( Bandung: Remaja Rosdkarya Offset, 2009) hal, 22

b. Tipe hasil belajar

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif, bidang afektif serta bidang psikomotor. Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan harus merupakan hasil belajar siswa di sekolah dalam proses pembelajaran. Berikut uraian unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar tersebut:46 1. Tipe hasil belajar bidang kognitif

a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu perlu dihafal, diingat, agar dapat dikuasai dengan baik. Misalnya membaca berulang-ulang menggunakan teknik mengingat. Contoh seseorang yang ingin bermain piano maka ia harus menghafal dulu tangga-tangga nada. Tingkah laku operasional khusus yang berisikan tipe hasil belajar ini antara lain: menyebutkan, menjelaskan kembali, menunjukkan dan lain-lain.

b. Tipe hasil belajar pemahaman (komprehensif)

Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep. Untuk itu maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut. Kata-kata operasional untuk merumuskan tujuan instruksional dalam bidang pemahaman, antara lain: membedakan , menjelaskan, meramalkan, menafsirkan dan lain-lain.

c. Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)

Kesanggupan menerapkan, mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hokum dalam situasi yang baru. Kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan instruksional, antara

46

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004), h. 49

lain: menghitung, memecahkan, mendemonstrasikan, mengungkapkan dan lain-lain.

d. Tipe hasil belajar analisis

Kemampuan menalar pada hakikatnya mengandung unsure analisis. Bila kemampuan analisis telah dimiliki maka akan dapat mengkreasi sesuatu yang baru. Kata-kata operasional yang lazim dipakai untuk analisis antara lain: menguraikan, memecahkan, membuat diagram, memisahkan dan lain-lain. e. Tipe hasil belajar sintesis

Kesanggupan menyatukan unsure atau bagian menjadi satu integritas. Kata-kata operasional yang tercermin antara lain: mengkategorikan, menggabungkan, menghimpun, menyusun dan lain-lain.

f. Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi dalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, materi, dll. Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai kesempatan belajar, kesempatan kerja dan lain-lain.47

47

2. Tipe hasil belajar bidang afektif

Ranah ini berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan social.

a. Reciving / Attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang dating kepada siswa.

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang dating dari luar.

c. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.

d. Organisasi yaitu pengembangan nilai dalam suatu perkumpulan. e. Karakteristik nilai yaitu keterpaduan semua system nilai yang

telah dimiliki seseorang. 48

3. Tipe hasil belajar bidang psikomotoris

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:

a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar). b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c. Kemampuan perceptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dll.

d. Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.

e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada yang kompleks.

f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative.49

48

4. Factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu factor dalam diri siswa sendiri (intern) dan factor dari luar diri siswa (ekstern).50

a. Factor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap

hasil belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa.

b. Factor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan social budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Untuk memahami factor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa, guru dapat melakukan berbagai pendekatan, di antaranya dengan wawancara, observasi, kunjungan rumah, dokumentasi, atau isian berupa angket (kuesioner).

Sedangkan untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan:

1) kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan

2) kemampuan mengidentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar

49

Ibid, h, 30-31 50

3) kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan, dan

4) kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh. Kemampuan tersebut sudah dapat diterapkan di Sekolah Dasar khususnya pada kelas tinggi.51

Dokumen terkait