ETOS BELAJAR MAHASISWA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Siti Nurhayati
NIM : 10.40.32.20.10.33
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syaif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Februari 2009
ETOS BELAJAR MAHASISWA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Siti Nurhayati
NIM : 10.40.32.20.10.33
Pembimbing,
Dr. Masri Mansoer, M.A
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 Februari 2009.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S.Sos) pada program studi Sosiologi Agama.
Jakarta, 26 Februari 2009
Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Dra. Hermawati, MA Dra. Joharotul Jamilah, M.Si NIP. 150.227.408 NIP. 150.282.401
Penguji I, Penguji II
Prof. Dr. Suwarno Imam Dra. Joharotul Jamilah, M.Si NIP. 150.033.254 NIP. 150.282.401
Pembimbing,
ABSTRAC
Siti Nurhayati
Colleges Student Learned Ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
This researches is description of figure in common college student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. But, writer had the assumption that a few factor has been influence the ethos of college student. So, writer tried to do explanatory research, which is survey research have objectives to explain influence and correlation between religiousity and social cultural with the ethos of college student through a hypothesizing examination.
This research is executed at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This observational population is all UIN Syarif Hidayatullah Jakarta college student on the academic year 2007/2008. Observational sample is 250 respondents which chosen by cuota random sampling of ten faculties without proportional. Data collecting utilizes questionnaire and observation. Analysis is data utilizes descriptive statistic, correlation product moment and multiple regression two predictors.
The result of observation show us that : 1). Colleges student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tends to high with percentage 51,6%. 2) There is positive correlation and significant between religiousity with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,466 on significant 1%. 3 ). There is positive correlation and significant between social cultural with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,265 on significant 1%. 4 ) There is positive influence and significant between religious and social cultural with college student learned ethos, it showed by F hitung about 21,25 on significant 5%. Contribution have given by religiousity variable about 80,23% and cultural social variable about 19,71%.
ABSTRAK
Siti Nurhayati
Etos Belajar Mahasaswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi, yang menggambarkan secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba melakukan explanatory research, yaitu penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara keberagamaan dan lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa melalui pengujian hipotesa.
Penelitian ini dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun akademik 2007/2008. Sampel penelitian adalah 250 orang responden yang dipilih secara cuota random sampling dari sepuluh fakultas dengan tidak menggunakan proporsional. Pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif, korelasi product moment dan regresi berganda dua prediktor.
Hasil penelitian menunjukkan : 1). Etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung tinggi dengan prosentase 51,6%. 2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keberagamaan dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,466 pada tingkat signifikansi 1%. 3). Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,265 pada tingkat signifikansi 1%. 4) Ada pengaruh positif dan signifikan antara keberagamaan dan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa yang ditunjukkan dengan F hitung sebesar 21,25 pada taraf signifikansi 5%. Kontribusi yang diberikan oleh variabel keberagamaan sebesar 80,23% dan variabel sosial budaya sebesar 19,71% terhadap etos belajar mahasiswa.
ABSTRAC
Siti Nurhayati
Colleges Student Learned Ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
This researches is description of figure in common college student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. But, writer had the assumption that a few factor has been influence the ethos of college student. So, writer tried to do explanatory research, which is survey research have objectives to explain influence and correlation between religiousity and social cultural with the ethos of college student through a hypothesizing examination.
This research is executed at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This observational population is all UIN Syarif Hidayatullah Jakarta college student on the academic year 2007/2008. Observational sample is 250 respondents which chosen by cuota random sampling of ten faculties without proportional. Data collecting utilizes questionnaire and observation. Analysis is data utilizes descriptive statistic, correlation product moment and multiple regression two predictors.
The result of observation show us that : 1). Colleges student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tends to high with percentage 51,6%. 2) There is positive correlation and significant between religiousity with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,466 on significant 1%. 3 ). There is positive correlation and significant between social cultural with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,265 on significant 1%. 4 ) There is positive influence and significant between religious and social cultural with college student learned ethos, it showed by F hitung about 21,25 on significant 5%. Contribution have given by religiousity variable about 80,23% and cultural social variable about 19,71%.
ABSTRAK
Siti Nurhayati
Etos Belajar Mahasaswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi, yang menggambarkan secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba melakukan explanatory research, yaitu penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara keberagamaan dan lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa melalui pengujian hipotesa. Hidayatullah Jakarta cenderung tinggi dengan prosentase 51,6%. 2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keberagamaan dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,466 pada tingkat signifikansi 1%. 3). Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,265 pada tingkat signifikansi 1%. 4) Ada pengaruh positif dan signifikan antara keberagamaan dan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa yang ditunjukkan dengan F hitung sebesar 21,25 pada taraf signifikansi 5%. Kontribusi yang diberikan oleh variabel keberagamaan sebesar 80,23% dan variabel sosial budaya sebesar 19,71% terhadap etos belajar mahasiswa.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat dan
hidayah-Nya serta tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad Saw. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.”
Skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dukungan
dan kontribusi dari banyak pihak. Olehnya, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Dr. M. Amin Nurdin, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dra. Ida Rosyidah, MA dan Ibu Dra. Jaoharatul Jamilah, MSi selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Masri Mansoer, MA selaku dosen pembimbing atas kesabaran, kritik,
dan saran-saran yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf pengajar pada program studi Sosiologi Agama (SA) atas
segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan, dan pengalaman yang
mendorong penulis selama menempuh studi. Seluruh staf dan karyawan Fakultas
6. Keluargaku yang tercinta dan terkasih, tiada yang lebih indah kecuali dirumah
kita sendiri. Penulis sangat berterimakasih kepada Bapak Sumadi dan Ibu Parmi
atas segala kepercayaan, pendidikan, semangat, kesabaran, pengorbanan, harapan
dan doa sehingga mengantar penulis pada kesuksesan dalam penyelesaian skripsi
ini. Terimakasih untuk adik-adikku, Agus Triono yang selalu ceriwis
mengingatkan dan membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. Tri Widyanto
yang selalu membuat kepalaku pusing karena tingkahnya yang aneh-aneh.
Meskipun begitu, aku sangat sayang kalian adik-adikku. Saudari kembarku,
Sundari Wening Warastri yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya.
Terima kasih atas segala persahabatan yang selama ini kita bina dengan baik dan
menjaga keutuhannya meski terpisah oleh jarak.
7. Team Of BAN. Siti Nay Nurjanah, sahabat yang tak pernah ku duga sebelumnya dari awal Propesa Jurusan 2004. Terima kasih atas kebaikanmu yang selalu
menopangku ketika sedih hadir menyapa hariku dan menjadi pendengar setiaku
dalam banyak kisah. Nadzariyah, sahabat yang selalu membuatku terus bertanya
tentang sikap diam dan keterlambatannya dalam setiap event. Terima kasih atas pengertianmu yang membuat ku tetap bertahan dalam segala kondisi. Lina
Hermawati, sahabat yang selalu membuatku terus berekspresi dalam berbagai
tantangan. Terima kasih atas ketegaranmu yang membuatku selalu berani
menghadapi apapun. Iik Ikrimah, sahabat yang selalu menjadi partner kerjaku dalam berbagai kesempatan. Terima kasih atas keceriaannya yang membuatku
tertawa terbahak-bahak dan mengajarkanku untuk selalu optimis dalam banyak
galau menghantauiku. Terima kasih untuk segalanya, semoga kau dan aku tak
akan pernah merasakan kecewa.
8. Sosiologi 2004. Terima kasih untuk teman-teman kelasku yang telah
menciptakan pelangi di sisi kelas : Ilham, Hari, Wahid, Angga, Nia, Zumy,
Soleh, Budi, dan lain–lain. Sosiologi 2005-2006. Terima kasih karena kalian
telah membantuku dalam try out penelitianku. Tyo Z. Amri, Rica H. Syah, Ade Ferdiawan, Faturrahman, dan Lucky Setiawan. Terima kasih telah membantu
penulis dalam pengumpulan data.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesain skripsi ini.
Namun, penulis tidak mungkin dapat menyebutkan satu-persatu. Atas bantuan
mereka, penulis hanya bisa mendoakan semoga semua yang dilakukan akan
menjadi amal shaleh dan Allah memberikan balasan pahala yang berlipat ganda.
Amin ya rabbal’alamin.
Tak ada gading yang tak retak, sebuah peribahasa yang menggambarkan
bahwa tak ada sesuatu yang sempurna. Begitu pula dengan skripsi ini tentu saja
bukan suatu karya yang sempurna dan bebas dari kesalahan. Karena itu, saran dan
kritik dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang sangat penulis nantikan.
Ciputat, 16 Februari 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAC……….. i
ABSTRAK………. ii
KATA PENGANTAR……….. ii
DAFTAR ISI……….……. v
DAFTAR TABEL……….…. viii
DAFTAR LAMPIRAN………. ix
PEDOMAN TRANSLITERASI………... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……….… 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 5
D. Metodologi Penelitian………... 5
1. Variabel Penelitian………. 6
2. Operasional Variabel Penelitian ……… 8
3. Lokasi dan Waktu Penelitian………. 10
4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel……. ………… 10
5. Teknik Pengumpulan Data………. 12
6. Teknik Uji Instrumen………. 13
7. Teknik Analisis Data……….. 16
8. Prosedur Penelitian………. 17
9. Hipotesis Penelitian ……….. 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Agama……… 22
1. Agama dalam Perspektif Sosial………. 22
2. Fungsi Agama……… 23
3. Dimensi-dimensi Keberagamaan………... 25
B. Etos Belajar……… 27
1. Pengertian Etos Belajar………. 27
2. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar ……… 34
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Belajar……… 40
BAB III PROFIL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ………... 43
B. Visi dan Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ………... 45
C. Motto UIN Syarif Hidayatullah Jakarta………. 46
D. Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……… 47
E. Deskripsi Responden……….. 48
BAB IV ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA A. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar Mahasiswa …………. 52
3 ) ) $ " ************** !1
$3 " ) $ " **************
!
#3 ) $ " **************** !4
+ ***
1
3 5 " " 6 ***************** 1
$3 5 " " 7 ****************** 1
#3 5 " " 0 6 6 "" ********* 18
C. Pengaruh Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap
Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……… 64
2 ) 7 **************** 1!
9 " 5 + " ************ 1
8 / , " ********************* 1
( / " ********************** 14
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………. 70
B. Saran………. 71
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Definisi Operasional Variabel/Parameter Keberagamaan dan Sosial
Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa……… 8
Tabel 2 Skor untuk Setiap Pilihan Jawaban………... 12
Tabel 3 Nilai Signifikansi Pertanyaan Setiap Parameter………... 14
Tabel 4 Nilai Koefisien Reliabilitas………... 16
Tabel 5 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin……… 49
Tabel 6 Sebaran Responden Menurut asal sekolah sebelum masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta………... 50
Tabel 7 Sebaran Responden Menurut Motivasi Belajar……… 51
Tabel 8 Sebaran Responden Menurut Disiplin……….. 53
Tabel 9 Sebaran Responden Menurut Rasionalitas………... 54
Tabel 10 Sebaran Responden Menurut Kreativitas………. 55
Tabel 11 Sebaran Responden Menurut Etos Belajar………... 55
Tabel 12 Sebaran Responden Menurut Tahun Akademik……… 56
Tabel 13 Sebaran Responden Menurut Keyakinan Keagamaan……….. 57
Tabel 14 Sebaran Responden Menurut Pengetahuan Keagamaan………... 58
Tabel 15 Sebaran Responden Menurut Praktek Keagamaan………... 59
Tabel 16 Sebaran Responden Menurut Tingkat Keberagamaan…………... 60
Tabel 17 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Teman Kuliah……… 61
Tabel 18 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Dosen……… 63
Tabel 19 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Tempat Tinggal…………. 64
Tabel 20 Hasil Korelasi Antar Variabel independen dan variabel dependen … 64 Tabel 21 Nilai Koefisien Determinasi………. 66
Tabel 22 Nilai Koefisien……….. 67
Tabel 23 Kontribusi Variabel……….. 67
Tabel 24 Hasil Uji Anova……… 68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I: Daftar Pertanyaan Kuesioner
Lampiran II: Daftar Jawaban Kuesioner Responden
Lampiran III: Reliabilitas dan Validitas Instrumen
Lampiran IV: Daftar Jawaban Kuesioner Responden Perdimensi
Lampiran V: Daftar Transformasi Data Kuesioner Perdimensi
Lampiran VI: Hasil Uji Normalitas
Lampiran VII: Daftar Wisuda Angkatan ke 74 Tahun 2008/2009
Lampiran VIII: Hasil Analisis Deskriptif
Lampiran IX: Hasil Rataan dan Hasil Uji T-Test
Lampiran X: Hasil Uji Korelasi
Lampiran XI: Hasil Uji Regresi Berganda antara Variabel Keberagamaan
dengan Variabel Sosial Budaya dengan Variabel Etos Belajar
Lampiran XII: Hasil Uji Regresi Linear antara Variabel Keberagamaan
dengan Variabel Etos Belajar
Lampiran XIII: Hasil Uji Regresi Linear antara Variabel Sosial Budaya dengan
Variabel Etos Belajar
Lampiran XIV Hasil Uji Multikolineratitas
PEDOMAN TRANSLITERASI
Arab Latin Arab Latin Arab Latin = dh
= b = th = al
= t = zh = a
= ts = ‘ = i = j = gh = u = h = f
= kh = q Vokal Panjang
= d = k = â
= dz = l î
= r = m = û
= z ! = n Diftong
" = s = w = aw
# = sy $ = h = ay
% &
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah telah mencatat bahwa sudah seabad bangsa Indonesia bangkit.
Semarak gempita dalam kemeriahan perayaan yang diselenggarakan pada tanggal 20
Mei 2008 di Senayan, Gelora Bung Karno mengundang keprihatinan yang mendalam
di tengah keterpurukan bangsa Indonesia. Kebangkitan Nasional bukan sekedar
peringatan seremonial dengan penghamburan dana, tenaga dan emosi yang sia-sia.
Namun, pemaknaan semangat perubahan untuk mencapai Indonesia yang lebih baik.
Seratus tahun kebangkitan nasional merupakan moment yang tepat untuk membangunkan masyarakat Indonesia secara nyata dan terencana dengan tujuan yang
terukur dan pasti. Sudah seharusnya, kebangkitan nasional dapat mengugah semangat
para generasi penerus bangsa untuk melakukan perubahan dipelbagai bidang dan
menggapai cita-cita nasional dengan mengibarkan bendera merah putih di segala
penjuru dunia dengan segudang prestasi. Kebangkitan Nasional diawali dengan
berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Utomo adalah organisasi
pendidikan yang sangat peduli terhadap nasib bangsa terutama di bidang pendidikan.
Budi Utomo berusaha memajukan rakyat agar terlepas dari belenggu kemiskinan, dan
kebodohan.
Kebangkitan Nasional tidak dapat dipisahkan dari aspek pendidikan.
Kebangkitan Nasional yang bermula dari organisasi pendidikan berusaha untuk
memajukan negara dan rakyat, dengan munculnya kaum Intelektual yang mengubah
negara ke arah yang lebih baik. Kebangkitan nasional hendaknya dapat dihayati
maknanya dengan aplikasi yang nyata.
Kemajuan suatu bangsa tidak hanya tergantung oleh kekayaan yang dimiliki
atau jumlah penduduk yang banyak, tetapi ditentukan oleh kemampuan sumber daya
manusia dalam menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi. Disinilah peran
pendidikan sebagai sarana untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas,
karena pada hakikatnya keberhasilan pendidikan berarti keberhasilan menyongsong
masa depan bangsa yang lebih cerah. Banyak contoh yang dapat dipetik dari berbagai
bangsa atas keberhasilannya mencetak sumber daya manusia yang berkualitas
meskipun sumber daya alam yang dimiliki tak berlimpah, seperti Korea Selatan,
Hongkong, Taiwan, Singapura dan Malaysia. Keberhasilan tersebut dikarenakan
peran pendidikan yang tinggi. Pendidikan Tinggi di Indonesia diharapkan dapat
berperan sebagai agen perubahan.1
Perilaku masyarakat Indonesia dikenal dengan etos yang rendah. Hal ini
tampak pada kondisi yang terjadi pada mahasiswa di perguruan tinggi. Tercatat dalam
penelitian bahwa perguruan tinggi di Indonesia hanya menempati urutan 50 dan 70 di
tingkat Asia. Sedangkan di tingkat dunia, Indonesia hanya menempati posisi 500.
Nampaknya, Indonesia akan benar-benar tertinggal dari Myanmar dan Laos.2
1 Sidhunata, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan (Demokratisasi, Otonomi, Civil Society, Globalisasi), (Yogyakarta : Kanisius, 2000), hal. 61.
Masa depan bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh kaum terpelajar.
Namun, mahasiswa sebagai agen perubahan tak dapat mencerminkan etos keilmuan
yang tinggi. Mereka cenderung malas untuk meningkatkan kompetensi, akuntabilitas
dan kreatifitas dalam bidang akademik. Selain itu, mahasiswa tidak lagi menghargai
disiplin dan sering kali bolos.
Islam mengajarkan bahwa seseorang akan memperoleh sesuai dengan ikhtiar
yang dilakukannya. Hal itu dipertegas dalam Al-quran pada surat (Al-Anfaal : 53).
!"
#$
artinya : (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dengan demikian, tidak ada manusia yang dapat makmur tanpa usaha yang
sungguh-sungguh. Maka dapat ditafsirkan bahwa perubahan nasib sangat tergantung
pada etos. Ada dua indikator yang membicarakan mengenai relevansi usaha
penumbuhan dan pengembangan etos keilmuan dikalangan Islam yaitu pertama,
faktor sosiologis-demografis; semata-mata berdasarkan kenyataan bahwa rakyat
Indonesia sebagian beragama Islam. Kedua, faktor historis-ideologis; untuk jangka
pendorong pesatnya perkembangan etos keilmuan.3 Lebih lanjut, dalam studi yang
dilakukan oleh Geertz pada tahun 1950-an menyatakan pertumbuhan ekonomi dan
pembaruan Islam berjalan secara beriringan. Mohammad Sobary dalam Kesalehan
dan Tingkah laku Ekonomi (1999) juga menyimpulkan hal yang sama untuk
masyarakat Betawi di Desa Suralaya dan Ahmad Janan Asifudin (2003)
membuktikan bahwa agama Islam menjadi basis etos kerja Islami untuk
menghasilkan kemajuan.
Fakta yang terjadi berbanding terbalik dengan yang seharusnya. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berbasis pada agama Islam masih terdapat banyak
mahasiswa yang memperlihatkan indikasi etos belajar yang rendah. Mahasiswa
cenderung belajar instans dalam kondisi keterpaksaaan dan keinginan belajarnya hanya timbul ketika ujian dengan sistem kebut semalam.4 Padahal, etos belajar dan
orientasi kuliah menentukan kematangan intelektual dan jiwa kemandirian. Ironi
memang, Islam selalu mengajarkan bahwa manusia hendaknya bersikap, berpikir dan
berbuat sesuai dengan pedoman Al-quran dan Hadis. Islam juga sangat mendorong
etos belajar. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang seluruh mahasiswanya muslim
seharusnya mempunyai etos belajar yang tinggi. Nampaknya, Tingkat religiusitas
mahasiswa sangat mempengaruhi dalam pembentukkan sikap di kehidupannya
termasuk bidang akademik. Selain itu, faktor sosial budaya di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta juga ikut andil dalam pembentukan etos belajar mahasiswa.
3 Nurcholish Madjid. Tradisi Islam (Peran dan fungsinya), (Jakarta: PARAMADINA, 1997), hal. 31.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan pada etos belajar
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar tidak meluasnya permasalahan.
Selanjutnya, penulis merumuskan masalah ke dalam petanyaan sebagai berikut :
“Bagaimana etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap etos belajar
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selain itu, manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Memberikan kontribusi dan motivasi etos belajar bagi mahasiswa untuk
meningkatkan kompetensi, akuntabilitas dan kreatifitas dalam bidang
akademik.
2. Menambah khasanah pengetahuan dan literatur kepustakaan, khususnya
bagi Mahasiswa Ushuluddin dan Filsafat dalam kajian sosial agama.
Sehingga, hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan landasan bagi
penelitian selanjutnya.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah kerangka teoritis yang dipergunakan oleh penulis
penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan
secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun,
penulis mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar
mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba melakukan explanatory research, yaitu penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara variabel
melalui pengujian hipotesa. Senada dengan pendapat Masri Singarimbun dan Sofyan
Effendi (1989), bahwa “Apabila untuk data yang sama peneliti menjelaskan
hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa, maka penelitian
tersebut tidak lagi dinamakan penelitian deskriptif melainkan penelitian pengujian
hipotesa atau penelitian penjelasan”.5
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel yang akan di uji yaitu Faktor
keberagamaan (X1) dan Faktor Sosial budaya (X2) independent variable sedangkan
etos belajar mahasiswasebagai dependent variable (Y).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perhitungan statistik dengan
bantuan program SPSS (Statistic Program Social Science) 15.00 for windows. Data yang diperoleh dihasilkan dari angket yang disebarkan kepada responden dengan
skor menurut skala likert. Selanjutnya, digunakan transformasi indeks parameter pada
setiap variabel yang akan diuji. Dalam transformasi indeks parameter, interval antara
nilai indeks terkecil dengan nilai indeks terbesar adalah 1 - 100. Maka, transformasi
indeks parameter adalah hasil dari penjumlahan nilai transformasi dari setiap
parameter. Seperti yang dikutip oleh Masri Mansoer dalam disertasi ”Perilaku
Keberagamaan Remaja”, Rumus transformasi adalah :
a) Transformasi Indeks Parameter
Indeks Parameter = JDP - JM x 100
JMX - JM
di mana :
JDP = Jumlah nilai yang didapat dari tiap parameter
JM = Jumlah nilai minimum tiap parameter
JMX = Jumlah nilai maksimum tiap parameter
b) Transformasi Indeks Variabel
Nilai variabel merupakan nilai indeks yang didapat dari penjumlahan indeks
tiap parameter yang telah ditransformasikan.6
Indeks Variabel = JPV - JMV x 100
JXV - JMV
di mana :
JPV = Jumlah indeks parameter yang di dapat tiap variabel
JMV = Jumlah nilai minimum tiap variabel
JXV = Jumlah nilai maksimum tiap variabel
2. Operasional Variabel Penelitian
Konsep yang masih abstrak, tidak dapat diukur dan disajikan dalam bentuk
bilangan. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran terhadap konsep yang masih
abstrak yang disebut sebagai definisi operasional. Menurut Masri Singarimbun dan
Sofyan Effendi (1989), definisi operasional merupakan unsur penelitian yang
memberikan informasi bagaimana caranya mengukur sesuatu variabel.7
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel/Parameter Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa
No. Variabel Parameter Indikator Skala
1 Keberagamaan Dimensi Keyakinan Keagamaan
sesuatu yang terjadi sesuai
dengan takdir dan setiap
•Keterlibatan aktif dalam
ketaatan pada peraturan, dan
prestasi belajar.
Ordinal
Lingkungan Dosen
Penilaian tingkat motivasi,
pro-aktif, sikap terbuka
terhadap kritik, ketaatan pada
peraturan, dan kreativitas para
kebiasaan datang ke kampus
dan seminar serta mengikuti
kursus atau pelatihan.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang meliputi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Adab dan Humaniora,
Ushuluddin dan Filsafat, Syariah dan Hukum, Dakwah dan Komunikasi, Dirasat
Islamiyah, Psikologi, Ekonomi dan Ilmu Sosial, Sains dan Teknologi, Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 November sampai
dengan 30 November 2008.
4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tercatat sebagai mahasiswa aktif pada tahun akademik
2007/2008 yang berjumlah 20.000 mahasiswa. Teknik yang digunakan dalam
sampel secara acak dengan kelompok-kelompok kecil (cluster), dimana unsur-unsur
dalam cluster sifatnya tidak homogen.
Mengacu pada rumus solvin dalam menetapkan jumlah sampel dengan tingkat
kepercayaan 10 % maka jumlah sampel yang diperlukan adalah 100 orang
mahasiswa. Namun, peneliti menyesuaikan dengan teknik sampel yang digunakan
dalam penelitian ini, maka mendapatkan perwakilan 250 orang yang didistribusikan
ke seluruh fakultas yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan tidak
menggunakan proporsional.
Rumus Solvin
n = N 1+ N. (e) 2 Keterangan:
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
e = Batas Error (10 %)
Dengan menggunakan rumus solvin diketahui jumlah sampel : n = 20.000 = 99, 5 = 100 orang
1 + 20.000 (0.10) 2
5. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut :
a). Angket
Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan angket (questionnaire), yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah data pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Angket yang digunakan
adalah angket tertutup dimana jawaban atas pertanyaan sudah tersedia, responden
tinggal memilih jawaban sesuai pertanyaaan yang dimaksud. Angket ini disebarkan
untuk mendapatkan data yang komprehensif yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Penulis memberikan penilaian terhadap jawaban dari masing-masing soal
angket tersebut dengan menggunakan ketentuan skala Likert. Angket yang disusun
mempunyai skor jawaban dengan interval 1-5. Setiap jawaban memiliki skor
tersendiri sesuai dengan item positif dan negatif, seperti yang tergambar dalam tabel
berikut ini :
Tabel 2. Skor untuk Setiap Pilihan Jawaban
No. Pilihan Jawaban Skor
1 Positif 5 4 3 2 1
2 Negatif 1 2 3 4 5
b). Studi kepustakaan
Dalam penelitian ini, Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh
c). Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sarana pengamatan.9 Penulis mengadakan
observasi secara seksama terhadap bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa di dalam dan luar kampus serta mengamati keadaan di sekitar lingkungan
kampus, seperti sarana dan prasarana.
6. Teknik Uji Instrumen a). Validitas
Instrumen sebagai alat ukur pengumpul data yang berkaitan dengan kualitas
data. Ada dua persyaratan penting yang berlaku dalam sebuah angket yaitu valid dan
reliabel. Instrumen yang valid menunjukkan seberapa baik sebuah instrumen
digunakan untuk mengukur parameter dalam penelitian. Dengan kata lain, mampu
memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam pengujian tingkat
validitas instrumen, peneliti dapat melakukan try-out dengan memakai responden terbatas terlebih dahulu sebanyak 30 mahasiswa. Pengujian validitas dilakukan
dengan menggunakan pearson correlation dengan ketentuan bahwa suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05.
Tabel 3. Nilai Signifikansi Pertanyaan Setiap Parameter
No. Parameter Nilai Signifikansi Keterangan
1 Keyakinan Agama 0,016 Valid
8 Lingkungan Teman Kuliah 0,041 Valid
9 Lingkungan Dosen 0,000 Valid
10 Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal 0,031 Valid
Sumber : data primer yang diolah
Tabel menunjukkan nilai signifikansi dari setiap parameter. Maka dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan yang terdapat dalam setiap parameter dapat dikatakan
valid karena memiliki signifikansi dibawah 0,05.
b). Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keterhandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel
adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok
yang sama akan menghasilkan data yang sama. Apabila data yang diperoleh sesuai
dengan kenyataan, berapakalipun pengambilan data yang dilakukan hasilnya akan
Rumus Alpha Cronbach
(k)
k-1
Keterangan :
n = jumlah sampel
X = nilai skor yang dipilih
ri
= reliabilitas instrumenk = banyak butir pertanyaan
i = mean kuadrat kesalahan
t2 = jumlah varians butir
Interpretasi data nilai Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: (1) 0.00 - 0.20 = tidak reliabel
(2) 0.21 – 0.40 = kurang reliabel
(3) 0.41 – 0.60 = cukup reliabel
(4) 0.61 – 0.80 = reliabel
(5) 0.81 – 1,00 = sangat reliabel
Jadi koefisien reliabilitas instrumen untuk penelitian ini setiap variabel adalah
seperti pada tabel 4. Dari nilai Alpha Cronbach yang terlihat pada semua variabel penelitian ini berada diatas nilai 0,60 maka dapat dinyatakan bahwa semua kuesioner
yang digunakan untuk instrumen penelitian ini adalah reliable.
(1- i2)
t2
Tabel 4. Nilai Koefisien Reliabilitas
Variabel Jumlah Pertanyaan Koefisien Reliabilitas
Keagamaan 24 buah 0,80
Sosial Budaya 21 buah 0,77
Etos Belajar 27 buah 0,90
Jumlah 72 buah 0,83
Sumber : data primer yang diolah
7. Teknik Analisis Data
Data yang dihasilkan berupa data kuantitatif, maka metode analisis data yang
dipergunakan adalah analisis kuantitatif. Metode analisis kuantitatif adalah
menggunakan rumus statistic untuk menguji hipotesis dengan data angka dan mencari tingkat signifikansi. Analisis kuantitatif yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu
analisis data deskriptif dan analisis data inferensial. Analisis data deskriptif dengan
penyajian dalam bentuk tabel, grafik, dan ukuran pemusatan gejala sentral, seperti
persentase, rata-rata, dan variasi.2 Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk
menggambarkan variabel-variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini, analisis
deskriptif digunakan untuk menggambarkan perilaku keberagamaan mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, tingkat sosial budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan analisis data
inferensial dilakukan untuk pengujian hipotesis dengan taraf kesalahan tertentu,
dimana hasilnya akan digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil.22
10 Agus Purwonto, Panduan Laboratorium Statistik Inferensial, (Jakarta: GRASINDO, 2007), hal. 1.
Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap etos belajar adalah uji korelasi dan regresi linear sederhana. Selain itu, untuk
mengetahui arah kuatnya hubungan antara variabel keberagamaan dan variabel sosial
budaya secara bersama-sama terhadap etos belajar digunakan uji regresi berganda.
Pengujian tersebut dilakukan karena data yang digunakan berdistribusi normal dan
interval.
Analisis statistik deskriptif dari data skor yang diperoleh pada setiap
parameter/variabel dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu:
a) Sangat Rendah/Sangat Tidak Taat/Sangat Tidak Tahu : skor 0 - 20
b) Rendah/Tidak Taat/Tidak Tahu : skor 21 - 40
c) Sedang/Kurang Taat/Ragu-ragu : skor 41 - 60
d) Tinggi/Taat/Tahu : skor 61 - 80
e) Sangat Tinggi/Sangat Taat/Sangat Tahu : skor 81 -100
8. Prosedur Penelitian
a). Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, penulis merumuskan permasalahan, menentukan
variabel, melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori pendukung,
kemudian menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
Dalam tahap pengambilan data, penulis menentukan jumlah sampel
(responden) dari populasi yang ada. Selanjutnya, para responden diminta untuk
mengisi angket yang telah tersedia.
c). Tahap Pengolahan Data
Dalam tahap pengolahan data, data yang telah terkumpul kemudian diberi
nilai dan diinput ke dalam program SPSS. Kemudian, diakhiri dengan menganalisa
data melalui metode statistika.
d). Tahap Pembahasan
Tahap pembahasan merupakan tahapan akhir dari penelitian, dimana penulis
menginterpretasikan dan membahas hasil analisis data melalui metode statistik yang
didukung dengan teori. Kemudian, membuat kesimpulan serta saran dan diskusi yang
menjadi penunjang kelengkapan penulisan penelitian ini.
9. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Keberagamaan (X1)
Sosial Budaya (X2)
Keterangan:
Variabel keberagamaan (X1), dan variabel sosial budaya (X2) mempengaruhi
variabel etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y).
Berdasarkan gambar diatas, maka dapat di susun beberapa proposisi sebagai
hipotesis yang akan di uji kebenarannya secara empirik.
Hipotesis I
“Bagaimana pengaruh keberagamaan dan sosial budaya terhadap etos belajar
mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta secara simultan”.
Ho : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) tidak mempengaruhi etos belajar
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara simultan.
Ha : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) mempengaruhi etos belajar
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara simultan.
Hipotesis II
“Bagaimana pengaruh keberagamaan dan sosial budaya terhadap etos belajar
mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta secara parsial”.
Ho : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) tidak mempengaruhi etos belajar
Ha : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) mempengaruhi etos belajar
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara parsial.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi sistematika penulisan terdiri atas :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan membahas mengenai Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan menjabarkan tinjauan teori yang digunakan dalam
penelitian ini. Pembahasan dimulai dengan Agama dalam Perspektif Sosial, Fungsi
Agama, Dimensi-dimensi Keberagamaan, Pengertian Etos Belajar, Aspek-aspek yang
terdapat dalam Etos Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Belajar.
BAB III PROFIL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Bab ini membahas mengenai Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Visi dan Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Motto UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Deskripsi Responden.
Bab pembahasan hasil penelitian merupakan bagian terpenting dari sebuah
penelitian. Dalam bab ini berisikan tentang Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos
Belajar Mahasiswa, Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Etos Belajar Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengaruh Keberagamaan dan Sosial Budaya
terhadap Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan pada bab-bab
sebelumnya dan saran-saran yang diperuntukkan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. AGAMA
1. Agama dalam Perspektif Sosial
Banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai agama. Salah satunya,
Hendropuspito yang mendefinisikan agama sebagai suatu jenis sistem sosial yang
dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan
non-empiris yang dipercayai dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri
mereka dan masyarakat luas pada umumnya. Pengertian mengenai agama yang
dikemukakan oleh Hendropuspito nampaknya sejalan dengan pendapatnya Durkheim,
yang menekankan ciri kolektif dalam definisinya. Durkheim menyatakan bahwa
agama adalah sistem yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan peribadatan
yang berkaitan dengan benda-benda yang terpisah dan terlarang
kepercayaan-kepercayaan dan peribadatan-peribadatan yang mempersatukan semua orang yang
menganutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut gereja.”12 Sedangkan Yinger mengemukakan definisi yang bersifat fungsional. Menurutnya, Agama
merupakan sistem kepercayaan dan peribadatan yang digunakan oleh berbagai bangsa
dalam perjuangan mereka mengatasi persoalan-persoalan tertinggi dalam kehidupan
manusia.13
2. Fungsi Agama
Dalam menjalani kehidupannya, manusia selalu menghadapi masalah.
Manusia tidak mampu menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapinya dengan
akalnya semata namun berdasarkan pada agama yang dianutnya. Berbagai
permasalahan yang sering dihadapi oleh manusia, yaitu ketidakmengertian,
ketidakpastian, keterbatasan manusia untuk mengatasi masalahnya serta kelangkaan
sumber-sumber kebutuhan manusia. Dalam menghadapi masalah tersebut, muncul
beban psikologis seperti perasaan takut, bingung, kesal, putus asa, dan tertekan.
Kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi sering tidak mampu memecahkan
semua masalah itu. Agama yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan
beban psikologis tersebut. Oleh karena itu, manusia memberikan beberapa fungsi
terhadap agama, diantara adalah sebagai berikut:
a. Fungsi edukatif
Agama memiliki fungsi edukatif yang mencakup tugas mengajar dan
bimbingan. Dalam menyampaikan ajaran-ajarannya agama memiliki
perantara, seperti Nabi, kyai, pendeta. Selain itu, manusia diberi petunjuk
untuk mencapai keselamatan baik didunia maupun diakhirat melalui kitab
suci. Agama memberi pedoman pada manusia untuk menjalankan aktivitasnya
didunia agar mendapatkan karunia Tuhan. Jika manusia kehilangan arah atau
menyimpang dari norma atau nilai yang berlaku, maka agama dapat
mengembalikan keseimbangan.
b. Fungsi penyelamatan
Setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup pada saat ini
hingga kehidupan sesudah mati. Agama mengajarkan dan memberikan
jaminan untuk mencapai kebahagiaan di kehidupan mendatang (sesudah
mati). Manusia percaya bahwa seseorang yang religius dapat mencapai titik
kebahagiaan tersebut.
c. Fungsi pengawasan sosial
Agama memiliki fungsi pengawasan sosial dimana agama
bertanggungjawab atas adanya norma-norma susila yang berlaku dalam
masyarakat. Agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan
mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang
buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan atau tabu. Selain itu, agama juga
memberikan sanksi kepada manusia yang melanggar dan melakukan
pengawasan yang ketat pada pelaksanaanya. Sebagai manusia yang beragama,
individu senantiasa harus konsekuen terhadap aturan-aturan agamanya dengan
menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia kelak akan
kembali ke pangkuan Sang Pencipta dan mempertanggungjawabkan segala
perbuatan di dunia.
d. Fungsi memupuk persaudaraan
Konflik dan perpecahan seringkali terjadi dalam masyarakat. Dalam hal
mengukuhkan toleransi dan sikap saling menghargai diantara sesama umat
beragama dan antar umat beragama. Bila nilai-nilai positif tersebut
ditanamkan pada setiap individu maka konflik yang terjadi akan dapat
diredam.
e. Fungsi transformatif
Fungsi transformasi memiliki pengertian mengubah bentuk kehidupan
masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Hal ini berarti mengubah nilai-nilai
lama dengan mengganti nilai-nilai baru. Kehidupan masyarakat lama dibentuk oleh
nilai-nilai adat yang diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga pola pikir dan
tingkah laku telah terbentuk sesuai dengan nilai adat yang berlaku. Seiring dengan
perkembangannya, agama membawa pengaruh terhadap nilai-nilai adat yang telah
dianut oleh masyarakat. Apabila nilai adat ada yang bertentangan dengan nilai agama
dan dianggap kurang wajar, maka transformasi terjadi dengan mengubah kesetiaan
manusia adat dan membentuk kepribadian manusia yang ideal. Dalam hal ini,
transformasi memiliki pengertian membina dan mengembangkan nilai-nilai sosial
adat yang baik dan dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas.14
3. Dimensi-dimensi Keberagamaan
Religiusitas mempunyai kata dasar religio yang berasal dari bahasa Latin yaitu religio. Religio yang memiliki akar kata religare yang berarti mengikat. Konsep religiusitas dalam literatur sosiologis diartikan sebagai interaksi antara agama dan
masyarakat, dimana agama berperan dalam melakukan segala aktivitas yang didorong
oleh nilai-nilai agama yang diyakininya. Maka, tingkat religiusitas atau tingkat
keberagamaan adalah kadar atau kualitas dalam individu mengintegrasikan
ajaran-ajaran agamanya dalam kehidupannya sehari-hari. Sedangkan tingkat religiusitas
dalam penelitian ini adalah seberapa besar individu mampu mengintegrasikan
ajaran-ajaran agama terhadap etos belajar. Menurut R. Stark dan C. Y Glock, keberagamaan
meliputi dimensi keyakinan, dimensi praktek agama (ritual), dimensi pengalaman,
dimensi pengetahuan agama dan dimensi konsekuensi.15
Dimensi keyakinan berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang yang
religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dengan mengakui
kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan akidah
yaitu kepercayaan dan keyakinan yang mendalam sehingga melahirkan keimanan
kepada Allah yang Maha Esa, malaikat, al-quran, rasul-rasul, adanya hari kiamat, dan
kepada Qada dan Qadar. Pada hakekatnya, akidah merupakan pengaplikasian rukun
iman.
Dimensi praktek agama mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal
yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya.
Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan ibadah yaitu pelaksanaan perintah Allah dan
Rosul-Nya seperti syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan hakekat ibadah
adalah ketaatan dan ketundukan secara mutlak kepada Allah. Sehingga segala amal
perbuatan manusia yang dilakukan dengan dasar ketaatan dan ketundukkan kepada
Allah adalah sebuah ibadah.
Dimensi pengalaman berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama
mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, dimana perasaan seseorang
mengalami ketenangan dan kedamaian terhadap kekuatan supranatural. Dimensi
pengetahuan agama yang mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama
paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar
keyakinan, ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi konsekuensi dan pengamalan
merupakan akibat dari dimensi-dimensi sebelumnya yang tampak dalam perilaku
seseorang dalam melakukan setiap aktivitas. Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan
akhlak yaitu perilaku yang telah menjadi pribadi bagi seorang muslim sehingga
munculnya secara spontan. Akhlak merupakan buah dari iman yang kuat.
B. ETOS BELAJAR
1. Pengertian Etos Belajar a. Definisi Etos
Secara etimologi, etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu.16 Menurut
pendapat Franz Magnis-Suseno yang dikutip oleh Toto Tasmara, etos adalah
semangat dan sikap batin tetap seseorang atau sekelompok orang sejauh di dalamnya
termuat tekanan moral dan nilai-nilai moral tertentu. Sedangkan Clifford Geertz
mengartikan etos sebagai sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang
dipancarkan hidup.17
Pada mulanya, etos diteliti lebih lengkap oleh seorang sosiolog Jerman, Max
Weber pada tahun 1905 yang memformulasikan hubungan rasional antara etos kerja
dengan kesuksesan suatu bangsa dalam buku yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme. Weber mencirikan etos kerja bangsa Jerman antara lain bertindak rasional, berdisiplin tinggi, bekerja keras, berorientasi sukses secara materi,
tidak berfoya-foya, hemat dan sederhana, menabung serta berinventasi. Menurut
Weber, Protestan memiliki pengaruh dalam pembentukan spirit kapitalisme di negara-negara Barat. Selain itu, kapitalisme diidentikkan dengan pencarian
keuntungan (profit), dan keuntungan tersebut dapat diperbaharui secara terus-menerus.
Selanjutnya, Robert N. Bellah juga berusaha menemukan faktor-faktor yang
menunjang keberhasilan Jepang menjadi masyarakat industri modern. Jepang
merupakan satu-satunya bangsa non-Barat yang mampu dengan cepat
mentransformasikan dirinya menjadi negara industri memiliki peranan ekonomi yang
sangat penting dalam sistem sosial dan sistem nilai. Keberhasilan itu disebabkan
adanya faktor-faktor tertentu pada masa pra-modern yang mempersiapkan landasan
bagi perkembangan-perkembangan yang terjadi saat ini.
Bellah yang dipengaruhi oleh karya Max Weber mempertanyakan
kemungkinan adanya faktor-faktor religius di masyarakat Jepang yang mirip dengan
etika Protestan pada masyarakat Barat yang memicu keberhasilan ekonomi bangsa
Jepang. Setelah diteliti, masyarakat Jepang pra-modern telah dibentuk dengan etika
yang bersumber sebelum era Tokugawa. Etika ini berkembang sedemikian rupa pada
masa Tokugawa, dan mempersiapkan masyarakat Jepang untuk mengalami kemajuan
yang pesat pada masa Meiji.
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa etos merupakan semangat
yang terdapat dalam diri setiap individu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari
untuk mengerjakan sesuatu secara optimal atau seringkali disebut sebagai spirit.
Jansen Sinamo juga berpendapat dalam kata etos mengandung semua kata kunci yang
menjadi elemen sukses dalam ratusan bahkan ribuan buku sukses yang sudah
terwakili dengan lengkap.18
b. Definisi Belajar
Beralih pada pengertian yang kedua mengenai belajar. Menurut Witherington,
belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian.
Sedangkan Charles E. Skinner mengungkapkan learning is a process of progressive behavior adaptation.19 Morgan menyatakan belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman. 20
18 Jansen Sinamo, Etos Kerja Profesiona Navigator Anda Menuju Sukses, (Jakarta : PT Spirit Mahardika, 2008), hal. 26
Chaplin (1972) dalam bukunya Dictionary of Psychology merumuskan dua macam belajar, yaitu pertama adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman; kedua, belajar adalah proses
memperoleh respons-respons karena adanya latihan khusus.21
Belajar merupakan suatu proses dimana membantu manusia untuk
menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungannya. Proses belajar inilah yang
membuat manusia tetap bertahan hidup (survive). Dari definisi mengenai belajar yang diungkapkan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan yang terjadi dalam individu dari yang belum bisa menjadi sudah bisa
menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi itu harus relatif bersifat
permanen dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang
(potential behavior). 22
Dari kedua pengertian etos dan belajar diatas, dapat diketahui bahwa etos
belajar adalah semangat dan perilaku belajar yang terdapat dalam diri setiap individu
untuk melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Sehingga, mahasiswa
yang memiliki etos belajar yang tinggi cenderung meningkatkan kompetensi,
akuntabilitas dan kreatifitas dalam bidang akademik.
Dalam proses belajar, Cronbach mengemukakan ada tujuh unsur utama yang meliputi :
21 Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta : PT Raja Garfindo Persada, 2004), hal. 26
a. Tujuan. Pada awalnya, belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang
hendak dicapai oleh individu. Kegiatan belajar akan lebih efisien apabila
terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi individu. Adapun tujuan dari
belajar yaitu: mendapatkan pengetahuan, perencanaan konsep dan
ketrampilan, serta pembentukkan sikap.23 Ibn Khaldun juga berpendapat
mengenai tujuan pendidikan yang saling terkait, diantaranya: pertama,
memberikan kesempatan akal pikiran untuk aktif dan bekerja menuju
terwujudnya kematangan individu agar dapat hidup dengan baik dalam
masyarakat yang berkembang kebudayaannya. Kedua, menguasai berbagai
ilmu pengetahuan yang dipandang sebagai alat membantunya untuk hidup
dimasyarakat. Ketiga, membantu mendapatkan rizki, karena pendidikan
dipandang sebagai suatu lapangan pekerjaan.24 Sedangkan menurut The Liang
Gie, belajar di perguruan tinggi harus diarahkan kepada suatu cita-cita
tertentu, dimana cita-cita tersebut diperjuangkan dengan pelbagai kegiatan.25
Dalam hal ini, mahasiswa didorong untuk bersungguh-sungguh mencapai
tujuan belajar dan memiliki orientasi ke masa depan. Dari paparan diatas
dapat dikemukakan tujuan belajar mencakup tiga dimensi yang saling
berkaitan yaitu: pengembangan intelektual, akademik dan profesionalitas.
b. Kesiapan. Dalam proses belajar, individu perlu memiliki kesiapan, baik
23 Sardinian A.M, Interaksi dan Motivasi, Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1986), hal. 25.
24 Nidlomun Ni’am, Ibn Khaldun dan Pendidikan, (INKOMA No.6 Th. II – Juli 1991), hal. 50.
kesiapan fisik dan psikis, kesiapan berupa penguasaan pengetahuan dan
kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.
c. Situasi. Situasi belajar yang kondusif akan sangat mempengaruhi hasil belajar
yang baik. Dalam hal ini, situasi dipengaruhi oleh sarana dan prasarana tempat
belajar, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, para pengajar yang
turut andil dalam kegiatan belajar serta kondisi fisik individu tersebut.
d. Interpretasi. Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi,
yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar, melihat
makna dari hubungan tersebut dan menghubungkan kemungkinan pencapaian
tujuan. Berdasarkan interpretasi tersebut, individu dapat menentukan apakah
ia dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak.
e. Respons. Dalam hal ini, respon terkait erat dengan interpretasi. Respon
merupakan usaha untuk melakukan perhitungan dan perencanaan apakah
individu akan menghentikan langkahnya untuk mencapai sebuah tujuan ketika
tujuan yang diharapkan tidak mungkin tercapai.
f. Konsekuensi. Setiap usaha yang dilakukan oleh individu akan membawa
hasil, baik keberhasilan maupun kegagalan. Apabila seorang mahasiswa
berhasil dalam belajarnya, maka ia akan merasa senang, puas, bangga, dan
akan meningkatkan semangatnya untuk melakukan usaha-usaha berikutnya.
g. Reaksi terhadap kegagalan. Usaha yang dilakukan selamanya tidak membuahkan hasil yang baik kadang kala kegagalan yang didapat. Sebuah
kegagalan akan menimbulkan perasaan yang sedih dan kecewa. Reaksi
yang positif dan negatif. Pengaruh positif yaitu dengan memandang kegagalan
sebagai keberhasilan yang tertunda. Sehingga, kegagalan tersebut bisa
membangkitkan semangat untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan atau
merubah kebiasaan-kebiasan buruk dalam belajar. Sedangkan, pengaruh
negatif yaitu terlalu sedih dan kecewa dalam menghadapi kegagalan.
Sehingga, kegagalan tersebut malah menurunkan semangat dan memperkecil
usaha belajar selanjutnya.
Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui dalam belajar, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan perkembangan
memiliki hubungan yang erat, dimana dengan belajar maka individu akan
mengalami perkembangan yang pesat dan dalam proses perkembangan
individu dituntut untuk terus belajar. Kedua hal tersebut merupakan dua sisi
yang tidak dapat dipisahkan.
b. Belajar berlangsung seumur hidup. Kegiatan belajar dimulai sejak buaian
sampai menjelang lahat. Artinya, tidak ada batasan untuk individu melakukan
proses belajar.
c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor
lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri. Hasil belajar yang
maksimal bisa didapat bila individu memiliki potensi yang tinggi dan
dukungan dari lingkungan yang kondusif, serta usaha belajar yang tinggi untuk
mencapai tujuan tersebut.
aspek tertentu saja, melainkan menyentuh segala aspek yang ada.
e. Belajar berlangsung dengan pengajar ataupun tanpa pengajar. Proses belajar
bisa berlangsung dengan atau tanpa siapapun, baik dalam situasi formal dan
informal.
f. Kegiatan belajar bisa berlangsung di setiap tempat dan waktu. Kegiatan belajar
tidak hanya terjadi di kampus, melainkan dimana saja seperti di rumah, di
organisasi, lingkungan masyarakat, dan lain-lain. Belajar juga bisa terjadi
setiap saat tidak hanya terjadi ketika kuliah berlangsung.
g. Belajar membutuhkan perencanaan dan motivasi. Dalam belajar, perencanaan
merupakan hal yang terpenting. Sebab, dengan perencanaan individu dapat
mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai dalam belajar. Selain itu, hal
tersebut juga didukung oleh motivasi yang tinggi.
h. Proses belajar terjadi bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan
yang sangat kompleks.26
Proses belajar akan berjalan dengan lancar dan mudah apabila beberapa
prinsip diterapkan dengan benar. Jika prinsip-prinsip ini tidak diterapkan, maka
terkadang proses belajar tidak pernah terjadi. Kalaupun terjadi, maka akan berjalan
dengan sulit dan lambat.
2. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar
Menurut Wardi Bachtiar dalam bukunya yang berjudul “ Metodologi Penelitian Dakwah” memaparkan uraian variabel yang menjadi tolak ukur dalam etos kerja muslim. Terkait dengan penelitian ini, penulis mencoba mengadaptasi beberapa aspek
yang menjadi tolak ukur dalam etos belajar, yaitu:
a. Motivasi
Motivasi berasal dari kata moti yaitu sesuatu yang memulai gerakan. Sedangkan motivasi berarti to move atau menyebabkan terjadinya aktifitas-aktifitas seeorang. Motivasi adalah sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku
dalam cara-cara tertentu.27 Dengan kata lain, motivasi merupakan pemicu dan
pendorong untuk bertingkah laku secara terarah dalam mencapai tujuan. Selain itu,
motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh
dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya,
motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) motivasi instrinsik adalah
hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri sendiri yang mendorongnya untuk
melakukan tindakan belajar. 2) motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang
datang dari luar individu mahasiswa yang juga mendorong untuk melakukan kegiatan
belajar. Apabila seorang mahasiswa melakukan kegiatan dengan memiliki motivasi
yang lemah, maka hasil yang ditempuh tidak akan maksimal. Maka, dapat dikatakan
bahwa motivasi merupakan modal yang sangat penting untuk belajar.
Beberapa fungsi motivasi secara umum adalah sebagai berikut : 1. Sebagai
pendorong untuk membangkitkan keinginan, 2. Sebagai penentu arah perbuatan yakni
ke arah tujuan yang hendak dicapai, 3. Penyeleksi perbuatan yaitu menentukan
perbuatan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan, 4.
Membentuk sikap disiplin diri.
Manusia pada hakekatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas
kemampuan orang lain, seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi
jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya yang berprestasi lebih
baik dari karya orang lain.
Bertitik tolak dari definisi motivasi pada dasarnya terdapat tiga komponen
utama yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan akan timbul
dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya. Dorongan
dalam diri seseorang secara sadar menimbulkan upaya untuk memenuhi kekurangan
dan kebutuhannya. Berkaitan dengan motivasi, Mc. Clelland (1961) menghubungkan
motif dengan kebutuhan manusia. Pada dasarnya kebutuhan dapat dibagi menjadi tiga
golongan, yakni sebagai berikut :
1.1. Kebutuhan untuk berprestasi (Need for achievement), yaitu dimana masing-masing orang ingin diketahui sebagai orang yang sukses atau berhasil
dalam hidupnya. Keberhasilan itu meliputi seluruh segi kehidupan dan
penghidupan seseorang. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya need for achievement seseorang selalu berusaha untuk melakukan hal-hal yang lebih baik dari orang lain, misalnya seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan
nilai yang lebih tinggi dari teman-temannya.