• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PROGRAM BEASISWA KARTU JAKARTA MAHASISWA UNGGUL (KJMU) DI UIN JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI PROGRAM BEASISWA KARTU JAKARTA MAHASISWA UNGGUL (KJMU) DI UIN JAKARTA"

Copied!
257
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PROGRAM BEASISWA KARTU JAKARTA MAHASISWA UNGGUL (KJMU) DI UIN JAKARTA

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Rifqa Ruslan Sagita NIM: 11160182000005

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKLULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2021

(2)

i

EVALUASI PROGRAM BEASISWA KJMU DI UIN JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

Rifqa Ruslan Sagita NIM 11160182000005

Dibawah Bimbingan,

(3)

ii

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul

“Evaluasi Program Beasiswa KJMU (Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul).”.

Disusun oleh Rifqa Ruslan Sagita NIM 11160182000005 Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 4 Juli 2021

Yang Mengesahkan

(4)

iii

(5)

iv ABSTRAK

Rifqa Ruslan Sagita (NIM 11160182000005), Evaluasi Program Beasiswa KJMU di UIN Jakarta, Skripsi Program Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program beasiswa Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dan pengelola KJMU P4OP Jakarta. Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program KJMU di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah berjalan dengan cukup baik baik: 1) KJMU memiliki landasan hukum dan tujuan yang jelas, namun sosialisasi kepada calon penerima masih belum optimal. 2) Pengelolaan program KJMU sudah terencana, namun pendanaannya masih memiliki kendala pada jadwal pencairan yang tidak tetap. 3) Monitoring dan evaluasi program sudah dilaksanakan dan terprogram dengan baik. 4) Efektivitas program sudah dirasakan oleh mahasiswa penerima. Temuan dalam penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan beasiswa KJMU, khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata Kunci: Evaluasi Program, CIPP, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul

(6)

v

KATA PENGANTAR

Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang berkat segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Selawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menghadapi kesulitan dan hambatan yang tidak sedikit. Namun, berkat usaha, doa, bantuan, arahan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Drs. Muarif SAM, M. Pd sebagai Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu dalam keberlangsungan perkuliahan sampai selesai;

4. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu, membimbing dengan sabar, dan mengarahkan serta memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini;

5. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., Dosen Pembimbing Akademik, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membimbing penulis selama masa perkuliahan;

(7)

vi

6. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan pelayanan yang baik selama menjalani perkuliahan;

7. Bapak Fauzi yang telah meluangkan banyak waktunya dan sangat membantu penulis dalam memperoleh data yang diperlukan penulis serta BPH Forum KJMU UIN Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini;

8. Ayahanda Iyus Ruslan dan Ibunda Eti Sulistiani, orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan dan memotivasi serta membantu penulis baik moral maupun materiel hingga tak bisa digambarkan betapa besar perjuangan yang telah diberikan pada penulis;

9. Kakak Yostiana Bella dan Krisnantyo Bayu yang telah membantu, mendukung penuh, memberi semangat, dan mendoakan dari awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini;

10. Alifah dan Divya, partner bertugas yang turut serta membantu, mendukung, memberi semangat, menemani saat bimbingan dan penelitian serta mendoakan dari awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini;

11. Zhafira, Destari Putri, dan Tim Bucinnya Max yang telah membantu dalam menghapus rasa jenuh selama proses penulisan skripsi ini;

12. Kim Doyoung dan NCT yang telah memberikan semangat secara virtual dan menghapus rasa jenuh selama proses penulisan skripsi ini;

13. Teman-teman Manajemen Pendidikan 2016 yang senantiasa membantu penulis dalam melewati masa-masa perkuliahan;

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini adalah karya tulis yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kesalahan- kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan baik bagi penulis maupun bagi pembaca secara umum.

Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

(8)

vii

Jakarta, 30 Juni 2020

Penulis

(9)

viii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 7

A. Evaluasi Program ... 7

B. Beasiswa Pendidikan ... 19

C. Penelitian yang Relevan ... 26

D. Kerangka Berpikir ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Metode Penelitian ... 32

C. Instrumen Penelitian ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40

BAB SIMPULAN DAN REKOMENDASI 74

A. Simpulan ... 74

B. Rekomendasi ... 74

DAFTAR RUJUKAN ... 77

(10)

ix

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jalur Pendataan KJMU ... 25 Gambar 1 Kerangka Berpikir Evaluasi Program KJMU ... 29 Gambar 2 Struktur Kepengurusan KJMU UIN Jakarta ... 44

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hak seluruh warga masyarakat, mulai dari lapisan paling atas hingga lapisan paling bawah. Masyarakat menengah ke atas dengan kondisi sosial ekonomi yang mendukung, tentunya tidak akan mengalami kesulitan untuk menjangkau pendidikan tingkat atas. Namun, tidak demikian halnya dengan masyarakat menengah ke bawah. Untuk inilah perlu adanya pemerataan kesempatan memperoleh layanan pendidikan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, untuk menanggulangi terjadinya angka kemiskinan, pemerintah menyediakan akses pelayanan pendidikan dasar. Dalam proses penanggulangan tersebut, pemerintah pusat dan daerah harus menjamin keberlangsungan pelayanan pendidikan yang bermutu tanpa adanya diskriminasi dan menjamin tersedianya dana pendidikan sesuai dengan target belajar 12 tahun.

Salah satu program yang diimplementasikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam peningkatan mutu pendidikan dan menjamin tersedianya dana dan layanan yaitu Kartu Jakarta Pintar. Program ini berjalan sejak tahun 2012 yang berawal berfokus pada pendanaan KJP kepada SMA dan SMK yang tertera dan disahkan pada Peraturan Gubernur Nomor 190 Tahun 2012 tentang Pemberian Bantuan Biaya Personal Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan bagi Peserta Didik dari Keluarga Tidak Mampu/Miskin Melalui Kartu Jakarta Pintar. Kartu Jakarta Pintar juga bukan hanya untuk siswa SMA/SMK/MA, tetapi juga untuk siswa SMP/MTs dan SD/MI, hanya saja lebih difokuskan kepada siswa tingkat menengah atas.

Sejak tahun 2016, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membuat suatu program beasiswa sebagai penunjang peningkatan mutu pendidikan di kalangan PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dengan mengeluarkan Kartu Jakarta

(13)

2

Mahasiswa Unggul sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 133 Tahun 2016 tentang Bantuan Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan Bagi Mahasiswa dari Keluarga Tidak Mampu.

“Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) adalah program pemberian bantuan Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan bagi calon/mahasiswa PTN dari keluarga tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik yang baik untuk meningkatkan akses dan kesempatan belajar di PTN dengan dibiayai penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta. Program ini diberikan bagi siswa lulusan SMA yang sebelumnya menjadi penerima KJP dan atau yang sebelumnya bukan penerima KJP”1

Dengan Program KJMU ini, pemerintah provinsi berharap agar siswa lulusan SMA semangat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di PTN. Dana yang didapatkan dari KJMU ini adalah dana yang mencakup biaya kuliah dan biaya hidup selama kuliah di PTN tersebut.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan mandat kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta sebagai instansi dalam kepengurusan dan menjalankan program tersebut. Dalam hal ini, Dinas Pendidikan DKI Jakarta bekerja sama dengan 26 PTN di Indonesia. Per awal tahun ajaran 2018-2019 ada sekitar 5.368 mahasiswa penerima KJMU dengan anggaran yang diterapkan sebesar Rp9.000.000 per semester atau Rp18.000.000 per tahun setiap satu mahasiswa.

Penerima KJMU di UIN Jakarta per tahun 2018-2019 ada sekitar 770 orang yang terdiri dari beberapa angkatan.

Program unggulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam bidang pendidikan ini tentu memiliki kriteria dan syarat dalam pendaftaran maupun penggunaannya. Pemberian bantuan biaya peningkatan mutu pendidikan bagi mahasiswa PTN adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan akses dan kesempatan belajar di PTN bagi peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik yang baik;

1 Pergub 133 Tahun 2016 Pasal 7 ayat 1

(14)

3

2. Memberi bantuan biaya peningkatan mutu pendidikan kepada calon mahasiswa yang memenuhi kriteria untuk menempuh pendidikan program diploma/sarjana sampai selesai dan tepat waktu;

3. Meningkatkan mutu pendidikan masyarakat; dan

4. Menumbuhkan motivasi bagi peserta didik untuk meningkatkan prestasi dan kompetitif.2

Adapun sasaran yang ditargetkan pemerintah provinsi dan dinas pendidikan yaitu:

a. Peserta didik dan alumni yang tidak mampu secara ekonomi dan lulus seleksi PTN; dan

b. Mahasiswa PTN yang tidak mampu secara ekonomi.

Persyaratan yang harus dilaksanakan calon penerima KJMU yaitu harus mendaftar di PTN dan harus dinyatakan lulus seleksi nasional masuk PTN jalur SNMPN, SBMPTN, maupun seleksi mandiri PTN.

Hal paling mendasar dan utama dari kriteria dan persyaratan yaitu mahasiswa dari golongan keluarga tidak mampu. Untuk mengetahui mahasiswa tersebut dari golongan mampu atau tidaknya yaitu dengan membuat surat pengantar yang menyatakan bahwa benar mahasiswa tersebut merupakan dari golongan keluarga tidak mampu dari RT/RW. Selanjutnya dari surat pengantar itu diberikan kepada sekolah asal yang kemudian dijadikan SKTM yang dibuat dari kelurahan wilayah sekolah, dan ada formulir yang berisikan berita tinjauan lapangan. Berita tinjauan lapangan merupakan berita yang seharusnya hasil dari peninjauan sekolah terhadap rumah dan fasilitas rumah mahasiswa tersebut.

Namun, banyak sekolah di Jakarta yang enggan untuk meninjau langsung ke rumah mahasiswa dengan berbagai alasan sehingga mereka memproses data tersebut mengikuti data peninjauan lapangan tahun-tahun sebelumnya.

2 Dikutip pada laman

http://kjp.jakarta.go.id/kjp2/public/informasi_umum.php?id=eydpZCc6JzRlNzMyY2VkMzQ2M2 QwNmRlMGNhOWExNWI2MTUzNjc3JywnamVuaXMnOicxNWY0MDI5MTI5OWQ4YzQ3N DMxYzcwNDVhMDVmOWNmOCd9, pada tanggal 8 Mei 2019 pukul 19.00 WIB.

(15)

4

Seharusnya dalam hal ini universitas yang lebih berwenang dalam peninjauan langsung ke lapangan, karena mahasiswa sekarang sudah di luar tanggung jawab sekolah, tetapi menjadi tanggung jawab universitas.

Hal lain yang menjadi masalah dari program KJMU yaitu kemungkinan besar adanya penyalahgunaan dana beasiswa, terlebih lagi mahasiswa yang berkuliah masih berkuliah di wilayah Jabodetabek. Kemungkinan yang terjadi salah satunya tidak digunakannya dana beasiswa dengan semestinya. Dana beasiswa ini seharusnya merupakan dana untuk biaya semester kuliah dan biaya hidup selama kuliah dengan artian biaya yang dibutuhkan dalam penyelesaian kuliah seperti print, fotokopi, biaya indekos (untuk mahasiswa rantau), dan kehidupan sehari-hari lainnya. Namun, saat ini ada mahasiswa yang menggunakan dana beasiswa untuk berfoya-foya/hedonisme, dan berlibur ke luar kota bahkan ke luar negeri. Dengan dua masalah yang terpampang di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang ditentukan oleh pemerintah provinsi dan dinas pendidikan masih kurang efektif dan perlu dilakukannya evaluasi.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Evaluasi Program Beasiswa KJMU di UIN Jakarta”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang tertera di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Kurangnya keterlibatan universitas dalam pelaksanaan penerimaan peserta KJMU.

2. Lemahnya sistem pendataan mahasiswa penerima KJMU secara update.

3. Kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap penggunaan dana KJMU yang sesuai dengan prosedur.

4. Kurangnya pengawasan terhadap pendanaan KJMU

(16)

5 C. Pembatasan Masalah

Untuk mengoptimalkan agar pembahasan yang dipaparkan oleh penulis lebih terfokus, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti hanya pada Evaluasi Program Beasiswa KJMU di UIN Jakarta.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan penelitian di atas, maka untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana evaluasi context dalam program beasiswa KJMU?

2. Bagaimana evaluasi input dalam program beasiswa KJMU?

3. Bagaimana evaluasi process dalam program beasiswa KJMU?

4. Bagaimana evaluasi product dalam program beasiswa KJMU?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui evaluasi context dalam program beasiswa KJMU 2. Mengetahui evaluasi input dalam program beasiswa KJMU 3. Mengetahui evaluasi process dalam program beasiswa KJMU 4. Mengetahui evaluasi product dalam program beasiswa KJMU F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan penulis tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan program beasiswa melalui KJMU.

2. Bagi Akademisi

Memperkaya bahan kajian pustaka bagi peminat studi manajemen serta memberikan masukan kepada mahasiswa/mahasiswi tentang program

(17)

6

beasiswa melalui KJMU serta dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.

3. Bagi Praktisi

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan untuk mengoptimalkan program beasiswa KJMU.

4. Bagi Masyarakat dan Mahasiswa

Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai dalam menyadari pendayagunaan dana KJMU sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga kesejahteraan dalam program beasiswa KJMU dapat terealisasi dengan baik.

(18)

7 BAB II

LANDASAN TEORI A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi memiliki beberapa definisi yang banyak dikemukakan oleh para ahli dalam buku atau tulisan yang mereka buat. Menurut Tayibnapis, evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan yang ingin diperoleh.3 Evaluasi menurut Sudjiono yaitu interpretasi atau penafsiran yang bersumber pada data kuantitatif. Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program.4

“Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan”.5

Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu pengetahuan dan praktik profesi.6

Evaluasi secara etimologi adalah penaksiran, perkiraan keadaan dan penentuan nilai, sedangkan berdasarkan pengertian bahwa evaluasi adalah

3 Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, 2002, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, H. 36.

4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), H. 1

5 Ibid, h. 325

6 Wirawan, MSL, 2011, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada), h. 30

(19)

8

mengkritisi suatu program dengan melihat kekurangan dan kelebihan pada konteks, input, dan produk proses pada suatu program.7

Dari keterangan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses penilaian suatu objek atau bahan yang dievaluasi selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan terhadap objek tersebut.

Program adalah suatu rangkaian kegiatan sebagai bentuk implementasi dari suatu kebijakan. Menurut pengertian secara umum, program diartikan sebagai rencana yang akan dilakukan/dikerjakan oleh seseorang atau suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan.8

Di dalam kamus tertulis: 1) Program adalah rencana, 2) Program adalah kegiatan yang rencanakan dengan saksama. Evaluasi program merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program.9

Kata program berasal dari bahasa Inggris dari kata programme yang berarti acara atau rencana. Program dalam hal ini tidak sama dengan program dalam bahasa komputer. Program dapat didefinisikan sebagai unit kegiatan yang merupakan implementasi dari suatu kebijakan yang berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang.10 Wirawan berpendapat bahwa, “Program adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak terbatas.”11

Menurut Wirawan, Evaluasi program adalah metode sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memakai informasi untuk menjawab pertanyaan dasar mengenai program.12 Evaluasi program menurut Sukardi

7 Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif, 2006, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta). hlm. 124.

8 Amat Jaedun, Metode Penelitian Evaluasi Program, diakses

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/drs-amat-jaedun-mpd/penelitian-evaluasi- program.pdf pada 23 November 2019, pukul 12.14 WIB

9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta:Bumi Aksara, 2017),hlm. 325

10 T.Rusman Nurhakim,op. cit., hlm. 10

11 Wirawan, op. cit., hlm. 25

12 Wirawan, loc.cit

(20)

9

merupakan evaluasi yang berkaitan erat dengan program atau kegiatan pendidikan, termasuk di antaranya tentang kurikulum, sumber daya manusia, penyelenggara program, dan proyek penelitian pada suatu lembaga.13

Evaluasi program merupakan penelitian evaluatif. Pada dasarnya penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengetahui akhir dari adanya kebijakan dalam rangka menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu kemudian tujuan akhirnya adalah untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

Dapat disimpulkan bahwa evaluasi program merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengukur suatu program yang telah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang dibuat secara sistematis dan menyeluruh sehingga program yang dilaksakan dapat diperbaiki, dilanjutkan maupun disempurnakan.

2. Tujuan Evaluasi Program

Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan sesuai dengan objek evaluasinya. Tujuan melaksanakan evaluasi antara lain adalah:

a. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat

b. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana c. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar

d. Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menemukan mana dimensi program yang berjalan dan yang tidak berjalan

e. Pengembangan staf program

f. Memenuhi ketentuan undang-undang g. Akreditasi program

h. Mengukur cost effectiveness dan cost-efficiency i. Mengambil keputusan mengenai program j. Accountabilitas

13 Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014) hlm. 3

(21)

10

k. Memberikan balikan kepada pimpinan dan staf program.14

Evaluasi program memiliki tujuan di antaranya untuk mengukur pengaruh program yang telah tercapai apakah sesuai standar atau tidak, menilai program yang telah dilaksanakan, mengidentifikasi permasalahan saat berjalannya program sampai dengan memberikan kontribusi terkait program yang akan dijalankan kedepannya. Oleh karena itu, evaluasi program sangat penting dilakukan demi membantu suatu lembaga meningkat.

3. Fungsi Evaluasi Program

Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak- tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok yaitu mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.15

Menurut Kusuma, evaluasi mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut:

a. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru

b. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar

c. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar d. Sebagai sarana umpan balik bagi guru yang bersumber dari siswa e. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa

f. Sebagai mated utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.16

Fungsi evaluasi program untuk mengukur kemajuan, menyusun rencana, memperbaiki, serta menyempurnakan program yang telah

14 Wirawan, op.cit., hlm. 30-33

15 Anas Sudijono, op.cit., hlm. 7

16 Mochtar Kusuma, op. cit., hlm. 6

(22)

11

dijalankan. Selain itu, evaluasi program juga digunakan pada saat mengajar, di antaranya sebagai alat untuk mengetahui seberapa besar ia menguasai pengetahuan yang telah diberikan sehingga mengetahui aspek- aspek kelemahan yang dimiliki. Selanjutnya guru akan mengetahui ketercapaian siswa dalam mengajar sebagai sarana umpan balik siswa dan dapat menjadi laporan hasil belajar siswa.

4. Prosedur Evaluasi

Proses suatu evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya sendiri. Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Berikut ini dipaparkan salah satu tahapan evaluasi yang sifat umum digunakan:

a. Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam hal ini, apa saja yang dapat di evaluasi dapat mengacu pada program kerja perusahaan. Di sana banyak terdapat aspek-apek yang kiranya dapat dan perlu dievaluasi.

b. Merancang kegiatan evaluasi. Sebelum evaluasi dilakukan, tentukan dahulu desain evaluasinya agar data apa saja yang dibutuhkan, tahapan-tahapan apa saja yang akan dilalui, siapa saja yang dilibatkan, serta apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas.

c. Pengumpulan data. Berdasarkan desain yang telah disiapkan pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

d. Pengelolaan dan analisis data. Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk dikelompokkan agar mudah dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya, dibandingkan antara fakta dan harapan/rencana untuk menghasilkan gap. Besar gap akan disesuaikan dengan tolok ukur tertentu sebagai hasil evaluasi.

(23)

12

e. Pelapor hasil evaluasi agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan secara tertulis dan diinformasikan baik secara lisan mapun tulisan.

f. Tindakan lanjut hasil evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari manajemen. Oleh karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah manajemen, baik di tingkat strategi maupun di tingkat implementasi strategi.17

5. Model Evaluasi Program

Ada banyak model yang dapat digunakan untuk menilai suatu program.

Terlepas dari kenyataan bahwa mereka kontras satu sama lain, tujuannya tetap seperti sebelumnya, khususnya untuk melengkapi informasi atau latihan pengumpulan data yang mengidentifikasi item yang dinilai ditentukan untuk memberikan bahan kepada pemimpin dalam memutuskan tindak lanjut proyek. Model penilaian dibuat secara khas sesuai dengan kebutuhan yang ada, selain itu model penilaian terus berkembang sehingga model penilaian menjadi tidak dapat diprediksi. Meskipun terdapat perbedaan pendapat tentang model-model evaluasi, yang dimaksud itu sama yaitu kegiatan pengumpulan data yang berkaitan dengan objek yang dievaluasi sebagai bahan bagi pengambilan keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program.18

Model evaluasi merupakan desain evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap evaluasinya. Selain itu, ada ahli evaluasi yang membagi evaluasi sesuai dengan misi yang akan dibawakan dan kepentingan tertentu serta

17 Anas Sudijono, op.cit., hlm. 8

18 S. Arikunto & Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, 2008, (Jakarta: Bumi Aksara), hlm. 40

(24)

13

ada yang menyesuaikan dengan paham yang dianut yang disebut dengan pendekatan19

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi bahwa ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli. Berikut ini adalah model-model evaluasi yang terkait dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut: Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli. Berikut ini adalah model-model evaluasi yang terkait dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

a. Goal Oriented Evaluation Model

Model yang berorientasi pada tujuan ini dikembangkan oleh Tyler. Objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan dengan cara berkesinambungan, terus-menerus, mencetak sejauh mana tujuan tersebut sudah tercapai di dalam proses pelaksanaan program. Evaluator akan secara terus menerus melakukan penilaian terhadap tujuan yang telah ditetapkan di dalam program. Penilaian yang dilakukan secara terus menerus ini bertujuan untuk menilai kemajuan yang dicapai oleh peserta program atau pelatihan sehingga dapat dinilai kesenjangan yang nampak mengenai apa yang seharusnya diperoleh dengan apa yang telah dicapai.20

Jika diperhatikan, model ini hanya terbatas pada tujuan program, sehingga perspektif lain yang tidak sesuai dengan tujuan kurang dipikirkan dan umumnya akan membatasi wawasan dalam menjalani langkah-langkah pelaksanaan program yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, hasil evaluasi tidak dapat diharapkan

19 E.P. Widiyoko, Evaluasi Program Pembelajara: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011).

hlm. 172

20Suharsimi Arikunto dan S.A Jabar, Op.Cit., hlm. 41

(25)

14

lengkap dan tidak dapat digunakan sebagai model evaluasi dalam penelitian ini.

b. Goal Free Evaluation Model

Model bebas tujuan ini dikembangkan oleh Michael Scriven pada tahun 1973. Evaluasi ini beranggapan bahwa evaluasi seharusnya tidak mengetahui tujuan-tujuan program. Kelebihan model ini lebih kepada objektivitas dan realitas lapangan yang sungguh terjadi.

Kemudian kemungkinan keberhasilan-keberhasilan dan fokus-fokus baru untuk diteliti lebih lanjut sangat terbuka.21

Model evaluasi bebas tujuan ini dapat dikatakan berlawanan dengan model yang pertama. Jika pada model pertama evaluator secara terus-menerus memantau tingkat pencapaian tujuan, maka dalam Goal Free Evaluation evaluator justru seolah-olah berpaling dari tujuan.

Menurut Scriven, dalam melaksanakan evaluasi, evaluator tidak harus hanya terpaku pada tujuan program, tetapi mereka justru harus mengidentifikasi dampak program, baik dampak yang positif (hal-hal yang diharapkan) maupun dampak yang negatif (hal-hal yang tidak diharapkan).22

Sesuai gambaran di atas, model Goal Free Evaluation tidak sesuai dengan sasaran penilaian dalam penelitian ini karena penilaian hanya berpusat pada pelaksanaan program yang sedang berjalan, padahal penyusunan program juga merupakan sesuatu yang penting untuk dievaluasi. Inilah salah satu alasan model ini tidak diterapkan dalam penelitian ini.

c. Model Evaluasi Empat Level

Model ini dikembangkan oleh Kirkpatrick. Model evaluasi empat level merupakan model evaluasi yang menetapkan kriteria dan fokus penilaian. Selain itu, model Kirkpatrick mempunyai beberapa kelebihan yaitu lebih komprehensif, karena mencakup aspek kognitif,

21 T. Rusman Nurhakim, Op.Cit., hlm. 83-84

22 Amat Jaedun, Op.Cit., hlm 8

(26)

15

skill dan afektif. Objek evaluasi mencakup proses, output dan outcome serta mudah untuk diterapkan.

Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan mencakup empat level evaluasi, yaitu sebagai berikut:

1) Reaction Level (Level Reaksi).

Evaluasi pelatihan di tingkat ini mengukur sejauh mana reaksi peserta terhadap pelatihan yang dijalani. Pada tahap ini, kepuasan peserta pelatihan diukur berdasarkan persepsi dan apa yang dirasakan peserta terkait dengan pelatihan secara keseluruhan.

2) Learning Level (Level Pembelajaran).

Dalam level pembelajaran dapat dilihat dari seberapa jauh peserta menguasai materi yang diberikan baik dalam segi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Peserta pelatihan dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalami perubahan sikap, perbaikan pengetahuan, maupun peningkatan keterampilan.

3) Behavior Level (Level Perilaku).

Perilaku peserta dibandingkan dari sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan guna mengetahui tingkat pengaruh pelatihan terhadap perubahan performa atau kinerja peserta pelatihan. Hal ini penting karena tujuan dari pelatihan adalah untuk mengubah perilaku peserta pelatihan agar sesuai dengan harapan.

4) Result Level (Level Hasil).

Level keempat ini difokuskan pada hasil akhir yang terjadi karena peserta mengikuti suatu program. Dampak yang dihasilkan dari suatu pelatihan atau program akan dibahas pada level ini.

Berdasarkan jabaran di atas dapat diketahui bahwa model evaluasi empat level ini bersifat komprehensif yaitu mencangkup aspek kognitif, skill dan afektif yang ada dalam peserta program, dengan demikian maka model evaluasi ini tidak tepat untuk diterapkan dalam penelitian ini.

(27)

16 d. Model Evaluasi Iluminatif

Model ini dikembangkan oleh Parlett dan Hamilton. Pada model iluminatif suatu program yang dinilai tidak ditinjau sebagai suatu yang terpisah melainkan dalam hubungan dengan suatu learning milieu dalam konteks sekolah sebagai lingkungan material dan psikososial.

Menghubungkan kegiatan evaluasi dengan suatu learning milieu membawa penilai kepada situasi yang konkret, tetapi juga kompleks, karena sistem yang akan dinilai itu tidak dipandang sebagai unsur yang terpisah (berdiri sendiri) melainkan sebagai bagian dari keseluruhan sistem

Tujuan evaluasi menurut model iluminatif adalah mengadakan studi yang cermat terhadap sistem yang bersangkutan mengenai bagaimana pelaksanaan program di lapangan, bagaimana pelaksanaan itu dipengaruhi oleh situasi tempat yang bersangkutan dikembangkan, apa kebaikan dan kelemahan dan bagaimana program tersebut memengaruhi pengalaman belajar serta sebagai bahan atau input untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian dan penyempurnaan sedang dikembangkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan yang ditempuh model ini dalam melaksanakan evaluasi lebih bersifat terbuka atau open-ended dan dalam melaporkan hasil evaluasi lebih banyak digunakan cara deskriptif dalam penyajian informasinya.

Namun, apabila diamati lebih jauh maka batasan tiap aspek dalam model ini kurang begitu nampak sehingga hasil evaluasi akan cenderung bersifat umum, padahal evaluasi yang bersifat khusus juga sangat diperlukan guna melihat berbagai permasalahan kecil yang timbul dalam sebuah program, dengan demikian maka model ini tidak dijadikan sebagai model evaluasi dalam penelitian ini.

e. CIPP Evaluation Model

Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam. Model CIPP memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem bahwa

(28)

17

program terdiri dari beberapa komponen yang saling bekerja sama dan berhubungan satu sama lain dalam upaya mencapai tujuan terduga

Semua komponen program yang berpengaruh terhadap keberhasilan turut menjadi objek evaluasi. Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan cara menganalisis program berdasarkan komponen- komponennya. Komponen evaluasi model CIPP terdiri dari empat antara lain adalah konteks, input, proses dan produk. Masing-masing komponen tersebut memiliki fokus yang berbeda-beda. Stufflebeam dalam Tayibnapis menjabarkan komponen evaluasi CIPP. Berikut peran tiap-tiap komponen:

1) Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. 23 Evaluasi konteks menghasilkan informasi tentang macam-macam kebutuhan yang telah diatur prioritasnya, agar tujuan dapat diformulasikan.24

Model CIPP terdiri atas 4 tahapan yaitu: evaluasi konteks, input, proses dan produk. Pada tahap pertama ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang perlu dilakukan dengan mengidentifikasi dan menilai kebutuhan-kebutuhan yang mendasari program.25

Evaluasi konteks merupakan tahap awal dalam melakukan suatu evaluasi pada evaluasi CIPP. Tahap ini melihat informasi terkait kebutuhan pada program dan tujuan program.

2) Evaluasi Masukan

Langkah selanjutnya pada model CIPP ini adalah input. Hal ini mengidentifikasi masalah aset dan peluang untuk membantu para

23 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, op.cit., hlm. 46

24 Mochtar Kusuma, op. cit., hlm. 87

25 T. Rusman Nurhakim, Op.Cit., hlm 91

(29)

18

pengambil keputusan, mendefinisikan tujuan, prioritas, manfaat program, rencana tindakan, rencana tenaga, dan rencana anggaran.26 Evaluasi ini mengidentifikasi dan problem, aset, dan peluang untuk membantu kelompok-kelompok lebih luas pemakai untuk menilai tujuan, prioritas, manfaat-manfaat dari program, menilai pendekatan alternatif, rencana tindakan, rencana staf, anggaran untuk feasibilitas, potensi cost effectiveness untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan yang ditargetkan.27

Evaluasi masukan melihat dari beberapa hal yang menjadi permasalahan, peluang dan aset yang dimiliki program. Beberapa hal pada tahap masukan sangat penting karena dapat menunjang hasil dari evaluasi pada suatu program.

3) Evaluasi Proses

Evaluasi proses berusaha mencari jawaban atas apa yang sedang dilaksanakan. Evaluasi ini membantu untuk mengimplementasikan keputusan. Sejauh mana rencana telah dilaksanakan dan apa yang harus direvisi.28

Evaluasi program ini bertujuan untuk membantu melaksanakan keputusan. Pertanyaannya adalah hingga mana suatu rencana telah dilaksanakan, apakah rencana tersebut sesuai dengan rencana kerja, dan apa yang harus diperbaiki. Dimensi ini mencakup penyelenggaraan, implementasi kegiatan pembelajaran, aktivitas peserta diklat, penggunaan sarana, media, sumber dan lingkungan.29

Evaluasi Proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam proses membandingkan dalam implementasi kegiatan. Evaluasi proses dilaksanakan untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana aktivitas penyelenggaraan program, pengalaman belajar apa yang

26 Ibid

27 Wirawan, op. cit., hlm. 137

28 Ibid

29 Zainal Arifin, op.cit., hlm. 124

(30)

19

diberikan, dan bagaimana aktivitas penyelenggaraan yang telah dijalankan.

4) Evaluasi Produk

Langkah model CIPP yang terakhir adalah evaluasi produk yang berupaya mengidentifikasi dan mengakses keluaran dan manfaat baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan untuk membantu memfokuskan pada pencapaian manfaat.30

Dari 3 tahap yang dijalankan dalam model ini, tahap terakhir yang harus dilakukan adalah evaluasi produk atau hasil. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu keputusan selanjutnya. Pertanyaannya adalah hasil apa yang telah dicapai dan apa yang dilakukan setelah program berjalan.

Produk diklat (misalnya) berupa lulusan yang diharapkan dapat menunjukkan kinerja di tempat kerjanya masing-masing.31

Evaluasi produk memperkirakan pencapaian dalam mencapai tujuan. Aktivitasnya untuk mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi tentang bagaimana hasil program persiapan dan manfaat bagi para anggota dengan tujuan akhir untuk bekerja pada kapasitas mereka.

Melihat penjabaran di atas, cenderung beralasan bahwa model penilaian CIPP memiliki model yang sesuai dengan pemeriksaan ini.

Selain melihat komponen-komponen yang ada, model ini juga menganalisis keterkaitan bagian-bagian yang satu dengan yang lain dengan tujuan untuk mencapai tujuan sehingga lebih bersifat kompleks dan menyeluruh.

B. Beasiswa Pendidikan 1. Beasiswa Pendidikan

30 Ibid., 92

31 Zainal Arifin, Evaluasi Program, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2019), hlm. 125

(31)

20

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, beasiswa adalah tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar.32 Beasiswa merupakan bantuan untuk membantu orang terutama yang masih sekolah atau kuliah agar mereka dapat menyelesaikan tugasnya dalam mencari ilmu hingga selesai setidaknya 12 tahun. Bantuan ini biasanya berbentuk dana penunjang biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan oleh anak sekolah atau mahasiswa selama menempuh pendidikan di tempat belajar yang mereka inginkan.33

Dasarnya, beasiswa adalah penghasilan bagi yang menerimanya. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (1) UU PPh Tahun 2000.

Disebutkan pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomis dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh dari sumber Indonesia atau luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak (WP). Karena beasiswa bisa diartikan menambah kemampuan ekonomis bagi penerimanya, berarti beasiswa merupakan penghasilan.34

Beasiswa-beasiswa tersebut diberikan kepada para mahasiswa dengan tujuan: (a) menghasilkan sumber daya manusia yang berpotensi untuk berperan dalam mempercepat pembangunan bangsa menuju pada kemandirian di tengah-tengah percaturan global, (b) mewujudkan keadilan dan demokratisasi dalam bidang pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang berprestasi, dan (c) memberikan bantuan dana kepada mahasiswa yang mengalami kendala secara ekonomis dan atau geografis.35

32 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama), h. 153

33 Dikutip pada laman http://www.annehira.com/beasiswa.htm pada tanggal 8 mei 2019 pukul 20.14

34 Nuri Guntur Perdana dan Tri Widodo, Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Beasiswa Kepada Peserta Didik Baru Menggunakan Metode TOPSIS, (Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan:

Yogyakarta, 2013), hlm. 265

35 Pramudi Utomo, Analisis Kontribusi Pemberian Beasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas

(32)

21

Ada dua golongan beasiswa yang diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan atau yayasan, yaitu beasiswa prestasi dan beasiswa tidak mampu. Lembaga yang memberikan beasiswa harus menyerahkan kepada seseorang setelah orang tersebut cukup sesuai dengan syarat dan kriteria dalam pengajuan beasiswa. Seseorang menerima beasiswa karena ia memang berhak mendapatkan kekuatan untuk berjuang menjemput impian mereka, baik orang tersebut tergolong pandai, biasa, kaya atau pun miskin.

la berhak menerima bukan karena ia semata-mata orang yang tidak mampu.

Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian secara gratis atau cuma-cuma ataupun dengan ikatan kerja setelah selesai masa pendidikannya. Lama ikatan dinas berbeda-beda tergantung dengan lembaga penyalur beasiswa. Beasiswa bukan hanya diberikan dalam pendidikan akademik, tetapi juga dalam pendidikan non akademik, seperti beasiswa untuk pemain sepak bola. Beasiswa ini juga bukan hanya untuk perorangan, tetapi juga dapat diberikan secara berkelompok seperti suatu lembaga/yayasan pendidikan mengadakan event lomba cerdas cermat yang salah satu hadiahnya merupakan beasiswa lanjutan untuk sekolah. Menurut Murniasih, ada beberapa jenis beasiswa yaitu:

a. Beasiswa Penghargaan

Beasiswa ini biasanya diberikan untuk kandidat yang memiliki keunggulan di bidang akademik. Beasiswa ini diberikan berdasarkan prestasi akademik mereka secara keseluruhan. Misalnya, dalam bentuk IPK (Indeks Prestasi Kumulatif).

b. Beasiswa Bantuan

Jenis beasiswa ini adalah mendanai kegiatan akademik para mahasiswa/pelajar yang kurang beruntung, tetapi memiliki prestasi.

Komite beasiswa biasanya memberikan beberapa penilaian pada kesulitan

Negeri Yogyakarta, diakses

https://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/article/viewFile/7759/6676 pada 23 November 2019. Pukul 13.39 WIB

(33)

22

ini seperti pendapatan orang tua, jumlah saudara kandung yang sama-sama tengah menempuh studi, pengeluaran, biaya hidup, dan lain-lain.

c. Beasiswa Atletik

Universitas biasanya merekrut atlet populer untuk memberikan beasiswa dan menjadikan tim atletik perguruan tinggi mereka. Banyak atlet menyelesaikan pendidikan mereka secara gratis, tetapi membayarnya dengan prestasi olahraga. Beasiswa seperti ini biasanya tidak perlu dikejar karena akan diberikan kepada mereka yang memiliki prestasi.

d. Beasiswa penuh

Beasiswa ini biasanya diberikan kepada penerimanya sebagai penutup keperluan akademik secara keseluruhan. Jadi untuk beasiswa ini, penerima akan diberikan beasiswa untuk menutupi kebutuhan hidupnya dan segala kebutuhan pendidikan. Beasiswa penuh ini sudah terlaksana seperti contohnya KJMU dan KJP yang diimplementasikan dari hasil program Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Dapat disimpulkan bahwa beasiswa merupakan suatu bantuan yang diberikan untuk biaya pendidikan akademik maupun nonakademik.

Beasiswa dapat diberikan oleh perusahaan swasta maupun dari pemerintah.

e. Dasar dan Hukum Kebijakan Beasiswa

Dalam pemberian beasiswa harus dilandasi dengan ketentuan perundang-undang yang telah ditetapkan sebagai berikut:

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12 ayat 1. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:

a) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya untuk diajarkan oleh pendidik yang seagama.

b) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

c) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan.

(34)

23

d) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu dalam membiayai pendidikannya.

e) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara.

f) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.36

2. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dalam Pasal 3 ayat 2.

a. Biaya investasi, yang terdiri atas:

1) Biaya investasi lahan pendidikan 2) Biaya investasi selain lahan pendidikan b. Biaya operasi yang terdiri atas:

1) Biaya personalia 2) Biaya nonpersonalia 3) Bantuan biaya pendidikan 4) Beasiswa.37

3. Peraturan Menteri Nomor 30 Tahun 2010 tentang Pemberian Bantuan Biaya Pendidikan kepada Peserta Didik yang Orang Tua atau Walinya Tidak Mampu Membiayai Pendidikan.

2. Kartu Jakarta Mahasiswa Unggu (KJMU) sebagai Beasiswa Pendidikan

Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) adalah program pemberian bantuan Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan bagi calon/mahasiswa PTN dari keluarga tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik yang baik untuk meningkatkan akses dan

36 Republik Indonesia, Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:

Yayasan Peduli Anak Nasiona, 2003), h. 5

37 Diakses

http://www.polsri.ac.id/panduan/01.%20umum/07.%20Peraturan%20Pemerintah%20R epublik%20Indonesia%20Nomor%2048%20Tahun%202008%20Tanggal%204%20Juli

%202008%20Tentang%20Pendanaan%20Pendidikan.PDF pada tanggal 19 November 2020 pukul 19.19 WIB

(35)

24

kesempatan belajar di PTN dengan dibiayai penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta.38

KJMU merupakan program dinas pendidikan sebagai pemberian bantuan beasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi para calon mahasiswa PTN yang dibiayai penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta.

Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) adalah program pemberian bantuan Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan bagi calon/mahasiswa PTN dari keluarga tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik yang baik untuk meningkatkan akses dan kesempatan belajar di PTN dengan dibiayai penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta. Program ini diperuntukkan bagi siswa lulusan SMA yang sebelumnya menjadi penerima KJP dan atau yang sebelumnya bukan penerima KJP sesuai pada Pasal 7 ayat 1. Dengan program KJMU ini, pemerintah provinsi berharap agar siswa lulusan SMA semangat untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di PTN. Dana yang didapatkan dari KJMU ini adalah dana yang mencakup biaya kuliah dan biaya hidup selama kuliah di PTN tersebut.

Alasan adanya pemberian dana KJMU ini karena:

a. Untuk meningkatkan akses dan kesempatan belajar di PTN bagi peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi namun memiliki potensi akademik yang baik.

b. Memberi bantuan beasiswa kepada calon penerima yang sesuai dengan kriteria guna menempuh pendidikan diploma/sarjana sampai tepat waktu dan selesai.

c. Meningkatkan mutu pendidikan di masyarakat.

d. Menumbuhkan motivasi dan menjadikan acuan mahasiswa untuk rajin dan meningkatkan prestasi yang kompetitif.39

38 Diakses

https://kjp.jakarta.go.id/kjp2/public/informasi_umum.php?id=eydpZCc6Jz RlNzMyY2VkMzQ2M2QwNmRlMGNhOWExNWI2MTUzNjc3JywnamVuaXMnOicxNWY0MDI5MTI5 OWQ4YzQ3NDMxYzcwNDVhMDVmOWNmOCd9, pada 24 November 2019 pukul 17.01 WIB

39 Ibid.

(36)

25

Sasaran yang ditargetkan Dinas Pendidikan:

a. Peserta didik dan Alumni yang tidak mampu secara ekonomi dan lulus seleksi PTN; dan

b. Mahasiswa PTN yang tidak mampu secara ekonomi.

Adapun alur pendataan KJMU yaitu calon penerima KJMU mempersiapkan dokumen untuk pendaftaran, selanjutnya jika peserta didik baru mendapatkan persyaratan dokumen, sedangkan peseta didik atau alumni mendapatkan persyaratan dokumen dari dokumen tambahan, setelah itu mengajukan permohonan melalui satuan pendidikan, pendataan calon peserta didik/alumni yang lolos masuk PTN.

Setelah terdata, berkas kemudian diverifikasi melalui kunjungan oleh satuan pendidikan, setelah diverifikasi terdapat 2 kemungkinan yakni lolos verifikasi dan tidak lolos verifikasi melalui pengumuman sementara calon penerima KJMU dan menginput data ke portal KJP oleh satuan pendidikan, setelah itu data diverifikasi oleh P4OP, ditetapkan calon penerima KJMU, dan dana cair dan dana tersebut disalurkan.40

40 Ibid.

(37)

26

Gambar 2.2 Jalur Pendataan KJMU

Jadi dapat disimpulkan bahwa alur pendataan KJMU 11 tahap, C. Penelitian yang Relevan

KJMU belum banyak dilakukan sebagai bahan penelitian, hanya ada satu penelitian yang relevan terkait KJMU, maka dari itu peneliti memasukkan penelitian lain terkait beasiswa. Berdasarkan penelusuran melalui jurnal dan skripsi diketahui beberapa hasil penelitian yang sudah dipublikasi di antaranya sebagai berikut:

1. Anis Maya Suciany, Komunikasi Kepada Pelanggan Pemprov DKI Jakarta Mengenai Pemberian Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul Kepada Mahasiswa yang Berasal dari Provinsi DKI Jakarta di Universitas Negeri Jakarta, 2017, Tugas Akhir Karya Ilmiah. Hasil dari penelitian ini yaitu banyak kendala dalam pemberian KJMU dan penyampaian informasi dari dinas yang mendistribusikan beasiswa tersebut. Perbedaan antara penelitian ini dengan peneliti yang akan dibahas yakni tujuan penelitian.

Tujuan peneliti yakni mengevaluasi program KJMU di UIN Jakarta,

(38)

27

sedangkan Anis Maya S bertujuan untuk mengetahui komunikasi kepada pelanggan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengenai pemberian KJMU.41 2. Muhammad Nur Firdaus, Evaluasi Program Beasiswa Provinsi Tahun

2017 Melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, 2017, Naskah Publikasi. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa poses sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah belum cukup baik karena hanya dipublikasikan di alamat web dinas dan tidak memanfaatkan media yang lebih luas. Kurangnya tenaga ahli dan personel yang bertugas ditambah dengan sistem seleksi yang kurang efektif menjadikan program ini juga belum memberikan dampak dan manfaat yang signifikan terhadap mahasiswa. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Muhammad Nur Firdaus dengan peneliti yakni objek penelitian. Objek yang akan peneliti bahas yakni KJMU di UIN Jakarta, sedangkan Muhammad Nur Firdaus mengevaluasi program beasiswa provinsi tahun 2017 melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau.42

3. Muhammadd Khairul Rijal, Evaluasi Program Indonesia Pintar di Madrasah Kota Balikpapan43, 2018, Jurnal. Hasil dari penelitian ini yaitu temuan di lapangan menunjukkan terjadinya ketidaktepatan sasaran penerima bantuan, serta penggunaan dana bantuan yang tidak tepat. Selain itu, dana program bantuan juga perlu ditingkatkan untuk memenuhi kuota siswa miskin, begitu juga dengan kurangnya sosialisasi tentang Program Indonesia Pintar di Madrasah. Hal yang membedakan dengan apa yang

41 Anis Maya Suciany, “Komunikasi Kepada Pelanggan Pemprov DKI Jakarta Mengenai Pemberian Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul Kepada Mahasiswa yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta di Universitas Negeri Jakarta”, diakses dari https://pdfslide.net/download/link/tugas-akhir-karya-ilmiah-komunikasi-kepada-tugas- akhir-karya-ilmiah-komunikasipada tanggal 20 Oktober 2020 pukul 19.47 WIB

42 Muhammad Nur Firdaus, “Evaluasi Program Beasiswa Provinsi Tahun 2017 Melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau”, diakses dari

http://repository.umrah.ac.id/2503/1/MUHAMMAD%20NUR%20FIRDAUS- 140565201037-FISIP-2019.pdf pada tanggal 20 Oktober 20.00 WIB

43 Muhammad Khairul Rijal, “Evaluasi Program Indonesia Pintar di Madrasah Kota Balikpapan”, diakses dari https://journal.iain-

samarinda.ac.id/index.php/Tarbiyawat/article/view/2120 pada tanggal 21 Oktober pukul 20.06 WIB

(39)

28

akan dilakukan dalam penelitian ini adalah objek evaluasinya. Peneliti akan melakukan evaluasi KJMU di UIN Jakarta, sedangkan Muhammad Khairul Rijal mengevaluasi Program Indonesia Pintar di Madrasah.

4. Fajar Wahyudi, Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan dalam Upaya Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS pada LAZNAS PKPU dan BAZIZ DKI Jakarta 44 , 2014, Skripsi. Hasil Penelitian ini yakni terjadi perbandingan antara penerima LAZNAS dan BAZIZ. Hal yang membedakan dengan apa yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah objek evaluasinya. Peneliti mengevaluasi Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul sedangkan Fajar Wahyudi mengevaluasi Program Pendayagunaan Dana ZIS pada LAZNAS PKPU dan BAZIZ DKI Jakarta.

D. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa, tanpa adanya pendidikan maka negara sulit bergerak maju ke arah yang lebih baik lagi dan negara lambat laun akan tenggelam pada pusaran kehancuran. Sekolah sangat penting bagi semua elemen masyarakat baik dari orang yang ekonominya sangat tercukupi sampai kepada yang sangat tidak tercukupi, dari orang yang berada di daerah perkotaan sampai kepada orang yang tinggal di pedesaan karena pendidikan tidak bertujuan untuk mengklasifikasikan hal-hal tersebut, tetapi lebih kepada bagaimana mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara tanpa membeda-bedakan orang yang bersekolah.

Banyaknya anak penerus bangsa yang pendidikannya harus terpaksa berhenti di pertengahan jalan dan berhentinya pendidikan dikarenakan kurangnya biaya untuk membayar sekolah. Pemerintah cukup cepat dalam menanggapi hal itu, dibuktikan dengan adanya bantuan beasiswa yang

44 Fajar Wahyudi, “Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan dalam Upaya Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS pada LAZNAS PKPU dan BAZIZ DKI

Jakarta”, diakses dari

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25099/1/FAJAR%20 WAHYUDI-FSH.pdf pada tanggal 21 Oktober pukul 20.30 WIB

(40)

29

diberikan kepada mahasiswa yang kurang mampu untuk tetap bisa melanjutkan pendidikan hingga selesai. Dengan adanya bantuan yang diberikan pemerintah untuk membiayai peserta didik yang sedang melanjutkan pendidikan, maka seharusnya pendidikan sudah bisa merata tanpa harus adanya lagi persoalan ekonomi yang menjadi salah satu faktor penghambat bagi sebagian orang yang ingin menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) adalah salah satu dari sekian banyaknya program pemerintah dalam membantu para anak bangsa untuk melanjutkan pendidikannya dengan harapan kualitas dirinya dapat meningkat dan nantinya akan bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan negara. Namun, program tersebut banyak disalahgunakan oleh oknum penerima bantuan program, awalnya bantuan tersebut diberikan untuk memudahkan mahasiswa dalam menunjang kegiatan sehari-harinya selama perkuliahan, tetapi bantuan tersebut di gunakan untuk hal yang tidak ada kaitannya dengan perkuliahan. Dalam hal ini evaluasi dalam program tersebut masih harus dilakukan. Sesuai dengan tujuan penelitian maka model evaluasi yang dipilih adalah CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan fokus evaluasi terdapat pada konteks, masukan, proses, dan hasil program.

Evaluasi konteks berfokus pada landasan hukum, latar belakang, analisis SWOT, dan tujuan program. Evaluasi input meliputi pengelola KJMU, pendanaan KJMU, penerima KJMU, sarana, dan prasarana pendukung program KJMU. Pada evaluasi proses terdapat sosialisasi, monitoring, dan evaluasi program. Pada evaluasi produk terdapat hasil program, pelaporan program, dan evektifitas program.

(41)

30

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Evaluasi Program KJMU

1.

Sosialisasi Program

2.

Monitoring Program

3.

Evaluasi

Program

(42)

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan peneliti. Pada penelitian ini, tempat penelitian dilakukan di dua tempat, di antaranya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia dan P4OP Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta yang beralamat di Jl. Kober Kecil No. 29 A, RT 01/08, Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur.

Adapun penelitian direncanakan pada bulan September - Desember 2020 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Aktivitas

2020 2021

Jun Jul Sep Des Jan Feb Mar Jun Ju

l Studi Pendahuluan

Studi Literatur Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Skripsi Bimbingan Skripsi Sidang Munaqosah

(43)

32 B. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan peneliti dalam penelitian evaluasi program ini dengan cara deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu dengan menjelaskan secara detail tentang hasil penelitian dan memberikan pemahaman terhadap pembaca tentang penelitian ini. Suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih.45

Penelitian analisis deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, dan keterkaitan antarkegiatan.46 Data diperoleh dari observasi, maupun wawancara. Hal lain yang dapat diperoleh dari studi dokumen, laporan, jurnal, maupun undang-undang dan peraturan pemerintah.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, sering kali disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.47

Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah goal based evaluation, Scriven mendefinisikan goal based evaluation adalah setiap jenis evaluasi berdasarkan pengetahuan dan direferensikan kepada tujuan- tujuan program, orang, atau produk.48

Model evaluasi yang digunakan adalah model CIPP (Context, Input, Process, Product). Model ini merupakan kegiatan melukiskan, memperoleh dan

45 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitaf Kualitatif dan R&D, 2009, Bandung: Alfabeta hlm. 56

46 Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, 2011, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm. 73

47 Sugiyono, Op.Cit., hlm. 5

48 Wirawan, Evaluasi Teori, Model Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 123

(44)

33

menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif-alternatif pengambilan keputusan.49 Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang mana peneliti sebagai instrumen penelitian mengumpulkan data dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar.

C. Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen ini berdasarkan metode yang dipilih, maka instrumen yang digunakan adalah peneliti itu sendiri, dan dikembangkan menurut metode yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hal ini dibutuhkan lembar pengamatan, pedoman dalam melakukan wawancara dan pedoman dalam studi dokumentasi. Berikut tabel kisi-kisi instrumen penelitian:

Komponen Fokus Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data Studi

Dokument asi

Wawancara Observasi

Konteks Landasan Hukum

Pengelola KJMU

√ √

Latar Belakang KJMU

Pengelola KJMU

√ √

Tujuan Program KJMU

Pengelola KJMU

√ √

Input SDM Pengelola

KJMU, Pengurus KJMU di

√ √ √

49 T. Rusman Nurhakim, Riset Evaluasi dalam Pendidikan, (Ciputat: UIN Jakarta, 2019), hlm.

91

(45)

34

UIN Jakarta, Mahasiswa Pendanaan

Pendidikan

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, Pengurus KJMU

√ √ √

Penerima KJMU

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √ √

Sarana dan Prasarana pendukung program

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √ √

Proses Sosialisasi Program

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √

(46)

35 Monitoring

dan evaluasi program

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √ √

Produk Hasil Program

Mahasiswa dan

Pengelola KJMU di P4OP

√ √

Pelaporan program

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √

Efektivitas program

Mahasiswa, Pengelola KJMU di P4OP, dan Pengurus KJMU di UIN Jakarta

√ √

Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahapan sangat penting dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki

Gambar

Gambar 2.2 Jalur Pendataan KJMU
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Evaluasi Program KJMU
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3 Kisi-kisi Studi Dokumentasi Evaluasi Program KJMU di UIN Jakarta
+3

Referensi

Dokumen terkait

BERBUSANA MUSLIMAH MAHASISWI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Indonesia (UI) telah memiliki

Sistem Informasi Pendaftaran Wisuda Online adalah sebuah media online yang bertujuan untuk mempermudah para mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam melakukan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Status Identitas Terhadap Agresivitas pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN syarif Hidayatullah Jakarta ” adalah

Laporan Penelitian berjudul PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA PSPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009 yang diajukan

Skripsi yang berjudul “Perbedaan Tingkat Religiusitas Pada Mahasiswa Fakultas Keagamaan Dan Non Keagamaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” telah diujikan dalam sidang

Faktor yang memengaruhi tingkat kepuasan konsumen civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap kantin unit usaha Dharma Wanita UIN Syarif Hidayatullah

LEMBAR PENGESAHAN Laporan penelitian berjudul HUBUNGAN INTENSITAS ZIKIR DENGAN TINGKAT DEPRESI MAHASISWA PREKLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA yang