• Tidak ada hasil yang ditemukan

belajar lebih banyak lagi mengenai keimamatan?

Salah satu cara terbaik untuk belajar mengenai keimamatan adalah dengan menelaah tulisan suci. Menelaah tulisan suci melibatkan lebih dari sekadar membaca. Agar dapat memahami tulisan suci yang mengajarkan mengenai ke-imamatan, kita dapat belajar dan menerapkan keterampilan penelaahan tulisan suci seperti mendefinisikan kata-kata yang sulit dan menggunakan catatan kaki dan alat bantu belajar lainnya.

Persiapkanlah diri Anda secara rohani

Telaahlah dengan doa yang sungguh-sungguh tulisan suci dan sumber-sumber ini. Mengenai hal apakah Anda merasa diilhami untuk dibagikan kepada remaja yang Anda ajar?

A&P 20:46–59 (Tugas-tugas Imamat Harun)

A&P 121:34–46 (Kuasa imamat ber-gantung pada asas-asas kesalehan) D&C 84:33–44 (Sumpah dan perjan-jian keimamatan)

“Imamat Melkisedek,” Penuntun bagi Tulisan Suci

Boyd K. Packer, “Apa yang Hendak-nya Diketahui Setiap Penatua—dan Setiap Sister Juga,” Ensign, Februari 1993, 7–13

“Mengajar dari Tulisan Suci,”

Menga-jar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia

(1999), 54–59

“Imamat,” Teguh pada Iman (2004), 124–128

Membuat koneksi

Selama beberapa menit pertama setiap kelas, bantulah remaja membuat hubungan an-tara hal-hal yang mereka pelajari dalam berbagai situasi (seperti penelaahan pribadi, seminari, kelas-kelas Gereja lainnya, atau pengalaman-pengalaman dengan teman-te-man mereka). Bagaiteman-te-mana Anda dapat membantu mereka melihat relevansi injil dalam kehidupan sehari-hari mereka? Gagasan-gagasan berikut dapat membantu Anda:

Tulisan suci apa yang telah membantu Anda mema-hami keimamatan? Kete-rampilan penelahaan tulisan suci apa yang telah membantu Anda lebih me-mahami tulisan suci? Pertanyaan-pertanyaan apa yang dimiliki remaja mengenai keimamatan? Keterampilan penelahaan tulisan suci apa yang akan membantu mereka meng-gunakan tulisan suci un-tuk belajar lebih banyak lagi tentang keimamatan?

• Undanglah remaja untuk mengaju-kan pertanyaan apa pun yang mereka miliki mengenai imamat dan kunci-kunci keimamatan.

• Tanyakan kepada remaja apa yang mereka lakukan ketika mereka

menemukan tulisan suci yang tidak mereka pahami. Bantuan penelaahan tulisan suci apa yang tersedia untuk membantu mereka? Apa lagi yang mereka lakukan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang tulisan suci?

Belajar bersama

Setiap kegiatan di bawah akan membantu remaja memahami bagaimana menggunakan keterampilan penelaahan tulisan suci untuk belajar lebih banyak lagi mengenai keima-matan. Dengan mengikuti ilham dari Roh, pilihlah satu kegiatan atau lebih yang akan paling sesuai dengan kelas Anda:

• Undanglah remaja untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 121:34–46 dan mengidentifikasi kata-kata yang tidak mereka pahami, seperti kekuasaan,

pada waktunya, tekanan, galah rangsang, yang tidak dibuat-buat, dan lain

seba-gainya. Mintalah remaja mencari defi-nisi dari kata-kata yang mereka identifikasi dalam kamus dan mem-baca ayat-ayat dalam tulisan suci se-kali lagi. Pengertian tambahan apa yang diperoleh remaja setelah mende-finisikan kata-kata ini? Undanglah re-maja untuk memilih tulisan suci tambahan mengenai keimamatan un-tuk ditelaah dan mendefinisikan kata-kata yang tidak mereka kenal

(misalnya, mereka dapat mencari tu-lisan suci yang terdapat dalam bagian yang berjudul “Imamat” dalam Teguh

pada Iman atau dalam artikel Presiden

Boyd K. Packer “Apa yang Hendak-nya Diketahui oleh Setiap Penatua— dan Setiap Sister Juga ”). Mintalah mereka membagikan apa yang me-reka pelajari bersama kelas.

• Tugaskan setiap remaja untuk me-nelaah beberapa ayat dari Ajaran dan Perjanjian 20:46–59 atau 84:33–44. Undanglah mereka untuk mengguna-kan catatan kaki dari ayat-ayat ini un-tuk menemukan wawasan tambahan mengenai keimamatan. Undanglah mereka untuk membagikan apa yang mereka pelajari. Bagaimana catatan kaki telah membantu mereka mema-hami tulisan suci dengan lebih baik? • Undanglah remaja untuk memba-yangkan menceritakan kepada seo-rang teman bahwa seoseo-rang kerabat telah menerima Imamat Melkisedek baru-baru ini. Bagaimana mereka akan menjelaskan Imamat Melkisedek ke-pada teman mereka itu jika dia tidak familier dengan Gereja? Tulisan suci apakah yang dapat mereka bagikan jika teman mereka tersebut memiliki pertanyaan? Mintalah remaja untuk membaca “Imamat Melkisedek” da-lam Penuntun bagi Tulisan Suci dan mengidentifikasi tulisan suci yang da-pat mereka gunakan sewaktu mereka berbicara dengan teman mereka.

Kiat mengajar

“Gunakan kontak mata se-bagai cara untuk melibat-kan murid-murid ke dalam pelajaran. Jika Anda mengajar dengan kontak mata, perhatian Anda ter-pusat pada mereka yang Anda ajar, bukan pada ba-han pelajaran. Membuat kontak mata sewaktu Anda mendengarkan ko-mentar dan pertanyaan membantu mereka menge-tahui bahwa Anda tertarik dengan apa yang mereka akan katakan” (Mengajar,

Tiada Pemanggilan yang Le-bih Mulia [1999], 71).

Mintalah remaja membagikan apa yang telah mereka pelajari hari ini. Perasaan atau kesan apa yang mereka miliki? Apakah mereka memahami bagaimana menggunakan keterampilan penelaahan tulisan suci untuk membantu mereka belajar lebih banyak lagi mengenai keimamatan Apakah mereka memiliki pertanyaan tambahan? Apakah akan bermanfaat jika meluangkan lebih banyak waktu mengenai topik ini?

Mengundang untuk bertindak

Doronglah remaja untuk menggunakan keterampilan-keterampilan yang telah mereka pelajari hari ini sewaktu mereka mempelajari mengenai keimamatan dan kunci-kunci imamat serta topik-topik Injil lainnya. Di kelas-kelas yang akan datang, undanglah mereka untuk membagikan hal-hal yang mereka pelajari.

Ceritakan kepada remaja mengenai berkat-berkat yang telah Anda terima dari penelaahan Injil Anda.

Mengajar dengan Cara Juruselamat

Juruselamat mengajar dan mempersiapkan para mu-rid-Nya dan memercayai mereka untuk membagi-kan Injil-Nya kepada orang lain. Bagaimana Anda dapat mengilhami remaja agar mereka berke-inginan untuk belajar lebih banyak lagi mengenai kei-mamatan dan membagi-kan kepada orang lain apa yang mereka pelajari?

Sumber-Sumber Pilihan

Kutipan dari “Imamat,” Gospel Library, LDS.org

Imamat

Imamat adalah kuasa dan wewenang kekal dari Allah. Melalui imamat Allah menciptakan dan mengatur langit dan bumi. Melalui kuasa ini Dia menebus dan meninggikan anak-anak-Nya, membe-rikan “kebakaan dan kehidupan kekal bagi ma-nusia” (Musa 1:39). Allah memberikan wewenang imamat kepada para anggota pria Gereja yang layak agar mereka dapat bertindak dalam nama-Nya bagi keselamatan anak-anak-Nya. Pemegang imamat da-pat diwenangkan untuk mengkhotbahkan Injil, me-laksanakan tata cara-tata cara keselamatan, dan memerintah kerajaan Allah di bumi.

Para anggota pria dari Gereja dapat memulai pela-yanan imamat mereka ketika mereka mencapai usia 12 tahun. Mereka mulai dengan memegang Imamat Harun, kemudian dapat memenuhi syarat untuk me-nerima Imamat Melkisedek. Pada berbagai tahap yang berbeda dalam kehidupan mereka dan sewaktu mereka mempersiapkan diri mereka untuk menerima tanggung jawab yang berbeda, mereka memegang ja-batan yang berbeda dalam keimamatan, seperti dia-ken, pengajar, atau imam dalam Imamat Harun serta penatua atau imam besar dalam Imamat Melkisedek. Agar seorang anggota pria dari Gereja dapat meme-gang imamat, seorang pemememe-gang imamat yang ber-wenang harus memberikannya kepadanya dan menahbiskan dia ke dalam jabatan dalam imamat itu (lihat Ibrani 5:4; A&P 42:11; Pasal-Pasal Keperca-yaan 1:5).

Meskipun wewenang keimamatan diberikan hanya kepada para anggota pria dari Gereja yang layak, berkat-berkat keimamatan tersedia bagi semua— pria, wanita, dan anak-anak. Kita semua menerima manfaat dari pengaruh kepemimpinan keimamatan yang saleh, dan kita semua memiliki hak istimewa

untuk menerima tata cara-tata cara penyelamatan dari imamat .…

Kunci-Kunci Keimamatan

Pelaksanaan wewenang keimamatan dalam Gereja diatur oleh mereka yang memegang kunci-kunci ke-imamatan (lihat A&P 65:2; 124:123). Mereka yang memegang kunci-kunci keimamatan memiliki hak untuk memimpin dan mengarahkan Gereja dalam sebuah yurisdiksi. Misalnya, seorang uskup meme-gang kunci-kunci keimamatan yang memungkin-kannya memimpin di dalam lingkungannya. Oleh karena itu, ketika seorang anak dalam lingkungan itu dipersiapkan untuk dibaptis, orang yang akan membaptis anak tersebut harus menerima wewe-nang dari uskup.

Yesus Kristus memegang semua kunci-kunci keima-matan. Dia telah memberikan para Rasul-Nya kunci-kunci yang diperlukan untuk mengatur Gereja-Nya. Hanya Rasul senior, Presiden Gereja, yang dapat menggunakan (atau mewenangkan orang lain untuk menggunakan) kunci-kunci ini untuk mengatur se-luruh Gereja (lihat A&P 43:1–4; 81:2; 132:7).

Presiden Gereja mendelegasikan kunci-kunci kei-mamatan kepada para pemimpin keikei-mamatan lain-nya agar mereka dapat memimpin dalam area tanggung jawab mereka. Kunci-kunci keimamatan diberikan kepada para presiden bait suci, misi, pa-sak, dan distrik; uskup; presiden cabang; dan pre-siden kuorum. Seseorang yang melayani dalam salah satu jabatan ini memegang kunci-kunci ha-nya sampai dia dibebastugaskan. Para penasihat ti-dak menerima kunci-kunci, tapi mereka menerima kewenangan dan tanggung jawab melalui pemang-gilan dan penugasan .…

Referensi tulisan suci: Yohanes 15:16; Kisah Para Ra-sul 8:14–20; Yakobus 5:14–15; A&P 13; 20; 84; 107; Joseph Smith—Sejarah 1:68–73

JUNI: IMAMAT DAN KUNCI-KUNCI KeIMAMATAN

Bagaimana saya dapat

menggunakan cerita-cerita