• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

ETOS BELAJAR MAHASISWA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Siti Nurhayati

NIM : 10.40.32.20.10.33

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syaif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Februari 2009

(3)

ETOS BELAJAR MAHASISWA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Siti Nurhayati

NIM : 10.40.32.20.10.33

Pembimbing,

Dr. Masri Mansoer, M.A

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 Februari 2009.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) pada program studi Sosiologi Agama.

Jakarta, 26 Februari 2009

Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dra. Hermawati, MA Dra. Joharotul Jamilah, M.Si NIP. 150.227.408 NIP. 150.282.401

Penguji I, Penguji II

Prof. Dr. Suwarno Imam Dra. Joharotul Jamilah, M.Si NIP. 150.033.254 NIP. 150.282.401

Pembimbing,

(5)

ABSTRAC

Siti Nurhayati

Colleges Student Learned Ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

This researches is description of figure in common college student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. But, writer had the assumption that a few factor has been influence the ethos of college student. So, writer tried to do explanatory research, which is survey research have objectives to explain influence and correlation between religiousity and social cultural with the ethos of college student through a hypothesizing examination.

This research is executed at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This observational population is all UIN Syarif Hidayatullah Jakarta college student on the academic year 2007/2008. Observational sample is 250 respondents which chosen by cuota random sampling of ten faculties without proportional. Data collecting utilizes questionnaire and observation. Analysis is data utilizes descriptive statistic, correlation product moment and multiple regression two predictors.

The result of observation show us that : 1). Colleges student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tends to high with percentage 51,6%. 2) There is positive correlation and significant between religiousity with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,466 on significant 1%. 3 ). There is positive correlation and significant between social cultural with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,265 on significant 1%. 4 ) There is positive influence and significant between religious and social cultural with college student learned ethos, it showed by F hitung about 21,25 on significant 5%. Contribution have given by religiousity variable about 80,23% and cultural social variable about 19,71%.

(6)

ABSTRAK

Siti Nurhayati

Etos Belajar Mahasaswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi, yang menggambarkan secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba melakukan explanatory research, yaitu penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara keberagamaan dan lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa melalui pengujian hipotesa.

Penelitian ini dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun akademik 2007/2008. Sampel penelitian adalah 250 orang responden yang dipilih secara cuota random sampling dari sepuluh fakultas dengan tidak menggunakan proporsional. Pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif, korelasi product moment dan regresi berganda dua prediktor.

Hasil penelitian menunjukkan : 1). Etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung tinggi dengan prosentase 51,6%. 2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keberagamaan dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,466 pada tingkat signifikansi 1%. 3). Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,265 pada tingkat signifikansi 1%. 4) Ada pengaruh positif dan signifikan antara keberagamaan dan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa yang ditunjukkan dengan F hitung sebesar 21,25 pada taraf signifikansi 5%. Kontribusi yang diberikan oleh variabel keberagamaan sebesar 80,23% dan variabel sosial budaya sebesar 19,71% terhadap etos belajar mahasiswa.

(7)

ABSTRAC

Siti Nurhayati

Colleges Student Learned Ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

This researches is description of figure in common college student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. But, writer had the assumption that a few factor has been influence the ethos of college student. So, writer tried to do explanatory research, which is survey research have objectives to explain influence and correlation between religiousity and social cultural with the ethos of college student through a hypothesizing examination.

This research is executed at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This observational population is all UIN Syarif Hidayatullah Jakarta college student on the academic year 2007/2008. Observational sample is 250 respondents which chosen by cuota random sampling of ten faculties without proportional. Data collecting utilizes questionnaire and observation. Analysis is data utilizes descriptive statistic, correlation product moment and multiple regression two predictors.

The result of observation show us that : 1). Colleges student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tends to high with percentage 51,6%. 2) There is positive correlation and significant between religiousity with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,466 on significant 1%. 3 ). There is positive correlation and significant between social cultural with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,265 on significant 1%. 4 ) There is positive influence and significant between religious and social cultural with college student learned ethos, it showed by F hitung about 21,25 on significant 5%. Contribution have given by religiousity variable about 80,23% and cultural social variable about 19,71%.

(8)

ABSTRAK

Siti Nurhayati

Etos Belajar Mahasaswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi, yang menggambarkan secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba melakukan explanatory research, yaitu penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara keberagamaan dan lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa melalui pengujian hipotesa. Hidayatullah Jakarta cenderung tinggi dengan prosentase 51,6%. 2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keberagamaan dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,466 pada tingkat signifikansi 1%. 3). Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,265 pada tingkat signifikansi 1%. 4) Ada pengaruh positif dan signifikan antara keberagamaan dan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa yang ditunjukkan dengan F hitung sebesar 21,25 pada taraf signifikansi 5%. Kontribusi yang diberikan oleh variabel keberagamaan sebesar 80,23% dan variabel sosial budaya sebesar 19,71% terhadap etos belajar mahasiswa.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat dan

hidayah-Nya serta tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi

Muhammad Saw. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.”

Skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dukungan

dan kontribusi dari banyak pihak. Olehnya, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Dr. M. Amin Nurdin, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dra. Ida Rosyidah, MA dan Ibu Dra. Jaoharatul Jamilah, MSi selaku Ketua

dan Sekretaris Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Masri Mansoer, MA selaku dosen pembimbing atas kesabaran, kritik,

dan saran-saran yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar pada program studi Sosiologi Agama (SA) atas

segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan, dan pengalaman yang

mendorong penulis selama menempuh studi. Seluruh staf dan karyawan Fakultas

(10)

6. Keluargaku yang tercinta dan terkasih, tiada yang lebih indah kecuali dirumah

kita sendiri. Penulis sangat berterimakasih kepada Bapak Sumadi dan Ibu Parmi

atas segala kepercayaan, pendidikan, semangat, kesabaran, pengorbanan, harapan

dan doa sehingga mengantar penulis pada kesuksesan dalam penyelesaian skripsi

ini. Terimakasih untuk adik-adikku, Agus Triono yang selalu ceriwis

mengingatkan dan membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. Tri Widyanto

yang selalu membuat kepalaku pusing karena tingkahnya yang aneh-aneh.

Meskipun begitu, aku sangat sayang kalian adik-adikku. Saudari kembarku,

Sundari Wening Warastri yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya.

Terima kasih atas segala persahabatan yang selama ini kita bina dengan baik dan

menjaga keutuhannya meski terpisah oleh jarak.

7. Team Of BAN. Siti Nay Nurjanah, sahabat yang tak pernah ku duga sebelumnya dari awal Propesa Jurusan 2004. Terima kasih atas kebaikanmu yang selalu

menopangku ketika sedih hadir menyapa hariku dan menjadi pendengar setiaku

dalam banyak kisah. Nadzariyah, sahabat yang selalu membuatku terus bertanya

tentang sikap diam dan keterlambatannya dalam setiap event. Terima kasih atas pengertianmu yang membuat ku tetap bertahan dalam segala kondisi. Lina

Hermawati, sahabat yang selalu membuatku terus berekspresi dalam berbagai

tantangan. Terima kasih atas ketegaranmu yang membuatku selalu berani

menghadapi apapun. Iik Ikrimah, sahabat yang selalu menjadi partner kerjaku dalam berbagai kesempatan. Terima kasih atas keceriaannya yang membuatku

tertawa terbahak-bahak dan mengajarkanku untuk selalu optimis dalam banyak

(11)

galau menghantauiku. Terima kasih untuk segalanya, semoga kau dan aku tak

akan pernah merasakan kecewa.

8. Sosiologi 2004. Terima kasih untuk teman-teman kelasku yang telah

menciptakan pelangi di sisi kelas : Ilham, Hari, Wahid, Angga, Nia, Zumy,

Soleh, Budi, dan lain–lain. Sosiologi 2005-2006. Terima kasih karena kalian

telah membantuku dalam try out penelitianku. Tyo Z. Amri, Rica H. Syah, Ade Ferdiawan, Faturrahman, dan Lucky Setiawan. Terima kasih telah membantu

penulis dalam pengumpulan data.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesain skripsi ini.

Namun, penulis tidak mungkin dapat menyebutkan satu-persatu. Atas bantuan

mereka, penulis hanya bisa mendoakan semoga semua yang dilakukan akan

menjadi amal shaleh dan Allah memberikan balasan pahala yang berlipat ganda.

Amin ya rabbal’alamin.

Tak ada gading yang tak retak, sebuah peribahasa yang menggambarkan

bahwa tak ada sesuatu yang sempurna. Begitu pula dengan skripsi ini tentu saja

bukan suatu karya yang sempurna dan bebas dari kesalahan. Karena itu, saran dan

kritik dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang sangat penulis nantikan.

Ciputat, 16 Februari 2009

(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAC……….. i

ABSTRAK………. ii

KATA PENGANTAR……….. ii

DAFTAR ISI……….……. v

DAFTAR TABEL……….…. viii

DAFTAR LAMPIRAN………. ix

PEDOMAN TRANSLITERASI………... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……….… 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 5

D. Metodologi Penelitian………... 5

1. Variabel Penelitian………. 6

2. Operasional Variabel Penelitian ……… 8

3. Lokasi dan Waktu Penelitian………. 10

4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel……. ………… 10

5. Teknik Pengumpulan Data………. 12

6. Teknik Uji Instrumen………. 13

7. Teknik Analisis Data……….. 16

8. Prosedur Penelitian………. 17

9. Hipotesis Penelitian ……….. 18

(13)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Agama……… 22

1. Agama dalam Perspektif Sosial………. 22

2. Fungsi Agama……… 23

3. Dimensi-dimensi Keberagamaan………... 25

B. Etos Belajar……… 27

1. Pengertian Etos Belajar………. 27

2. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar ……… 34

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Belajar……… 40

BAB III PROFIL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ………... 43

B. Visi dan Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ………... 45

C. Motto UIN Syarif Hidayatullah Jakarta………. 46

D. Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……… 47

E. Deskripsi Responden……….. 48

BAB IV ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA A. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar Mahasiswa …………. 52

(14)

3 ) ) $ " ************** !1

$3 " ) $ " **************

!

#3 ) $ " **************** !4

+ ***

1

3 5 " " 6 ***************** 1

$3 5 " " 7 ****************** 1

#3 5 " " 0 6 6 "" ********* 18

C. Pengaruh Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap

Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……… 64

2 ) 7 **************** 1!

9 " 5 + " ************ 1

8 / , " ********************* 1

( / " ********************** 14

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………. 70

B. Saran………. 71

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional Variabel/Parameter Keberagamaan dan Sosial

Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa……… 8

Tabel 2 Skor untuk Setiap Pilihan Jawaban………... 12

Tabel 3 Nilai Signifikansi Pertanyaan Setiap Parameter………... 14

Tabel 4 Nilai Koefisien Reliabilitas………... 16

Tabel 5 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin……… 49

Tabel 6 Sebaran Responden Menurut asal sekolah sebelum masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta………... 50

Tabel 7 Sebaran Responden Menurut Motivasi Belajar……… 51

Tabel 8 Sebaran Responden Menurut Disiplin……….. 53

Tabel 9 Sebaran Responden Menurut Rasionalitas………... 54

Tabel 10 Sebaran Responden Menurut Kreativitas………. 55

Tabel 11 Sebaran Responden Menurut Etos Belajar………... 55

Tabel 12 Sebaran Responden Menurut Tahun Akademik……… 56

Tabel 13 Sebaran Responden Menurut Keyakinan Keagamaan……….. 57

Tabel 14 Sebaran Responden Menurut Pengetahuan Keagamaan………... 58

Tabel 15 Sebaran Responden Menurut Praktek Keagamaan………... 59

Tabel 16 Sebaran Responden Menurut Tingkat Keberagamaan…………... 60

Tabel 17 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Teman Kuliah……… 61

Tabel 18 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Dosen……… 63

Tabel 19 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Tempat Tinggal…………. 64

Tabel 20 Hasil Korelasi Antar Variabel independen dan variabel dependen … 64 Tabel 21 Nilai Koefisien Determinasi………. 66

Tabel 22 Nilai Koefisien……….. 67

Tabel 23 Kontribusi Variabel……….. 67

Tabel 24 Hasil Uji Anova……… 68

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I: Daftar Pertanyaan Kuesioner

Lampiran II: Daftar Jawaban Kuesioner Responden

Lampiran III: Reliabilitas dan Validitas Instrumen

Lampiran IV: Daftar Jawaban Kuesioner Responden Perdimensi

Lampiran V: Daftar Transformasi Data Kuesioner Perdimensi

Lampiran VI: Hasil Uji Normalitas

Lampiran VII: Daftar Wisuda Angkatan ke 74 Tahun 2008/2009

Lampiran VIII: Hasil Analisis Deskriptif

Lampiran IX: Hasil Rataan dan Hasil Uji T-Test

Lampiran X: Hasil Uji Korelasi

Lampiran XI: Hasil Uji Regresi Berganda antara Variabel Keberagamaan

dengan Variabel Sosial Budaya dengan Variabel Etos Belajar

Lampiran XII: Hasil Uji Regresi Linear antara Variabel Keberagamaan

dengan Variabel Etos Belajar

Lampiran XIII: Hasil Uji Regresi Linear antara Variabel Sosial Budaya dengan

Variabel Etos Belajar

Lampiran XIV Hasil Uji Multikolineratitas

(17)

PEDOMAN TRANSLITERASI

Arab Latin Arab Latin Arab Latin = dh

= b = th = al

= t = zh = a

= ts = ‘ = i = j = gh = u = h = f

= kh = q Vokal Panjang

= d = k = â

= dz = l î

= r = m = û

= z ! = n Diftong

" = s = w = aw

# = sy $ = h = ay

% &

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah telah mencatat bahwa sudah seabad bangsa Indonesia bangkit.

Semarak gempita dalam kemeriahan perayaan yang diselenggarakan pada tanggal 20

Mei 2008 di Senayan, Gelora Bung Karno mengundang keprihatinan yang mendalam

di tengah keterpurukan bangsa Indonesia. Kebangkitan Nasional bukan sekedar

peringatan seremonial dengan penghamburan dana, tenaga dan emosi yang sia-sia.

Namun, pemaknaan semangat perubahan untuk mencapai Indonesia yang lebih baik.

Seratus tahun kebangkitan nasional merupakan moment yang tepat untuk membangunkan masyarakat Indonesia secara nyata dan terencana dengan tujuan yang

terukur dan pasti. Sudah seharusnya, kebangkitan nasional dapat mengugah semangat

para generasi penerus bangsa untuk melakukan perubahan dipelbagai bidang dan

menggapai cita-cita nasional dengan mengibarkan bendera merah putih di segala

penjuru dunia dengan segudang prestasi. Kebangkitan Nasional diawali dengan

berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Utomo adalah organisasi

pendidikan yang sangat peduli terhadap nasib bangsa terutama di bidang pendidikan.

Budi Utomo berusaha memajukan rakyat agar terlepas dari belenggu kemiskinan, dan

kebodohan.

Kebangkitan Nasional tidak dapat dipisahkan dari aspek pendidikan.

(19)

Kebangkitan Nasional yang bermula dari organisasi pendidikan berusaha untuk

memajukan negara dan rakyat, dengan munculnya kaum Intelektual yang mengubah

negara ke arah yang lebih baik. Kebangkitan nasional hendaknya dapat dihayati

maknanya dengan aplikasi yang nyata.

Kemajuan suatu bangsa tidak hanya tergantung oleh kekayaan yang dimiliki

atau jumlah penduduk yang banyak, tetapi ditentukan oleh kemampuan sumber daya

manusia dalam menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi. Disinilah peran

pendidikan sebagai sarana untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas,

karena pada hakikatnya keberhasilan pendidikan berarti keberhasilan menyongsong

masa depan bangsa yang lebih cerah. Banyak contoh yang dapat dipetik dari berbagai

bangsa atas keberhasilannya mencetak sumber daya manusia yang berkualitas

meskipun sumber daya alam yang dimiliki tak berlimpah, seperti Korea Selatan,

Hongkong, Taiwan, Singapura dan Malaysia. Keberhasilan tersebut dikarenakan

peran pendidikan yang tinggi. Pendidikan Tinggi di Indonesia diharapkan dapat

berperan sebagai agen perubahan.1

Perilaku masyarakat Indonesia dikenal dengan etos yang rendah. Hal ini

tampak pada kondisi yang terjadi pada mahasiswa di perguruan tinggi. Tercatat dalam

penelitian bahwa perguruan tinggi di Indonesia hanya menempati urutan 50 dan 70 di

tingkat Asia. Sedangkan di tingkat dunia, Indonesia hanya menempati posisi 500.

Nampaknya, Indonesia akan benar-benar tertinggal dari Myanmar dan Laos.2

1 Sidhunata, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan (Demokratisasi, Otonomi, Civil Society, Globalisasi), (Yogyakarta : Kanisius, 2000), hal. 61.

(20)

Masa depan bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh kaum terpelajar.

Namun, mahasiswa sebagai agen perubahan tak dapat mencerminkan etos keilmuan

yang tinggi. Mereka cenderung malas untuk meningkatkan kompetensi, akuntabilitas

dan kreatifitas dalam bidang akademik. Selain itu, mahasiswa tidak lagi menghargai

disiplin dan sering kali bolos.

Islam mengajarkan bahwa seseorang akan memperoleh sesuai dengan ikhtiar

yang dilakukannya. Hal itu dipertegas dalam Al-quran pada surat (Al-Anfaal : 53).

!"

#$

artinya : (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Dengan demikian, tidak ada manusia yang dapat makmur tanpa usaha yang

sungguh-sungguh. Maka dapat ditafsirkan bahwa perubahan nasib sangat tergantung

pada etos. Ada dua indikator yang membicarakan mengenai relevansi usaha

penumbuhan dan pengembangan etos keilmuan dikalangan Islam yaitu pertama,

faktor sosiologis-demografis; semata-mata berdasarkan kenyataan bahwa rakyat

Indonesia sebagian beragama Islam. Kedua, faktor historis-ideologis; untuk jangka

(21)

pendorong pesatnya perkembangan etos keilmuan.3 Lebih lanjut, dalam studi yang

dilakukan oleh Geertz pada tahun 1950-an menyatakan pertumbuhan ekonomi dan

pembaruan Islam berjalan secara beriringan. Mohammad Sobary dalam Kesalehan

dan Tingkah laku Ekonomi (1999) juga menyimpulkan hal yang sama untuk

masyarakat Betawi di Desa Suralaya dan Ahmad Janan Asifudin (2003)

membuktikan bahwa agama Islam menjadi basis etos kerja Islami untuk

menghasilkan kemajuan.

Fakta yang terjadi berbanding terbalik dengan yang seharusnya. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang berbasis pada agama Islam masih terdapat banyak

mahasiswa yang memperlihatkan indikasi etos belajar yang rendah. Mahasiswa

cenderung belajar instans dalam kondisi keterpaksaaan dan keinginan belajarnya hanya timbul ketika ujian dengan sistem kebut semalam.4 Padahal, etos belajar dan

orientasi kuliah menentukan kematangan intelektual dan jiwa kemandirian. Ironi

memang, Islam selalu mengajarkan bahwa manusia hendaknya bersikap, berpikir dan

berbuat sesuai dengan pedoman Al-quran dan Hadis. Islam juga sangat mendorong

etos belajar. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang seluruh mahasiswanya muslim

seharusnya mempunyai etos belajar yang tinggi. Nampaknya, Tingkat religiusitas

mahasiswa sangat mempengaruhi dalam pembentukkan sikap di kehidupannya

termasuk bidang akademik. Selain itu, faktor sosial budaya di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta juga ikut andil dalam pembentukan etos belajar mahasiswa.

3 Nurcholish Madjid. Tradisi Islam (Peran dan fungsinya), (Jakarta: PARAMADINA, 1997), hal. 31.

(22)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan pada etos belajar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar tidak meluasnya permasalahan.

Selanjutnya, penulis merumuskan masalah ke dalam petanyaan sebagai berikut :

“Bagaimana etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap etos belajar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain itu, manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Memberikan kontribusi dan motivasi etos belajar bagi mahasiswa untuk

meningkatkan kompetensi, akuntabilitas dan kreatifitas dalam bidang

akademik.

2. Menambah khasanah pengetahuan dan literatur kepustakaan, khususnya

bagi Mahasiswa Ushuluddin dan Filsafat dalam kajian sosial agama.

Sehingga, hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan landasan bagi

penelitian selanjutnya.

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah kerangka teoritis yang dipergunakan oleh penulis

(23)

penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan

secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun,

penulis mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar

mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba melakukan explanatory research, yaitu penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara variabel

melalui pengujian hipotesa. Senada dengan pendapat Masri Singarimbun dan Sofyan

Effendi (1989), bahwa “Apabila untuk data yang sama peneliti menjelaskan

hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa, maka penelitian

tersebut tidak lagi dinamakan penelitian deskriptif melainkan penelitian pengujian

hipotesa atau penelitian penjelasan”.5

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel yang akan di uji yaitu Faktor

keberagamaan (X1) dan Faktor Sosial budaya (X2) independent variable sedangkan

etos belajar mahasiswasebagai dependent variable (Y).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perhitungan statistik dengan

bantuan program SPSS (Statistic Program Social Science) 15.00 for windows. Data yang diperoleh dihasilkan dari angket yang disebarkan kepada responden dengan

skor menurut skala likert. Selanjutnya, digunakan transformasi indeks parameter pada

setiap variabel yang akan diuji. Dalam transformasi indeks parameter, interval antara

nilai indeks terkecil dengan nilai indeks terbesar adalah 1 - 100. Maka, transformasi

(24)

indeks parameter adalah hasil dari penjumlahan nilai transformasi dari setiap

parameter. Seperti yang dikutip oleh Masri Mansoer dalam disertasi ”Perilaku

Keberagamaan Remaja”, Rumus transformasi adalah :

a) Transformasi Indeks Parameter

Indeks Parameter = JDP - JM x 100

JMX - JM

di mana :

JDP = Jumlah nilai yang didapat dari tiap parameter

JM = Jumlah nilai minimum tiap parameter

JMX = Jumlah nilai maksimum tiap parameter

b) Transformasi Indeks Variabel

Nilai variabel merupakan nilai indeks yang didapat dari penjumlahan indeks

tiap parameter yang telah ditransformasikan.6

Indeks Variabel = JPV - JMV x 100

JXV - JMV

di mana :

JPV = Jumlah indeks parameter yang di dapat tiap variabel

JMV = Jumlah nilai minimum tiap variabel

JXV = Jumlah nilai maksimum tiap variabel

(25)

2. Operasional Variabel Penelitian

Konsep yang masih abstrak, tidak dapat diukur dan disajikan dalam bentuk

bilangan. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran terhadap konsep yang masih

abstrak yang disebut sebagai definisi operasional. Menurut Masri Singarimbun dan

Sofyan Effendi (1989), definisi operasional merupakan unsur penelitian yang

memberikan informasi bagaimana caranya mengukur sesuatu variabel.7

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel/Parameter Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa

No. Variabel Parameter Indikator Skala

1 Keberagamaan Dimensi Keyakinan Keagamaan

sesuatu yang terjadi sesuai

dengan takdir dan setiap

(26)

•Keterlibatan aktif dalam

ketaatan pada peraturan, dan

prestasi belajar.

Ordinal

Lingkungan Dosen

Penilaian tingkat motivasi,

pro-aktif, sikap terbuka

terhadap kritik, ketaatan pada

peraturan, dan kreativitas para

(27)

kebiasaan datang ke kampus

dan seminar serta mengikuti

kursus atau pelatihan.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang meliputi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Adab dan Humaniora,

Ushuluddin dan Filsafat, Syariah dan Hukum, Dakwah dan Komunikasi, Dirasat

Islamiyah, Psikologi, Ekonomi dan Ilmu Sosial, Sains dan Teknologi, Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 November sampai

dengan 30 November 2008.

4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang tercatat sebagai mahasiswa aktif pada tahun akademik

2007/2008 yang berjumlah 20.000 mahasiswa. Teknik yang digunakan dalam

(28)

sampel secara acak dengan kelompok-kelompok kecil (cluster), dimana unsur-unsur

dalam cluster sifatnya tidak homogen.

Mengacu pada rumus solvin dalam menetapkan jumlah sampel dengan tingkat

kepercayaan 10 % maka jumlah sampel yang diperlukan adalah 100 orang

mahasiswa. Namun, peneliti menyesuaikan dengan teknik sampel yang digunakan

dalam penelitian ini, maka mendapatkan perwakilan 250 orang yang didistribusikan

ke seluruh fakultas yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan tidak

menggunakan proporsional.

Rumus Solvin

n = N 1+ N. (e) 2 Keterangan:

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

e = Batas Error (10 %)

Dengan menggunakan rumus solvin diketahui jumlah sampel : n = 20.000 = 99, 5 = 100 orang

1 + 20.000 (0.10) 2

(29)

5. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut :

a). Angket

Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan angket (questionnaire), yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah data pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Angket yang digunakan

adalah angket tertutup dimana jawaban atas pertanyaan sudah tersedia, responden

tinggal memilih jawaban sesuai pertanyaaan yang dimaksud. Angket ini disebarkan

untuk mendapatkan data yang komprehensif yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Penulis memberikan penilaian terhadap jawaban dari masing-masing soal

angket tersebut dengan menggunakan ketentuan skala Likert. Angket yang disusun

mempunyai skor jawaban dengan interval 1-5. Setiap jawaban memiliki skor

tersendiri sesuai dengan item positif dan negatif, seperti yang tergambar dalam tabel

berikut ini :

Tabel 2. Skor untuk Setiap Pilihan Jawaban

No. Pilihan Jawaban Skor

1 Positif 5 4 3 2 1

2 Negatif 1 2 3 4 5

b). Studi kepustakaan

Dalam penelitian ini, Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh

(30)

c). Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sarana pengamatan.9 Penulis mengadakan

observasi secara seksama terhadap bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh

mahasiswa di dalam dan luar kampus serta mengamati keadaan di sekitar lingkungan

kampus, seperti sarana dan prasarana.

6. Teknik Uji Instrumen a). Validitas

Instrumen sebagai alat ukur pengumpul data yang berkaitan dengan kualitas

data. Ada dua persyaratan penting yang berlaku dalam sebuah angket yaitu valid dan

reliabel. Instrumen yang valid menunjukkan seberapa baik sebuah instrumen

digunakan untuk mengukur parameter dalam penelitian. Dengan kata lain, mampu

memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam pengujian tingkat

validitas instrumen, peneliti dapat melakukan try-out dengan memakai responden terbatas terlebih dahulu sebanyak 30 mahasiswa. Pengujian validitas dilakukan

dengan menggunakan pearson correlation dengan ketentuan bahwa suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05.

(31)

Tabel 3. Nilai Signifikansi Pertanyaan Setiap Parameter

No. Parameter Nilai Signifikansi Keterangan

1 Keyakinan Agama 0,016 Valid

8 Lingkungan Teman Kuliah 0,041 Valid

9 Lingkungan Dosen 0,000 Valid

10 Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal 0,031 Valid

Sumber : data primer yang diolah

Tabel menunjukkan nilai signifikansi dari setiap parameter. Maka dapat

disimpulkan bahwa pertanyaan yang terdapat dalam setiap parameter dapat dikatakan

valid karena memiliki signifikansi dibawah 0,05.

b). Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keterhandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel

adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok

yang sama akan menghasilkan data yang sama. Apabila data yang diperoleh sesuai

dengan kenyataan, berapakalipun pengambilan data yang dilakukan hasilnya akan

(32)

Rumus Alpha Cronbach

(k)

k-1

Keterangan :

n = jumlah sampel

X = nilai skor yang dipilih

ri

= reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

i = mean kuadrat kesalahan

t2 = jumlah varians butir

Interpretasi data nilai Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: (1) 0.00 - 0.20 = tidak reliabel

(2) 0.21 – 0.40 = kurang reliabel

(3) 0.41 – 0.60 = cukup reliabel

(4) 0.61 – 0.80 = reliabel

(5) 0.81 – 1,00 = sangat reliabel

Jadi koefisien reliabilitas instrumen untuk penelitian ini setiap variabel adalah

seperti pada tabel 4. Dari nilai Alpha Cronbach yang terlihat pada semua variabel penelitian ini berada diatas nilai 0,60 maka dapat dinyatakan bahwa semua kuesioner

yang digunakan untuk instrumen penelitian ini adalah reliable.

(1- i2)

t2

(33)

Tabel 4. Nilai Koefisien Reliabilitas

Variabel Jumlah Pertanyaan Koefisien Reliabilitas

Keagamaan 24 buah 0,80

Sosial Budaya 21 buah 0,77

Etos Belajar 27 buah 0,90

Jumlah 72 buah 0,83

Sumber : data primer yang diolah

7. Teknik Analisis Data

Data yang dihasilkan berupa data kuantitatif, maka metode analisis data yang

dipergunakan adalah analisis kuantitatif. Metode analisis kuantitatif adalah

menggunakan rumus statistic untuk menguji hipotesis dengan data angka dan mencari tingkat signifikansi. Analisis kuantitatif yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu

analisis data deskriptif dan analisis data inferensial. Analisis data deskriptif dengan

penyajian dalam bentuk tabel, grafik, dan ukuran pemusatan gejala sentral, seperti

persentase, rata-rata, dan variasi.2 Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk

menggambarkan variabel-variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini, analisis

deskriptif digunakan untuk menggambarkan perilaku keberagamaan mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, tingkat sosial budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan analisis data

inferensial dilakukan untuk pengujian hipotesis dengan taraf kesalahan tertentu,

dimana hasilnya akan digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil.22

10 Agus Purwonto, Panduan Laboratorium Statistik Inferensial, (Jakarta: GRASINDO, 2007), hal. 1.

(34)

Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap etos belajar adalah uji korelasi dan regresi linear sederhana. Selain itu, untuk

mengetahui arah kuatnya hubungan antara variabel keberagamaan dan variabel sosial

budaya secara bersama-sama terhadap etos belajar digunakan uji regresi berganda.

Pengujian tersebut dilakukan karena data yang digunakan berdistribusi normal dan

interval.

Analisis statistik deskriptif dari data skor yang diperoleh pada setiap

parameter/variabel dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu:

a) Sangat Rendah/Sangat Tidak Taat/Sangat Tidak Tahu : skor 0 - 20

b) Rendah/Tidak Taat/Tidak Tahu : skor 21 - 40

c) Sedang/Kurang Taat/Ragu-ragu : skor 41 - 60

d) Tinggi/Taat/Tahu : skor 61 - 80

e) Sangat Tinggi/Sangat Taat/Sangat Tahu : skor 81 -100

8. Prosedur Penelitian

a). Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, penulis merumuskan permasalahan, menentukan

variabel, melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori pendukung,

kemudian menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

(35)

Dalam tahap pengambilan data, penulis menentukan jumlah sampel

(responden) dari populasi yang ada. Selanjutnya, para responden diminta untuk

mengisi angket yang telah tersedia.

c). Tahap Pengolahan Data

Dalam tahap pengolahan data, data yang telah terkumpul kemudian diberi

nilai dan diinput ke dalam program SPSS. Kemudian, diakhiri dengan menganalisa

data melalui metode statistika.

d). Tahap Pembahasan

Tahap pembahasan merupakan tahapan akhir dari penelitian, dimana penulis

menginterpretasikan dan membahas hasil analisis data melalui metode statistik yang

didukung dengan teori. Kemudian, membuat kesimpulan serta saran dan diskusi yang

menjadi penunjang kelengkapan penulisan penelitian ini.

9. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Keberagamaan (X1)

Sosial Budaya (X2)

(36)

Keterangan:

Variabel keberagamaan (X1), dan variabel sosial budaya (X2) mempengaruhi

variabel etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y).

Berdasarkan gambar diatas, maka dapat di susun beberapa proposisi sebagai

hipotesis yang akan di uji kebenarannya secara empirik.

Hipotesis I

“Bagaimana pengaruh keberagamaan dan sosial budaya terhadap etos belajar

mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta secara simultan”.

Ho : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) tidak mempengaruhi etos belajar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara simultan.

Ha : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) mempengaruhi etos belajar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara simultan.

Hipotesis II

“Bagaimana pengaruh keberagamaan dan sosial budaya terhadap etos belajar

mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta secara parsial”.

Ho : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) tidak mempengaruhi etos belajar

(37)

Ha : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) mempengaruhi etos belajar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara parsial.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi sistematika penulisan terdiri atas :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan membahas mengenai Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan menjabarkan tinjauan teori yang digunakan dalam

penelitian ini. Pembahasan dimulai dengan Agama dalam Perspektif Sosial, Fungsi

Agama, Dimensi-dimensi Keberagamaan, Pengertian Etos Belajar, Aspek-aspek yang

terdapat dalam Etos Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Belajar.

BAB III PROFIL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Bab ini membahas mengenai Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Visi dan Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Motto UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Deskripsi Responden.

(38)

Bab pembahasan hasil penelitian merupakan bagian terpenting dari sebuah

penelitian. Dalam bab ini berisikan tentang Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos

Belajar Mahasiswa, Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Etos Belajar Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengaruh Keberagamaan dan Sosial Budaya

terhadap Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan pada bab-bab

sebelumnya dan saran-saran yang diperuntukkan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. AGAMA

1. Agama dalam Perspektif Sosial

Banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai agama. Salah satunya,

Hendropuspito yang mendefinisikan agama sebagai suatu jenis sistem sosial yang

dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan

non-empiris yang dipercayai dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri

mereka dan masyarakat luas pada umumnya. Pengertian mengenai agama yang

dikemukakan oleh Hendropuspito nampaknya sejalan dengan pendapatnya Durkheim,

yang menekankan ciri kolektif dalam definisinya. Durkheim menyatakan bahwa

agama adalah sistem yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan peribadatan

yang berkaitan dengan benda-benda yang terpisah dan terlarang

kepercayaan-kepercayaan dan peribadatan-peribadatan yang mempersatukan semua orang yang

menganutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut gereja.”12 Sedangkan Yinger mengemukakan definisi yang bersifat fungsional. Menurutnya, Agama

merupakan sistem kepercayaan dan peribadatan yang digunakan oleh berbagai bangsa

(40)

dalam perjuangan mereka mengatasi persoalan-persoalan tertinggi dalam kehidupan

manusia.13

2. Fungsi Agama

Dalam menjalani kehidupannya, manusia selalu menghadapi masalah.

Manusia tidak mampu menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapinya dengan

akalnya semata namun berdasarkan pada agama yang dianutnya. Berbagai

permasalahan yang sering dihadapi oleh manusia, yaitu ketidakmengertian,

ketidakpastian, keterbatasan manusia untuk mengatasi masalahnya serta kelangkaan

sumber-sumber kebutuhan manusia. Dalam menghadapi masalah tersebut, muncul

beban psikologis seperti perasaan takut, bingung, kesal, putus asa, dan tertekan.

Kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi sering tidak mampu memecahkan

semua masalah itu. Agama yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan

beban psikologis tersebut. Oleh karena itu, manusia memberikan beberapa fungsi

terhadap agama, diantara adalah sebagai berikut:

a. Fungsi edukatif

Agama memiliki fungsi edukatif yang mencakup tugas mengajar dan

bimbingan. Dalam menyampaikan ajaran-ajarannya agama memiliki

perantara, seperti Nabi, kyai, pendeta. Selain itu, manusia diberi petunjuk

untuk mencapai keselamatan baik didunia maupun diakhirat melalui kitab

suci. Agama memberi pedoman pada manusia untuk menjalankan aktivitasnya

didunia agar mendapatkan karunia Tuhan. Jika manusia kehilangan arah atau

(41)

menyimpang dari norma atau nilai yang berlaku, maka agama dapat

mengembalikan keseimbangan.

b. Fungsi penyelamatan

Setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup pada saat ini

hingga kehidupan sesudah mati. Agama mengajarkan dan memberikan

jaminan untuk mencapai kebahagiaan di kehidupan mendatang (sesudah

mati). Manusia percaya bahwa seseorang yang religius dapat mencapai titik

kebahagiaan tersebut.

c. Fungsi pengawasan sosial

Agama memiliki fungsi pengawasan sosial dimana agama

bertanggungjawab atas adanya norma-norma susila yang berlaku dalam

masyarakat. Agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan

mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang

buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan atau tabu. Selain itu, agama juga

memberikan sanksi kepada manusia yang melanggar dan melakukan

pengawasan yang ketat pada pelaksanaanya. Sebagai manusia yang beragama,

individu senantiasa harus konsekuen terhadap aturan-aturan agamanya dengan

menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia kelak akan

kembali ke pangkuan Sang Pencipta dan mempertanggungjawabkan segala

perbuatan di dunia.

d. Fungsi memupuk persaudaraan

Konflik dan perpecahan seringkali terjadi dalam masyarakat. Dalam hal

(42)

mengukuhkan toleransi dan sikap saling menghargai diantara sesama umat

beragama dan antar umat beragama. Bila nilai-nilai positif tersebut

ditanamkan pada setiap individu maka konflik yang terjadi akan dapat

diredam.

e. Fungsi transformatif

Fungsi transformasi memiliki pengertian mengubah bentuk kehidupan

masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Hal ini berarti mengubah nilai-nilai

lama dengan mengganti nilai-nilai baru. Kehidupan masyarakat lama dibentuk oleh

nilai-nilai adat yang diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga pola pikir dan

tingkah laku telah terbentuk sesuai dengan nilai adat yang berlaku. Seiring dengan

perkembangannya, agama membawa pengaruh terhadap nilai-nilai adat yang telah

dianut oleh masyarakat. Apabila nilai adat ada yang bertentangan dengan nilai agama

dan dianggap kurang wajar, maka transformasi terjadi dengan mengubah kesetiaan

manusia adat dan membentuk kepribadian manusia yang ideal. Dalam hal ini,

transformasi memiliki pengertian membina dan mengembangkan nilai-nilai sosial

adat yang baik dan dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas.14

3. Dimensi-dimensi Keberagamaan

Religiusitas mempunyai kata dasar religio yang berasal dari bahasa Latin yaitu religio. Religio yang memiliki akar kata religare yang berarti mengikat. Konsep religiusitas dalam literatur sosiologis diartikan sebagai interaksi antara agama dan

masyarakat, dimana agama berperan dalam melakukan segala aktivitas yang didorong

(43)

oleh nilai-nilai agama yang diyakininya. Maka, tingkat religiusitas atau tingkat

keberagamaan adalah kadar atau kualitas dalam individu mengintegrasikan

ajaran-ajaran agamanya dalam kehidupannya sehari-hari. Sedangkan tingkat religiusitas

dalam penelitian ini adalah seberapa besar individu mampu mengintegrasikan

ajaran-ajaran agama terhadap etos belajar. Menurut R. Stark dan C. Y Glock, keberagamaan

meliputi dimensi keyakinan, dimensi praktek agama (ritual), dimensi pengalaman,

dimensi pengetahuan agama dan dimensi konsekuensi.15

Dimensi keyakinan berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang yang

religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dengan mengakui

kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan akidah

yaitu kepercayaan dan keyakinan yang mendalam sehingga melahirkan keimanan

kepada Allah yang Maha Esa, malaikat, al-quran, rasul-rasul, adanya hari kiamat, dan

kepada Qada dan Qadar. Pada hakekatnya, akidah merupakan pengaplikasian rukun

iman.

Dimensi praktek agama mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal

yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya.

Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan ibadah yaitu pelaksanaan perintah Allah dan

Rosul-Nya seperti syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan hakekat ibadah

adalah ketaatan dan ketundukan secara mutlak kepada Allah. Sehingga segala amal

perbuatan manusia yang dilakukan dengan dasar ketaatan dan ketundukkan kepada

Allah adalah sebuah ibadah.

(44)

Dimensi pengalaman berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama

mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, dimana perasaan seseorang

mengalami ketenangan dan kedamaian terhadap kekuatan supranatural. Dimensi

pengetahuan agama yang mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama

paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar

keyakinan, ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi konsekuensi dan pengamalan

merupakan akibat dari dimensi-dimensi sebelumnya yang tampak dalam perilaku

seseorang dalam melakukan setiap aktivitas. Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan

akhlak yaitu perilaku yang telah menjadi pribadi bagi seorang muslim sehingga

munculnya secara spontan. Akhlak merupakan buah dari iman yang kuat.

B. ETOS BELAJAR

1. Pengertian Etos Belajar a. Definisi Etos

Secara etimologi, etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu.16 Menurut

pendapat Franz Magnis-Suseno yang dikutip oleh Toto Tasmara, etos adalah

semangat dan sikap batin tetap seseorang atau sekelompok orang sejauh di dalamnya

termuat tekanan moral dan nilai-nilai moral tertentu. Sedangkan Clifford Geertz

(45)

mengartikan etos sebagai sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang

dipancarkan hidup.17

Pada mulanya, etos diteliti lebih lengkap oleh seorang sosiolog Jerman, Max

Weber pada tahun 1905 yang memformulasikan hubungan rasional antara etos kerja

dengan kesuksesan suatu bangsa dalam buku yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme. Weber mencirikan etos kerja bangsa Jerman antara lain bertindak rasional, berdisiplin tinggi, bekerja keras, berorientasi sukses secara materi,

tidak berfoya-foya, hemat dan sederhana, menabung serta berinventasi. Menurut

Weber, Protestan memiliki pengaruh dalam pembentukan spirit kapitalisme di negara-negara Barat. Selain itu, kapitalisme diidentikkan dengan pencarian

keuntungan (profit), dan keuntungan tersebut dapat diperbaharui secara terus-menerus.

Selanjutnya, Robert N. Bellah juga berusaha menemukan faktor-faktor yang

menunjang keberhasilan Jepang menjadi masyarakat industri modern. Jepang

merupakan satu-satunya bangsa non-Barat yang mampu dengan cepat

mentransformasikan dirinya menjadi negara industri memiliki peranan ekonomi yang

sangat penting dalam sistem sosial dan sistem nilai. Keberhasilan itu disebabkan

adanya faktor-faktor tertentu pada masa pra-modern yang mempersiapkan landasan

bagi perkembangan-perkembangan yang terjadi saat ini.

Bellah yang dipengaruhi oleh karya Max Weber mempertanyakan

kemungkinan adanya faktor-faktor religius di masyarakat Jepang yang mirip dengan

(46)

etika Protestan pada masyarakat Barat yang memicu keberhasilan ekonomi bangsa

Jepang. Setelah diteliti, masyarakat Jepang pra-modern telah dibentuk dengan etika

yang bersumber sebelum era Tokugawa. Etika ini berkembang sedemikian rupa pada

masa Tokugawa, dan mempersiapkan masyarakat Jepang untuk mengalami kemajuan

yang pesat pada masa Meiji.

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa etos merupakan semangat

yang terdapat dalam diri setiap individu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari

untuk mengerjakan sesuatu secara optimal atau seringkali disebut sebagai spirit.

Jansen Sinamo juga berpendapat dalam kata etos mengandung semua kata kunci yang

menjadi elemen sukses dalam ratusan bahkan ribuan buku sukses yang sudah

terwakili dengan lengkap.18

b. Definisi Belajar

Beralih pada pengertian yang kedua mengenai belajar. Menurut Witherington,

belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai

suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian.

Sedangkan Charles E. Skinner mengungkapkan learning is a process of progressive behavior adaptation.19 Morgan menyatakan belajar adalah setiap perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman. 20

18 Jansen Sinamo, Etos Kerja Profesiona Navigator Anda Menuju Sukses, (Jakarta : PT Spirit Mahardika, 2008), hal. 26

(47)

Chaplin (1972) dalam bukunya Dictionary of Psychology merumuskan dua macam belajar, yaitu pertama adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif

menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman; kedua, belajar adalah proses

memperoleh respons-respons karena adanya latihan khusus.21

Belajar merupakan suatu proses dimana membantu manusia untuk

menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungannya. Proses belajar inilah yang

membuat manusia tetap bertahan hidup (survive). Dari definisi mengenai belajar yang diungkapkan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses

perubahan yang terjadi dalam individu dari yang belum bisa menjadi sudah bisa

menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi itu harus relatif bersifat

permanen dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang

(potential behavior). 22

Dari kedua pengertian etos dan belajar diatas, dapat diketahui bahwa etos

belajar adalah semangat dan perilaku belajar yang terdapat dalam diri setiap individu

untuk melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Sehingga, mahasiswa

yang memiliki etos belajar yang tinggi cenderung meningkatkan kompetensi,

akuntabilitas dan kreatifitas dalam bidang akademik.

Dalam proses belajar, Cronbach mengemukakan ada tujuh unsur utama yang meliputi :

21 Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta : PT Raja Garfindo Persada, 2004), hal. 26

(48)

a. Tujuan. Pada awalnya, belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang

hendak dicapai oleh individu. Kegiatan belajar akan lebih efisien apabila

terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi individu. Adapun tujuan dari

belajar yaitu: mendapatkan pengetahuan, perencanaan konsep dan

ketrampilan, serta pembentukkan sikap.23 Ibn Khaldun juga berpendapat

mengenai tujuan pendidikan yang saling terkait, diantaranya: pertama,

memberikan kesempatan akal pikiran untuk aktif dan bekerja menuju

terwujudnya kematangan individu agar dapat hidup dengan baik dalam

masyarakat yang berkembang kebudayaannya. Kedua, menguasai berbagai

ilmu pengetahuan yang dipandang sebagai alat membantunya untuk hidup

dimasyarakat. Ketiga, membantu mendapatkan rizki, karena pendidikan

dipandang sebagai suatu lapangan pekerjaan.24 Sedangkan menurut The Liang

Gie, belajar di perguruan tinggi harus diarahkan kepada suatu cita-cita

tertentu, dimana cita-cita tersebut diperjuangkan dengan pelbagai kegiatan.25

Dalam hal ini, mahasiswa didorong untuk bersungguh-sungguh mencapai

tujuan belajar dan memiliki orientasi ke masa depan. Dari paparan diatas

dapat dikemukakan tujuan belajar mencakup tiga dimensi yang saling

berkaitan yaitu: pengembangan intelektual, akademik dan profesionalitas.

b. Kesiapan. Dalam proses belajar, individu perlu memiliki kesiapan, baik

23 Sardinian A.M, Interaksi dan Motivasi, Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1986), hal. 25.

24 Nidlomun Ni’am, Ibn Khaldun dan Pendidikan, (INKOMA No.6 Th. II – Juli 1991), hal. 50.

(49)

kesiapan fisik dan psikis, kesiapan berupa penguasaan pengetahuan dan

kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.

c. Situasi. Situasi belajar yang kondusif akan sangat mempengaruhi hasil belajar

yang baik. Dalam hal ini, situasi dipengaruhi oleh sarana dan prasarana tempat

belajar, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, para pengajar yang

turut andil dalam kegiatan belajar serta kondisi fisik individu tersebut.

d. Interpretasi. Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi,

yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar, melihat

makna dari hubungan tersebut dan menghubungkan kemungkinan pencapaian

tujuan. Berdasarkan interpretasi tersebut, individu dapat menentukan apakah

ia dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak.

e. Respons. Dalam hal ini, respon terkait erat dengan interpretasi. Respon

merupakan usaha untuk melakukan perhitungan dan perencanaan apakah

individu akan menghentikan langkahnya untuk mencapai sebuah tujuan ketika

tujuan yang diharapkan tidak mungkin tercapai.

f. Konsekuensi. Setiap usaha yang dilakukan oleh individu akan membawa

hasil, baik keberhasilan maupun kegagalan. Apabila seorang mahasiswa

berhasil dalam belajarnya, maka ia akan merasa senang, puas, bangga, dan

akan meningkatkan semangatnya untuk melakukan usaha-usaha berikutnya.

g. Reaksi terhadap kegagalan. Usaha yang dilakukan selamanya tidak membuahkan hasil yang baik kadang kala kegagalan yang didapat. Sebuah

kegagalan akan menimbulkan perasaan yang sedih dan kecewa. Reaksi

(50)

yang positif dan negatif. Pengaruh positif yaitu dengan memandang kegagalan

sebagai keberhasilan yang tertunda. Sehingga, kegagalan tersebut bisa

membangkitkan semangat untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan atau

merubah kebiasaan-kebiasan buruk dalam belajar. Sedangkan, pengaruh

negatif yaitu terlalu sedih dan kecewa dalam menghadapi kegagalan.

Sehingga, kegagalan tersebut malah menurunkan semangat dan memperkecil

usaha belajar selanjutnya.

Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui dalam belajar, diantaranya adalah

sebagai berikut :

a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan perkembangan

memiliki hubungan yang erat, dimana dengan belajar maka individu akan

mengalami perkembangan yang pesat dan dalam proses perkembangan

individu dituntut untuk terus belajar. Kedua hal tersebut merupakan dua sisi

yang tidak dapat dipisahkan.

b. Belajar berlangsung seumur hidup. Kegiatan belajar dimulai sejak buaian

sampai menjelang lahat. Artinya, tidak ada batasan untuk individu melakukan

proses belajar.

c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor

lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri. Hasil belajar yang

maksimal bisa didapat bila individu memiliki potensi yang tinggi dan

dukungan dari lingkungan yang kondusif, serta usaha belajar yang tinggi untuk

mencapai tujuan tersebut.

(51)

aspek tertentu saja, melainkan menyentuh segala aspek yang ada.

e. Belajar berlangsung dengan pengajar ataupun tanpa pengajar. Proses belajar

bisa berlangsung dengan atau tanpa siapapun, baik dalam situasi formal dan

informal.

f. Kegiatan belajar bisa berlangsung di setiap tempat dan waktu. Kegiatan belajar

tidak hanya terjadi di kampus, melainkan dimana saja seperti di rumah, di

organisasi, lingkungan masyarakat, dan lain-lain. Belajar juga bisa terjadi

setiap saat tidak hanya terjadi ketika kuliah berlangsung.

g. Belajar membutuhkan perencanaan dan motivasi. Dalam belajar, perencanaan

merupakan hal yang terpenting. Sebab, dengan perencanaan individu dapat

mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai dalam belajar. Selain itu, hal

tersebut juga didukung oleh motivasi yang tinggi.

h. Proses belajar terjadi bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan

yang sangat kompleks.26

Proses belajar akan berjalan dengan lancar dan mudah apabila beberapa

prinsip diterapkan dengan benar. Jika prinsip-prinsip ini tidak diterapkan, maka

terkadang proses belajar tidak pernah terjadi. Kalaupun terjadi, maka akan berjalan

dengan sulit dan lambat.

2. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar

(52)

Menurut Wardi Bachtiar dalam bukunya yang berjudul “ Metodologi Penelitian Dakwah” memaparkan uraian variabel yang menjadi tolak ukur dalam etos kerja muslim. Terkait dengan penelitian ini, penulis mencoba mengadaptasi beberapa aspek

yang menjadi tolak ukur dalam etos belajar, yaitu:

a. Motivasi

Motivasi berasal dari kata moti yaitu sesuatu yang memulai gerakan. Sedangkan motivasi berarti to move atau menyebabkan terjadinya aktifitas-aktifitas seeorang. Motivasi adalah sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku

dalam cara-cara tertentu.27 Dengan kata lain, motivasi merupakan pemicu dan

pendorong untuk bertingkah laku secara terarah dalam mencapai tujuan. Selain itu,

motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh

dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya,

motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) motivasi instrinsik adalah

hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri sendiri yang mendorongnya untuk

melakukan tindakan belajar. 2) motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang

datang dari luar individu mahasiswa yang juga mendorong untuk melakukan kegiatan

belajar. Apabila seorang mahasiswa melakukan kegiatan dengan memiliki motivasi

yang lemah, maka hasil yang ditempuh tidak akan maksimal. Maka, dapat dikatakan

bahwa motivasi merupakan modal yang sangat penting untuk belajar.

Beberapa fungsi motivasi secara umum adalah sebagai berikut : 1. Sebagai

pendorong untuk membangkitkan keinginan, 2. Sebagai penentu arah perbuatan yakni

(53)

ke arah tujuan yang hendak dicapai, 3. Penyeleksi perbuatan yaitu menentukan

perbuatan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan, 4.

Membentuk sikap disiplin diri.

Manusia pada hakekatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas

kemampuan orang lain, seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi

jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya yang berprestasi lebih

baik dari karya orang lain.

Bertitik tolak dari definisi motivasi pada dasarnya terdapat tiga komponen

utama yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan akan timbul

dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya. Dorongan

dalam diri seseorang secara sadar menimbulkan upaya untuk memenuhi kekurangan

dan kebutuhannya. Berkaitan dengan motivasi, Mc. Clelland (1961) menghubungkan

motif dengan kebutuhan manusia. Pada dasarnya kebutuhan dapat dibagi menjadi tiga

golongan, yakni sebagai berikut :

1.1. Kebutuhan untuk berprestasi (Need for achievement), yaitu dimana masing-masing orang ingin diketahui sebagai orang yang sukses atau berhasil

dalam hidupnya. Keberhasilan itu meliputi seluruh segi kehidupan dan

penghidupan seseorang. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya need for achievement seseorang selalu berusaha untuk melakukan hal-hal yang lebih baik dari orang lain, misalnya seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan

nilai yang lebih tinggi dari teman-temannya.

Gambar

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel/Parameter Keberagamaan dan
Tabel 2. Skor untuk Setiap Pilihan Jawaban
Tabel menunjukkan nilai signifikansi dari setiap parameter. Maka dapat
Tabel 4. Nilai Koefisien Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian program studi yang paling mendekati Prodi Matematika FST yang paling diminati oleh Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah adalah Prodi Fisika

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN & DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING MAHASISWA PERANTAU UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Harapannya, temuan dari penelitian ini dapat memaparkan tingkat kepuasan pengguna AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan menunjukkan faktor-faktor penting yang

Sehubungan dengan akan diselenggarakannya Pembuatan Buku Bunga Rampai Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi DEMA FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Subarja, M.Pd., Alamat : Bagian Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan, Banten, 15412 Kewarganegaraan : Indonesia Jenis Ciptaan :

Suwito, M.A., Supardi, M.Kom., , dkk Alamat : UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Dki Jakarta, 15412 Kewarganegaraan : Indonesia Pemegang Hak Cipta Nama : Supardi, M.Kom., Nashrul

Subarja, M.Pd., Alamat : Bagian Keuangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan, Banten, 15412 Kewarganegaraan : Indonesia Jenis Ciptaan : Program Komputer Judul

KOMPONEN/CONTENT LAPORAN AKHIR FINAL REPORT BANTUAN BIAYA PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN PUSLITPEN LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA BAB