• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh status identivitas terhadap agresivitas pada mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh status identivitas terhadap agresivitas pada mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STATUS IDENTITAS TERHADAP AGRESIVITAS

PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Muhammad Taufik NIM: 205070000503

(2)

PENGARUH STATUS IDENTITAS TERHADAP AGRESIVITAS

PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Muhammad Taufik NIM : 205070000503

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Prof. Hamdan Yasun, M.Si Gazi, S.Psi. M.Si

NIP. 130351146 11014

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul PENGARUH STATUS IDENTITAS TERHADAP AGRESIVITAS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 16 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Ketua Pembantu Dekan/ Sekretaris

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si

NIP. 130 885 522 NIP. 19561223 198303 2 001

Anggota :

Yunita Faela Nisa, M.Psi., Psi Prof. Hamdan Yasun, M.Si

NIP. 19770608 200501 2003 NIP. 130351146

(4)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Taufik NIM : 205070000503

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul“PengaruhStatus Identitas Terhadap Agresivitas pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN syarif Hidayatullah Jakarta” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 16 juni 2011

Muhammad Taufik NIM : 205070000503

(5)

MOTTO

Jauhkan olehmu menunda-nunda kebaikan

Karena kamu besama kematianmu

Bukan bersama hari esokmu

Jika hari esok itu milikmu, maka bersungguh-sungguhlah

Sebagaimana kamu bersungguh-sungguh hari ini

Jika tidak, maka hari esok tinggal penyesalan

Karena kamu menyia-nyiakan hari ini

( Hasan Al-Basri)

Mendapatkan ide itu

Seperti bercukur,

Jika anda tidak melakukannya

Setiap hari

Maka anda terlihat

Seperti gelandangan

Demi masa, sesungguhnya manusia dalam (keadaan) merugi, kecuali

orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan saling nasehat-menasehati (dengan)

kebenaran dan saling menasehati (dengan) kesabaran

(6)

(7)

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) Mei 2011

(C) Muhammad Taufik

(D) Hubungan Antara Status Identitas Dengan Agresivitas Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(E) 79 halaman + Lampiran

(F) Agresivitas merupakan keinginan yang relatif melekat untuk menjadi agresif dalam berbagai situasi yang berbeda, sedangkan agresi merupakan prilaku yang dimaksudkan untuk melukai orang lain baik secara fisik, verbal, atau merusak harta benda. Fenomena ini menarik untuk diteliti mengingat perilaku agresi kerap terjadi disekitar kita dan berlangsung secara terus-menerus. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku agresi, salah satunya adalah status identitas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara status identitas terhadap agresivitas, dimana terdapat

independent variabel lain seperti jenis kelamin, usia, tingkat semester, dan asal sekolah juga ikut disertakan dalam penelitian ini.

Identitas merupakan pengorganisasian atau pengaturan dorongan-dorongan, kemampuan-kemampuan dan keyakinan-keyakinan ke dalam citra diri secara konsisten yang meliputi kemampuan memilih dan mengambil keputusan baik menyangkut pekerjaan, orientasi seksual dan filsafat hidup antara lain : Achievement, Foreclosure, Moratorium, Diffution. Agresivitas merupakan keinginan yang relatif melekat untuk menjadi agresif dalam berbagai situasi yang berbeda, sedangkan agresi merupakan prilaku yang dimaksudkan untuk melukai orang lain baik secara fisik, verbal, atau merusak harta benda.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang melibatkan semester 1, 3, 5 dan 7 antara kelas regular dan non regular. Jumlah sampel sebanyak 140 mahasiswa yang diambil dengan stratified random sampling. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan analisis statistik menggunakan software SPSS 11.5 yang meliputi korelasi

Product MomentPearson’s untuk menguji validitas item,Alpha Cronbach’s

(8)

0.8338.

Terdapat pengaruh yang signifikan antara status identitas terhadap agresivitas. Dalam pengujian hipotesis didapat nilai R square (R2) sebesar 0.416. Hal ini berarti bahwa status identitas memberikan pengaruh sebesar 41.6% terhadap variable agresivitas. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, variasi dari ke 9 variabel hanya enam yang menyumbangkan pengaruh terhadap agresivitas yaitu, status identitas, foreclosure, moratorium, diffution, jenis kelamin, dan asal sekolah. Variabel status identitas memberikan kontribusi sebesar 41.6%. Oleh karena itu, disarankan untuk penelitian selanjutnya agar mencari dan menghubungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi agresivitas, diantaranya krisis identitas atau konsep diri dan melakukan penelitian di tempat berbeda seperti, sekolah menengah pertama (SMP), lembaga pemasyarakatan dan lain-lain.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil ‘alamin.. puji dan syukur yang penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Status Identitas Dengan Agresivitas Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Jahja Umar, Ph.D 2. Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si sebagai pembantu dekan/ Sekretaris

3. Pembimbing Akademik Ibu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, atas bimbingannya selama penulis menjalani perkuliahan.

4. Bapak Prof. Hamdan Yasun, M.Si, pembimbing I, atas segala bimbingan, saran, dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta cerita-cerita dan pengalamannya yang dapat membuka pemikiran penulis. 5. Bapak Gazi salom, S.Psi. M.Si, pembimbing II, untuk segala bimbingan dan

sarannya sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Miftahuddin, M.Si dosen pembimbing seminar proposal skripsi atas segala bimbingan, dan sarannya.

7. Para Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang sangat saya hormati, yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam mengajarkan ilmu kepada penulis.

8. Para staf akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh kerelaan mau berbagi informasi akademik.

9. Seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi yang telah bersedia dan mendukung penelitian ini, Khususnya kepada mahasiswa smester 1, 3, 5 dan 7 yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

10. Yang paling penulis hormati dan cintai, Ayahanda Abah A.Rahman.HS, Ibunda Fatmawati, kakakku Lela wati, S.Kep, Irwansyah, Bangun Syahraya, S.Kom, Yemik Deriana dan adikku tercinta Mawaddah Rahman, keponakan tercinta Nabila Dhevina, Aisyah Nur’abidah syahrani dan Muhammad Rif’ad, serta seluruh keluarga besarku yang tak pernah putus memberikan doa, motivasi, semangat, cinta dan kasih sayang yang tulus kepada penulis.

(10)

penulis, Semoga angan, cita dan cinta kita tercapai, amin.

12. Sahabat kecilku Ndu Hadrami, Rd.Reza, jacke leze, Reza pcbr, Mazan, Dani, ondon, deni akang, Bujsen, Bambang, iin, dan Budi yang telah menjadi sahabat sejati penulis, walaupun telah jarang berkumpul bersama lagi.

13. Sahabat the Laskar yang akan selalu ku kenang, Adimas pekok, Bayu mbah, Fandi uchok, bang wahyu, Rinto jenggot, Teguh iman, Iqbal dontel, fahmi belok, yugo, fachdi fortuna, ikhsan fortuna, bang yudi cobra, bang doli, lalu, fajri, sis dan diky atas hari-hari yang luar biasa dan kebersamaan kita yang tidak akan pernah penulis lupakan, serta tak lupa untuk sohibku Mul Jambri Alif, Ade suzana Putra, yusuf seedorf dan Andri Wicaksono atas segala kebersamaan dan petualangan muda kita bersama sejak masa SMP hingga SMA. Teman-teman indobarca chapter jakarta dan chapter jambi terimakasih

atas do’a kalian semua semoga FC.Barcelona selalu berjaya. Serta semua

orang yang pernah hadir dan penulis kenal yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu disini, atas semua pengalamannya yang berperan penting sehingga menjadikan penulis seperti sekarang ini.

14. Teman-teman di Fakultas Psikologi khususnya angkatan 2005 yang selalu kompak dan solid. Teman seperjuangan skripsi (Yanti, Ocha, Evi, Novi, Nurkamala, Retno, Niar, nida, dimar), juga kepada Ady waskito dan Adiyo sebagai pembimbing ketiga penulis.

15. Untuk teman-teman personil CaesaR band, Ocka. S.kom, Puput, Dedi, dan Husni. SH. terimakasih atas pengertiannya sehingga penulis dapat berkuliah di Jakarta, walaupun CaesaR tak lagi ada.

16. Semua orang-orang terdekat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih.

Semoga Allah mencurahkan pahala yang tak henti-hentinya, sebagai balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang di berikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 16 Juni 2011

(11)

DAFTAR ISI

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian ... 6

1.2.1. Pembatasan Masalah ... 6

1.2.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian... 8

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Agresivitas ... 14

2.1.4 Aspek-aspek Agresivitas... 16 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 30

(12)

3.2 Definisi Variabel dan Operasional variabel ... 31

3.2.1 Definisi Varibel... 31

3.2.2 Definisi Konseptual ... 31

3.2.3 Definisi Operasional... 32

3.2.3.1 Definisi Operasional Status Identitas ... 32

3.2.3.2 Definisi Operasional Agresivitas ... 33

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.3.1 Populasi ... 33

3.3.2 Sampel ... 33

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 34

3.4 Pengumpulan Data ... 34

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data... 34

3.4.2 Instrumen Penelitian... 36

3.5 Tekhnik Uji Instrumen ... 38 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian ... 46

4.2 Hasil Uji Hipotesis ... 47

4.2.1 Hasil Uji Korelasi... 47

4.3 Hasil Uji Regresi... 48

4.3.1 Hasil Uji Regresi Dimensi Status Identitas... 48

4.3.2 Hasil Uji Regresi Demografi Status Identitas ... 55

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Bobot Skor Pernyataan ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Alat Ukur Status Identitas Sebelum Diuji Coba.. ... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi Alat Ukur Agresivitas Sebelum Diuji Coba ... 37

Tabel 3.4 Bobot Skor Pernyataan Kedua ... 39

Tabel 3.5 Tabel Spesifikasi Alat Ukur Status Identitas Setelah Di Uji Coba ... 41

Tabel 3.6 Tabel Spesifikasi Alat Ukur Agresivitas Setelah Di Uji Coba ... 42

Tabel 3.7 Tabel Hasil Uji Reliabilitas... 44

Tabel 3.8 Tabel Gambaran Umum Subyek (Demografi)... 46

Tabel 3.9 Tabel Uji Korelasi... 48

Tabel 4.0 Tabel Total Regresi Dimensi Status Identitas... 49

Tabel 4.1 Tabel Anova Dimensi Status Identitas... 50

Tabel 4.2 Tabel Koefisien Status Identitas... 51

Tabel 4.3 Tabel Proporsi Varian Aspek–aspek Status Identitas... 52

Tabel 4.4 Tabel Regresi Aspek Status Identitas... 53

Tabel 4.5 Tabel Regresi Aspek Achievement... 53

Tabel 4.6 Tabel Regresi Aspek Foreclosure... .. 54

Tabel 4.7 Tabel Regresi Aspek Moratorium... 54

Tabel 4.8 Tabel Regresi Aspek Demografi Jenis Kelamin... ... 55

Tabel 4.9 Tabel Regresi Aspek Demografi Usia... 56

Tabel 4.10 Tabel Regresi Aspek Demografi Semester... . 56

Tabel 4.11 Tabel Regresi Aspek Demografi Asal Sekolah... 57

Tabel 4.12 Tabel Proporsi Varian Aspek-aspek Demografi... .. 57

Tabel 4.13 Tabel Uji Beda Kelompok ... 59

Tabel 4.14 Tabel Uji Beda Independen ... 59

Tabel 4.15 Tabel Uji Anova Berdasarkan Usia... 60

Tabel 4.16 Tabel Uji Anova Berdasarkan Semester... ... 61

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skoring Try Out 1

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 3 Skoring Try Out 2

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 Angket Penelitian

(15)
(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini, akan dipaparkan beberapa pendahuluan dalam penelitian,

diantaranya mengenai latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.

1.1 Latar Belakang

Setiap hari media informasi seperti televisi, radio dan berbagai surat kabar

memberitakankan informasi tentang penembakan, perampokan, penusukan dan

penyerangan terhadap sesama manusia yang saling berkelahi dan saling

membunuh. Tampaknya berbagai tindakan kekerasan ini hampir terjadi

dimana-mana, dan berlangsung secara terus-menerus. Berbagai contoh kasus tersebut

merupakan beberapa bentuk dari agresivitas yang terjadi disekitar kehidupan

manusia, akibatnya bukan hanya penderitaan yang ditimbulkan oleh agresi,

bahkan seringkali sulit dicegah agar tindak kekerasan ini tidak menyebar, karena

cenderung berlanjut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Straus, Gelles, dan Steinmetz (Berkowitz, 1995 :1, 2)

Setiap individu mempunyai potensi untuk berperilaku agresi. Banyak

faktor yang menjadi penyebab, misalnya karena faktor biologis, sosiobiologis, dan

frustasi. Kekerasan dapat muncul dengan berbagai cara dan dapat dilihat dalam

(17)

meningkatnya kecenderungan kearah agresi disebabkan semakin banyak orang

yang merasa berhak membalas dendam kepada orang lain yang mereka anggap

telah berbuat salah pada mereka. Meluasnya agresi antara lain juga disebabkan

oleh banyaknya adegan kekerasan yang ditayangkan dalam film-film dan televisi

(Berkowitz, 1995:2, 3). Begitu juga dengan mahasiswa, meskipun menyandang

predikat paham intelektual dalam masyarakat, namun mahasiswa juga tidak jarang

melakukan berbagai bentuk perilaku agresi misalnya, unjukrasa yang berujung

ricuh, bentrokan antar mahasiswa, dan bentrokan dengan aparat keamanan.

National Coalition on Television Violencemencatat, bahwa rata-rata warga

Amerika sebelum mencapai usia 18 telah melihat 32.000 pembunuhan dan 40.000

usaha pembunuhan di Televisi saja. Diperkirakan bahwa (pada pertengahan tahun

1980, paling tidak) lebih dari separuh tokoh utama yang dilukiskan di televisi

terlibat rata-rata 5-6 tindak kekerasan per jam (Berkowitz, 1995:3). Disinyalir

inilah salah satu faktor atau penyebab meluasnya perilaku agresi. sebagai

individu, mahasiswa juga tidak bisa terlepas dari perilaku agresi, berikut beberapa

contoh agresivitas yang kerap terjadi pada mahasiswa.

Kejadian lain misalnya, unjuk rasa puluhan mahasiswa yang mengkritisi

kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono di Jalan

Kimia Jakarta, Sabtu berujung bentrok. Mahasiswa dan polisi terlibat saling

(18)

polisi mulai bertindak tegas dengan cara membubarkan pengunjuk rasa. Upaya

polisi dibalas mahasiswa dengan lemparan batu, menyusul adanya aksi pemukulan

aparat terhadap mahasiswa. Selain aksi saling lempar batu, sejumlah pot bunga di

pinggir jalan dipecah hingga hancur berantakan. Polisi akhirnya melepaskan

tembakan peringatan dan gas air mata guna membubarkan demonstrasi (Adi,

Liputan6.com. 2011).

Unjuk rasa di tempat lain juga berlangsung ricuh, berawal dari kedatangan

wapres Boediono dalam kunjungannya ke UIN Jakarta, wapres Boediono

menyampaikan kuliah umum mengenai ekonomi dan demokrasi, namun hal ini

tidak diikuti damainya demo yang dilancarkan oleh sebagian mahasiswa UIN

yang menolak kedatangan Boediono. Demo yang berlangsung di sepanjang jalan

Ir. Djuanda didepan kampus UIN ini berujung ricuh. Akibat bentrokan ini,

sebanyak 7 mahasiswa ditangkap, dan 12 mahasiswa masuk ruang UGD RS

Syahid UIN. Insiden ini menjadi catatan tersendiri bagi mahasiswa UIN yang

menjadi korban bentrokan, di penghujung tahun (Rizky, Galeritangsel.com.

2010).

Berbagai fenomena di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku

kekerasan dapat dipengaruhi berbagai faktor, namun perilaku agresi tidak hanya

disebabkan oleh pengaruh dari luar diri individu, akan tetapi dapat juga

dipengaruhi oleh faktor internal contohnya, kekacauan identitas dari dalam diri

individu juga memiliki peranan penting dalam menimbulkan perilaku agresi.

(19)

bahwa, ketika individu gagal mengintegrasikan aspek-aspek dan pilihan atau

merasa tidak mampu untuk memilih, maka individu tersebut akan mengalami

kebingungan atau kekacauan identitas. Sedangkan kekacauan identitas itu sendiri

merupakan sindrom masalah-masalah yang meliputi, terbaginya gambaran diri,

ketidakmampuan membina persahabatan yang akrab, kurang memahami

pentingnya waktu, tidak bisa konsentrasi pada tugas, dan menolak standar

keluarga atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat (Alwisol, 2009:98),

sehingga hal inilah yeng menjadi dasar dalam penelitian ini.

Dalam ilmu psikologi, konsep identitas umumnya merujuk kepada suatu

kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relatif

stabil sepanjang rentang kehidupan kendatipun terjadi segala macam perubahan

(Desmita, 2005:211).

Sedangkan Sherman dan Deauk (Baron,1993:163) membedakan identitas

sosial menjadi sebuah defenisi diri yang memandu bagaimana kita

mengonseptualisasikan dan mengevaluasi diri sendiri. Identitas sosial mencakup

banyak karakteristik yang unik, seperti nama seseorang dan konsep diri. Yang

dimaksud konsep diri itu sendiri merupakan gambaran diri tentang aspek

fisiologis maupun psikologis yang berpengaruh pada perilaku individu dalam

penyesuaian diri dengan orang orang lain.

(20)

masa ini individu juga tidak mengakui nilai-nilai kelompok sebaya, suatu dilema

yang akan memperkuat kekacauan identitas. Erikson juga menjelaskan, identitas

itu bisa positif dan juga bisa negatif. Identitas positif adalah keputusan yang

individu yakini. Kebalikannya, identitas negatif merupakan keputusan yang tidak

sejalan dengan dirinya, sehingga individu tersebut menolaknya. Pada tingkat

tertentu kekacauan identitas adalah normal dan bahkan diperlukan. individu harus

mengalami keraguan dan kekacauan mengenai siapa dirinya, sebelum mereka

memperoleh identitas yang stabil. Individu biasanya meninggalkan rumah,

mengembara sendirian untuk mencari identitas diri, atau bahkan bereksperimen

dengan obat psikotropika dan seks, mengidentifikasi diri kepada kelompok

jalanan, atau memberontak melawan kemapanan masayarakat. Setelah itu,

individu tersebut baru akan akan memutuskan di dunia mana mereka merasa lebih

cocok, dan nilai-nilai mana yang mereka senangi (Alwisol, 2009:99). Dari

hasil penelitian Siti Komariah dalam skripsinya yang berjudul “Tingkat

Agresivitas pada Pengemudi Bus Umum Dalam Kota dan Luar Kota Diterminal

Kampung Rambutan” menunjukkan bahwa, tidak terdapat perbedaan yang

signifikan pada tingkat agresivitas pengemudi bus umum dalam kota maupun luar

kota. Ternyata hal ini disebabkan oleh pengaruh kondisi lingkungan terminal yang

menuntut mereka untuk bersikap kasar. Faktor lingkungan yang menekan

kemudian dapat menyebabkan frustasi dan mengakibatkan pengemudi berperilaku

agresif (2007:78-79). Menurut Erikson (Cremers, 1989:181), studi tentang

identitas pada zaman sekarang ini sama pentingnya seperti studi tentang

(21)

keprihatinan terbesar pada zaman ini, dan tentu kekacauan identitas, baik yang

individual maupun yang kolektif menjadi bahaya terbesarnya.

Berbagai masalah serta gejolak yang muncul pada individu disebabkan

berbagai akibat, salah satunya ialah adanya kesenjangan antara kedewasaan

biologis dengan kedewasaan psikologis yang menyebabkan timbulnya kekacauan

identitas, serta peranannya dalam menimbulkan perilaku agresi. Meski perilaku

agresi kerap muncul disebabkan oleh berbagai motif dalam fenomena kehidupan.

Sedangkan yang diharapkan, setiap individu dapat mengontrol perilaku agresi dan

berkembang sesuai dengan fitrah manusia agar menjadi manusia yang utuh dan

paripurna (al-Insan al-Kamil).

Dari berbagai fenomena yang sudah dijelaskan di atas, menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh status identitas terhadap agresivitas pada mahasiswa.

Maka berdasarkan latar belakang ini pula penulis melakukan penelitian mengenai, “PENGARUH STATUS IDENTITAS TERHADAP AGRESIVITAS

PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA”

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

(22)

Agar pembahasan dalam permasalahan ini tidak meluas, maka diperlukan

pembatasan masalah mengenai status identitas dengan agresivitas pada mahasiswa

psikologi :

a. Identitas merupakan pengorganisasian atau pengaturan dorongan-dorongan,

kemampuan-kemampuan dan keyakinan-keyakinan ke dalam citra diri secara

konsisten yang meliputi kemampuan memilih dan mengambil keputusan baik

menyangkut pekerjaan, orientasi seksual, dan filsafat hidup.

b. Agresivitas adalah keinginan yang relatif melekat untuk menjadi agresif dalam

berbagai situasi yang berbeda.

c. Responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa

fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berusia 18-23 tahun.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang akan dirumuskan dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah identitas achievement memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

agresivitas pada mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah?

2. Apakah identitas foreclosure memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

agresivitas pada mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah?

3. Apakah identitas moratorium memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

agresivitas pada mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah?

4. Apakah identitas diffusion memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

(23)

5. Apakah jenis kelamin memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

agresivitas pada mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah?

6. Apakah usia memberikan pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pada

mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah?

7. Apakah tingkat semester memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

agresivitas pada mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah?

8. Apakah asal sekolah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

agresivitas pada mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh status identitas (achievement,

foreclosure, moratorium, diffusion), jenis kelamin, usia, tingkat semester, dan

latar belakang pendidikan terhadap agresivitas pada mahasiswa fakultas psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Adapun manfaat teoritis diharapkan memberikan kontribusi dalam bidang

psikologi sosial dan perkembangan, terutama sebagai bahan untuk

(24)

Dengan mengetahui adanya masa labil yang kerap terjadi kebingungan

identitas pada individu, serta dengan mengetahui berbagai dampak negatif

yang dapat ditimbulkan diharapkan dukungan positif dari keluarga dan

lingkungan, sehingga dapat merespon dengan baik agar dapat mengontrol

kecendrungan perilaku agresi atau setidaknya dapat mengarahkannya pada

sesuatu hal yang lebih positif.

1.4 Sistematika Penulisan

Penelitian ini menggunakan tekhnik penulisan American Psychological

Association(APA)Style. Dan secara garis besar sistematika penulisan ini adalah:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan isi

skripsi sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam

penelitian skripsi, yaitu: teori tentang status identitas, teori tentang

agresivitas, faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas, kerangka

berpikir, dan hipotesis penelitian.

(25)

Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang metode penelitian ini

yaitu: jenis penelitian, pendekatan penelitian dan metode penelitian,

identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, teknik sampling,

alat pengumpul data, prosedur penelitian, serta metode analisis data.

BAB 4: HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan hasil dan analisis data

BAB 5: PENUTUP

(26)

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dipaparkan beberapa kajian teori, diantaranya mengenai

teori agresivitas, status identitas, serta kerangka berpikir dan hipotesis dalam

penelitian.

2.1 Agresivitas

2.1.1 Pengertian Agresivitas

Dalam pengertian sehari-hari terdapat banyak tingkah laku yang dikatakan sebagai

tingkah laku agresif. Begitu juga bila bicara mengenai pengertian agresivitas.

pengertian agresivitas itu sendiri memiliki banyak makna. Menurut Berkowitz

(1995:28), agresivitas merupakan keinginan yang relatif melekat untuk menjadi

agresif dalam berbagai situasi yang berbeda.

Baron dan Richardson (dalam Krahe, 1994) mendefinisikan agresivitas

sebagai:

“... any from of behavior directed toward the goal of harming or injuring another living being who is motivatied to avoid such treatment”. Yaitu, segala bentuk perilaku yang diarahkan dengan tujuan merugikan atau melukai makhluk hidup lain yang terdorong menghindari perlakuan tersebut.

(27)

habitual (yang dibiasakan) untuk memamerkan permusuhan. Pernyataan diri

secara tegas, penonjolan diri, penentuan atau pemaksaan diri, pengerjaran penuh

semangat akan suatu cita-cita. dominasi sosial, kekuasaan sosial, khususnya yang

diterapkan secara ekstrim.

Dari beberapa definisi di atas, agresivitas dapat diartikan sebagai

kecenderungan yang dimaksudkan untuk melukai makhluk hidup lain yang

terdorong untuk menghindari perlakuan tersebut. Sedangkan agresi itu sendiri

memiliki beberapa defenisi, ialah sebagai berikut:

Menurut Robert Baron (dalam Hudaniah, 1988:193), agresi adalah tingkah

laku individu yang ditunjukkan yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan

individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut.

Any form of behavior thats is intended to harm or injure some person, one

self, or an object. Artinya segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk

merugikan atau melukai sekelompok orang, diri sendiri, atau benda (Franzoi,

2003:450).

Sedangkan Baron dan Richardson mendefinisikan agresi sebagai siksaan

yang diarahkan secara sengaja dari berbagai bentuk kekerasan terhadap orang lain

(28)

Dalam penelitiannya, Bernadette (2001:60) juga menerangkan bahwa

agresi merupakan perilaku yang ditujukan untuk menyakiti makhluk hidup lain

baik secara fisik maupun maupun secara mental.

Sedangkan menurut Sarason (Dayakisni, 2009:193), secara umum agresi

dapat diartikan sebagai suatu serangan yang dilakukan oleh suatu organisme

terhadap organisme lain, obyek lain atau bahkan pada dirinya sendiri. Definisi ini

berlaku bagi semua makhluk vertebrata, sementara pada tingkat manusia masalah

agresi sangat kompleks karena adanya peranan perasaan dan proses-proses

simbolik.

Dari berbagai uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa agresivitas

yang dimaksud adalah kecenderungan untuk berperilaku agresi, sedangkan agresi

itu sendiri merupakan perilaku kekerasan manusia yang sengaja dilakukan dengan

maksud melukai atau mencelakakan orang lain yang tidak menginginkan perilaku

tersebut secara langsung atau tidak langsung, fisik maupun verbal, dengan

berbagai macam tujuan tertentu.

2.1.2 Jenis-jenis Agresi

Menurut Berkowitz (Koeswara, 1988:5), jenis-jenis agresi dibagi ke dalam dua

jenis:

(29)

individu sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan tertentu. Bahkan para

pelaku dan korban kadang-kadang tidak ada hubungan pribadi. Agresi disini

hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan lain, Contohnya: serdadu

membunuh untuk merebut wilayah musuh sesuai perintah komandan.

2. Agresi rasa benci atau agresi impulsif

Jenis agresi ini adalah agresi yang dilakukan semata-mata sebagai

pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti, atau agresi tanpa tujuan

selain untuk menimbulkan efek kerusakan, kesakitan, atau kematian pada

sasaran atau korban.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Agresivitas

Menurut Willis (dalam Ikawati dan Akhmad Purnama, 1998:25), faktor-faktor

penyebab munculnya perilaku agresi adalah:

1. Kondisi pribadi, yaitu kelainan yang dibawa sejak lahir baik fisik maupun

psikis, lemahnya kontrol diri terhadap pengaruh lingkungan, kurang mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kurangnya dasar keagamaan.

2. Lingkungan keluarga, yaitu keluarga yang kurang memberi kasih sayang dan

perhatian, sehingga mereka mencarinya dalam kelompok teman sebaya,

(30)

3. Lingkungan masyarakat, yaitu lingkungan masyarakat kurang sehat, keterbelakangan pendidikan, kurangnya pengawasan terhadap remaja, dan pengaruh norma-norma baru yang ada di luar.

4. Lingkungan sekolah, yaitu kurangnya perhatian guru, kurangnya fasilitas pendidikan sebagai tempat penyaluran bakat dan minat, dan norma-norma pendidikan kurang diterapkan.

Eva latifah (2002:16) dalam penelitiannya juga mengemukakan beberapa faktor lain yang mempengaruhi agresivitas, antara lain:

a. Frustasi

Kondisi frustasi yang dapat menimbulkan agresi adalah banyaknya pengalaman yang dialami oleh pelaku tindak agresi, dimana tingkat kesulitannya berlebihan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

b. Kondisi aversif

Kondisi aversif merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang ingin dihindari oleh seseorang. Keadaan yang tidak menyenangkan tersebut akan membuat seseorang mencoba untuk membuat keseimbangan dengan cara berusaha menghilangkan atau mengubah situasi itu.

(31)

Stres juga dapat memicu timbulnya perilaku agresi. Stres merupakan reaksi

terhadap ketidakmampuan individu dalam menghadapi gangguan fisik atau

psikis. .

Dari beberapa pendapat tersebut di atas, faktor yang dapat mempengaruhi

perilaku agresif dapat disimpulkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal berarti bahwa perilaku agresif muncul dari dalam diri

individu, penurunan gen atau kecenderungan bawaan. Sedangkan faktor eksternal,

faktor dari luar diri individu dapat Berupa pengaruh lingkungan, baik keluarga

maupun di luar dari lingkungan keluarga, teman sebaya dan lain sebagainya.

2.1.4 Aspek-aspek Agresivitas

Menurut Medinnus & Johnson (dalam Hudaniah, 1976:212), pembagian agresi

dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, dan hal ini dapat dijadikan sebagai

aspek-aspek perilaku yang mengindikasikan tindakan agresivitas, diantaranya

sebagai berikut:

1. Menyerang pada fisik

Menyerang pada fisik adalah agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain

secara fisik, yang termasuk didalamnya adalah memukul, menendang dan

merampas.

2. Menyerang pada benda atau obyek

(32)

amarah, yang termasuk didalamnya adalah memukul, membanting dan

melempar.

3. Menyerang secara verbal atau simbolik

Menyerang secara verbal atau simbolik adalah agresi yang dilakukan untuk

melukai orang lain secara verbal, memburuk-burukkan orang lain seperti,

menghina, mengejek dan mengancam.

4. Pelanggaran terhadap hak milik orang lain atau menyerang daerah orang lain

Menyerang daerah orang lain atau pelanggaran terhadap hak milik orang lain

adalah agresi yang dilakukan untuk melanggar hak milik orang lain. Seperti

memaksakan pendapat dan merusak barang hak milik orang lain.

2.2 Status Identitas

2.2.1 Pengertian Status Identitas

Menurut James Marcia dan Watterman (dalam Yusuf, 2007:201), identitas diri

merujuk kepada pengorganisasian atau pengaturan dorongan-dorongan,

kemampuan-kemampuan dan keyakinan-keyakinan ke dalam citra diri secara

konsisten yang meliputi kemampuan memilih dan mengambil keputusan baik

menyangkut pekerjaan, orientasi seksual dan filsafat hidup. Hal ini tentunya

berbeda dengan self-identiy (Dariyo, 2004:80), yang berarti mampu mewujudkan

jati dirinya sehingga individu tersebut merasa siap untuk menghadapi tugas

(33)

Sedangkan Sherman dan Deauk (Baron,1993:163) membedakan identitas

sosial menjadi sebuah defenisi diri yang memandu bagaimana kita

mengonseptualisasikan dan mengevaluasi diri sendiri. Identitas sosial mencakup

banyak karakteristik yang unik, seperti nama seseorang dan konsep diri. Hal ini

juga berbeda dengan konsep diri, yakni gambaran diri tentang aspek fisiologis

maupun psikologis yang berpengaruh pada perilaku individu dalam penyesuaian

diri dengan orang orang lain.

Dalam ilmu psikologi, konsep identitas umumnya merujuk kepada suatu

kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relatif

stabil sepanjang rentang kehidupan kendatipun terjadi segala macam perubahan

(Desmita, 2005:211).

Sedangkan menurut Adam dan Gullota (dalam Desmita, 2005 :211),

menggambarkan tentang identitas sebagai berikut :

“Identity is a complex psychological phenomenon. It might be thought of as the person in personality. It includes our own interpretation of early childhood identification with important individual in our lives. It includes a sense of identity integrates sex-role identification, individual ideology, accepted group norms and standars, and much more”.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa identitas adalah sebuah

fenomena psikologi yang kompleks. Dimana hal itu mungkin adalah sebuah

(34)

identifikasi dengan individu yang dianggap penting dalam kehidupan mulai dari

awal masa kanak-kanak. Dan termasuk juga didalamnya identifikasi peranan seks,

ideologi individu, penerimaan norma kelompok.

Sedangkan Erikson (dalam Gunarsa, 1991:84) mendefenisikan identititas

secara lebih rinci antara lain sebagai berikut :

1. Identitas dapat diartikan sebagai suatu inti pribadi yang tetap ada, walaupun

mengalami perubahan bertahap dengan pertambahan umur dan perubahan

lingkungan.

2. Identitas dapat diartikan sebagai cara hidup tertentu yang sudah dibentuk pada

masa-masa sebelumnya dan menentukan peran sosial manakah yang harus

dijalankan.

3. Identitas merupakan suatu hasil yang diperolehnya pada masa remaja, akan

tetapi tetap masih akan mengalami perubahan dan pembaharuan.

4. Identitas dialami sebagai suatu kelangsungan di dalam dirinya dan dalam

hubungannya dengan luar dirinya.

5. Identitas merupakan suatu penyesuaian peranan sosial yang pada azasnya

mengalami perubahan.

Menurut James Marcia (dalam Yusuf, 2007:201) ketika individu gagal

mengintegrasikan aspek-aspek dan pilihan atau merasa tidak mampu untuk

(35)

Erikson juga menjelaskan (Santrock, 2003:344), identity confusion

merupakan suatu kemunduran dalam perspektif waktu, inisiatif, dan kemampuan

untuk mengkoordinasikan perilaku dimasa kini, dengan tujuan di masa depan.

Kebingungan ini juga ditandai dengan adanya perasaan tidak mampu, tidak

berdaya, penurunan harga diri, tidak percaya diri, dan berakibat pesimis dalam

mengahadapi masa depan (Dariyo, 2004 :80).

Dari berbagai definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

identitas adalah pengalaman subjektif yang merupakan kesatuan dan

kesinambungan yang koheren dalam ruang dan waktu yang berisi nilai,

keyakinan, sikap dan ide-ide yang mengarahkan tingkah laku dan

menggambarkan kekuatan, kelemahan, dan keunikan individu dalam rentang

kehidupan.

2.2.2 Perkembangan Status Identitas

Status identitas merupakan paradigma perluasan dan pengembangan dari teori

psikososial Erik H. Erikson oleh James Marcia (Santrock dalam life-spain,

2002:58). Dalam paradigma ini perkembangan status identitas telah menghasilkan

dua dasar pengembangan, yaitu krisis (eksplorasi) dan komitmen. yaitu :

a. Krisis merupakan suatu periode perkembangan identitas dimana remaja

(36)

b. Komitmen didefinisikan sebagai bagian dari perkembangan identitas dimana

remaja memperlihatkan suatu tanggung jawab pribadi terhadap apa yang akan

mereka lakukan.

Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan

status identitas telah menghasilkan dua dasar dimensi, yaitu krisis dan komitmen.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Identitas

Perkembangan identitas dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor (Yusuf, 2007:202)

yaitu:

1. Iklim keluarga, yaitu yang berkaitan dengan interaksi sosio-emosional antar

anggota keluarga (ibu-ayah, orang tua-anak dan anak-anak) sikap dan

perlakuan orang tua terhadap anak. Apabila hubungan antar anggota keluarga

hangat, harmonis, serta sikap perlakuan orang tua terhadap anak positif atau

penuh kasih sayang, maka remaja akan mampu mengembangkan identitasnya

secara realistik dan stabil (sehat). Namun apabila sebaliknya, yaitu hubungan

keluarga penuh konflik, tegang dan perselisihan, serta orangtua bersikap keras

dan kurang memberikan kasih sayang, maka remaja akan mengalami

kegagalan dalam mencapai identitasnya secara matang, dia akan mengalami

kebingungan, konflik atau frustasi

2. Tokoh idola, yaitu orang-orang yang dipersepsikan oleh remaja sebagai figur

(37)

atau pujaan remaja berasal dari kalangan selebritis seperti para penyanyi,

bintang film, dan olahragawan. Meskipun persentasenya sedikit, ada juga

tokoh idola remaja itu yang berasal dari para tokoh masyarakat, pejuang atau

pahlawan.

3. Peluang pengembangan diri, yaitu kesempatan untuk melihat kedepan dan

menguji dirinya dalam setting (adegan) kehidupan yang beragam. Dalam hal

ini, eksperimentasi atau pengalaman dalam menyampaikan gagasan,

penampilan peran-peran dan bergaul dengan orang lain (dalam aktivitas yang

sehat) sangatlah penting bagi perkembangan identitasnya.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Identitas

Dalam perkembangan kepribadian terdapat dua faktor yang akan berperan

(Gunarsa, 1991 hal : 88), yakni :

1. Identifikasi, identifikasi hampir dapat disamakan dengan peniruan, akan tetapi

sifatnya lebih mendalam dan menetap. Dengan identifikasi yang dimaksud

bahwa tingkah laku, pandangan, pendapat, nilai-nilai, norma, minat dan

aspek-aspek lain dari kepribadian seseorang akan diambilnya dan dijadikan bagian

daripada kepribadiannya sendiri.

2. Eksperimentasi, para remaja harus memperoleh kesempatan untuk

(38)

eksperimentasi erat hubungannya dengan peran sosial di kemudian hari.

2.2.5 Dimensi-dimensi Status Identitas

Berdasarkan dimensi ini, Marcia (Santrock dalam life-span, 2002: 58) membagi

identitas menjadi empat status identitas yang didasarkan pada dua pertimbangan

berikut :

a. Apakah mereka mengalami suatu krisis identitas atau tidak

b. Pada tingkat mana mereka memiliki komitmen terhadap pemilihan pekerjaan,

agama, serta nilai-nilai politik dan keyakinan. Keempat kategori itu adalah:

Achievement (tinggi dalam komitmen dan ekplorasi), Moratorium (rendah

komitmen dan tinggi eksplorasi), Foreclosure (tinggi komitmen dan rendah

eksplorasi), dan Diffusion (rendah dalam komitmen dan eksplorasi). Berikut

dijelaskan gambaran status identitas menurut James Marcia (dalam Dariyo,

2004: 84), yaitu :

1. achievement (pencapaian identitas): Seorang individu dikatakan telah

memiliki identitas, jika dirinya telah mengalami krisis dan ia dengan penuh

tekad mampu menghadapinya dengan baik. Justru dengan adanya krisis

akan mendorong dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya mampu

menyelesaikannya dengan baik. Walaupun kenyataanya ia harus mengalami

kegagalan, namun bukanlah akhir dari upaya untuk mewujudkan potensi

(39)

2. foreclosure (pencabutan identitas): Identitas ini ditandai dengan tidak

adanya suatu krisis, tetapi ia memiliki komitmen atau tekad. Sehingga

individu seringkali berangan-angan tentang apa yang ingin dicapai dalam

hidupnya, tetapi seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapinya.

Akibatnya, ketika individu dihadapkan pada masalah realitas, tidak mampu

menghadapi dengan baik. Bahkan kadang-kadang melakukan mekanisme

pertahanan diri seperti; rasionalisasi, regresi pembentukan reaksi dan

sebagainya.

3. moratorium (penundaan identitas): Identitas ini ditandai dengan adanya

krisis, tetapi ia tidak memiliki kemauan kuat (tekad) untuk menyelesaikan

masalah krisis tersebut. Ada dua kemungkinan tipe individu ini, yaitu :

a). Individu yang menyadari adanya suatu krisis yang harus diselesaikan,

tetapi tidak mau menyelesaikannya, menunjukkan bahwa individu ini

cenderung dikuasai oleh prinsip kesenangan dan egoisme pribadi. Apa

yang dilakukan seringkali menyimpang dan tidak pernah sesuai dengan

masalahnya. Akibatnya, ia mengalami stagnasi perkembangan yang

lebih maju, namun karena ia terus menerus tidak mau menghadapi atau

menyelesaikan masalahnya, maka ia hanya dalam tahap itu.

b). Orang yang memang tidak menyadari tugasnya, namun juga tidak

(40)

untuk menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya.

4. diffusion (penyebaran identitas): Orang tipe ini, yaitu orang yang mengalami

kebingungan dalam mencapai identitas. Ia tidak memiliki krisis dan juga

tidak memiliki tekad untuk menyelesaikannya.

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dimensi status

identitas dapat dibagi menjadi empat dimensi, yaitu identitas Achievement,

identitas Foreclosure, identitas Moratorium, dan identitas Diffusion.

2.2.6 Aspek-aspek Pembentukan Identitas

Menurut Marcia terdapat tiga aspek penting dalam pembentukan identitas

(Santrock dalam life-span, 2002:58) diantaranya yaitu:

1. Remaja muda harus membentuk rasa percaya terhadap dukungan orang tua

2. Mengembangkan suatu pemikiran untuk giat menghasilan sesuatu atau

ketekunan

3. Memperoleh perspektif mengenai masa depan yang merefleksikan diri

mereka sendiri

2.3 Kerangka Berpikir

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa agresivitas merupakan kecenderungan

berperilaku agresif (menyakiti, melukai, dan lain-lain) baik secara fisik, verbal

(41)

Berkowitz (1995) yang menyatakan agresivitas merupakan keinginan yang relatif

melekat untuk menjadi agresif dalam berbagai situasi yg berbeda. Sebelum

mendapatkan gambaran identitas diri yang jelas, hampir setiap individu akan

mengalami berbagai macam konfigurasi yang bermakna, mulai dari identitas

positif hingga identitas negatif sehingga agresivitas menjadi salah satu pilihan

yang akan diperankan oleh individu tersebut. Oleh karena itu munculah

pertentangan di dalam diri individu untuk menemukan identitas diri mereka,

sehingga perilaku agresi tidak dapat untuk dihindarkan.

Sebagaimana unjuk rasa puluhan mahasiswa yang mengkritisi

kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono di Jalan

Kimia Jakarta, Sabtu berujung bentrok. Mahasiswa dan polisi terlibat saling

serang dan lempar batu. Suasana bertambah panas saat para demonstran mencoba

memblokir ruas jalan dengan cara membakar ban bekas. Melihat hal tersebut,

polisi mulai bertindak tegas dengan cara membubarkan pengunjuk rasa. Upaya

polisi dibalas mahasiswa dengan lemparan batu, menyusul adanya aksi pemukulan

aparat terhadap mahasiswa. Selain aksi saling lempar batu, sejumlah pot bunga di

pinggir jalan dipecah hingga hancur berantakan. Polisi akhirnya melepaskan

tembakan peringatan dan gas air mata guna membubarkan demonstrasi (Adi,

Liputan6.com. 2011).

(42)

dibuktikan pada berbagai kasus agresivitas mahasiswa, salah satunya adalah

demonstrasi yang berujung ricuh dan kerap terjadi di berbagai daerah sehingga

tak sedikit menimbulkan korban.

Permasalahan ini berkaitan dengan status identitas, individu seringkali

mengalami kebingungan sehingga menemukan berbagai macam konfigurasi

identitas negatif, belum adanya komitmen dan identitas yang stabil membuat

individu mengalami kebingungan, dan terkadang membuat emosinya cenderung

tidak stabil sehingga dapat menimbulkan perilaku agresi terhadap lingkungan di

sekitarnya, sebagaimana beberapa contoh kasus kericuhan mahasiswa yang

berdemonstrasi yang terjadi di berbagai daerah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

James Marcia (Yusuf, 2007:201) ketika individu gagal mengintegrasikan

aspek-aspek dan pilihan atau merasa tidak mampu untuk memilih, maka individu

tersebut akan mengalami kebingungan (confusion).

Sedangkan identitas diri itu sendiri merujuk kepada pengorganisasian atau

pengaturan dorongan-dorongan, kemampuan-kemampuan dan

keyakinan-keyakinan ke dalam citra diri secara konsisten yang meliputi kemampuan memilih

dan mengambil keputusan baik menyangkut pekerjaan, orientasi seksual dan

filsafat hidup (Yusuf, 2007:201).

Dari berbagai penjelasan diatas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa

status identitas memberikan pengaruh terhadap agresivitas. Hal tersebut

(43)

mulai dari yang positif hinggga ke yang negatif, maka individu tersebut akan

mengalami kebingungan, sehingga dapat melakukan perilaku agresi terhadap

lingkungan yang ada di sekitarnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, di bawah ini adalah skema dari kerangka

berpikir pada penelitian ini:

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka hipotesis yang

Achievement

Foreclosure

Moratorium

Diffusion

Jenis Kelamin

Agresivitas

Usia

Semester

(44)

1. H1 : Status identitas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

agresivitas pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. H2 : Identitas achievement memberikan pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. H3 : Identitas foreclosure memberikan pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. H4 : Identitas moratorium memberikan pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. H5 : Identitas diffusion memberikan pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. H6 : Jenis kelamin memberikan pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. H7 : Usia memberikan pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(45)
(46)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai pendekatan serta metode yang

digunakan dalam penelitian ini, meliputi subyek penelitian, instrumen

pengumpulan data dan prosedur penelitian.

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu

pendekatan penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka dan kemudian

dianalisis dengan statisktik (Sugiono, 2008:7).

Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sempel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan (Sugiono, 2008:8).

3.1.2 Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi korelasi (corelational

descriptive study). Penilitian korelasi dirancang untuk menentukan tingkat

(47)

dirancang untuk menentukan besarnya arah hubungan antar variabel yang diteliti

(Sevilla, 1993:87).

3.2 Definisi Variabel dan Operasional Variabel

3.2.1 Definisi Variabel

Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008:38).

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (independent variable) : Status Identitas

2. Variabel terikat (dependent variable) : Agresivitas

3.2.2 Definisi Konseptual

Adapun definisi konseptual dalam penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Marcia dan Watterman dalam Yusuf (2007) menjelaskan identitas diri merupakan pengorganisasian atau pengaturan dorongan-dorongan, kemampuan-kemampuan dan keyakinan-keyakinan ke dalam citra diri secara konsisten yang meliputi kemampuan memilih dan mengambil keputusan baik menyangkut pekerjaan, orientasi seksual dan filsafat hidup.

(48)

3.2.3 Definisi Operasional

3.2.3.1 Defenisi Operasional Status Identitas

a. achievement, adalah individu yang telah memiliki identitas, dirinya telah

mengalami krisis dan ia dengan penuh tekad mampu menghadapinya dengan

baik. Justru dengan adanya krisis akan mendorong dirinya untuk membuktikan

bahwa dirinya mampu menyelesaikannya dengan baik, yang memiliki indikator

sebagai berikut, tidak mudah putus asa, dan mampu menyelesaikan masalah.

b. foreclosure, adalah identitas yang ditandai dengan tidak adanya suatu krisis,

tetapi ia memiliki komitmen atau tekad. Sehingga individu seringkali

berangan-angan tentang apa yang ingin dicapai dalam hidupnya, tetapi

seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapinya, dan memiliki

indikator sebagai berikut: suka berangan-angan, dan tidak mampu

menyelesaikan masalah.

c. moratorium, adalah identitas ini ditandai dengan adanya krisis, tetapi ia tidak

memiliki kemauan kuat (tekad) untuk menyelesaikan masalah krisis tersebut,

yang memiliki indikator sebagai berikut: tidak mau menyelesaikan

permasalahan.

d. diffusion, adalah individu yang mengalami kebingungan dalam mencapai

identitas. Ia tidak memiliki krisis dan juga tidak memiliki tekad untuk

menyelesaikannya, dan memiliki indikator sebagai berikut: tidak memiliki

(49)

3.2.3.2 Definisi Operasional Agresivitas

Agresivitas merupakan keinginan yang relatif melekat untuk menjadi agresif

dalam berbagai situasi berbeda. Berikut indikator agresivitas berdasarkan

dimensi-dimensinya:

a. Menyerang pada fisik seperti: memukul, menendang, dan merampas.

b. Menyerang pada benda atau obyek seperti: memukul, membanting, melempar

(benda).

c. Menyerang secara verbal atau simbolik seperti: menghina, mengejek, dan

mengancam

d. Pelanggaran terhadap hak milik orang lain atau menyerang daerah orang lain,

seperti: memaksakan pendapat, dan merusak barang hak milik orang lain.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993:160), populasi adalah kelompok dimana

peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Sedangkan menurut

Kerlinger (dalam Sevilla, 1993:160), populasi adalah keseluruhan anggota,

kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik. Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang berjumlah 772 orang.

3.3.2 Sampel

(50)

kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu populasi.

Dalam penelitian ini sampel tersebut adalah Fakultas Psikologi Non-Reguler UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah sampel yang direncanakan berjumlah 70

orang, sebab menurut Gay (dalam Sevilla,1993:163) Jumlah sampel minimal dari

suatu penelitan korelasi adalah 30 orang. Penetapan jumlah sampel tersebut

disesuaikan dengan kemampuan penulis berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga

dan dana penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel 70 orang,

yang diambil dari semester 1, 3, 5 dan 7.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

stratified random sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel, dengan cara

sub-kelompok (strata) yang spesifik akan memiliki jumlah yang cukup mewakili

dalam sampel, serta menyediakan jumlah sampel sebagai sub-analisis dari anggota

strata tersebut (Sevilla, 1993:166). Alasan penulis menggunakan teknik ini adalah

karena banyaknya kelas dalam setiap semester, sehingga sampel penelitian harus

diambil berdasarkan perwakilan masing-masing semester.

3.4. Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

(51)

bahwa untuk mengungkap data seperti mengenai sikap terhadap sesuatu. Adapun

skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan empat alternatif jawaban.

Selain itu pernyataannya dibuat dengan kategori positif atau kesetujuan

(favorable) dan item yang disebut negatif atau ketidaksetujuan (unfavorable)

(Sevilla, 1993:225).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert dengan

menggunakan 4 pilihan jawaban yakni sebagai berikut: • Sangat Setuju (SS)

• Setuju (S)

• Tidak Setuju (TS)

• Sangat Tidak Setuju (STS).

Adapun perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang

dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yakni favorable atau unfavorable. Untuk

jawaban favorable skornya bergerak dari kanan ke kiri (SSSTSSTS)

dengan nilai (1234). Sedangkan untuk unfavorable cara skornya bergerak

sebaliknya dari kiri ke kanan, (STSTSSSS) dengan nilai (4321). Jika

digambarkan dalam bentuk tabel, maka hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.1 Bobot Nilai

Kategori Respon SS S TS STS

Favorabel 4 3 2 1

(52)

3.4.2 Instrumen penelitian

Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu:

1) Skala status identitas ini disusun berdasarkan indikator yang terdapat pada

dimensi-dimensi status identitas, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2

Blue Print Try Out Skala Status Identitas

Item

item favorabel dan 18 item unfavorabel. Selanjutnya untuk menginterpretasi skor

responden, penulis menentukan 4 kategori jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS),

(53)

2) Skala Agresivitas, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap diri

responden terhadap perilaku agresi yang berhubungan dan berpengaruh kuat

terhadap tingkat agresivitas individu.

Tabel 3.3

Blue Print Try Out Skala Agresivitas

Item

Skala agresivitas yang akan di uji terdiri dari 36 item, terdiri dari 18 item

favorabel dan 18 item unfavorabel. Selanjutnya untuk menginterpretasi skor

(54)

3.5 Teknik Uji Instrumen

3.5.1 Uji Instrumen

Sebelum dilakukan penelitian sebenarnya, peneliti melakukan pengujian validitas

dan reliabilitas alat (try out) terhadap 70 orang mahasiswa reguler fakultas

psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mempunyai karakteristik sama

dengan sampel penelitian. Adapun tujuan dari pelaksanaan uji instrumen adalah:

1. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam

menyelesaikan pengisian instrumen.

2. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan/item yang diberikan.

3. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor setiap item dikorelasikan dengan

skor total.

4. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengetahui

tingkat reliabilitas skala tersebut.

3.5.2 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan dan ketelitian atau

akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Menurut Sevilla (1993:176)

validitas merupakan derajat ketepatan suatu alat tentang pokok isi yang

sebenarnya yang diukur.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil penelitian

yang valid bila terdapat kesamaan data yang terkumpul dengan data yang

(55)

dapat dilihat pada hasil penghitungan SPSS (Statistical Package for the Social

Sciences) versi 11,5for windows.

3.5.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan suatu alat ukur

tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Menurut Sevilla (1993:175)

reliabilitas merupakan derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang

ditunjukkan oleh instrumen penelitian. Tes dikatakan sebagai reliabilitas tinggi

apabila skor tampak tes itu dikatakan konsisten dan dapat diandalkan.

Adapun uji reliabilitas alat tes atau skala dengan rumus Alpha Cronbach

dan perhitungan menggunakan SPSS 11.5for windows.

Menurut J.P. Guilford (dalam Kuncoro, 2005), prinsip umum yang

digunakan untuk menafsirkan nilai r adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r

Besarnya r Interpretasi

>0,9 Sangat reliable

>0,7 Reliabel

>0,4 Cukup reliable

>0,2 Kurang reliable

(56)

3.5.4 Hasil Uji Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan jumlah total keseluruhan item sebanyak 72 item dari dua skala, yaitu skala status identitas yang berjumlah 36 item dan skala agresivitas yang berjumlah 36 item. Uji instrumen diberikan pada 70 mahasiswa di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

• Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan pada dua jenis skala yang digunakan dalam penelitian, yaitu uji validitas skala status identitas dan uji validitas skala agresivitas. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik korelasi

(57)

Tabel 3.5

Blue Print Setelah Try Out Skala Status Identitas

Item

Keterangan : * item yang valid

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 36 item skala status identitas,

ada 28 item yang valid dengan kriteria angka valid > 0.306, yaitu item nomor 1,

3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 22, 23, 24, 26, 28, 29, 30, 31, 33,

34, 35, dan 36. Item-item yang valid itulah yang dijadikan alat ukur untuk

penelitian dari uji reliabilitas. item yang valid pada skala status identitas diperoleh

(58)

karena menurut Azwar (2004), koefisien reliabilitas yang tinggi adalah yang

Blue Print Setelah Try Out Skala Agresivitas

Item Jumlah

atau simbolik 3). Mengancam *26, 28 25, *27 4

1).Memaksakan

(59)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 36 item skala agresivitas, ada 28

item yang valid dengan kriteria angka valid > 0,306 yaitu item nomor 3, 4, 5, 6,

7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31, 32,

33, 34. Item-item yang valid itulah yang dijadikan alat ukur untuk penelitian dari

uji reliabilitas. item yang valid pada skala agresivitas diperoleh koefisien alpha

cronbach sebesar 0,8338. Angka tersebut dapat dikatakan reliabel karena menurut

Azwar (2004), koefisien reliabilitas yang tinggi adalah yang mendekati angka

1.00.

3.5.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian deskriptif korelasional, besar atau tingginya hubungan antar

variabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Untuk mengukur keeratan

hubungan antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua

variabel. Maka dalam penelitian ini, analisisnya menggunakan korelasi Product

Moment Pearson. Untuk memudahkan hitungan kesemua koefisien menggunakan

hitungan komputerisasi dengan program SPSS versi 11,5. Untuk menghitung

reliabilitas alat pengumpulan data (uji reliabilitas) akan digunakan tekhnikAlpha

Cronbach, dengan penghitungannya menggunakan programSPSS versi 11.5.

3.5.6 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dalam perhitungannya menggunakan program SPSS versi 11,5.

(60)

agresivitas yang berjumlah 28. Dari hasil hitungan uji reliabilitas terhadap

instrumen penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.7

Koefisien Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen Koefisien Alpha Cronbach Keterangan

Status Identitas 0,8753 Reliabel

Agresivitas 0,8338 Reliabel

Dari perhitungan menggunakan SPSS 11,5 didapat Alpha Cronbach

sebesar 0,8753 untuk skala status identitas dengan kriteria reliabel. Dan koefisien

Alpha Cronbach sebesar 0,8338 untuk skala agresivitas dengan kriteria reliabel.

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Tahap Persiapan

1. Dimulai dengan perumusan masalah

2. Menentukan variabel penelitian

3. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapat gambaran dan landasan teoritis

yang tepat.

4. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu skala status identitas dan skala agresivitas.

5. Menentukan lokasi penelitian

(61)

3.6.2 Tahap Pengambilan Data

1. Menentukan sampel penelitian.

2. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan

subyek untuk mengisi skala penelitian.

3. Melaksanakan pengambilan data dengan memberikan skala yang telah

disiapkan kepada subyek penelitian.

3.6.3 Tahap Pengolahan Data

1. Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah di isi oleh responden.

2. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat

tabel data.

3. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji

hipotesis penelitian.

3.6.4 Tahap Pembahasan

1. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan teori.

2. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dan dibahas

(62)

BAB 4

PRESENTASI DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan dibahas hasil dari penelitian yang telah dilakukan di Fakutas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah. Hasil penelitian ini mencakup gambaran umum responden, hasil pengujian hipotesis yang telah diajukan melalui perhitungan statistik, dan pembahasan hasil pengujian hipotesis.

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut ini diuraikan gambaran umum subyek dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, usia, semester, dan asal sekolah. dengan melibatkan 140 orang mahasiswa dengan rincian 70 responden pada try out dan 70 responden untuk

field test. Gambaran umum subyek berdasarkan jenis kelamin, usia, Semester dan asal sekolah digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.8

Gambar

Tabel 3.1Bobot Nilai
Tabel 3.2Blue Print Try Out Skala Status Identitas
Tabel 3.3Blue Print Try Out  Skala Agresivitas
Tabel 3.4Interpretasi Nilai r
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian Abdillah (2014) yang dilakukan pada 50 mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyebutkan bahwa mahasiwa mengalami kecemasan

BERBUSANA MUSLIMAH MAHASISWI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Aplikasi SMS Reminder dalam Kalender Akademik UIN Syarif Hidyatullah Jakarta (Studi Kasus : Pusat Komunikasi (PUSKOM) UIN Syarif

Laporan Penelitian berjudul PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2010

Dari penelitian yang dilakukan penulis selama penelitian di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap upaya-upaya yang

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS DIRASAT ISLAMIYAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG PENUNJUKKAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK DAN MAHASISWA BIMBINGAN FAKULTAS DIRASAT

Sehubungan dengan akan diselenggarakannya Pembuatan Buku Bunga Rampai Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi DEMA FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kom, , dkk Alamat : UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Dki Jakarta, 15412 Kewarganegaraan : Indonesia Pemegang Hak Cipta Nama : UIN SYARIF HIDAYATULLAH Alamat : , , Dki Jakarta,