BAB II KAJIAN TEORIKAJIAN TEORI
DINAMIKA KONFLIK PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KARAWANG
C. Dampak Konflik PKB pada pemilu 2009
2. Dampak pada pemilu 2009 di Kabupaten Karawang
Konflik sejatinya mempunyai pengaruh dan dampak terhadap pelaku yang
terlibat dalam konflik tersebut, dan berpengaruh sekali terhadap suatu organisasi
atau organisasi partai politik. Perjalanan konflik PKB seakan tidak pernah usai
yang sangat berpengaruh terhadap perolehan suara pada pemilu, seperti yang telah
terbukti di DPC PKB Karawang pada pemilu Legislatif 2009 yang lalu.
Menurut Rahmat Toleng, Sidang Pleno tersebut memutuskan hasil
rekapitulasi Pemilu Legislatif 2009 di Kab. Karawang yang diikuti oleh para
peserta partai politik sudah final, dan keputusan tersebut disetujui oleh para saksi
dari Partai Politik peserta Pemilu Legislatif 2009 dan segenap simpatisan pemilu
baik masyarakat maupun kepolisian.79
Ketua KPUD Karawang Emay Ahmad Maehi mengatakan dalam
sambutannya bahwa hasil penghitungan suara secara hokum dan aturan pemilu
sudah sah tidak bisa diganggu gugat dan tidak diperbolehkan dari masing-masing
partai politik untuk tidak menyetujui, karena keputusan ini mutlak dari hasil
perolehan pemilu yang diadakan bersama. Pada masalah suara PKB yang kurang
1 sudah diselesaikan dengan baik sehingga tidak terjadi kekacauan dan keributan
pada saat penghitungan suara.80
Dampak konflik terhadap pemilu legislatif 2009 yang lalu tidak
berpengaruh, Namun, ada kejadian yang sangat penting pada saat siding Pleno
79
Wawancara bersama Rahmat Toleng di Sekretariat DPC PKB Karawang
80
tentang kekeliruan hasil suara di Batu Jaya yang terletak di Dapil 4 yang
seharusnya PKB mendapat 175 tetapi, ditulis 174 suara.81
Seperti yang dikatakan Jaa Maliki yaitu dengan izin Allah keadaan PKB di
daerah seperti di Karawang relatif kondusif dan berjalan lancar. Namun, ada
sebagian dari PKB kubu Gus Dur tang mengatakan tidak akan pernah menang dan
tentang PKB kalau masih terjadi konflik, ada dan tidk ada faksi-faksi politik yang
bermasalah sehingga tidak perlu takut dengan terjadinya konflik yang akan
berpegaruh pada kalangan masyarakat NU, dan pendukung PKB, bukti yang
paling kongkrit pada pemilu legislative 2009 yang lalu kursi PKB bertambah
menjadi emapat kursi.82
Bukti dari konflik terhadap pemilu legislative 2009 yang lalu yaitu hasil
jatah kursi dari tiga kursi menjadi empat kursi walaupun dari hasil suara sedikit
menurun yaitu mendapatkan 48.300 suara. Dalam perbandinganya pemilu tahun
2004 Partai Kebangkitan Bangsa Karawang dari populasi 1.765.263. mendapat
kursi 3 serta pemilu yang sah berjumlah 60,884 suara.
Mengenai pemilu 2009 yang telah dipaparkan diatas tadi telah diambil
kesimpulan bahwa, pemilu legislative 2009 DPC PKB Karawang tidak
berpengaruh, Cuma ada sedikit perbedaaan yaitu bertambahnya kursi dari 3 kursi
pada pemilu legislaif 2004 yang lalu menjadi 4 kursi. Pemilu 2004 menggunakan
sistem proporsional, dan pemilu 2009 yang lalu menggunakan sistem pemilu
distrik. Namun jelas, bahwa PKB Karawang mengalami perubahan dan kenaikan
81
Artikel KPUD Karawang, keputusan hasil pemilu 2009 bertempat di KPUD Kab. Karawang, penghitungan suara pemilihan umum Calon legislatif tahun 2009 yang dipimpin oleh ketua KPUD Kab. Karawang Emay Ahmad Maehi, S.Ag.
82
Kutipan dari Radar Karawang yang diakses pada tanggal 27 september 2009, tentang target pemilu PKB Karawang 15% petani dan pondok pesantren menjadi basis utama.
dalam jumlah kursi karena sisten pemilu yang selalu berubah, dan menjadikan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Konflik adalah merupakan fenomena atau kejadian yang sangat merugikan
atau menjadikan dua kubu atau kelompok dan dua lawan yang saling
berjuang berpecah belah, dan konflik juga membuat putusnya tali
silaturahmi dan juga menjadikan kurang baiknya kinerja dalam suatu
organisasi atau lembaga tertentu. Sehingga kata konflik ini kurang
disenangi oleh semua intansi yang terkait khsusunya dalam masalah ini
yaitu konflik internal Partai Kebangkitan Bangsa di Karawang yang
sebenarnya ini pengaruh dari konflik yang terjadi di DPP PKB pusat.
2. Melalui pengamatan yang penulis lakukan di DPC PKB Kab. Karawang,
bahwa konflik yang terjadi di daerah Karawang ini yang mana
melibatkan semua anggota dan pengurus Partai Kebangkitan Bangsa
Karawang, khususnya warga Nahdliyin sudah merusak dan memecah
belah menjadikan dua kepengurusan atau dua kekuatan antara golongan
muda dan golongan tua. Sehingga pada pemilu pertama pada tahun 1999
Partai Kebangkitan Bangsa Karawang menjadi partai pembaharuan yang
jumlah suaranya cukup signifikan, karena memang dari dasarnya
Karawang masih kental dan kuat oleh partai lama yaitu Golkar dan PDIP,
solid masih dalam urutan walaupun tetap tidak naik dan tidak turun,
kemudian pemilu tahun 2009 yang lalu partai masih mendapatkan jatah
kursi dan ini karena sistem pemilu distrik.
3. Penyebab terjadinya konflik di DPC Partai Kebangkitan Bangsa di
Karawang sama seperti di daerah lin yaitu dampak dari konflik yang
terjadi di DPP, antara kubu Muhaimin Iskandar dan kubu KH.
Abdurrahman Wahid atau Yeni Wahid.
4. Faksionalisme yang terbentuk setelah tejadinya konflik, pengurus DPC
PKB Kab. Karawang terbentuk menjadi dua kubu sampai saat ini masih
menjadi miss comunication antara dua kubu, karena dari kubu Gus Dur
atau Yeni Wahid tetap pada pendirianya yang tidak mau PKB dipimpin
oleh Muhaimin, begitupun kubu Muhaimin tidak mau PKB dipimpin
oleh Gus Dur atau Yeni Wahid.
5. Dampak serta pengaruh dari konflik itu dialami atau dirasakan oleh
masyarakat Nahdliyin Karawang, dimana ketika awal lahirnya Partai
Kebangkitan Bangsa warga Nahdliyin Karawang sangat bersyukur sekali
karena selama bertahun-tahun tidak ada partai yang bisa sepenuhnya
menyalurkan aspirasi warga Nahdliyin di Karawang kegiatan warga
Nahdliyin yang bersifat sosial maupun politik berjalan dengan baik,
adanya hubungan persaudaraan yang kuat baik antara pengurus DPC
PKB maupun warga Nahdliyin. Namun, setelah terjadi konflik warga
Nahdliyin menjadi pecah, putusnya tali persaudaraan, dan rasa
kekecewaan warga Nahdliyin terhadap PKB baik yang di DPP maupun
B. Saran
1. Agar tidak terulang kembali kejadian atau konflik internal maka,
hendaknya warga Nahdliyin khususnya di Karawang harus bisa
membangun kembali dan melihat ke depan karena kalau kita amati konflik
di tubuh NU sudah sering sekali terjadi baik internal maupun eksternal. Ini
membuktikan bahwa NU masih belum bisa membangun hubungan yang
harmonis ditubuh NU sendiri karena sudah jelas dan diakui bahwa NU dan
Muhamadiyah adalah organisasi yang tertua di Indonesia. Maka kalau itu
sudah berjalan dengan baik akan menghasilkan sebuah suasana dan
keadaan yang berbeda menjadi Organisasi NU dan Partai Kebangkitan
Bangsa yang sejati bisa membangun bangsa dan negara.
2. Pemerintah dan lembaga-lembaga negara hendaknya juga berperan aktif
dengan memperhatikan semua kejadian atau konflik dari setiap partai yang
itu ada kaitanya dengan pembangunan negara, agar nantinya partai atau
suatu organisasi tidak merasa dibebankan dan diasingkan, karena visi dan
misi semua partai sangat baik sekali walaupun tidak semuanya berjalan
namun sedikit banyak partai politik dan organisasilah yang mendukung
berjalanya roda pemerintahan.
3. Dalam upaya meningkatkan dan kemajuan Partai atau Organisasi dan
lembaga-lembaga yang ada di negara ini harus saling mendukung dan
memotivasi khususnya Partai Kebangkitan Bangsa harus bisa membangun
kembali dan harus bangkit kembali supaya sesuai dengan nama dan
visi-misi partai, dan bersatu kembali baik konflik di tingkat pusat (Nasional)