BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis
5. Hasil Belajar
Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan, yang di dalamnya terjadi hubungan antara stimulus dan respons.35 Pengalaman belajar tentu berhubungan dengan hasil belajar seorang siswa.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.36 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif menurut Gagne adalah suatu proses internal yang digunakan siswa dalam memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir.37 Ranah kognitif meliputi kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) dengan tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
1) Mengingat (C1), merupakan kategori proses kognitif yang bertujuan menumbuhkan kemampuan untuk meretensi materi pelajaran yang sama seperti materi yang diajarkan.38 Mengingat mencakup ingatan mengenai hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, akan digali pada saat dibutuhkan dengan cara, mengenali (recognition) atau mengingat kembali (recall).39
2) Memahami (C2), memahami mencakup kemampuan untuk mengkonstruk makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Kemampuan ini ditampilkan
35Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga), 2006, h. 2-3
36 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya), 2006, Cet. Ke-16, h.3
37 Wilis Dahar, op. cit., h. 122
38 Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: a Revision of Bloom’s taxonomony of educational objectives. (New York: Addison Wesley Longman, Inc), 2001, h. 99
dalam bentuk: menguraikan isi pokok bacaan, mengubah rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik.40Memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.41
3) Mengaplikasikan (C3), adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret ata situasi khusus. Hal ini dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.42 Mengaplikasikan mencakup kemampuan untuk menerapkan prosedur pada suatu kasus yang konkret. Kemampuan ini ditampilkan dalam bentuk mengaplikasikan suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi.43 Mengaplikasikan meliputi mengeksekusi dan mengimplementasikan.44
4) Menganalisis (C4), adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya.45 Menganalisis mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor-faktor-faktor lainnya.46 Menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.47
5) Mengevaluasi (C5), yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut ditentukan oleh siswa.48 Mengevaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai suatu hal, disertai pertanggungjawaban pendapat tersebut, berdasarkan kriteria tertentu. Kategori evaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa atau mengkritik.
6) Mencipta (C6), mencakup kemampuan untuk menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan yang koheren. Tujuan-tujuan yang
40Ibid., h. 246
41 Lorin, op. cit., h.100 42 Sudjana, op. cit., h.25 43 W. S. Winkel, loc.cit
44 Lorin, op. cit., h. 101 45 Sudjana, op. cit., h. 27 46 W. S. Winkel, loc. cit.
47 Lorin, op. cit., h. 101-102 48Ibid., h. 125
diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau stuktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Mencipta meliputi merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.49
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Menurut Krathwohl ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, yaitu:50
1) Receiving atau attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4) Organization, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,pemantapam, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain.
5) Characterization by value or value complex (karakteristik nilai atau internalisasi nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki
49Ibid., h. 86
seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
c. Ranah Psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:51
1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar); 2) Keterampilan pada gerakan dasar;
3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain;
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan; 5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks;
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Dalam proses belajar-mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kkognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu dilakukan penilaian.52
6. Karakteristik Konsep Alat-alat Optik