• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting dimasa yang akan datang, sehingga diramalkan akan terus tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Dorongan untuk melakukan perjalanan wisata selain faktor personal juga disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kondisi lingkungan, kondisi sosial budaya dan kondisi ekonomi (Fandeli, 1999). Salah satu sumber dan potensi wisata Indonesia adalah sektor pertanian sebagai kegiatan yang dekat dengan alam serta mempunyai potensi daya tarik wisata tersendiri dan rasa nyaman yang dapat memberikan nilai kepuasan bagi konsumen. Pertanian di sini mempunyai arti yang luas yakni mencakup pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan pengolahan hasil-hasilnya.

Tabel 1. Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Datang ke Indonesia Tahun 1998 - 2004

Tahun kunjungan Jumlah wisatawan mancane gara (orang) Perubahan (%)

1998 4.606.416 - 1999 4.727.520 2,6 2000 5.064.217 7,1 2001 5.153.620 1,8 2002 5.033.400 -2,3 2003 4.467.021 -11,3 2004 5.321.165 19,1 Rata-rata 4.910.479 2.8 Sumber : BPS, 2005

Jumlah Wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mulai dari tahun 1998 sampai tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 1. Wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia tujuh tahun terakhir terus meningkat dari tahun ke tahun, kecuali tahun 2002 dan 2003. Tahun 2002 Wisatawan

2

mancanegara yang datang ke Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,3 persen dan tahun 2003 turun sebesar 11,3 persen, hal ini disebabkan karena kurang stabilnya keamanan, ekonomi dan politik dalam negeri (BPS, 2005).

Tabel 2. Data Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2002 – 2004

No Obyek Wisata Jumlah wisatawan (Orang) Tahun 2002 2003 2004 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Taman Safari Indonesia

Telaga Warna

Wisata Agro Gunung Mas Panorama Alam Riung Gunung Curug Cilember

Taman Rekreasi Lido Wana Wisata Bodogol Curug Nangka

Curug Luhur Curug Cikaracak

Bumi Perkemahan Sukamantri Air Panas Gse

Curug Cigamea Curug Seribu Curug Ngumpet

Bumi Perkemahan Gn Bunder Goa Godawang

Air Panas Ciseeng Sirkuit Sentul

Air Panas Gn Pancar Taman Buah Mekar Sari Kawah Ratu

Penangkaran Rusa Giri Jaya Taman Bunga Melrimba Batu Tulis Ciaruteun Prasasti Pasir Angin Inagro

Kawah Hiatam Gn Pancar Wana Wisata Citamiang

1.033.693 63.058 67.561 3.480 60.191 10.110 232 27.624 27.430 - - 2.689 4.069 366 619 3.106 2.780 23.106 261.017 33.593 34.192 - 154.094 20.820 2.405 - - - - 843.716 49.778 141.910 8.433 89.949 24.784 4.746 29.587 25.589 - 9.207 8.005 10.160 3.900 4.916 24.973 6.278 64.116 202.302 48.676 59.982 - 63.748 43.748 2.890 - - 2.063 2.408 729.803 49.778 162.840 6.451 104.377 18.599 4.460 36.108 4.542 3.739 8.300 5.979 9.398 4.579 5.074 39.303 6.100 18.753 67.448 51.602 81.223 6.224 32.460 47.023 - 1.400 2.402 5.956 2.408 Jumlah 1.836.235 1.790.278 1.516.349 Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor, 2005

Data kunjungan Wisatawan di wilayah Kabupaten Bogor pada tahun 2002 sampai 2004, dilihat secara keseluruhan cenderung menurun. Pada tahun 2002

jumlah keseluruhan pengunjung 1.836.235 orang, pada tahun 2003 cenderung menurun dengan jumlah 1.790.278 orang dan tahun 2004 juga terus menurun dengan jumlah 1.516.349 orang. Turunnya pengunjung objek wisata disebabkan ketidak stabilan politik, ekonomi dan keamanan (BPS, 2005)

Perkembangan wisata menyebabkan persaingan menjadi semakin kompetitif antara tempat wisata, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2. Pada tahun 2002 jumlah objek wisata di Kabupaten Bogor yang terdaftar di Dinas Pariwisata berjumlah 22 objek wisata dan pada tahun 2003 berkembang menjadi 25 objek wisata dan tahun 2004 menjadi 29 objek wisata. Berbagai strategi bauran pemasaran dapat ditempuh para pelaku bisnis di bidang ini untuk dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat bersaing dalam industri kepariwisataan, barang dan atau jasa-jasa perusahaan harus dapat dikenal dengan baik dan dipercaya citranya oleh masyarakat pada umumnya dan konsumen pada khususnya. Sebaliknya apapun produk/jasa yang dihasilkan tidak akan berguna bagi perusahaan apabila konsumen tidak mengetahui keberadaan produk/jasa tersebut. Pemasaran penting dilakukan agar konsumen mengetahui produk/jasa yang diinginkan atau yang dibutuhkan telah tersedia.

Indonesia banyak memiliki Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW), baik yang telah diolah maupun yang belum diolah. Sejalan dengan perkembangan kunjungan wisatawan, ODTW dapat dijadikan salah satu andalan pariwisata yang diminati oleh wisatawan. Salah satu ODTW yang patut dikunjungi adalah Taman Safari Indonesia (TSI) yang berfungsi sebagai lembaga konservasi eks-situ.

Objek wisata Taman Safari Indonesia (TSI) merupakan perpaduan antara kebun binatang modern dan wisata alam. Taman Safari Indonesia memiliki fungsi

4

yang cukup penting, yaitu berfungsi sebagai lembaga konservasi eks-situ, wahana pendidikan, penelitian dan teknologi konservasi serta tempat rekreasi yang berwawasan lingkungan. Perkembangbiakan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor dilakukan untuk menyelamatkan sumberdaya genetik dan populasi satwa, dimana Taman Safari Indonesia tetap menjaga kemurnian jenis, menjaga keanekaragaman genetik dan menjaga ketersediaan sumber daya jenis satwa secara lestari.

Taman Safari Indonesia yang dibangun sejak tahun 1986 adalah “Taman Margasatwa Terbuka” satu-satunya di Indonesia yang memperagakan satwa-satwa langka dari seluruh dunia di dalam suasana yang mendekati habitat alaminya (Divisi Humas TSI, 2005). Selain itu, TSI memiliki lokasi yang cukup strategis karena jarak yang cukup dekat dengan wilayah Jabotabek. Hal ini menjadikan TSI merupakan salah satu objek wisata yang cukup penting di Indonesia.

1. 2. Perumusan Masalah

Potensi wisata yang memadukan kebun binatang dan wisata alam sering belum diandalkan sebagai suatu aset yang mampu mendatangkan penghasilan. Banyak potensi wisata alam yang belum tergarap secara optimal, padahal kawasan wisata alam dapat mendatangkan penghasilan yang cukup besar, membuka peluang usaha dan kerja, serta dapat berfungsi sebagai sarana hiburan, menjaga kelestarian alam serta perlindungan dan pelestarian populasi jenis hewan yang terancam punah karena kehilangan habitat.

Kebutuhan masyarakat akan rekreasi alam terbuka menciptakan persaingan yang tinggi pada objek wisata di daerah Bogor. Masing-masing bidang usaha pariwisata menawarkan keunggulan dan daya tariknya untuk

mempertahankan dan me narik pengunjung. Bogor memiliki beberapa obyek wisata yang dapat diunggulkan, seperti Taman Safari Indonesia-Cisarua yang menampilkan keanekaragaman hewan dari berbagai negara; Taman Buah Mekarsari-Cileungsi yang berisi beragam buah-buahan dan dapat langsung dikonsumsi oleh para pengunjung; Kebun Raya Bogor yang memiliki koleksi tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Selain tempat- tempat wisata tersebut, masih banyak lagi tempat-tempat wisata di Bogor yang mempunyai keunggulan objek wisata tersendiri. Untuk lebih meningkatkan potensi wisata agar dapat mendatangkan penghasilan perlu adanya strategi pemasaran yang tepat.

Tabel 3. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Taman Safari Indonesia Tahun, 2000 – 2004

Tahun Jumlah Wisatawan (orang) Perubahan (%)

2000 2001 2002 2003 2004 1.158.383 1.250.403 1.033.693 843.716 729.803 7.94 -17.33 -18.37 -13.50 Rata-rata 1.003.199 -10.31

Sumber: Divisi Humas Taman Safari Indonesia, 2005

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa dari tahun 2000 sampai 2004, jumlah rata-rata kunjungan wisatawan Nusantara ke Taman Safari Indonesia adalah sebesar 1.003.199 orang per tahun dengan penurunan rata-rata sebesar -10.31 persen per tahun. Jumlah kunjungan terbanyak dicapai pada tahun 2001 dengan jumlah wisatawan 1.250.403 orang, dimana terjadi pertumbuhan sebesar 7.94 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2002 sampai 2004 terjadi penurunan jumlah wisatawan sebesar -17.33 persen pada tahun 2002, -18.37 persen pada tahun 2003 dan -13.5 persen pada tahun 2004. Melihat kenyataan

6

tersebut, Taman Safari Indonesia sebagai salah satu bidang usaha ya ng bergerak di bidang agrowisata harus tanggap dengan keadaan ini.

Daerah puncak banyak memiliki tempat wisata, antara lain Lembah Karmel, Kota Bunga, Kebun Raya Cibodas, Apple Green dan Taman Safari Indonesia. Banyaknya jumlah tempat wisata ini menimbulkan ancaman bagi Taman Safari Indonesia mengingat daerah puncak merupakan daerah yang banyak dikunjungi wisatawan untuk berakhir pekan atau mengisi waktu liburan. Walaupun jenis atau bentuk wisata yang ditawarkan oleh masing-masing objek wisata tersebut berbeda-beda, akan tetapi keberadaan objek wisata tersebut menambah alternatif kunjungan wisata bagi para wisatawan yang hendak menghabiskan waktu luang mereka di daerah puncak.

Sebagai satu-satunya objek wisata yang memperagakan satwa-satwa langka dari seluruh dunia dengan suasana yang mendekati habitat aslinya di Indonesia dan dengan lokasinya yang sangat strategis, Taman Safari Indonesia sangat berpotensi menjadi lokasi wisata yang menjadi primadona para wisatawan. Hal itu bisa dicapai jika didukung dengan strategi pemasaran yang tepat dan cermat dari pihak pengelola, untuk lebih mengembangkan dan memperkenalkan Taman Safari Indonesia kepada para wisatawan.

Pemasaran yang dijalankan perusahaan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat fleksibel, efisien dan efektif dalam mencapai tujuan utamanya yaitu untuk meningkatkan penjualan produk/jasa. Untuk menciptakan permintaan pasar yang akan memperluas pangsa pasar, dalam pelaksanaannya perusahaan perlu mempertimbangkan bauran pemasaran (Marketing mix) yang dipilih.

Alasan konsumen/pengunjung untuk melakukan kunjungan ke Taman Safari Indonesia merupakan hal yang sangat penting dalam penerapan strategi pemasaran perusahaan. Hal ini menjadi penting karena pengambilan keputusan konsumen berdampak pada jenis dan bauran pemasaran yang harus dipilih oleh pemasar (Engel, et al. 1995). Untuk itu, penelitian tentang bauran pemasaran di Taman Safari Indonesia sangat diperlukan.

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang dijalankan Taman Safari Indonesia?

2. Bagaimana proses keputusan berkunjung konsumen/pengunjung ke Taman Safari Indonesia?

3. Bagaiman prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh Taman Safari Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Taman Safari Indonesia.

2. Mengkaji proses pengambilan keputusan pengunjung untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia.

3. Menentukan prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat bagi Taman Safari Indonesia.

8

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi kepada pihak pengelola dalam menyusun kebijakan dan strategi pemasaran yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pemasaran dalam penerapan kebijakan dan strategi pemasaran Taman Safari Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan industri pariwisata.

2. 1. Pengertian Pariwisata (Tourism)

Arti dari istilah pariwisata belum banyak diungkapkan oleh para ahli bahasa dan pariwisata Indonesia, yang jelas kata pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu Pari dan Wisata. Pari yang berarti banyak, berkali-kali dan berputar- putar sedangkan wisata berarti berjalan atau berpergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling.

Pariwisata dalam Instruksi Presiden No. 19 Kepariwisataan Tahun 1965, adalah keseluruhan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam ya ng indah dan iklim yang nyaman.

Pariwisata dalam Undang-Undang Kepariwisataan No.9 Tahun 1990, diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (Direktorat Jenderal Pariwisata, 1996).

Pariwisata menurut Yoeti (1997), adalah suatu sistem yang merupakan tatanan jaringan proses pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, budaya dan teknologi serta kegiatan yang saling mempengaruhi untuk menarik dan melayani wisatawan yang dilakukan oleh pemerintah, kalangan swasta dan masyarakat.

10

Dari keempat batasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pariwisata mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Keseluruhan fenomena alam maupun buatan manusia yang dimanfaatkan untuk wisata.

2. Kegiatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama wisatawan melakukan perjalanan.

Ruang lingkup kegiatan pariwisata mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan yang berhubungan dengan angkutan dari tempat asal wisatawan sampai tempat tujuan, selama di tempat tujuan dan kembali ke tempat asal. 2. Kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan pengelolaan dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana wisata. 3. Kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan jasa dan informasi tentang

obyek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana serta segala sesuatu yang diperlukan wisatawan.

Obyek dan daya tarik wisata dalam Undang-Undang Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata atau disebut juga attractions

yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang berbentuk fisik maupun non-fisik, maka obyek wisata dan daya tarik wisata dapat berupa :

1. Ciptaan Tuhan (The Creation of god), berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.

2. Hasil karya dan budaya manusia (The Creation of Human Being), yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni

budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata bahari, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan te mpat hiburan.

2. 2. Defenisi Wisata Agro

Dalam Laporan Akhir Studi Pengembangan Wisata Agro dalam Ekosistem Cekungan Bandung Tahap II tahun 1999, dijelaskan bahwa kata “wisata agro” sebenarnya merupakan terjemahan dari agrotourism, yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan tahun 1985 sebagai salah satu bentuk alternatif konsep pembangunan yang dapat memenuhi ketentuan Keppres No. 48 tahun 1983. Definisi wisata agro yang digunakan saat ini sesuai Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pertanian dan Menparpostel No.204/KPTS/HK050/4/1986 dan No.KM.47/PW.004/MPPT/1986 tentang koordinasi Pengembangan Wisata Agro. Dalam keputusan tersebut, yang dimaksud wisata agro adalah suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang agro.

Wisata agro dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Departemen Pertanian, 2002). Afandi (2001) menyebutkan bahwa ekowisata adalah hal tentang menciptakan dan memuaskan keinginan akan alam, tentang mengeksploitasi potensi wisata untuk konservasi dan pembangunan, dan tentang mencegah dampak negatif terhadap ekologi kebudayaan dan keindahan.

12

Ruang lingkup wisata agro meliputi usaha pertanian dalam arti luas yang terdiri dari peterenakan, perikanan, dan kehutanan. Tetapi dalam kenyataannya, terdapat jenis usaha wisata agro yang dikembangkan secara khusus dan tidak dapat dikategorikan dalam wisata agro. Sub sektor pertanian tersebut adalah kehutanan yang telah dikembangka n secara tersendiri dan jenis wisatanya dikenal sebagai wana wisata. Dengan demikian sektor-sektor yang dapat dikategorikan sebagai wisata agro meliputi pertanian tanaman pangan dan hortikultur, perkebunan, peternakan dan perikanan.

2. 3. Pemasaran Pariwisata

Carthy (1981) dalam Asri (1986), berpendapat bahwa pemasaran (marketing) menyangkut perencanaan secara efisien penggunaan sumber-sumber dan pendistribusian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga tujuan kedua belah pihak (produsen dan kons umen) tercapai. Lebih tegas dinyatakan bahwa pemasaran menunjukkan performance kegiatan bisnis yang menyangkut penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen, untuk memuaskan konsumen dan mencapai tujuan produsen.

Pemasaran pariwisata adalah proses manajemen dimana organisasi pariwisata nasional dan atau badan-badan usaha wisata dapat mengidentifikasi wisata pilihannya baik aktual maupun potensial, dapat berkomunikasi dengan baik untuk meyakinkan dan mempengaruhi kehendak, kebutuhan, motivasi, kesukaan dan hal yang tidak disukai, baik pada tingkat lokal, regional, nasional atau internasional, serta merumuskan dan menyesuaikan produk wisata secara tepat, dengan maksud mencapai kepuasan optimal wisatawan sehingga dengan begitu dapat meraih sasarannya (Wahab, 1978).

Menurut Hamid (1996), pemasaran pariwisata didefinisikan sebagai berikut:

- Proses manajemen yang dilakukan secara sistematis dan terkoordinir, berarti bahwa pemasaran pariwisata dilaksanakan oleh berbagai pihak yang terkait secara terpadu.

- Kebijakan pemasaran pariwisata dimulai dengan memahami mengenai kebutuhan, keinginan, harapan dan selera dari konsumen atau wisatawan, yang dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana pengembangan produk wisata. Adapun cara pendekatan yang digunakan dititi kberatkan pada pasar.

- Pemasaran pariwisata pada intinya merupakan komunikasi yaitu komunikasi antara pihak pemasok dan konsumen atau wisatawan, dalam arti bahwa pemasok harus memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan wisatawan, sedang wisatawan harus memahami apa yang dimiliki oleh pemasok.

Pemasaran pariwisata dikenal dengan 3 pendekatan, yakni: 1. Pemasaran yang berorientasi pada produk (Produk Oriented)

Pendekatan yang beriorentasi pada produk, berarti bahwa kegiatan pemasaran lebih banyak ditekankan pada aset/sumber wisata untuk menarik wisatawan, tanpa/kurang memperhatikan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan wisatawan. Wisatawan seolah-olah dipengaruhi untuk menikmati produk yang disiapkan sesuai dengan selera dari pemasok. Cara pendekatan ini sering disebut pula dengan cara pendekatan “model lama”.

14

2. Pemasaran pariwisata yang beriorentasi pada pasar (Market Oriented) Dalam cara ini, pengembangan produk wisata yang akan dipasarkan pada motivasi dan keinginan daripada wisatawan, dengan tujuan untuk memuaskan keinginan wisatawan. Pendekatan ini sering disebut dengan pendekatan pemasaran “cara modern”.

3. Pendekatan Destinasi (Destination Oriented)

Pendekatan pemasaran pariwisata ini, ditujukan untuk menghadapi pariwisata massal, yang disebabkan adanya perkiraan terjadinya perubahan- perubahan sebagai pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tingkat pendidikan dari masyarakat, yang kesemuanya akan mendorong pergerakan manusia besar-besaran ke suatu wilayah. Dengan demikian cara pendekatan ini diarahkan untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan alam, sosial budaya masyarakat maupun politik.

2. 3. 1. Fungsi Pemasaran Pariwisata

Hamid (1996) mengatakan bahwa pemasaran dapat dilihat dari segi kelompok kegiatan, yang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Menemukenali produk wisata, antara lain yang dapat dijual secara menguntungkan, kepada siapa, dimana, melalui siapa, dan dengan harga berapa.

2. Menggugah wisatawan untuk berkunjung ke negara tujuan atau DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang dikehendaki wisatawan, melalui kegiatan- kegiatan seperti pemasangan iklan, poster, penyebaran brosur, dan berbagai alat komunikasi lainnya. Kegiatan ini disebut dengan promosi (Tourist Promotion).

3. Mendorong keinginan wisatawan untuk melakukan kunjungan ke negera tujuan atau DTW (Daerah Tujuan Wisata), dengan cara memberikan informasi yang jelas dan benar serta memberikan motivasi dan mengatur wisatawan.

4. Mengatur perencanaan dan menyusun kegiatan (itinerary) yang akan dilakukan oleh wisatawan, berupa paket wisata, dengan jalan mengumpulkan informasi dan bahan-bahan untuk mengkoordinasi jasa-jasa yang disediakan, yang harus dikeluarkan oleh wisatawan.

2. 3. 2. Pentingnya Pemasaran dalam Pariwisata

Sering timbul pertanyaan mengenai sejauh mana pentingnya pemasaran dalam pariwisata. Menurut Hamid (1996) Pemasaran cukup penting dalam kegiatan pariwisata dikarenakan :

1. Objek dan produk wisata yang dikembangkan sedapat mungkin dapat dimanfaatkan secara terus menerus oleh konsumen/wisatawan dari berbagai pasar. Oleh karenanya informasi mengenai atraksi dan fasilitas wisata yang telah dikembangkan perlu disebarluaskan ke konsumen yang belum mengetahui dan memelihara atau mempertahankan konsumen yang telah menikmati.

2. Agar fasilitas dan jasa-jasa yang ada dapat disesuaikan dengan citra rasa keinginan, harapan wisatawan. Dalam hal ini penelitian dan monitoring

sebagai salah satu bagian dari kegiatan pemasaran perlu terus dilaksanakan, agar produk-produk yang akan dikembangkan dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pasar (wisatawan) yang senantiasa berkembang dan berubah terus.

16

3. Dengan semakin meningkatnya standar hidup, pendapatan lebih, ilmu pengetahuan dan teknologi penduduk, telah meningkatkan semakin banyaknya penduduk yang berkeinginan melakukan perjalanan wisata. Mereka menghendaki informasi yang cukup mengenai destinasi yang dapat dikunjungi.

2. 4. Penelitian Terdahulu

Penelitian Siringoringo (2004), mengenai promosi pengembangan Kebun Raya Bogor menyimpulkan bauran promosi yang dilakukan Kebun Raya Bogor adalah hubungan masyarakat, publikasi dan promosi penjualan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT untuk memperoleh strategi promosi yang tepat bagi Kebun Raya Bogor yaitu strategi pertumbuhan integrasi horisontal yang menekankan pada peningkatan jenis produk serta jasa.

Fhebruanti (2004) yang melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan pengunjung di Taman Safari Indonesia menyimpulkan bahwa indeks kepuasan konsumen yang diperoleh dalam survei pengunjung Taman Safari Indonesia adalah 64 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum, pengunjung cukup puas dengan kinerja yang dilakukan oleh pihak pengelola.

Penelitian terdahulu mengenai pariwisata juga dilakukan oleh Rahardjo (2001) yaitu Strategi Promosi Taman Akuarium Air Tawar (TAAT), Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan 70 persen responden sudah melihat adanya promosi. Namun 79 persen responden memperoleh informasi mengenai TAAT melalui anggota keluarga/teman. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi TAAT adalah dana, sumberdaya

manusia, karakteristik jasa, karaktersitik pasar dan pesaing dengan prioritas utama adalah karakteristik dana.

Analisis mengenai tingkat kepuasan pengunjung dan implikasinya terhadap strategi pemasaran Taman Bunga Nusantara Cipanas yang dilakukan oleh Lestari (2004) dengan menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA) merekomendasikan beberapa strategi bauran pemasaran. Strategi produk yang direkomendasikan berupa peningkatan koleksi tanaman dan keragaman taman dan aneka taman, menambah jumlah permainan, memperbaiki fasilitas-fasilitas penunjang, dan meningkatkan pelayanan. Strategi harga yang direkomendasikan adalah penetapan harga yang berbeda antara anak-anak dan dewasa, memberlakukan harga khusus untuk hari-hari tertentu. Perbaikan jalan merupakan rekomendasi untuk strtegi tempat. Sedangkan strategi promosi yang dapat dilakukan berupa kegiatan iklan sehingga mampu memberikan informasi yang lebih lengkap kepada pengunjung.

Agatha (2005) melakukan penelitian me ngenai respon pengunjung dan implikasi bauran pemasaran Rumah Strawberry. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, Importance Performance Analysis, dan analisis varian ranking dua arah Friedman. Dari hasil analisis diketahui bahwa masih pelu dilakukan perbaikan kinerja di Rumah Strawberry khususnya kinerja karyawan. Selain itu perlu adanya tambahan berbagai fasilitas pelayanan kepada pengunjung. Kelima penelitian terdahulu yang digambarkan di atas meneliti tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan aspek pemasaran objek wisata, yang menawarkan jenis wisata yang berbeda satu sama lain. Hal ini penting untuk dijadikan sebagai bahan pembanding dan dasar pemikiran dalam penelitian ini.