• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda

GAMBAR 4.1 Kegiatan Belajar

Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti atau guru berkeliling melihat kesetiap kelompok untuk memberikan bimbingan, saat berkeliling kesetiap kelompok siswa masih merasa bingung untuk mengerjakannya. Peneliti memberikan batas waktu kepada siswa untuk menentukan sifat-sifat bangun datar tersebut. Setelah batas waktu yang ditentukan telah habis, guru meminta kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya, siswa yang lain pun

memperhatikan setiap kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya.

GAMBAR 4.2

Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi

Saat perwakilan keompok mempresentasikan hasil diskusinya siswa merasa kurang percaya diri dan tidak terbiasa sehingga saat mempresentasikan siswa masih dibimbing oleh guru. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasilnya di depan kelas guru mengevaluasi materi yang diajarkan dan peneliti memberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakannya. Setelah siswa selesai mengerjakannya pembelajaran ditutup dengan mengucap hamdallah dan diiringi dengan salam penutup.

2) Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua sama halnya pada pertemuan pertama diawali dengan memberi salam dan mengucap basmallah (berdoa bersama), dan mengabsen kehadiran siswa satu persatu serta mengkondisikan siswa dikelas. Setelah selesai mengkondisikan kelas guru mereview kembali materi sebelumya. Pembelajaran diawali dengan apersepsi memberikan pertanyaan “sebutkan macam-macam sifat segitiga sama sisi?” siswa pun menjawabnya dengan beragam

jawaban. Setelah itu peneliti pun menanyakan kepada siswa tentang bentuk bangun ruang yang ada disekeliling kelas.

GAMBAR 4.3

Siswa Berdiskusi Tentang Bangun Ruang

Setelah materi sudah dijelaskan kepada siswa, peneliti membagikan bangun ruang kepada siswa untuk didiskusikan sifat-sifat bangun ruang tersebut bersama teman sebangku dan teman yang berada di belakangnya. Setelah siswa selesai mendiskusikannya peneliti meminta untuk salah satu perwakilan kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya dengan menggunakan alat peraga bangun ruang tersebut. Pada akhir pembelajaran guru mengajak para siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran dan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Kemudian peneliti atau guru memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan soal, hal ini dilakukan karena waktu pembelajaran telah habis. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengajak siswa mengucapkan hamdallah dan salam.

3) Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga materi yang akan dipelajari adalah tentang jaring-jaring bangun ruang. Siswa yang hadir dalam pertemuan ini berjumlah 19 siswa, 1 siswa tidak hadir dikarnakan sakit.

Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan salam, mengkondisikan kelas dan menanyakan keadaan siswa. Kemudian sebelum memulai pembelajaran guru meminta para siswa untuk mengimpulkan pekerjaan rumah di depan kelas. Guru mengulang sedikit materi sebelumnya dengan menggambar bangun ruang di papan tulis dan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Guru menjelaskan salah satu jaring-jaring bangun ruang dengan media jaring-jaring yang terbuat dari karton.

GAMBAR 4.4

Contoh Jaring-Jaring Bangun Kubus

Setelah selesai menjalaskan materi guru meminta siswa untuk membuat jaring-jaring bangun ruang dengan kreasi mereka masing-masing. Untuk menentukan bangun ruang apa yang akan dibuat oleh siswa, guru meminta siswa untuk menggambil undian nama bangun ruang yang sudah disiapkan. Selama siswa membuat jaring-jaring bangun ruang dengan kreasi mereka masing-masing guru keliling memantau siswa dan membantu siswa yang sedang kebingungan.

GAMBAR 4.5

Siswa Mempresentasikan Hasil Karyanya

Kemudian siswa diminta untuk mempresentasikan dan membuktikan kreasi mereka didepan teman-temannya. Setelah semua siswa selesai mempresentasikan hasil kerjanya guru memberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakannya dengan waktu yang telah ditentukan. Ketika waktu yang diberikan sudah habis guru meminta siswa untuk menggumpulkan lembar kerjanya. Kemudian pembelajaran ditutup dengan membaca hamdallah dan memberi salam.

c. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan melakukan analisis terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan di siklus I dengan observasi selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh observer lain. Selanjutnya peneliti juga mengadakan tes akhir siklus I untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa. Adapun hasil observasi sebagai berikut:

Tabel 4.1

Rata-Rata Skor Aktifitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Siklus I

No Ciri Perilaku siswa dalam Melaksanakan Kegiatan Belajarnya Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Rata-Rata 1 Mencari dan Menemukan

informasi

35% 45% 60% 47%

2 Bertanya kepada guru atau siswa lain

60% 70% 75% 68%

3 Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru atau teman sebayanya

50% 50% 60% 53%

4 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

65% 75% 80% 73% 5 Membuat kesimpulan sendiri tentang pembelajaran yang diterimanya 35% 45% 60% 47% 6 Dapat menjawab

pertanyaan guru dengan cepat saat berlangsung KBM

40% 45% 60% 48%

7 Memberikan contoh dengan benar

45% 55% 70% 57%

8 Dapat bekerja sama dan berhubungan dengan siswa lain 65% 75% 85% 75% 9 Menyenangkan dalam KBM 55% 75% 75% 68% 10 Dapat menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru pada akhir pelajaran

40% 50% 60% 50%

Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat terlihat persentase rata-rata aktifitas belajar matematika pada siklus I sebesar 59%. Nilai rata-rata presentase aktifitas belajar siswa pada siklus I ini belum mencapai indikator keberhasilan yaitu rata-rata persentase aktifitas belajar siswa minimal sebesar 70%. Dari 10 aspek penelitian yang diamati, persentase rata-rata terkecil diperoleh pada aspek mencari dan menemukan informasi serta menjawab pertanyaan guru yang berlangsung saat KBM berlangsung. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran matematika masih sedikit siswa yang berani bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Sedangkan rata-rata persentase terbesar diperoleh pada aspek bekerja sama dan berhubungan dengan siswa lain. Hal ini dikarenakan prose pembelajaran yang dilakukan berbeda dengan yang biasanya.

Selain melakukan pengamatan secara langsung, peneliti juga melakukan evaluasi latihan soal yang dikerjakan oleh siswa setelah pembelajaran dilaksanakan, adapun hasil dari evaluasi latihan soal berikut :

Tabel 4.2

Hasil Evaluasi Soal Latihan Siswa Siklus I

No Nilai Pertemuan 1 Pertemuan II Pertemuan III 1. Nilai Terendah 40 45 50 2. Nilai Tertinggi 80 90 90 3. Median 62,5 72,5 70 4. Modus 60 75 80 5. Rata-rata 64,25 71,75 74 RATA-RATA 70

Pada hasil tabel diatas menunjukkan bahwa hasil evaluasi latihan soal siswa pada siklus I dipertemuan pertama nilai terendah sebesar 40 sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 45 dan pertemuan ketiga sebesar 50, nilai tertinggi pada pertemuan pertama sebesar 80 sedangkan pada pertemuan ke II dan ke III sebesar 90, nilai median pertemuan 1 sebesar 62,5 sedangkan pertemuan II 72,5 dan pada pertemuan ke III sebesar 70, nilai modus pada pertemuan II sebesar 60 sedangkan pada pertemuan II 75 dan tertemuan ke III sebesar 80, dan rata-rata dari evaluasi 1 sampai evaluasi III sebesar 70.

Selanjutnya peneliti juga mengadakantes akhir siklus I untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa diberikan tindakan di siklus I. Semua siswa kelas V MI ASY-SYIFA Pamulang Timur yang berjumlah 20 orang siswa hadir mengikuti tes akhir siklus I. Berikut adalah tabel perolehan hasil belajar matematika siswa pada siklus I:

Tabel 4.3

Hasil Evaluasi Siklus I Interval Frekuensi Relatif

45-52 2 10 % 53-60 3 15 % 61-66 3 15 % 67-74 3 15 % 75-82 7 35 % 83-90 2 10 % Jumlah 20 100 %

Keterangan :

KKM untuk mata pelajaran matematika kelas V semester II adalah 65, yang memproleh nilai ≥ KKM sebanyak 14 siswa yang memperoleh nilai ≤ KKM sebanyak 6 siswa.

Tingkat Keberhasilan =

x 100% = 70%

Nilai rata-rata = = 69

Berdasarkan evaluasi pada siklus I, tingkat keberhasilan atau ketuntasannya masih rendah yaitu sebesar 70% dengan kategori cukup dan nilai rata-rata 69. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II harus ada perubahan dan peningkatan untuk mencapai tingkat keberhasilan maksimal.

Tabel 4.4

Refleksi Siklus I dan Perbaikan

No Kekurangan Siklus I Perbaikan Untuk Siklus II

1. Sebagian siswa tidak ingat dengan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya

Guru lebih interaktif dengan menanyakan dan mengulang pembelajaran yang sudah dipelajari

2. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru

Guru harus menyampaikan dengan semenarik mungkin agar siswa tetap fokus dalam pelajaran

3. Siswa masih kurang aktif dalam menyampakan pendapat baik dalam hal bertanya maupun menjawab

Guru lebih memotivasii siswa agar lebih berani untuk menggungkapkan

pendapatnya

Berdasarkan hasil yang dilakukan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I, target penelitian belum tercapai. Dimana ketuntasan belajar matematika siswa dengan menggunakan metode inkuiri harus mencapai 80% dengan skor minimal 65. Maka dari pada itu peneliti perlu melanjutkan tindakan pada siklus berikutnya.

II. Siklus II a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti mengembangkan rencana berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sama seperti pada siklus I, pada tahap ini peneliti menyiapkan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi siswa dan guru serta soal tes siklus II.\

Sama seperti siklus I, guru (peneliti) selalu memulai dengan berdo’a, setelah itu baru melakukan pencatatan terhadap kehadiran siswa. Kemudian peneliti menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran. Instrumen tes yang digunakan pada siklus II ini yaitu essay yang terdiri dari 5 soal. Pada siklus II ini terdiri dari 4 kali pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan.

b. Tindakan

pada tahap ini, guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri sesuai dengan RPP. Uraian proses pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:

1) Pertemuan keempat

Pertemuan pertama diawali dengan membuka pelajaran dengan memberi salam dan mengucap basmallah (berdoa bersama) kemudian sebelum memulai proses belajar mengajar guru mengabsen kehadiran siswa serta mengkondisikan siswa dikelas dengan cara melakukan ice breaking. Setelah selesai mengkondisikan keadaan kelas guru menjelaskan materi kesebangunan dengan menggunakan media bangun datar. Pada saat itu siswa dapat memperhatikan penjelasan guru dengan baik, tidak ada siswa yang sibuk sendiri saat guru menjelskan materi. Setelah materi sudah dijelaskan peneliti membagi siswa untuk membuat kelompok berdasarkan yang telah ditentukan

oleh peneliti, kemudian guru memberikan LKS kepada masing-masing kelompok dan menjelaskan prosedur kerja dengan menggunakan Metode pembelajaran Inkuiri. Masing-masing kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan soal yang ada di LKS sesuai fase inkuiri.

GAMBAR 4.6

Dokumen terkait