• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Beasiswa Pendidikan

30 Ibid., 92

31 Zainal Arifin, Evaluasi Program, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2019), hlm. 125

20

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, beasiswa adalah tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar.32 Beasiswa merupakan bantuan untuk membantu orang terutama yang masih sekolah atau kuliah agar mereka dapat menyelesaikan tugasnya dalam mencari ilmu hingga selesai setidaknya 12 tahun. Bantuan ini biasanya berbentuk dana penunjang biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan oleh anak sekolah atau mahasiswa selama menempuh pendidikan di tempat belajar yang mereka inginkan.33

Dasarnya, beasiswa adalah penghasilan bagi yang menerimanya. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (1) UU PPh Tahun 2000.

Disebutkan pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomis dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh dari sumber Indonesia atau luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak (WP). Karena beasiswa bisa diartikan menambah kemampuan ekonomis bagi penerimanya, berarti beasiswa merupakan penghasilan.34

Beasiswa-beasiswa tersebut diberikan kepada para mahasiswa dengan tujuan: (a) menghasilkan sumber daya manusia yang berpotensi untuk berperan dalam mempercepat pembangunan bangsa menuju pada kemandirian di tengah-tengah percaturan global, (b) mewujudkan keadilan dan demokratisasi dalam bidang pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang berprestasi, dan (c) memberikan bantuan dana kepada mahasiswa yang mengalami kendala secara ekonomis dan atau geografis.35

32 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama), h. 153

33 Dikutip pada laman http://www.annehira.com/beasiswa.htm pada tanggal 8 mei 2019 pukul 20.14

34 Nuri Guntur Perdana dan Tri Widodo, Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Beasiswa Kepada Peserta Didik Baru Menggunakan Metode TOPSIS, (Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan:

Yogyakarta, 2013), hlm. 265

35 Pramudi Utomo, Analisis Kontribusi Pemberian Beasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas

21

Ada dua golongan beasiswa yang diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan atau yayasan, yaitu beasiswa prestasi dan beasiswa tidak mampu. Lembaga yang memberikan beasiswa harus menyerahkan kepada seseorang setelah orang tersebut cukup sesuai dengan syarat dan kriteria dalam pengajuan beasiswa. Seseorang menerima beasiswa karena ia memang berhak mendapatkan kekuatan untuk berjuang menjemput impian mereka, baik orang tersebut tergolong pandai, biasa, kaya atau pun miskin.

la berhak menerima bukan karena ia semata-mata orang yang tidak mampu.

Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian secara gratis atau cuma-cuma ataupun dengan ikatan kerja setelah selesai masa pendidikannya. Lama ikatan dinas berbeda-beda tergantung dengan lembaga penyalur beasiswa. Beasiswa bukan hanya diberikan dalam pendidikan akademik, tetapi juga dalam pendidikan non akademik, seperti beasiswa untuk pemain sepak bola. Beasiswa ini juga bukan hanya untuk perorangan, tetapi juga dapat diberikan secara berkelompok seperti suatu lembaga/yayasan pendidikan mengadakan event lomba cerdas cermat yang salah satu hadiahnya merupakan beasiswa lanjutan untuk sekolah. Menurut Murniasih, ada beberapa jenis beasiswa yaitu:

a. Beasiswa Penghargaan

Beasiswa ini biasanya diberikan untuk kandidat yang memiliki keunggulan di bidang akademik. Beasiswa ini diberikan berdasarkan prestasi akademik mereka secara keseluruhan. Misalnya, dalam bentuk IPK (Indeks Prestasi Kumulatif).

b. Beasiswa Bantuan

Jenis beasiswa ini adalah mendanai kegiatan akademik para mahasiswa/pelajar yang kurang beruntung, tetapi memiliki prestasi.

Komite beasiswa biasanya memberikan beberapa penilaian pada kesulitan

Negeri Yogyakarta, diakses

https://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/article/viewFile/7759/6676 pada 23 November 2019. Pukul 13.39 WIB

22

ini seperti pendapatan orang tua, jumlah saudara kandung yang sama-sama tengah menempuh studi, pengeluaran, biaya hidup, dan lain-lain.

c. Beasiswa Atletik

Universitas biasanya merekrut atlet populer untuk memberikan beasiswa dan menjadikan tim atletik perguruan tinggi mereka. Banyak atlet menyelesaikan pendidikan mereka secara gratis, tetapi membayarnya dengan prestasi olahraga. Beasiswa seperti ini biasanya tidak perlu dikejar karena akan diberikan kepada mereka yang memiliki prestasi.

d. Beasiswa penuh

Beasiswa ini biasanya diberikan kepada penerimanya sebagai penutup keperluan akademik secara keseluruhan. Jadi untuk beasiswa ini, penerima akan diberikan beasiswa untuk menutupi kebutuhan hidupnya dan segala kebutuhan pendidikan. Beasiswa penuh ini sudah terlaksana seperti contohnya KJMU dan KJP yang diimplementasikan dari hasil program Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Dapat disimpulkan bahwa beasiswa merupakan suatu bantuan yang diberikan untuk biaya pendidikan akademik maupun nonakademik.

Beasiswa dapat diberikan oleh perusahaan swasta maupun dari pemerintah.

e. Dasar dan Hukum Kebijakan Beasiswa

Dalam pemberian beasiswa harus dilandasi dengan ketentuan perundang-undang yang telah ditetapkan sebagai berikut:

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12 ayat 1. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:

a) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya untuk diajarkan oleh pendidik yang seagama.

b) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

c) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan.

23

d) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu dalam membiayai pendidikannya.

e) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara.

f) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.36

2. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dalam Pasal 3 ayat 2.

a. Biaya investasi, yang terdiri atas:

1) Biaya investasi lahan pendidikan 2) Biaya investasi selain lahan pendidikan b. Biaya operasi yang terdiri atas:

1) Biaya personalia 2) Biaya nonpersonalia 3) Bantuan biaya pendidikan 4) Beasiswa.37

3. Peraturan Menteri Nomor 30 Tahun 2010 tentang Pemberian Bantuan Biaya Pendidikan kepada Peserta Didik yang Orang Tua atau Walinya Tidak Mampu Membiayai Pendidikan.

2. Kartu Jakarta Mahasiswa Unggu (KJMU) sebagai Beasiswa Pendidikan

Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) adalah program pemberian bantuan Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan bagi calon/mahasiswa PTN dari keluarga tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik yang baik untuk meningkatkan akses dan

36 Republik Indonesia, Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:

Yayasan Peduli Anak Nasiona, 2003), h. 5

37 Diakses

http://www.polsri.ac.id/panduan/01.%20umum/07.%20Peraturan%20Pemerintah%20R epublik%20Indonesia%20Nomor%2048%20Tahun%202008%20Tanggal%204%20Juli

%202008%20Tentang%20Pendanaan%20Pendidikan.PDF pada tanggal 19 November 2020 pukul 19.19 WIB

24

kesempatan belajar di PTN dengan dibiayai penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta.38

KJMU merupakan program dinas pendidikan sebagai pemberian bantuan beasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi para calon mahasiswa PTN yang dibiayai penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta.

Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) adalah program pemberian bantuan Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan bagi calon/mahasiswa PTN dari keluarga tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik yang baik untuk meningkatkan akses dan kesempatan belajar di PTN dengan dibiayai penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta. Program ini diperuntukkan bagi siswa lulusan SMA yang sebelumnya menjadi penerima KJP dan atau yang sebelumnya bukan penerima KJP sesuai pada Pasal 7 ayat 1. Dengan program KJMU ini, pemerintah provinsi berharap agar siswa lulusan SMA semangat untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di PTN. Dana yang didapatkan dari KJMU ini adalah dana yang mencakup biaya kuliah dan biaya hidup selama kuliah di PTN tersebut.

Alasan adanya pemberian dana KJMU ini karena:

a. Untuk meningkatkan akses dan kesempatan belajar di PTN bagi peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi namun memiliki potensi akademik yang baik.

b. Memberi bantuan beasiswa kepada calon penerima yang sesuai dengan kriteria guna menempuh pendidikan diploma/sarjana sampai tepat waktu dan selesai.

c. Meningkatkan mutu pendidikan di masyarakat.

d. Menumbuhkan motivasi dan menjadikan acuan mahasiswa untuk rajin dan meningkatkan prestasi yang kompetitif.39

38 Diakses

https://kjp.jakarta.go.id/kjp2/public/informasi_umum.php?id=eydpZCc6Jz RlNzMyY2VkMzQ2M2QwNmRlMGNhOWExNWI2MTUzNjc3JywnamVuaXMnOicxNWY0MDI5MTI5 OWQ4YzQ3NDMxYzcwNDVhMDVmOWNmOCd9, pada 24 November 2019 pukul 17.01 WIB

39 Ibid.

25

Sasaran yang ditargetkan Dinas Pendidikan:

a. Peserta didik dan Alumni yang tidak mampu secara ekonomi dan lulus seleksi PTN; dan

b. Mahasiswa PTN yang tidak mampu secara ekonomi.

Adapun alur pendataan KJMU yaitu calon penerima KJMU mempersiapkan dokumen untuk pendaftaran, selanjutnya jika peserta didik baru mendapatkan persyaratan dokumen, sedangkan peseta didik atau alumni mendapatkan persyaratan dokumen dari dokumen tambahan, setelah itu mengajukan permohonan melalui satuan pendidikan, pendataan calon peserta didik/alumni yang lolos masuk PTN.

Setelah terdata, berkas kemudian diverifikasi melalui kunjungan oleh satuan pendidikan, setelah diverifikasi terdapat 2 kemungkinan yakni lolos verifikasi dan tidak lolos verifikasi melalui pengumuman sementara calon penerima KJMU dan menginput data ke portal KJP oleh satuan pendidikan, setelah itu data diverifikasi oleh P4OP, ditetapkan calon penerima KJMU, dan dana cair dan dana tersebut disalurkan.40

40 Ibid.

26

Gambar 2.2 Jalur Pendataan KJMU

Jadi dapat disimpulkan bahwa alur pendataan KJMU 11 tahap, C. Penelitian yang Relevan

KJMU belum banyak dilakukan sebagai bahan penelitian, hanya ada satu penelitian yang relevan terkait KJMU, maka dari itu peneliti memasukkan penelitian lain terkait beasiswa. Berdasarkan penelusuran melalui jurnal dan skripsi diketahui beberapa hasil penelitian yang sudah dipublikasi di antaranya sebagai berikut:

1. Anis Maya Suciany, Komunikasi Kepada Pelanggan Pemprov DKI Jakarta Mengenai Pemberian Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul Kepada Mahasiswa yang Berasal dari Provinsi DKI Jakarta di Universitas Negeri Jakarta, 2017, Tugas Akhir Karya Ilmiah. Hasil dari penelitian ini yaitu banyak kendala dalam pemberian KJMU dan penyampaian informasi dari dinas yang mendistribusikan beasiswa tersebut. Perbedaan antara penelitian ini dengan peneliti yang akan dibahas yakni tujuan penelitian.

Tujuan peneliti yakni mengevaluasi program KJMU di UIN Jakarta,

27

sedangkan Anis Maya S bertujuan untuk mengetahui komunikasi kepada pelanggan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengenai pemberian KJMU.41 2. Muhammad Nur Firdaus, Evaluasi Program Beasiswa Provinsi Tahun

2017 Melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, 2017, Naskah Publikasi. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa poses sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah belum cukup baik karena hanya dipublikasikan di alamat web dinas dan tidak memanfaatkan media yang lebih luas. Kurangnya tenaga ahli dan personel yang bertugas ditambah dengan sistem seleksi yang kurang efektif menjadikan program ini juga belum memberikan dampak dan manfaat yang signifikan terhadap mahasiswa. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Muhammad Nur Firdaus dengan peneliti yakni objek penelitian. Objek yang akan peneliti bahas yakni KJMU di UIN Jakarta, sedangkan Muhammad Nur Firdaus mengevaluasi program beasiswa provinsi tahun 2017 melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau.42

3. Muhammadd Khairul Rijal, Evaluasi Program Indonesia Pintar di Madrasah Kota Balikpapan43, 2018, Jurnal. Hasil dari penelitian ini yaitu temuan di lapangan menunjukkan terjadinya ketidaktepatan sasaran penerima bantuan, serta penggunaan dana bantuan yang tidak tepat. Selain itu, dana program bantuan juga perlu ditingkatkan untuk memenuhi kuota siswa miskin, begitu juga dengan kurangnya sosialisasi tentang Program Indonesia Pintar di Madrasah. Hal yang membedakan dengan apa yang

41 Anis Maya Suciany, “Komunikasi Kepada Pelanggan Pemprov DKI Jakarta Mengenai Pemberian Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul Kepada Mahasiswa yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta di Universitas Negeri Jakarta”, diakses dari https://pdfslide.net/download/link/tugas-akhir-karya-ilmiah-komunikasi-kepada-tugas-akhir-karya-ilmiah-komunikasipada tanggal 20 Oktober 2020 pukul 19.47 WIB

42 Muhammad Nur Firdaus, “Evaluasi Program Beasiswa Provinsi Tahun 2017 Melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau”, diakses dari

http://repository.umrah.ac.id/2503/1/MUHAMMAD%20NUR%20FIRDAUS-140565201037-FISIP-2019.pdf pada tanggal 20 Oktober 20.00 WIB

43 Muhammad Khairul Rijal, “Evaluasi Program Indonesia Pintar di Madrasah Kota Balikpapan”, diakses dari

https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/Tarbiyawat/article/view/2120 pada tanggal 21 Oktober pukul 20.06 WIB

28

akan dilakukan dalam penelitian ini adalah objek evaluasinya. Peneliti akan melakukan evaluasi KJMU di UIN Jakarta, sedangkan Muhammad Khairul Rijal mengevaluasi Program Indonesia Pintar di Madrasah.

4. Fajar Wahyudi, Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan dalam Upaya Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS pada LAZNAS PKPU dan BAZIZ DKI Jakarta 44 , 2014, Skripsi. Hasil Penelitian ini yakni terjadi perbandingan antara penerima LAZNAS dan BAZIZ. Hal yang membedakan dengan apa yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah objek evaluasinya. Peneliti mengevaluasi Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul sedangkan Fajar Wahyudi mengevaluasi Program Pendayagunaan Dana ZIS pada LAZNAS PKPU dan BAZIZ DKI Jakarta.

D. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa, tanpa adanya pendidikan maka negara sulit bergerak maju ke arah yang lebih baik lagi dan negara lambat laun akan tenggelam pada pusaran kehancuran. Sekolah sangat penting bagi semua elemen masyarakat baik dari orang yang ekonominya sangat tercukupi sampai kepada yang sangat tidak tercukupi, dari orang yang berada di daerah perkotaan sampai kepada orang yang tinggal di pedesaan karena pendidikan tidak bertujuan untuk mengklasifikasikan hal-hal tersebut, tetapi lebih kepada bagaimana mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara tanpa membeda-bedakan orang yang bersekolah.

Banyaknya anak penerus bangsa yang pendidikannya harus terpaksa berhenti di pertengahan jalan dan berhentinya pendidikan dikarenakan kurangnya biaya untuk membayar sekolah. Pemerintah cukup cepat dalam menanggapi hal itu, dibuktikan dengan adanya bantuan beasiswa yang

44 Fajar Wahyudi, “Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan dalam Upaya Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS pada LAZNAS PKPU dan BAZIZ DKI

Jakarta”, diakses dari

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25099/1/FAJAR%20 WAHYUDI-FSH.pdf pada tanggal 21 Oktober pukul 20.30 WIB

29

diberikan kepada mahasiswa yang kurang mampu untuk tetap bisa melanjutkan pendidikan hingga selesai. Dengan adanya bantuan yang diberikan pemerintah untuk membiayai peserta didik yang sedang melanjutkan pendidikan, maka seharusnya pendidikan sudah bisa merata tanpa harus adanya lagi persoalan ekonomi yang menjadi salah satu faktor penghambat bagi sebagian orang yang ingin menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) adalah salah satu dari sekian banyaknya program pemerintah dalam membantu para anak bangsa untuk melanjutkan pendidikannya dengan harapan kualitas dirinya dapat meningkat dan nantinya akan bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan negara. Namun, program tersebut banyak disalahgunakan oleh oknum penerima bantuan program, awalnya bantuan tersebut diberikan untuk memudahkan mahasiswa dalam menunjang kegiatan sehari-harinya selama perkuliahan, tetapi bantuan tersebut di gunakan untuk hal yang tidak ada kaitannya dengan perkuliahan. Dalam hal ini evaluasi dalam program tersebut masih harus dilakukan. Sesuai dengan tujuan penelitian maka model evaluasi yang dipilih adalah CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan fokus evaluasi terdapat pada konteks, masukan, proses, dan hasil program.

Evaluasi konteks berfokus pada landasan hukum, latar belakang, analisis SWOT, dan tujuan program. Evaluasi input meliputi pengelola KJMU, pendanaan KJMU, penerima KJMU, sarana, dan prasarana pendukung program KJMU. Pada evaluasi proses terdapat sosialisasi, monitoring, dan evaluasi program. Pada evaluasi produk terdapat hasil program, pelaporan program, dan evektifitas program.

30

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Evaluasi Program KJMU

1.

Sosialisasi Program

2.

Monitoring Program

3.

Evaluasi

Program

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan peneliti. Pada penelitian ini, tempat penelitian dilakukan di dua tempat, di antaranya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia dan P4OP Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta yang beralamat di Jl. Kober Kecil No. 29 A, RT 01/08, Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur.

Adapun penelitian direncanakan pada bulan September - Desember 2020 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Aktivitas

2020 2021

Jun Jul Sep Des Jan Feb Mar Jun Ju

l Studi Pendahuluan

Studi Literatur Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Skripsi Bimbingan Skripsi Sidang Munaqosah

32 B. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan peneliti dalam penelitian evaluasi program ini dengan cara deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu dengan menjelaskan secara detail tentang hasil penelitian dan memberikan pemahaman terhadap pembaca tentang penelitian ini. Suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih.45

Penelitian analisis deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, dan keterkaitan antarkegiatan.46 Data diperoleh dari observasi, maupun wawancara. Hal lain yang dapat diperoleh dari studi dokumen, laporan, jurnal, maupun undang-undang dan peraturan pemerintah.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, sering kali disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.47

Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah goal based evaluation, Scriven mendefinisikan goal based evaluation adalah setiap jenis evaluasi berdasarkan pengetahuan dan direferensikan kepada tujuan- tujuan program, orang, atau produk.48

Model evaluasi yang digunakan adalah model CIPP (Context, Input, Process, Product). Model ini merupakan kegiatan melukiskan, memperoleh dan

45 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitaf Kualitatif dan R&D, 2009, Bandung: Alfabeta hlm. 56

46 Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, 2011, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm. 73

47 Sugiyono, Op.Cit., hlm. 5

48 Wirawan, Evaluasi Teori, Model Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 123

33

menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif-alternatif pengambilan keputusan.49 Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang mana peneliti sebagai instrumen penelitian mengumpulkan data dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar.

C. Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen ini berdasarkan metode yang dipilih, maka instrumen yang digunakan adalah peneliti itu sendiri, dan dikembangkan menurut metode yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hal ini dibutuhkan lembar pengamatan, pedoman dalam melakukan wawancara dan pedoman dalam studi dokumentasi. Berikut tabel kisi-kisi instrumen penelitian:

Komponen Fokus Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data Studi

Dokument asi

Wawancara Observasi

Konteks Landasan Hukum

Pengelola KJMU

√ √

Latar Belakang KJMU

Pengelola KJMU

√ √

Tujuan Program KJMU

Pengelola KJMU

√ √

Input SDM Pengelola

KJMU, Pengurus KJMU di

√ √ √

49 T. Rusman Nurhakim, Riset Evaluasi dalam Pendidikan, (Ciputat: UIN Jakarta, 2019), hlm.

91

34

UIN Jakarta, Mahasiswa Pendanaan

Pendidikan

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, Pengurus KJMU

√ √ √

Penerima KJMU

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √ √

Sarana dan Prasarana pendukung program

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √ √

Proses Sosialisasi Program

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √

35 Monitoring

dan evaluasi program

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √ √

Produk Hasil Program

Mahasiswa dan

Pengelola KJMU di P4OP

√ √

Pelaporan program

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √

Efektivitas program

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √

Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahapan sangat penting dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki

36

kredibilitas tinggi dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif.50

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.51

Dalam meneliti “Evaluasi Program KJMU di UIN Jakarta”, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Berikut penjelasan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti, di antaranya:

1. Observasi

Observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindra, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.52

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang membutuhkan data secara riil, dan dapat ditangkap langsung oleh panca indra. Dalam penelitian ini, peneliti mengobservasi aspek fisik maupun nonfisik. Aspek fisik yang diobservasi seperti kelengkapan sarana prasarana yang digunakan, surat ketetapan, perencanaan program, dan pelaporan program KJMU. Kemudian dalam aspek nonfisik, peneliti mengobservasi

50 Anonim, Metode Pengumpulan Data Penelitian: Materi Kuliah Metodologi Penelitian PPs. UIN Maliki Malang, 2011, hlm. 1

51 Sugiyono, Op.Cit., hlm. 225

52 Anonim, Metode Pengumpulan Data, Op. Cit., hlm. 2

37

pelaksanaan program, dan melihat efektivitas serta kesesuaian program KJMU.

2. Wawancara

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan

Dokumen terkait