• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar belakang munculnya konflik antara organisasi Pemuda Pancasila (PP) dengan organisasi Ikatan Pemuda Karya (IPK) di Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASANNYA

C. Pembiayaan Program

4.3. Latar belakang munculnya konflik antara organisasi Pemuda Pancasila (PP) dengan organisasi Ikatan Pemuda Karya (IPK) di Sumatera Utara

Manusia selaku individu dalam masyarakat mempunyai peranan yang menentukan dalam usaha pencapaian tujuan dari suatu organisasi. Dalam hal ini pemuda yang berperan sebagai pimpinan organisasi mempunyai ambisi yang harus di capai untuk kesejahteraan dan kesinambungan organisasi yang dipimpinnya. Padahal sebagaimana yang diketahui bahwa pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang paling berperan dalam menentukan masa depan bangsa Indonesia.

Dalam kehidupan bermasyarakat senantiasa terjadi konflik, baik dalam skala lokal maupun skala nasional. Konflik dapat terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara kelompok yang berbeda, baik dari segi ekonomi, sosial maupun budaya. Dengan kata lain, pada setiap masyarakat senantiasa terdapat benih konflik yang dapat mencuat ke permukaan jika terdapat situasi yang mendukungnya. Konflik yang sering terjadi dalam hubungannya bermasyarakat adalah karena faktor ekonomi, kesenjangan ekonomi yang sangat mencolok mengakibatkan suatu kelompok merasa sakit hati dan benci terhadap kelompok lainnya. Sehingga konflik yang terjadi diantara dua organisasi atau kelompok dianggap merupakan jalan keluar yang baik yang harus dilakukan.

Pada gambar di bawah ini kelihatan bahwa konflik antara organisasi Pemuda Pancasila dan organisasi Ikatan Pemuda Karya terjadi karena sebab-sebab yang dapat mnimbulkan pertikaian di antara kedua organisasi kemasyarakatan pemuda di

IPKI

PP

OKP

KONFLIK

Pemuda Pancasila Ikatan Pemuda Karya

konflik terjadi karena

1. perebutan lahan 2. sakit hati

3. eksistensi organisasi

Kehidupan pemuda mempunyai peranan penting dalam kelompok-kelompok tertentu, mereka memiliki kehidupan yang unik dengan cara hidup berkelompok dengan menguasai daerah masing-masing. Pemuda – pemuda ini mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk menjaga wilayahnya dari gangguan kelompok pemuda lainnya, sehingga mereka rela mengorbankan jiwa dan raga untuk mempertahankan daerah kekuasaannya (Eva Mei Yanti, 2001).

Fungsi konflik sosial dalam masyarakat dalam derajat tertentu dapat diindentifikasikan untuk memperkuat identitas kelompok dan sebagai pengikat kelompok, serta mempertahankan keseimbangan kekuasaan dalam kelompok, dan membangun assosiasi dan koalisi.

Fungsi konflik yaitu memperkuat identitas kelompok dan sebagai pengikat kelompok jelas terlihat dalam tubuh organisasi Pemuda Pancasila (PP) dan Ikatan Pemuda Karya (IPK). Karena kelompok yang selalu menang dalam persaingan akan menjadi kelompok yang disegani, dipuji, dan ditakuti oleh kelompok lainnya.

Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia. Demikian juga aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui prilaku manusia itu dapat mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan tertentu, hal ini dinyatakan oleh (Miftah Thoha, 2003).

Konflik yang terjadi antara organisasi Pemuda Pancasila dan organisasi Ikatan Pemuda Karya pada dasarnya karena disebabkan hal-hal sebagai berikut :

1. Memperebutkan lahan

2. Mempertahankan eksistensi organisasi masing-masing 3. Merasa sakit hati

Keterangan 1 . Memperebutkan lahan.

Setelah berdirinya organisasi Ikatan Pemuda Karya tahun 1987 oleh Olo Pangabean, maka organisasi Pemuda Pancasila sepertinya mendapatkan saingan dalam menguasai sumber kehidupan yang berada dijalanan. Yang dimaksudkan adalah areal atau lahan untuk mencari makan. Lahan itu sebelumnya telah dikuasai oleh anggota Pemuda Pancasila, tetapi akhirnya harus terbagi dua dengan anggota Ikatan Pemuda Karya. Konflik yang terjadi umumnya adalah ditempat yang banyak menghasilkan uang, misalnya lahan parkir, pajak atau tempat pedagang yang banyak berjualan, dan pusat-pusat perbelanjaan (wawancara dengan Johan. tgl 5 Juni 2000, hari Selasa).

Bentrokan pemuda yang terjadi dilahan-lahan tersebut adalah karena anggota Ikatan Pemuda Karya ingin mengambil dan merebut daerah yang telah dikuasai oeh anggota Pemuda Pancasila, disebabkan pemasukan yang didapatkan oleh anggota Pemuda Pancasila lebih banyak didaerah tersebut. Keinginan dari anggota Ikatan Pemuda Karya yang berusaha merebut lokasi inilah yang mengakibatkan munculnya konflik dengan anggota Pemuda Pancasila. Masing-masing anggota dari kedua organisasi ini mempersenjatai dirinya dengan senjata tajam seperti pisau, kelewang, panah beracun, bom malotov dan sebagainya. Persenjataan ini digunakan untuk melumpuhkan lawan-lawan yang menghalangi perlawanan mereka. Banyak jatuh

korban dari kedua belah pihak kelompok organisasi ini, ada yang luka maupun meninggal dunia, juga dari masyarakat banyak rumahnya yang rusak dan para pedangang banyak yang hancur tempat dagangannya karena dekat dengan tempat terjadinya konflik.

Keterangan 2. Mempertahankan eksistensi organisasi masing-masing

Dalam rangakaian konflik tersebut dapat dilihat begitu gigihnya masing-masing anggota kelompok pemuda untuk mempertahankan eksistensi dari organisasinya. Mereka berfikiran bagaimana cara untuk menjatuhkan fihak lawan dan harus dapat kemenangan disetiap perlawanan. Karena kemenangan itu akan dianggap sebagai kemenangan dari organisasi, dan kelompok yang menang akan disegani oeh pihak yang lain. Masing-masing dari anggota kelompok akan saling mempertahankan diri dalam membesarkan nama organisasi masing-masing.

Anggota dari kedua organisasi ini apabila terkena musibah seperti kena bacok, tikaman, ataupun meninggal dunia, biasanya mereka akan mendapatkan bantuan atau dana dari orang-orang yang berada diorganisasinya masing-masing. Loyalitas anggota dari satu kelompok akan terlihat saat mereka dihadapkan pada suatu masalah yang besar yang membawa-bawa nama organisasi. Maka saat itulah rasa kebersamaan itu akan timbul.

Keterangan 3. Merasa sakit hati

Konflik antara organisasi Pemuda Pancasila dan organisasi Ikatan Pemuda Karya sering terjadi karena adanya kecemburuan dan sakit hati dari para anggotannya Organisasi Ikatan Pemuda Karya anggotanya banyak yang diperkerjakan menjadi

penjaga pabrik dan satuan pengaman di perusahaan yang ada disekitar kota Medan sehingga anggota Pemuda Pancasila menjadi tersaingi oleh kehadiran dari anggota Ilkatan Pemuda Karya ini dan sakit hati oleh kehadiran anggota dari kelompok lain yang mengambil tempat kerjanya.

Perasaan sakit hati ini juga dirasakan oleh anggota dari masing masing organisasi apabila mereka mempunyai masalah pribadi dan dikait-kaitkan dengan keberadaan mereka diorganisasi. Banyak anggota yang berasal dari Pemuda Pancasila yang beralih masuk menjadi anggota Ikatan Pemuda Karya, mereka ini merasa sakit hati karena merasa tidak diperhatikan oleh organisasinya. Dan akhirnya anggota yang beralih masuk ke organisasi Ikatan Pemuda Karya inilah yang mengembosi keberadaan organisasi Pemuda Pancasila.

Dampak dari konflik yang terjadi antara organisasi Pemuda Pancasila dan organisasi Ikatan Pemuda Karya menyebabkan masyarakat menjadi antipati atau benci terhadap keberadaan kedua organisasi ini. Sering terjadi apabila ada keributan atau konflik, masyarakatlah yang selalu memberikan informasi kepada pihak keamanan agar cepat mengambil tindakan yang dianggap dapat meredam keributan tersebut. Masyarakat juga telah membuat kesepakatan diantara mereka, apabila aparat keamanan tidak dapat mengambil tindakan yang tegas, maka masyarakatlah yang akan mengambil tindakan untuk melawan kelompok pemuda yang telah menimbulkan keonaran dan kekacauan disekitar daerah mereka tinggal ataupun daerah tempat mereka berjualan (wawancara dengan Ibu Siregar, tgl 29 April 2007, hari Minggu).

Keamanan menjadi terganggu dan masyarakat menjadi tidak aman ditengah – tengah kelompok pemuda yang sedang konflik. Aktifitas masyarakat menjadi terganggu bahkan terhenti. Hal ini dapat dilihat dari situasi jalan-jalan yang sepi dan pajak yang banyak ditinggal para pedagang pada waktu konflik itu sering terjadi, sehingga mengakibatkan pendapatan mereka menjadi berkurang dan pasti kerugian ada pada masyarakat, karena harga-harga menjadi serba mahal.

Konflik antara organisasi Pemuda Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya terjadi sekitar tahun 1990 sampai sekitar tahun 2000. Tapi sekarang konflik itu sudah tidak ada lagi setelah pimpinan kedua organisasi itu dipertemukan oleh pihak yang dapat menjadi mediator untuk dapat menjamin banhwa konflik tersebut dapat dituntaskan. Dan masing-masing organisasi dapat menjaga anggotanya agar tidak membuat keonaran yang dapat menganggu ketentraman serta kenyaman dari masyarakat. Karena masyarakat jugalah yang terkena sasarannya apabila ada kerusuhan dari setiap kelompok yang membuat kekacauan.

Penyelesaian konflik yang baik adalah dengan mempertemukan pimpinan dari dua kelompok yang sedang mengalami konflik dan masing-masing kelompok atau organisasi menyampaikan pendapatnya masing-masing secara terbuka dan tanpa ada yang ditutupi. Pertemuan seperti itu biasanya membuahkan hasil dan merupakan titik awal dalam menanggulangi tingkat konflik yang terjadi. Hal seperti itulah yang terjadi pada organisasi Pemuda Pancasila dengan organisasi Ikatan Pemuda Karya setelah adanya kesepakatan damai. Masing-masing anggota organisasi harus patuh kepada perintah ketua organisasinya. Tapi kadang-kadang masih saja ada anggota

yang melanggar kesepakatan damai padahal sudah ada dibuat sanksinya, apabila anggota dari kedua belah pihak mulai terlibat konflik dan membuat onar, maka sudah ada hukumannya yaitu masuk penjara.

4.4. Dampak Kehadiran Partai Patriot Pancasila terhadap eksistensi organisasi