• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORIKAJIAN TEORI

DESKRIPSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KARAWANG

A. Latar Belakang Berdirinya Partai

Indonesia adalah negara yang sering disebut sebagai negara paling

majemuk di dunia. Di negara dengan jumlah penduduk kurang lebih dari 238 juta

jiwa ini, berdiam tidak kurang dari 300 etnis dengan identitas kulturalnya

masing-masing yang berbeda, namun negara Indonesia ini belum bisa mencapai kejayaan

yang sesungguhnya, sudah terbukti dimana ketika rezim otoriter Soeharto telah

membabibutakan negara membuat bangsa Indonesia semakin tidak jelas dan

keadaannya semakin terpuruk.

Orde Baru menandakan perlawanan terhadap gelombang reformasi,

terbukti dengan banyaknya kerusuhan diberbagai daerah, benturan para elit politik

kian memanas, krisis moneter yang selalu menghantui, teror terhadap masyarakat

sipil sering terjadi. Dengan kondisi yang demikian masyarakat atau warga

Indonesia tidak tenang dan tidak nyaman, maka dari berbagai kalangan, baik

organisasi-organisasi masyarakat, gerakan mahasiswa, dan para simpatisan

masyarakat melakukan sebuah gebrakan atau gerakan melalui demonstrasi

besar-besaran menginginkan agar Soeharto segera turun dari kursi panasnya, dan

gerakan tersebut bisadinamakan “GERAKAN 98”.

Negara tidak bisa untuk melawan massa atau masyarakat dengan jumlah

terkendali, akhirnya dengan berjalannya waktu aliran darah rezim Soeharto sudah

putus, kediktatoran sudah musnah dan pertarungan politik semakin memanas,

maka sempat muncul pertanyaan apa yang akan terjadi pada Indonesia ini yang

menandakan bahwa akan muncul suasana baru atau era baru yang juga bisa kita

kenal dengan era milenium atau era reformasi. Secara harfiah reformasi berasal

dari bahasa latin “re” yang artinya kembali, dan “formare” artinya membentuk, jadi reformasi adalah usaha untuk membentuk kembali.38

Sehingga pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto yang sudah

menguasai bumi Indonesia kurang lebih 32 tahun lengser atau turun dari kursi

panasnya sebagai akibat desakan gelombang reformasi yang sangat dahsyat, mulai

yang mengalir dari diskusi terbatas, unjuk rasa, unjuk keprihatinan, sampai

istighosah para kiyai-kiyai, dan beberapa ormas atau simpatisan partai mulai

membuat agenda dan rumusan dalam rangka membangun pondasi era reformasi.

Peristiwa ini menandai lahirnya era baru di Indonesia, yang kemudian disebut era

reformasi.

Sehari setelah peristiwa bersejarah itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

(PBNU) mulai kebanjiran usulan dari warga NU di seluruh pelosok tanah air.

Usulan yang masuk ke PBNU sangat beragam, ada yang hanya mengusulkan agar

PBNU membentuk parpol, ada yang mengusulkan nama parpol, ada yang

mengusulkan lambang parpol yaitu gambar bumi, ada yang mengusulkan bentuk

hubungan politik antara warga Nahdliyin dengan NU, dan ada yang mengusulkan

visi-misi serta AD/ART parpol. Akan tetapi diantara banyak usulan, usulan yang

38

Budi Winarno,Sistem Politik Indonesia Era Reformasi,(Yogyakarta, Media Pressindo, 2007), h. 44.

paling lengkap adalah Lajnah Sebelas Rembang yang diketuai oleh KH. M Cholil

Bisri dan PWNU Jawa Barat.

Maka hasilnya tercatat ada 39 nama parpol yang diusulkan. Nama

terbanyak yang diusulkan adalah Nahdlatul Ummah, Kebangkitan Umat dan

Kebangkitan Bangsa. Dalam menyikapi usulan yang masuk dari masyarakat

Nahdliyin, PBNU menanggapinya secara hati– hati betul, hal ini didasarkan pada adanya pernyataan bahwa hasil muktamar NU ke-27 di Situbondo yang

menetapkan secara organisatoris NU tidak terkait dengan partai politik manapun

dan tidak melakukan kegiatan politik praktis.

Namun demikian, sikap yang diberikan PBNU belum memuaskan

keinginan warga NU namun demikian, dengan tidak sabar dibeberapa daerah

sudah mengusulkan nama – nama partai politik antara lain yaitu: di Purwokerto (Partai Bintang Sembilan), di Cirebon Partai Kebangkitan Umat (Pekanu).

Partai Kebangkitan Bangsa adalah sebuah partai politik di Indonesia,

detik-detik deklarasi adalah angan-angan yang dinantikan oleh warga Nahdliyin

karena selama rezim Orde Baru NU termarginalkan oleh rezim diktator. Pada jam

15.00 WIB di komplek Pondok Pesantren Wahid Hasyim Ciganjur Jakarta Selatan

pada tanggal 23 Juli 1998 dideklarasikanlah Partai Kebangkitan Bangsa oleh para

kiai-kiai Nahdlatul Ulama diantaranya adalah KH. Munasir Ali, KH. Ilyas

Ruchiyat, KH. Abdurrahman Wahid, KH. Mustofa Bisri, dan KH. Muhith

Muzadi.39

Karawang Pangkal Perjuang derah yang terkenal dengan lumbung padi yang

memiliki basis atau masa Nahdlatul Ulama cukup banyak sekitar 70% NU,

39

Lukmanul Khakim Chozin dan el-kamaludin el-mauludy. Ed. 13 Alasan Memilih PKB. (Jawa Barat: tim DPW Jawa barat, 2008), h. 31.

Karawang Pangkal Perjuang derah yang terkenal dengan lumbung padi yang

memiliki basis atau masa Nahdlatul Ulama cukup banyak sekitar 70% NU,dan

latar belakang berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa di Kabupaten Karawang

karena situasi dan tuntutan zaman, seiring dengan berjalannya waktu dan

berputarnya roda perpolitikan di Karawang hingga situasi yang merubah keadaan

suatu daerah, berawal dari keluh kesah warga, unjuk keprihatinan sampai

diadakannya kumpulan Ulama se Kabupaten Karawang mengadakan rapat atau

musyawarah di Aula Husni untuk membahas tentang pembentukan partai

Nahdliyin Karawang yang selama ini mereka kurang tersalurkan aspirasinya

terhadap kepemimpinan Dadang S Muchtar dari partai Golkar. Maka pada tanggal

25 Juli setelah deklarasi PKB pusat di Ciganjur PKB Karawang mendeklarasikan

DPC PKB Kabupaten Karawang, KH. Hasan Bisri sebagai ketua atau Dewan

Syura, setelah diresmikannya partai, warga Nahdliyin Karawang merasa senang

dan gembira karena sudah mempunyai partai yang berbasis NU. Maka artinya

peristiwa ini yang mengawali era Reformasi yang menginginkan adanya

perubahan di daerah Karawang.40

Awal perjalanan politik dan menghadapi pemilu 1999 warga NU

Karawang berbondong-bondong dan berpartisipasi dalam kampanye politik, di

tiap pelosok desa banyak atribut atau bendera PKB warga gempar begitu

banyaknya simpatisan PKB diantaranya Kecamatan Cikampek, Kecamatan

Pangkalan, Kecamatan Klari, Kecamatan Jatisari, Kecamatan Rengasdengklok,

Kecamatan Cibuaya, Kecamatan Pedes, Kecamatan Rawa Merta, Kecamatan

40

Wawancara bersama Kang Jaa Maliki. Di Sekretariat DPC PKB Karawang, sertaBuku Agenda DPC PKB Karawang , 1999, h. 2

Cilamaya, dan Kecamatan yang lainya belum ikut langsung meramaikan

kampanye pemilu karena ada beberapa faktor.

Dukungan serta dorongan dari warga dan simpatisan sangat ramai semua

megeluarkan ide serta gagasanya kepada DPC PKB agar selalu benar dan positif

dalam perjalanan politik dalam mengikuti pemerintahan atau kekuasaan Dadang S

Muchtar atau Dasim, agar sesuai dengan versi kampanye PKB yaitu “Maju Tak

Gentar Membela Yang Benar Bersama PKB”, PKB dengan dikendarai oleh KH.

Hasan Bisri semakin banyak pendukung dan simpatisan dari luar NU sebagai

parpol pembaharuan yang bisa memeriahkan pesat Demokrasi Karawang 1999.

Perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa semakin gentar dengan melakukan

berbagai agenda politik baik yang bersifat internal maupun yang eksternal, yang

tidak lain adalah untuk menyalurkan aspirasi masyarakat Karawang yang berbasis

NU. Perkembangan PKB itu sampai menghadapi pemilu 2004 walaupu hasil suara

tidak sebanyak seperti pemilu 1999 karena disebabkan oleh beberapa factor atau

konflik, namun PKB Karawang tetap eksis dan berani menghadapi pemilu 2004.

Kemudian perjalanan PKB dari tahun 2004-2005 mengalami kendala yang

diakibatkan oleh konflik para elit politik. Sehingga konflik merambah sampai

pemilu legislative 2009 yang lalu, kalau penulis amati DPC PKB Karawang sama

keadaanya dengan DPP PKB, oleh karena itu bisa diartikan konflik yang terjadi di

DPC PKB Karawang dampak dari DPP PKB.41

41

Dokumen terkait