• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Makanan Berserat Tahun 2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Makanan Berserat Tahun 2011."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG MAKANAN BERSERAT TAHUN 2011

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Tugas Akhir Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam

Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Disusun Oleh :

WELLY ANGGUN NANKA LIMO 107104003819

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)

i Welly Anggun Nanka Limo, NIM : 107104003819

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Makanan Berserat

xiii + 45 halaman, 4 tabel, 2 gambar, 4 lampiran

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat, mengetahui gambaran sikap mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat dan menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat.

Penelitian dilakukan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1 November 2011. Cara pengambilan data, yaitu dengan cross sectional. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Data yang diperoleh valid dan reliable dengan alpha cronbach yang didapatkan secara keseluruhan adalah sebesar 0,7. Responden penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebanyak 52 orang. Analisis statistik yang digunakan adalah Spearman Test. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat adalah kurang (53,8%). Sebagian besar sikap mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat adalah positif (78,8%).

Hasil analisis data statistik menunjukkan tidak ada hubungan dengan nilai p value sebesar 0, 812 (p>0,05), sehingga Ha ditolak dan Ho diterima.

(4)

ii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE PROGRAM STUDY OG NURSING SCIENCE

Paper, February 2012

Welly Anggun Nanka Limo, NIM : 107104003819

Relationship Between The Level of Knowledge With Students of Psychology Attitude In Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta About Food Fiber

xiii + 45 pages, 4 tables, 2 figures, 4 appendices

ABSTRACT

This study aims to determine the level overview, find out the picture of student attitudes and analyzing the relationship between the level of knowledge by psychology student attitudes Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta on fibrous foods.

The study was conducted at the Faculty of Psychology Sharif Hidayatullah State Islamic University Jakarta on November, 2011 with using this type of analytical research through quantitative approach with cross sectional design. Instrument used was questionnaire. Data obtained valid and reliable with general of alpha cronbach 0,7. Study's respondents were students Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta as many as 52 people. Statistical analysis was used to analyze the relationship is using Spearman test. The study found that most of the knowledge level psychology student Sharif Hidayatullah State Islamic University Jakarta on-fiber foods are less (53.8%). Most of the attitudes of psychology students Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta on fibrous foods were positive (78.8%).

The results of statistical analysis showed no association between the level of knowledge by psychology student attitudes Sharif Hidayatullah State Islamic University Jakarta on fibrous foods with p value 0, 812 (p> 0.05), so that Ho refused and Ha is received.

(5)
(6)
(7)
(8)

i

RIWAYAT HIDUP

Nama : Welly Anggun Nanka Limo

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 01 November 1989

Alamat : Komplek Pertamina Tugu Jl. Permata IV Blok H No. 8

Rt. 002/016 Jakarta Utara

No. Telp/HP : 085710890057

e-mail : anggun0109@yahoo.co.id

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. TK Barunawati, Jakarta Utara

2. SDN Tugu Utara 01 Pagi, Jakarta Utara

3. SMPN 121, Jakarta Utara

4. SMA DIKANTARA, Jakarta Utara

PENGALAMAN ORGANISASI :

1. ROHIS SMPN 121, Jakarta Utara

2. PASKIBRA SMPN 121, Jakarta Utara

3. OSIS SMA DIKANTARA, Jakarta Utara

(9)

ii Assalamu’alaikum wr. wb,

Rasa syukur yang tak henti-hentinya peneliti persembahkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan oleh Nabi Muhammad SAW, atas nikmat

dan karunia-Nya yang selalu terpancar, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Makanan Berserat Tahun 2011.

Dalam penelitian skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang peneliti alami.

Namun, syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, kesungguhan, kerja keras dan

keinginan yang kuat, disertai dengan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik

langsung maupun tidak langsung segala kesulitan dapat diatasi dengan baik dan pada

akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik pula.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan

terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. dr. Dr (hc) MK. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ns. Waras Budi utomo, S.Kep., MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ns. Eni Nuraeni, S.Kep., M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Ita Yuanita, S.Kp, M, Kep dan Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.MB selaku dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran selama membimbing

(10)

iii

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf pengajar pada lingkungan Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selam duduk dibangku

kuliah.

6. Segenap jajaran staf dan karyawan akademik dan kepustakaan fakultas yang sangat

membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

7. Kedua orang tua, kakak-kakak dan teman dekat yang selalu mensupport dan memberikan

semangat kepada peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Teman-teman seperjuangan PSIK angkatan 2007 dan seluruh pihak yang telah

memberikan semangat dan membantu selama melaksanakan dan menyelesaikan skripsi.

Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun, sehingga

peneliti dapat memperbaiki skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat,

khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca yang kelak mempergunakan skripsi ini

sebagai bahan referensi guna kemajuan pendidikan selanjutnya.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Jakarta, Februari 2012

(11)

iv

LEMBAR PERNYATAAN .………... i

ABSTRAK ……….. ii

ABSTRACT.. ……….. iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ….……… iv

RIWAYAT HIDUP …..….……….. v

KATA PENGANTAR ...……….. vi

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GAMBAR ………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ………... xii

BAB I PENDAHULUAN ……… .. 1

A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ……….. 4

C. Pertanyaan Penelitian ………. 4

D. Tujuan Penelitian ……… 4

E. Manfaat Penelitian ……….. 5

F. Ruang Lingkup penelitian ……….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….... 6

A. Gizi ………. 6

1. Pengertian ……… 6

2. Jenis Zat Gizi (Nutrient) ……….. 7

B. Serat Makanan ……… 9

1. Jenis Serat ………. 10

2. Sumber Serat ……… 12

3. Angka Kecukupan Serat ……….. 13

4. Manfaat Serat ………. 13

5. Dampak Kurang Serat ………. 15

C. Pengetahuan ……….. 20

1. Pengertian ………... 20

2. Tingkat Pengetahuan ………... 20

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ……….... 21

D. Konsep Sikap ……….... 23

1. Pengertian ……… 23

2. Tingkatan Sikap ………... 23

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap ………... 25

4. Pengukuran Sikap ……… 25

E. Remaja ……… 27

1. Pengertian ……….... 27

2. Tahap Perkembangan Remaja ………. 27

3. Pola Makan Remaja ……….……… 27

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Makan Remaja ………... 28

F. Penelitian Terkait ……….. 28

G. Kerangka Teori ………... 29

BAB III KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL ………... . 30

A. Kerangka Konsep ………... 30

B. Hipotesis Penelitian ……….. 30

(12)

v

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ……… . 33

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……… 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 33

C. Populasi dan Sampel ………. 33

D. Metode Pengumpulan Data ……….. 35

E. Teknik Pengolahan Data ……….. 38

F. Teknik Analisa Data ………. 39

G. Etika Penelitian ………. 40

BAB V HASIL PENELITIAN ………. . 43

A. Gambaran Umum Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah ……. 43

B. Hasil Analisis Univariat ………...……. 43

1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden tentang Makanan Berserat 43 2. Gambaran Sikap Responden tentang Makanan Berserat ……… 44

C. Hasil Analisis Bivariat ……….. 44

BAB VI PEMBAHASAN ……… 45

A. Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Makanan Berserat ……… 45

B. Gambaran Sikap Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Makanan Berserat ………. 46

C. Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Makanan Berserat 47

D. Keterbatasan Penelitian ……… 48

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ……… 49

A. Kesimpulan ………... 49

B. Saran ………. 49 DAFTAR PUSTAKA

(13)
[image:13.595.110.539.68.487.2]

vi

Tabel 3.1 Definisi Operasional ……… 31 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Makanan Berserat Tahun 2011 …. 43 Tabel 5.2 Gambaran Sikap Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tentang Makanan Berserat Tahun 2011 ………. 44 Tabel 5.4 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Mahasiswa Psikologi

(14)

vii

[image:14.595.103.538.66.488.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ………..……… 25

(15)

viii Lampiran 1 Informed Consent

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Data Statistik Uji Validitas

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi di Indonesia selain dapat membawa

dampak positif, juga dapat membawa dampak negatif terhadap gaya hidup

dan pola konsumsi makanan pada masyarakat Indonesia. Pola konsumsi saat

ini sering mengikuti pola konsumsi kebarat-baratan (western style diet)

(Sulistijani, 2002).

Pola konsumsi ini mulai menggeser pola konsumsi “gizi seimbang”

yang selama ini telah diterapkan sebagian masyarakat Indonesia.

Ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman masyarakat akan makanan sehat

menyebabkan masyarakat cenderung beralih ke makanan siap saji. Jika hal

tersebut terus diterapkan dalam jangka panjang, gaya hidup seperti ini akan

berdampak buruk bagi kesehatan, karena mengakibatkan ketidakseimbangan

asupan gizi (Sulistijani, 2002).

Keanekaragaman pangan sangat penting karena tidak ada satu jenis

pangan pun yang dapat menyediakan gizi bagi seseorang secara lengkap.

Keanekaragaman tersebut mencakup karbohidrat, serat, lemak, protein,

vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh dari beragam jenis makanan

yang dikonsumsi setiap hari. Oleh karena itu, untuk mencapai masukan zat

gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan

makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan

(17)

Islam sangat memperhatikan tentang makanan yang dikonsumsi

manusia. Makanan yang dikonsumsi umat muslim haruslah makanan yang

halal dan baik. Halal dari aspek hukumnya dan baik dilihat dari

substansinya, seperti firman Allah dalam Al-qur’an surat Al-Maidah ayat 88

:               Artinya :

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah

telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu

beriman kepada-Nya.

Keanekaragaman tersebut harus diperhatikan, apabila konsumsi

makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul

ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan

untuk hidup sehat dan produktif. Selain itu, akan meningkatkan resiko

munculnya penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner (PJK),

Diabetes Mellitus (DM), Obesitas (kegemukan) dan penyakit gangguan

pencernaan, seperti sembelit (konstipasi), wasir (ambeien), tumor, kanker

usus besar, divertikulosis, radang usus buntu dan gangguan pencernaan lain

(Sulistijani, 2002).

Gizi seimbang yang tidak terpenuhi dalam tubuh dapat diakibatkan

(18)

3

Kepraktisan dalam mengkonsumsi makanan diperoleh dengan cara

menyantap makanan siap saji (fast food) yang sebenarnya tidak memenuhi

kecukupan gizi. Umumnya makanan siap saji tersebut sangat kaya akan

lemak, protein dan kolesterol, tetapi miskin serat (Muchtadi dalam

Badrialaily, 2004).

Secara garis besar fungsi serat makanan adalah sebagai pelindung

kolon dari gangguan konstipasi, diare, divertikulum, wasir, dan kanker

kolon. Serat makanan juga mencegah terjadi gangguan metabolisme,

sehingga tubuh terhindar dari kegemukan dan kemungkinan terserang

penyakit diabetes mellitus (DM), penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi,

dan karies gigi (Sulistijani, 2002).

Anjuran mengkonsumsi makanan berserat masyarakat Indonesia

adalah 20-35 gram per hari (minimal 3 ikat sayur), sedangkan konsumsi

serat rata-rata penduduk Indonesia adalah sekitar 10,5 gram per hari (Jahari

& Sumarno, 2001) dalam Badrialaily (2004).

Ditemukan bahwa, konsumsi makanan berserat masyarakat

Indonesia lebih rendah dari masyarakat Eropa, bahkan Amerika Serikat,

yaitu sekitar 15 gram per hari, sedangkan masyarakat Indonesia hanya

mengkonsumsi makanan berserat adalah hanya 10,5 gram per hari (Joseph,

2002).

Mahasiswa yang merupakan bagian kecil kelompok masyarakat

ilmiah juga mempunyai pola makan yang sama, yaitu rendah serat dan tinggi

karbohidrat dan protein. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan

(19)

s/d 2010 pada tanggal 5 Agustus 2011, diperoleh (65%) 5 dari 8 orang

mahasiswa memiliki pengetahuan pengetahuan kurang, (75%) 6 dari 8 orang

mahasiswa memiliki sikap positif (baik), dan (75%) 6 dari 8 mahasiswa

tidak mengaplikasikan konsumsi serat ke dalam kehidupan sehari-hari

mereka. Hal tersebut terjadi karena mahasiswa cenderung hidup sendiri,

mereka memilih sendiri makanan yang ingin mereka konsumsi dan mereka

mempunyai kebebasan untuk membelanjakan uang yang mereka punya.

Latar belakang di atas menjadi dasar bagi peneliti untuk mengetahui

hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi

permasalahan dalam penelitian ini adalah belum diketahui hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat.

C. Pertanyaan Penelitian

Melihat rumusan masalah di atas, maka yang menjadi pertanyaan

peneliti adalah bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

sikap mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang

makanan berserat.

D. Tujuan

(20)

5

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat.

2. Mengetahui sikap mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tentang makanan berserat.

3. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap

mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang

makanan berserat.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan pengetahuan

mahasiswa tentang makanan berserat.

2. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan untuk

penelitian selanjutnya yang terkait dengan makanan berserat.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian analitik

menggunakan desain penelitian cross sectional, yang bertujuan untuk

(21)

sikap mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang

makanan berserat pada tahun 2011. Responden yang diteliti adalah

mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bersedia untuk

(22)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi

1. Pengertian

Menurut Almatsier (2001), gizi berasal dari bahasa arab “Al

Gizzai” atau ghidza yang artinya makanan dan manfaat untuk kesehatan.

Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk

kesehatan. Gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan

makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,

transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang

tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan

fungsi normal dari organ-organ tubuh, serta menghasilkan energi.

Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang, yaitu :

a. Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh

(menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh,

mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh.

b. Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi

ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak,

kemampuan belajar, produktivitas kerja.

Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan

makanan yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang

optimal. Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang

(23)

mineral) dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga

kekurangan (Khumaidi, 1994).

2. Jenis Zat Gizi (Nutrient) a. Karbohidrat

Glukosa adalah hidrat arang spesifik yang dibutuhkan oleh

jaringan, akan tetapi jumlahnya di dalam nutrien tidak mencukupi

kebutuhan. Namun hidrat arang lain seperti amilum, glikogen,

fruktosa, sakarosa dan galaktosa yang terdapat dalam nutrien dapat

diubah menjadi glukosa, baik melalui proses pencernaan ataupun

sesudah berada di dalam hati (Khumaidi, 1994).

Kekurangan asupan karbohidrat dapat menyebabkan

kekurangan gizi, tubuh lemah, lesu dan tidak berenergi, akibat lanjutan

lainnya yang lebih berbahaya adalah dapat menimbulkan penyakit

Marasmus (gangguan gizi). Sedangkan kelebihan asupan karbohidrat

dapat menyebabkan penyakit diabetes (Suhardjo & Clara, 1992).

b. Lemak

Lemak dalam nutrien yang mengandung kadar asam lemak

tidak jenuh yang tinggi merupakan faktor utama dalam menurunkan

kadar kolesterol darah dan dikatakan mempunyai arti penting dalam

mencegah penyakit jantung koroner. Nutrien dengan kadar lemak

terutama dengan kadar asam lemak jenuh yang tinggi dapat

menyebabkan penyakit jantung koroner, kanker payudara dan kanker

(24)

8

c. Protein

Pada umumnya, energi yang dibutuhkan oleh tubuh hanya

sekitar 12% saja yang berasal dari protein. Asupan protein yang

berlebihan bisa menyebabkan terbentuknya keton, dan membuat ginjal

bekerja keras, membuangnya keluar tubuh. Hal ini selain membebani

ginjal juga bisa mengganggu jantung akibat dehidrasi, tulang

kehilangan kalsium, dan massa otot malah bisa hilang (Suhardjo &

Clara, 1992).

Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung protein

seperti daging dan ikan, adalah sebagian besar pangkal dari munculnya

penyakit kekurangan protein. Penyakit yang diakibatkan oleh

kekurangan protein diantaranya adalah kanker payudara, kanker usus

besar, penyakit jantung, dan osteoporosis (Suhardjo & Clara, 1992).

d. Vitamin dan Mineral

Vitamin dan mineral adalah nutrien yang dibutuhkan hanya

dalam jumlah yang sangat kecil, akan tetapi mempunyai peran yang

penting dalam proses metabolisme. Sebagian besar vitamin dan

seluruh mineral harus diperoleh dari makanan. Nutrien yang

dikonsumsi haruslah sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk dapat

mencegah terjadinya penyakit defisiensi dan gangguan kesehatan.

Ketidaktahuan dan keadaan ekonomi yang buruk merupakan penyebab

utama kegagalan pemenuhan kebutuhan nutrien yang wajar (Suhardjo

(25)

Aterosklerosis dan penyakit jantung koroner sering disebabkan

oleh makanan yang mengandung kadar lemak dan asam lemak jenuh

yang tinggi. Kanker payudara, kanker usus besar, kanker prostat

berhubungan erat dengan pemasukan makanan yang tinggi kadar

lemaknya. Hipertensi dan penyakit-penyakit serebrovaskuler berkaitan

dengan pemasukan garam dan mineral yang terlalu tinggi yang

kemudian menumpuk sehingga menyebabkan PJK dan Aterosklerosis

karena pada situasi seperti ini aliran darah terganggu dan menyebabkan

aliran darah terhambat atau tidak lancar (Suhardjo & Clara, 1992).

e. Serat

Serat dalam nutrien dibutuhkan untuk menahan air dan

memperbesar volume sewaktu makanan bergerak sepanjang saluran

cerna. Nutrien yang banyak mengandung serat yang tidak larut dapat

mencegah terjadinya divertikulosis, kanker usus besar, penyakit

kardiovaskuler, hemoroid dan diabetes mellitus, sedangkan nutrien

yang mengandung banyak serat yang larut akan memperlambat

pengosongan lambung dan menyebabkan perlambatan kenaikan kadar

glukosa darah sesudah makan (Suhardjo & Clara, 1992).

B. Serat Makanan

Serat makanan adalah zat non gizi yang berguna untuk diet. Serat

makanan tidak dapat diserap oleh dinding usus halus dan tidak dapat masuk ke

dalam sirkulasi darah. Serat akan dilewatkan menuju usus besar (kolon)

dengan gerakan peristaltik usus. Serat makanan yang tersisa di dalam kolon

(26)

10

terhadap proses-proses di dalam saluran pencernaan dan metabolisme zat gizi,

asalkan jumlahnya tidak berlebihan. Jika jumlahnya berlebihan akan

mengakibatkan diare (Sulistijani, 2002 ; Boeckner, 1995).

Menurut Larsen (2003), serat terbagi menjadi serat larut (soluble) dan

serat tidak larut (insoluble). Serat makanan tersebut, meliputi : polisakarida,

oligosakarida, lignin dan sebagainya (Setiawan, 2002). Hasil-hasil penelitian

menunjukkan bahwa, ternyata serat yang tidak dapat dicerna tidak hanya

terdiri dari selulosa, tetapi juga lignin, hemiselulosa, pentose, gum dan

senyawa pectin. Istilah serat pangan (dietary fiber) digunakan untuk

menunjukkan bahwa lignin serta karbohidrat lain tidak dapat dicerna dan

diserap oleh tubuh, termasuk ke dalamnya (Muchtadi, 2001).

1. Jenis Serat Makanan

Menurut Wirakusumah (2003), ada dua istilah yang sering

digunakan dalam kaitannya dengan serat, yaitu :

Dietary Fiber (serat makanan) adalah semua jenis serat yang tetap ada

dalam kolon setelah pencernaan, baik serat larut dalam air, maupun serat

tidak larut dalam air.

Crude Fiber (serat kasar) adalah serat tumbuhan yang tidak larut dalam

air, misalnya : selulosa, hemiselulosa dan lignin. Adapun serat yang larut

dalam air adalah pectin, gum, gel, dan mucilages.

Menurut Joseph (2002), serat kasar adalah bagian dari pangan yang

tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia, seperti : asam sulfat

(27)

makanan adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh

enzim-enzim pencernaan.

Menurut karakteristik fisik dan pengaruhnya terhadap tubuh, serat

dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Serat Larut Dalam Air (Soluble Fiber)

Adalah serat yang dapat larut dalam air dan juga dalam

saluran pencernaan, serta dapat membentuk gel dengan cara menyerap

air, yang termasuk di dalamnya adalah mucilages, gum, dan pectin.

Serat jenis ini akan membentuk gel, sehingga isi lambung penuh dan

menyebabkan cepat kenyang karena volume makanan menjadi besar.

Serat memiliki kemampuan menyerap air seperti karet busa

(Wirakusumah, 2003). Serat larut ini juga berfungsi menurunkan

kolesterol dan mengurangi resiko penyakit jantung koroner

(Larsheslet, 1997 ; Bazzano, 2003).

Serat larut (soluble fiber) merupakan serat yang larut dalam air

membentuk material serupa jeli. Ia mampu mengikat garam empedu

yang mengandung kolesterol, untuk kemudian dikeluarkan bersamaan

dengan feses. Karena itu, semakin tinggi konsumsi serat larut, akan

semakin banyak garam empedu dan lemak yang dikeluarkan tubuh,

sehingga kadar kolesterol pun dapat dikendalikan. Serat larut bisa

diperoleh antara lain di buah-buahan, seperti apel, wortel, jeruk dan

buah-buahan kelompok sitrus lainnya, gandum, dan buncis

(28)

12

b. Serat Tidak Larut Dalam Air (Insoluble Fiber)

Adalah serat yang tidak dapat larut dalam air dan juga dalam

saluran pencernaan, tetapi memiliki kemampuan meyerap air dan

meningkatkan tekstur dan volume tinja, sehingga makanan dapat

melewati usus besar dengan cepat dan mudah. Yang tergolong dalam

serat ini adalah selulosa, hemiselulosa dan lignin (Boeckner, 1995 dan

Wirakusumah, 2003).

Serat tidak larut (insoluble fiber). Serat jenis ini mendorong

material makanan melewati sistem pencernaan dan

meningkatkan/memperbesar massa feses, juga membentuk feses

menjadi tidak keras/lebih lembut. Feses yang lebih lembut akan lebih

mudah dikeluarkan, sehingga terhindar dari konstipasi atau gangguan

buang air besar. Gandum, kacang-kacangan, dan sayuran adalah

sumber utama untuk serat tidak larut (Khomsan, 2003).

2. Sumber Serat Makanan

Setiap jenis sayuran dan buah-buahan mengandung serat. Sebagian

besar serat makanan bersumber dari pangan nabati. Serat tersebut berasal

dari dinding sel berbagai jenis buah, sayuran, umbi-umbian,

kacang-kacangan dan lain-lain (Larsen, 2003). Serat makanan larut air terdapat

pada semua buah-buahan, beberapa biji-bijian dan beberapa

polong-polongan, seperti : kacang kapri (peas), buncis (beans), dan sejenis

gandum (lentils). Serat tipe ini berperan menangkap materi lemak pada

(29)

penyerapannya ke dalam tubuh. Serat makanan larut juga memiliki

manfaat positif terhadap gula darah (Khumaidi, 1994).

Jahari dan Sumarno (2002) mengemukakan bahwa bahan makanan

penyumbang terbesar serat adalah dari golongan serealia, terutama beras

giling dan jagung. Dari rata-rata konsumsi sebesar 10,5g/orang/hari, 2,1g

diantaranya disumbangkan oleh beras giling dan 1,1g oleh jagung. Bahan

makanan penyumbang serat selain dari golongan serealia adalah golongan

buah/biji berminyak sebesar 1,6g, kacang-kacangan 1,2g, sayur-sayuran

1,2g dan buah-buahan sebesar 0,9g.

3. Angka Kecukupan Serat yang Dianjurkan

Anjuran mengkonsumsi makanan berserat masyarakat Indonesia

adalah 20-35 gram per hari (minimal 3 ikat sayur, missal bayam ataupun

kangkung, jika diukur dalam ukuran rumah tangga), sedangkan konsumsi

serat rata-rata penduduk Indonesia adalah sekitar 10,5 gram per hari

(Jahari & Sumarno, 2001) dalam Badrialaily (2004).

Ditemukan bahwa, konsumsi makanan berserat masyarakat

Indonesia lebih rendah dari masyarakat Eropa, bahkan Amerika Serikat,

yaitu sekitar 15 gram per hari, sedangkan masyarakat Indonesia hanya

mengkonsumsi makanan berserat adalah hanya 10,5 gram per hari (Joseph,

2002).

4. Manfaat Serat Makanan Bagi Tubuh

Makanan berserat yang tidak mudah larut dalam air berfungsi

untuk mengatasi sembelit, mencegah penyakit kanker, terutama kanker

(30)

14

makanan yang berserat, maka feses yang terbentuk dalam usus besarnya

kecil-kecil dan bertekstur keras. Bentuk feses macam ini menyebabkan

konsentrasi pada zat karsinogenik yang mungkin di dalamnya pekat.

Bentuk feses yang kecil dan tektur yang keras juga menyebabkan proses

terbentuknya feses menjadi lebih lama. Hal tersebut bisa berakibat sering

terjadi kontak dengan zat karsinogen dalam konsentrasi yang cukup tinggi

dan lama dengan dinding usus besar yang kemungkinannya dapat

menyebabkan terbentuknya sel-sel kanker (Suhardjo & Clara, 1992).

Fungsi lain dari serat larut air dalam usus halus adalah mampu

menurunkan kadar kolesterol darah. Teori ini yang paling banyak diterima

adalah bahwa komponen serat makanan mampu mengikat asam empedu.

Dengan demikian akan mencegah reabsorbsinya dari usus, serta

meningkatkan ekskresinya. Serat makanan mampu mengurangi kadar

kolesterol yang bersirkulasi dalam plasma darah, hal ini diesebabkan serat

makanan dapat meningkatkan konversi kolesterol menjadi asam empedu.

Hadirnya serat juga berperan melapisi mukosa usus halus yang

meningkatkan kekentalan volume makanan dan memperlambat

penyerapan glukosa, akhirnya tubuh terhindar dari kanker kolon

(Khumaidi, 2004).

Tidak jauh berbeda, Khomsan (2003) mengemukakan selain

mencegah konstipasi dan menurunkan kolesterol, serat juga bermanfaat

untuk:

a) Mengontrol kadar gula darah. Serat, khususnya serat larut, dapat

(31)

mengidap diabetes, kadar gula darahnya menjadi lebih baik. Pola

makan yang tinggi serat juga dapat mengurangi risiko dari terkena

penyakit diabetes tipe 2.

b) Membantu mengurangi berat badan (menjaga berat badan ideal).

Makanan kaya serat umumnya membutuhkan waktu pengunyahan

yang lebih lama, dan menimbulkan kesan kenyang pada lambung

sehingga keinginan untuk mengudap atau ngemil pun tidak ada.

c) Membantu mencegah kanker usus besar (colorectal cancer). Kanker

ini terjadi karena orang kesulitan buang air besar (BAB). Ketika sulit

BAB, dinding saluran mengalami perlukaan, timbul semacam bisul,

dan peradangan-peradangan yang bisa tak terkendali. Proses

penyerapan zat-zat karsinogenik yang seharusnya ikut terbuang

bersamaan dengan feses pun menjadi tidak lancar, akibatnya menjadi

menumpuk, dan bisa menimbulkan gejala tumor atau kanker.

5. Dampak Kurang Serat a. Konstipasi

Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau

beresiko tinggi mengalami stasis usus besar, sehingga menimbulkan

eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja (feses) yang dikeluarkanpun

terlalu kering dan keras. Tanda klinis konstipasi, yaitu : feses yang keras,

defekasi kurang dari 3 kali seminggu, menurunnya bising usus, adanya

keluhan pada rectum, nyeri pada saat mengejan atau defekasi, dan adanya

perasaan masih ada sisa feses. Kemungkinan penyebab terjadinya

(32)

16

karena hemorroid, menurunnya peristaltik karena stres psikologis,

penggunaan obat (seperti Antasida, Laksative, atau Anestesi), dan proses

menua (Behrman dkk, 1996).

Konstipasi dapat terjadi, jika defekasi tertunda terlalu lama yang

kemudian feses menjadi terlalu kering, sehingga sulit untuk dikeluarkan.

Jika isi kolon tertahan dalam waktu yang lebih lama dari normal, jumlah

H2O yang diserap akan melebihi normal, sehingga feses mejadi kering dan

keras. Variasi normal frekuensi defekasi di antara individu adalah dari

setiap kali makan sampai sekali seminggu. Apabila frekuensi tertunda

melebihi waktu yang normal bagi individu yang bersangkutan, maka dapat

terjadi konstipasi dengan gejala-gejala penyertanya (Sherwood, 2001).

b. Divertikulum

Adalah terbentuknya kantung empedu yang abnormal pada dinding

usus dan disertai dengan peradangan (Sulistijani, 2002 dan Larsen, 2003).

Dalam kasus ini, asupan serat tidak larut sangat diperlukan agar volume

feses besar, lunak dan mudah dikeluarkan. Ini dapat menurunkan tekanan

intra kolon, sehingga dapat meredakan gejala dan mengurangi serangan

inflamasi divertikulum (Beck, 1993). Penderita divertikulum harus banyak

mengonsumsi sayur-sayuran segar, buah-buahan segar, biji gandum setiap

harinya (Larsen, 2003).

c. Kanker Kolon

Merupakan polip (tonjolan) yang abnormal pada dinding usus.

(33)

serat makanan dan terlalu tingginya konsumsi makanan berlemak (Larsen,

2003).

Peran serat dalam kanker kolon hanya sebagai pencegah, bukan

mengobati. Konsumsi serat makanan yang seimbang dan teratur mampu

menangkal serangan kanker kolon. Ini karena serat makanan larut air di

dalam kolon akan difermentasikan oleh bakteri kolon menjadi asam lemak

rantai pendek yang berfungsi sebagai anti kanker. Terbentuknya asam

lemak rantai pendek akan mengikat asam empedu yang bersifat

karsinogenik. Selanjutnya, asam tersebut akan dibuang bersamaan dengan

feses melalui anus (Sulistijani, 2002).

d. Wasir (Hemorrhoid)

Adalah terjadinya pelebaran darah balik dan pembengkakan

jaringan sekitarnya di daerah anus atau dubur (Sugiharto, 2002). Penyakit

ini banyak diderita oleh orang dewasa. Konsumsi serat makanan yang

tidak larut dalam air lebih ditingkatkan dapat membantu feses agar tetap

lunak dan bervolume besar, sehingga dapat mengurangi tekanan pada anus

(Sulistijani, 2002).

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya wasir, antara lain :

faktor keturunan, tekanan di dalam perut yang terlalu besar, kehamilan,

jenis pekerjaan, konsumsi rendah serat. Faktor-faktor tersebut saling

mempengaruhi satu sama lain (Sugiharto, 2002).

e. Gangguan Metabolisme

Gangguan ini yang dimaksud adalah Obesitas (kegemukan) yang

(34)

18

pengeluaran energy dari aktivitas fisik dan olahraga (Larsheslet, 1997 dan

Khomsan, 2004). Beberapa ahli mengklasifikasikan kegemukan. Jika nilai

IMT >25 dan obesitas IMT >30 (Gibson, 1993).

Obesitas ini disebabkan oleh kegemaran makan yang berlebihan

terutama makanan tinggi kalori tanpa diimbangi oleh aktivitas fisik yang

cukup (kurang gerak), sehingga energi tersimpan dalam tubuh sebagai

lemak tubuh dan adanya gangguan metabolik dalam tubuh, misalnya

kejadian tumor hipotalamus yang dapat menyebabkan hiperfagia yakni

nafsu makan meningkat (Khomsan, 2004).

f. Hipertensi

Adalah tekanan sistolik atau diastolik lebih besar dari 130/90

mmHg. Orang yang mengonsumsi serat tinggi umumnya mempunyai

tekanan darah lebih rendah daripada orang yang tidak mengkonsumsi serat

(Khomsan, 2003).

g. Diabetes Mellitus (DM)

Adalah suatu kondisi dimana kadar gula dalam darah lebih tinggi

dari normal (60-145 mg/dl) (Joseph, 2002). Suyono (1999) menjelaskan

bahwa, Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula (glukosa)

darah akibat kekurangan insulin, baik absolute maupun relatif. Insulin

merupakan suatu zat hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pangkreas

yang berfungsi dalam metabolisme pengolahan makanan menjadi energi.

Rekomendasi asupan serat untuk penderita diabetes sama dengan

(35)

makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia, anjurannya

kira-kira 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut. Suatu penelitian di

Amerika membuktikan bahwa, diet tinggi serat yaitu 25 g/hari mampu

memperbaiki pengontrolan gula darah, menurunkan peningkatan insulin

yang berlebihan di dalam darah, serta menurunkan kadar lemak dalam

darah (Joseph, 2002).

Konsumsi pangan yang kaya akan serat terbukti dapat menurunkan

kadar glukosa dan insulin. Menu dengan karbohidrat tinggi (55%-70%)

dan serat pangan tinggi (50-80 g/hari) berhasil menyembuhkan penyakit

Diabetes Mellitus (DM). banyak penelitian yang membuktikan bahwa

respon glukosa plasma insulin terhadap jumlah karbohidrat yang

dikonsumsi dipengaruhi oleh kadar serat dalam makanan (Bangun, 2003).

h. Jantung Koroner

Saat ini, penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab

kematian di Indonesia. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh

kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, agar lemak mudah

masuk dalam peredaran darah dan diserap tubuh, maka lemak harus diubah

oleh enzim lipase menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di

hati dan di metabolisme tubuh menjadi kolesterol pembentuk asam

empedu yang berfungsi sebagai pencerna lemak. Semakin banyak

mengkonsumsi lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol

dalam darah. Penumpukan kolesterol tersebut dapat menyebabkan

terjadinya penebalan (aterosklerosis) pada pembuluh nadi koroner (arteri

(36)

20

berkurang. Serangan jantung koroner pun akan lebih mudah terjadi, jika

ketika pembuluh nadi koroner mengalami penyumbatan. Ketika itu pula

aliran darah yang membawa oksigen ke dalam jaringan dinding jantung

berhenti (Sulistijani, 2002).

C. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dapat diukur

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan tercakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu

mempunyai arti mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Yang termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari

(37)

b. Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, dan

meramalkan terhadap objek yang telah dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Diartikan sebagai suatu kemampuan dalam menjabarkan

materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Diartikan sebagai suatu kemampuan dalam menyusun

formulasi-formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat

(38)

22

a. Pengalaman

Dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau pengalaman

orang lain. Pengalaman yang diperoleh seseorang dapat memperluas

pengetahuan seseorang.

b. Tingkat pendidikan

Umumnya, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan

memiliki pengetahuan yang lebih luas, daripada orang yang

berpendidikan lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya, keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik

keyakinan yang positif maupun keyakinan negatif, tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu.

d. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengalaman seseorang adalah majalah, buku, koran, televisi, radio,

dan internet.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap

pengetahuan seseorang. Namun, jika penghasilan seseorang cukup

besar, maka dirinya mampu untuk menyediakan fasilitas yang lebih

(39)

f. Sosial Budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap

sesuatu.

D. Konsep Sikap (attitude) dan Perilaku 1. Pengertian Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003), sikap merupakan reaksi atau respon

yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek

tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik,

dan sebagainya).

2. Tingkatan Sikap

Menurut Arikunto (2010), sikap memiliki 5 tingkatan, yaitu :

a. Menerima (receiving)

1) Awareness : mengamati, meyadari, dan merasakan.

2) Willingness to receive : bersedia menerima, toleransi.

3) Controlled or selected attention : membedakan, menyisihkan,

memisah, memilih, mengeksklusifkan dari yang lain.

b. Merespon (responding)

1) Acquiescence in responding : tunduk, menurut, mengikuti

perintah.

2) Willingness to respond : memberikan respon dengan sukarela,

(40)

24

3) Satisfaction in response : melakukan kegiatan sebagai respon

disertai dengan senang hati.;

c. Menghargai (valuing)

1) Acceptance of value : mengikat diri dengan sesuatu keyakinan

(beliefs), banyak tentang keyakinan, mengidentifikasi keyakinan

tersebut.

2) Preference for a value : memburu keyakinan dengan aktif,

mendambakan keyakinan dengan bersedia mengorbankan waktu

dan usaha, melakukan tindakan dengan sukarela.

3) Commitment : menerima dengan mantap dan penuh tanggung

jawab, serta yakin bahwa yang dipilihnya benar, setia pada

pilihannya, mau bekerja keras untuk mencapai apa yang menjadi

tujuan dirinya.

d. Organisasi (organization)

1) Conceptualization of a value : mengadakan klarifikasi mengenai

makna dari keyakinannya, melihat hubungan dan membuat

generalisasi.

2) Organization of a value system : mengurutkan dan

mengorganisasikan keyakinannya hingga menjadi sesuatu yang

konsisten dan harmonis.

e. Karakteristik (characterization)

1) Generalized set : merespon dengan system nilai yang sudah

(41)

2) Characterization : merespon secara konsisten sesuai denagn

filsafat hidupnya yang telah dijadikan pegangan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Sunaryo (2004), sikap dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor ini berasal dari dalam individu. Dalam hal ini, individu

menerima, mengolah, dan memilih segala sesuatu yang datang dari

luar, serta akan menentukan mana yang akan diterima dan mana yang

tidak. Oleh karena itu, faktor individu merupakan faktor penentu dalam

pembentukan sikap.

b. Faktor Eksternal

Faktor ini berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk

membentuk dan mengubah sikap. Stimulus tersebut dapat bersifat

langsung, misalnya individu dengan individu, individu dengan

kelompok. Dapat juga bersifat tidak langsung, melalui perantara,

seperti alat komunikasi dan media massa, baik elektronik maupun non

elektronik.

4. Pengukuran Sikap

Menurut Gilbert Sax (1980) yang dijelaskan oleh Arikunto (2010),

jenis skala sikap dibagi menjadi 5 macam, yaitu :

a. Skala Model Thurstone

Dengan skala ini, responden dimintai untuk menyatakan

“setuju” atau “tidak setuju” terhadap sederetan pernyataan mengenai

(42)

26

b. Skala Model Likert

Dengan skala ini, responden dimintai untuk membubuhkan

tanda cek ( ) pada salah satu dari lima jawaban yang tersedia, yaitu :

“sangat setuju”, “setuju”, tidak tentu”, “tidak setuju”, dan “sangat

tidak setuju”. Menurut hasil penelitian terhadap penggunaan berbagai

skala yang telah disebutkan di atas, ternyata skala ini merupakan

instrument yang paling banyak dipakai, dengan korelasi cukup (0,54).

c. Semantic Differential (perbedaan semantic)

Dengan instrument ini, responden diminta untuk memberikan

dan menentukan peringkat terhadap objek sikap di antara dua kutub

kata sifat yang berlawanan, misalnya : “baik - tidak baik”, “berharga -

tidak berharga”, dan sebagainya.

d. Skala Guttman

Merupakan semacam pedoman wawancara atau kuesioner

terbuka yang dimaksudkan juga untuk mengungkap sikap responden.

e. Skala Inkeles

Merupakan sejenis kuesioner tertutup, seperti tes prestasi

belajar bentuk pilihan ganda. Model ini mirip dengan model yang

dikemukakan oleh Thurstone, tetapi hanya terdiri dari tiga alternative

jawaban, karena diharapkan bahwa responden lebih cermat dalam

(43)

E. Remaja

1. Pengertian

Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak

yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan

tanggung jawab (Bisri, 1995). Masa remaja sebagai masa yang penuh

dengan kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan merupakan periode

yang paling berat (Hurlock, 1993).

WHO (1974) memberikan definisi tentang remaja secara lebih

konseptual, sebagai berikut : remaja adalah suatu masa dimana individu

berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu

mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari masa

kana-kanak hingga menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari ketergantungan

sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri

(Sarwono, 2001).

2. Tahap Perkembangan Remaja

WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia

remaja (Sarwono, 1995). Sementara F.J. Monks berpendapat bahwa secara

global, masa remaja berlangsung antara 12-21 tahun, dengan pembagian

12-15 tahun sebagai masa remaja awal, 15-18 tahun sebagai masa

pertengahan remaja, 18-21 tahun sebagai masa remaja akhir.

3. Pola Makan Remaja

Harper (1985) mengungkapkan bahwa, pola konsumsi merupakan

[image:43.595.121.528.74.476.2]
(44)

28

seseorang dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan ciri khas pada

suatu kelompok masyarakat tertentu. Sedangkan menurut Soegeng Santosa

dan Anna Lies Ranti (2004) mengungkapkan bahwa, pola makan

merupakan berbagai informasi yang member gambaran mengenai macam

dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan

merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.

Remaja lebih mudah menerima satu jenis makanan dan minuman

yang relatif baru dari orang-orang yang merupakan teman dekatnya,

sehingga mereka lebih senang makan dan minum bersama orang terdekat

dengan mereka (William, 1993).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Makan Remaja

Worthington Robert (2000) menyebutkan bahwa, banyak faktor

yang mempengaruhi kebiasaan makan pada remaja. Pertumbuhan remaja

meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial dan aktivitas remaja

yang dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan oleh remaja.

Remaja mulai dapat membeli makanan dan mempersiapkan makanan

untuk mereka sendiri dan biasanya remaja lebih suka makan makanan

serba instan yang didapat dari luar rumah.

F. Penelitian Terkait

Hasil penelitian Rihana pada tahun 2009 menunjukkan bahwa secara

umum pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai serat dapat dikategorikan

tingkat pengetahuan baik. Terdapat 58,7% mahasiswa dengan tingkat

pengetahuan baik, 40,2% mahasiswa dengan tingkat pengetahuan sedang, dan

(45)

mencegah konstipasi pada mahasiswa FK USU sebesar 75,8% dan

dikategorikan tingkat pengetahuan baik.

Hasil penelitian Badrialaily tahun 2004 dengan menggunakan uji Rank

Spearman menunjukkan bahwa, terdapat hubungan yang positif antara uang

saku yang diterima responden setiap bulan dengan konsumsi serat (r=0,01

p<0,05). Hal ini berarti bahwa, semakin tinggi uang saku setiap bulannya,

maka semakin tinggi konsumsi serat makanan sehari-hari. Ini disebabkan

karena alokasi untuk membelanjakan uang untuk membeli makanan berserat

tersedia. Hukum Bennet (1969) dalam Badrialaily (2004) menyatakan bahwa,

peningkatan pendapatan akan mengakibatkan individu cenderung

meningkatkan kualitas konsumsi pangannya dengan harga yang lebih mahal

per unit gizinya.

G. Kerangka Teori

Sumber : Teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003). Sikap

Konsumsi Tidak Konsumsi

Pengetahuan Perilaku

Tidak Konsumsi - Pengalaman

- Tingkat Pendidikan - Keyakinan

(46)

30 BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Bab ini menjelaskan mengenai kerangka konsep penelitian dan definisi

operasional dari variabel yang diteliti.

A. Kerangka Konsep

Berikut adalah kerangka konsep penelitian yang digunakan oleh peneliti :

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

v. independen

v. dependen

B. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat pada

tahun 2011.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional yang berkaitan dengan variabel penelitian ini

dijelaskan pada tabel berikut ini : Tingkat Pengetahuan :

- Jenis serat - Sumber serat - Manfaat serat

- Angka Kecukupan

Serat

- Dampak kurang

serat

(47)

Tabel 3.1 Definisi Operasional “Hubungan antara Tingkat

Pengetahuan dengan Sikap Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tentang Makanan Berserat pada tahun 2011”.

Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur

Pengetahuan Kemampuan

responden dalam

menjawab

pertanyaan

mengenai serat,

yaitu :

- Jenis serat

- Sumber serat

- Angka

kecukupan

serat per hari

- Manfaat serat

- Dampak

kurang serat

Kuesioner Ordinal 0. Kurang, apabila

skor tingkat

pengetahuan

responden kurang

dari 55% dari

jawaban yang

benar.

1. Cukup, apabila

skor tingkat

pengetahuan

responden antara

56% sampai 75%

dari jawaban yang

benar.

2. Baik, apabila skor

tingkat

pengetahuan

responden lebih

dari 76% dari

jawaban yang

benar.

[image:47.595.110.553.98.691.2]
(48)

32

Sikap Respon atau

reaksi responden

terhadap

konsumsi

makanan

berserat.

Kuesioner Ordinal 0. Sikap negatif, jika

total skor kurang

dari nilai median

(<25).

1. Sikap positif, jika

total skor lebih

dari nilai median

(≥25). (Arikunto,

(49)

33

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik melalui

pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian cross

sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran

(observasi) data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada suatu

saat. Pada jenis ini variabel independen dan dependen dinilai secara simultan

pada satu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Dengan studi ini akan diperoleh

prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) dihubungkan dengan

penyebab (variabel independen) (Nursalam, 2003).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Gedung Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2011.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini

adalah mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu

sebanyak 200 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

(50)

34

a. Kriteria Inklusi Sampel

1. Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bersedia menjadi responden.

b. Jumlah Sampel

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metode simple

random sampling dan cara pengambilan sampel dilakukan secara

proporsional tiap semester (I, III, V, VII), yaitu diambil sebanyak 3

orang tiap angkatan/semester, dimana tiap semester mempunyai 5

kelas dan tiap kelas rata-rata berjumlah 40 orang yang ditentukan

dengan nomor absen ganjil yang berkelipatan 10 atau 13 tiap kelas.

Jumlah sampel dihitung dengan rumus uji proporsi :

Keterangan :

n : jumlah sampel yang dibutuhkan

Z1-α/2 : 1.96 (derajat kepercayaan (CI) 95% derajat kemaknaan

5%)

Z1-β : 0.84 (kekuatan uji sebesar 80%)

P1 : 0,60 (60% proporsi pada penelitian yang dilakukan oleh

Rihana)

P2 : P1-20% (0,60-0,20 = 0,40)

P : (P1+P2) / 2

Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini

(51)

dalam penelitian ini, maka sampel ditambahkan 10%, sehingga jumlah

sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 51.7 = 52 orang.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam penelitian

(Nursalam, 2003).

1. Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan proses sebagai berikut :

a. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik

dilanjutkan dengan membuat surat permohonan dari peneliti yang

ditujukan kepada Dekan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Setelah itu peneliti melakukan penyeleksian calon responden dengan

teknik simple random sampling dengan perhitungan ( jumlah

mahasiswa per angkatan : total populasi ) X jumlah sampel minimal

yang didapatkan (Hidayat, 2008).

c. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk diikutsertakan dalam

penelitian ini.

d. Peneliti menjelaskan ke responden tentang cara pengisian kuesioner.

e. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner dan

memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya jika masih

ada yang belum jelas.

f. Setelah seluruh pertanyaan dalam kuesioner dijawab, kemudian

(52)

36

g. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas

partisipasinya.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

adalah kuesioner yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan mengacu

pada kerangka teori dan kerangka konsep yang telah dibuat. Kuesioner

terdiri dari tiga bagian, Bagian pertama tentang identitas responden,

meliputi : no. responden, nama, usia, jenis kelamin, angkatan atau

semester. Bagian kedua untuk tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai

serat berisi 14 pertanyaan tertutup tentang jenis serat nomor 1-3, sumber

serat nomor 4-6, angka kecukupan serat nomor 7-8, manfaat serat nomor

9-11, dan dampak kurang serat nomor 12-14. Bagian ketiga tentang sikap

mahasiswa mengenai serat berisi 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan

positif dan 5 pernyataan negatif.

3. Teknik Uji Instrument Penelitian

Suatu instrument penelitian sebelum digunakan perlu diuji terlebih

dahulu agar data yang diperoleh valid dan reliable. Instrument yang

digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner maka kuesioner tersebut

perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.

a. Uji Validitas

Suatu instrument dikatakan valid, jika instrumen tersebut

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan

(53)

akan diukur. Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product

Moment (r).

rhitung

Keterangan :

rhitung = koefisien korelasi

n = jumlah responden

ΣXi = jumlah skor item

ΣYi = jumlah skor total (item)

Setelah dilakukan penghitungan dengan pearson product moment,

dilanjutkan dengan penghitungan menggunakan uji t untuk mengetahui

nilai t hitung. Rumus uji t, yaitu:

Keterangan:

t : nilai t hitung

r : koefisien korelasi hasil r hitung

n : jumlah responden

Jika nilai t hitung > t table berarti valid dan sebaliknya.

Uji validitas dilakukan pada bulan November 2011 pada

mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jumlah

responden 30 orang. Dari hasil pengolahan data, Alpha Cronbach (α)

yang didapatkan sebesar 0,7 yang berarti pertanyaan pada kuesioner

(54)

38

b. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang

dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan secara

berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda. Reliabilitas adalah indeks

yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya

atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2007).

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik Alpha Cronbach (α), dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha.

Suatu instrument dikatakan reliable jika r alpha > r tabel

(Notoatmodjo, 2007). Reliabilitas kuesioner pada penlitian ini,

memliki nilai yang berbeda-beda pada tiap bagian kuesioner.

Kuesioner bagian pengetahuan memiliki nilai Alpha Cronbach sebesar

0,738. Kuesioner bagian sikap memiliki nilai Alpha Cronbach sebesar

0,793.Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner tersebut reliable.

E. Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu harus diolah dengan

tujuan mengubah data informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh

dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan terutama dalam pengujian

hipotesis. Menurut Hidayat (2008), dalam proses pengolahan data terdapat

langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

(55)

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam

satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti

suatu kode dari suatu variabel.

3. Entry data

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam master tabel atau data base computer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan tabel

kontigensi.

4. Cleaning data

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data

yang sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak, sehingga data

siap untuk dianalisa.

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari

variabel dependen (sikap mahasiswa tentang pentingnya serat) dan

independen (tingkat pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya serat)

(56)

40

2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dan dependen menggunakan Rank Spearman Correlation Test

(uji korelasi Spearman). Uji korelasi spearman digunakan untuk mengukur

tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel yang berskala ordinal

(Hidayat, 2008).

G. Etika Penelitian

1. Prinsip-prinsip Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi

subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak

dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

sehingga peneliti yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi

kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus

dipahami antara lain:

a. Prinsip Manfaat

Prinsip aspek maka segala bentuk manfaat adalah segala bentuk

penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan

membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada

manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian yang

dihasilkan dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan antara

aspek risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang dilakukan dapat

(57)

b. Prinsip Menghormati Manusia

Manusia mempunyai hak dan merupakan makhluk yang mulia

yang harus di hormati, karena manusia berhak untuk menentukan

pilihan antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subyek

penelitian.

c. Prinsip Keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan

manusia dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara

adil, hak menjaga privasi manusia dan tidak berpihak dalam perlakuan

terhadap manusia.

2. Masalah Etika Penelitian

a. Informed Consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian, ,mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia,

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent

tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan,

(58)

42

masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang

mudah dihubungi, dan lain-lain.

b. Tanpa Nama (anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalak

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

(59)

43

A. Gambaran Umum Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti

kepada 15 orang mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

adalah kurangnya keinginan mahasiswa untuk mencari informasi tentang

gizi, sedangkan informasi tentang gizi hanya didapat ketika duduk di

bangku SMA, sehingga mahasiswa tidak ingat akan informasi tentang gizi

tersebut.

B. Hasil Analisis Univariat

1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden tentang Makanan Berserat

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan tingkat pengetahuan

responden tentang makanan berserat adalah sebanyak 3 atau 5,8%

orang dengan kategori baik, kategori cukup sebanyak 21 atau 40,4%

[image:59.595.132.532.106.463.2]

orang dan kategori kurang sebanyak 28 atau 53,8% orang.

Tabel 5.1

Distribus

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional …………………………………………………………
Gambar 2.1 Kerangka Teori ………………………..……………………………
gambaran jumlah, jenis, dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi
Tabel 3.1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah fakultas baru, yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan Masyarakat) berdasarkan surat keputusan

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas, khususnya kepada pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi, yang menggambarkan secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis mempunyai asumsi

Hampir separoh dari dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (40,90 %) memberikan umpan balik agar UIN atau Fakultas mengadakan pelatihan pembuatan

Imam Subchi, MA, selaku Ketua Pusat Puslitpen LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan panduan penelitian lebih sistematis dan terarah.. Semoga hasil penelitian ini

Subarja, M.Pd., Alamat : Bagian Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan, Banten, 15412 Kewarganegaraan : Indonesia Jenis Ciptaan :

Suwito, M.A., Supardi, M.Kom., , dkk Alamat : UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Dki Jakarta, 15412 Kewarganegaraan : Indonesia Pemegang Hak Cipta Nama : Supardi, M.Kom., Nashrul

Subarja, M.Pd., Alamat : Bagian Keuangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan, Banten, 15412 Kewarganegaraan : Indonesia Jenis Ciptaan : Program Komputer Judul