• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Lahirnya Organisasi PemudaPancasila di Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASANNYA

4.1. Sejarah Lahirnya Organisasi PemudaPancasila di Sumatera Utara

Organisasi Pemuda Pancasila sejak kelahirannya 48 tahun yang lalu, 28 Oktober 1959, secara historis-ideologis tidak bisa dilepaskan dari misi perjuangannya didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perjalanan panjang sejarah perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila yang tidak pernah independent terhadap Pancasila apalagi berusaha untuk menggantikannya. Organisasi Pemuda Pancasila selalu memiliki keberpihakan terhadap Pancasila.

Organisasi Pemuda Pancasila yang dibentuk pertama sekali pada tagl 28 Oktober 1959 di Jakarta, telah berkembang ke daerah-daerah termasuk Sumatera Utara. Di daerah ini masyarakatnya yang heterogen, toleransi, dan mempunyai sikap sportifitas yang tinggi merupakan tempat yang potensial untuk menggalang massa dalam mengembangkan organisasi Pemuda Pancasila. Pada waktu itu banyak kelompok pemuda yang orientasi perjuangannya tidak jelas selain mempertahankan ciri-ciri primordial dan sekedar cari makan dalam organisasi Pemuda Pancasila. Di kota Medan Pemuda Pancasila untuk pertama kali diperkenalkan oleh Kerani Bukit yang pada waktu itu menjabat sebagai ketua IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) Sumatera Utara.

Pada tahun 1960 seorang pemuda bernama Rachmadsyah yaitu orang yang diutus oleh Kerani Bukit datang ke Medan Bioskop untuk menemui M.Y.Effendi Nasution. Maksudnya adalah untuk membentuk organisasi Pemuda Pancasila yang berdomisili di Medan. Organisasi Pemuda Pancasila ini merupakan onderbow dari Partai IPKI yang pada mulanya bernama Pemuda Patriotik.

Didalam pidatonya sebagai pimpinan IPKI Sumatera Utara. Kerani Bukit menegaskan akan adanya ancaman terhadap keselamatan bangsa dan Negara dari gerakan komunis (PKI) beserta dengan antek-anteknya. Sehingga dari itu perlu kiranya pemuda-pemuda yang berada di kota Medan dihimpun ke dalam suatu organisasi yang bernaung di bawah bendera IPKI, dengan tugas pokoknya mengawal serta pengaman Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar Negara dan landasan konstitusi.

Setelah selesai membicarakan rencana untuk membentuk organisasi Pemuda Pancasila ini dengan utusan tersebut, maka M.Y.Effendi Nasution sebagai ketua P2KM (Persatuan Pemuda Kota Medan) mengajak tokoh-tokoh pemuda kota Medan untuk membentuk pimpinan Pemuda Pancasila di Medan. Akhirnya M.Y.Effendi Nasution mendapat mandat untuk membentuk Pemuda Pancasila kota Medan, dengan catatan akan segera membentuk Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara (Syamsul Bahri dan Syaifuddin Mahyudin,1999).

M.Y.Effendi yang lebih dikenal dengan sebutan Pendi Keling merekrut pemuda-pemuda kota Medan atau yang sering disebut dengan preman ataupun cross boy artinya adalah manusia bebas yang hidup di jalanan, sehingga mereka bebas

untuk memasuki organisasi Pemuda Pancasila karena tidak ada yang melarang. Preman-preman ini menjadi paduan unsur-unsur yang sangat dominan dari eksistensi Pemuda Pancasila di kota Medan dan di Sumatera Utara. Para preman ini kebanyakan dalam menyelesaikan masalahnya atau perkaranya selalu dengan otot-otot mereka secara fisik. Pada priode awal berdirinya Pemuda Pancasila kriteria untuk menjadi seorang pimpinan Pemuda Pancasila berdasarkan siapa yang paling jago di- kelompoknya masing-masing. Maka dari itulah segera terbentuklah anak-anak ranting, Pimpinan Anak Cabang sampai dengan Pimpinan Wilayah Sumatera Utara, dimana M.Y.Effendi Nasution langsung menjadi pimpinan utama organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara.

Pada bulan Agustus 1961 di gedung Selecta jalan Listrik Medan dengan disaksikan serta direstui oleh H.A.Azis yang mewakili Gubernur Sumatera Utara, Mayor Hamid dari Koanda Sumatera Utara, Kerani Bukit yang bertindak sebagai ketua IPKI Sumatera Utara melantik serta meresmikan berdirinya Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan susunan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk pertama kali adalah :

Ketua Umum : M.Y.Effendi Nasution Ketua : Daniel Mamora

Ketua : Barik

Sekretaris Umum : Jansen Hasibuan

Sekretaris : Rosiman

Dengan jumlah personil perdananya adalah sekitar 40 orang pemuda dengan tugas pokoknya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjadi pengawal dan pengaman Pancasila dan UUD 1945 dari rongrongan Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta dengan antek-anteknya.

Sesuai dengan latar belakang dibentuknya Pemuda Pancasila adalah untuk membatasi pergerakan PKI dalam merongrong ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila, karena isu ideologi dan politik itulah maka Pemuda Pancasila semakin membesar sesuai dengan tantangan yang dihadapinya. Dengan itu pula Pemuda Pancasila membuat motto “ SEKALI LAYAR TERKEMBANG SURUT KITA BERPANTANG “ yang artinya kalau sudah dimulai, maka kata-kata mundur tidak akan pernah terjadi. Kemudian ditambah lagi dengan yel-yel kebesaran organisasi Pemuda Pancasila atau tekad dari para anggota yaitu “PANCASILA ABADI”. Yang artinya bahwa ideologi Pancasila harus ABADI dibumi Indonesia ini dan setiap bangsa Indonesia harus mempertahankan keabadiannya. Maka motto dan yel-yel ini masih dipakai sampai sekarang oleh anggota organisasi Pemuda Pancasila.

Selain dari motto dan yel-yel Pemuda Pancasila juga mempunyai resep yang dinamakan dengan 3 “O” yaitu “ OTOT “ “ OMONG “ “ OTAK “ yang maksudnya adalah organisasi Pemuda Pancasila membutuhkan anggota-anggotanya yang harus berani mengadu fisik atau kuat, harus pandai ngomong atau berbicara, dan harus pula mempunyai intelektual yang tinggi atau pintar.

Organisasi Pemuda Pancasila juga mempunyai ikrar yang isinya hampir sama dengan sumpah pemuda yaitu: Kami Pemuda Pancasila berikrar, Bertanah air satu ,

tanah air Indonesia. Berbangsa satu, bangsa Indonesia. Berbahasa satu, bahasa Indonesia. Berideologi satu, ideologi Pancasila. Dapatlah dilihat bahwa semua yang ada pada ikrar itu menunjukkan bahwa organisasi Pemuda Pancasila siap mengawal dan mengamankan Pancasila.

Untuk menghandalkan kekuatan fisik dari anggota Pemuda Pancasila bukanlah hal yang sulit, karena mereka sudah ditempa oleh kekerasan di jalanan dan perkelahian bukanlah hal yang baru bagi mereka, tetapi berbicara atau ngomong para pemuda ini sebenarnya sudah terbiasa tetapi sebatas berbicara atau omong-omong di dalam pertemuan-pertemuan tidak resmi seperti di warung atau kedai kopi. Akan tetapi untuk ngomong atau berbicara di dalam forum resmi mereka tidak pernah dan agak canggung serta kurang berani, karena mereka takut salah, dan di tertawakan oleh teman-temannya.

Pada masa baru dibentuknya Pemuda Pancasila semangat dari pemuda ini masih sangat mengebu-gebu untuk berkumpul dalam membesarkan organisasi Pemuda Pancasila di Sumatera Utara, karena dalam waktu satu tahun saja anggota atau kader Pemuda Pancasila telah mencapai ribuan orang. Adapun penggurus atau fungsionaris Pemuda Pancasila terdiri dari M.Y.Effendi Nasution, Rosiman, Yan Paruhum Lubis, Amran Ys, Das Tagor Lubis, M.Saat Gurning, Razali, Yansen Hasibuan, Amril Ys dan lain-lain. Untuk pimpinan Pemuda Pancasila kota Medan ditunjuklah Das Tagor Lubis sebagai ketuanya (wawancara dengan Drs H.Amran Ys, pada tanggal 8 Mei 2007 hari Selasa).

Penunjukan Effendi Nasution sebagai ketua Pemuda Pancasila Sumatera Utara menyebabkan P2KM kehilangan eksistensinya dikarenakan Effendi Nasution (Pendi Keling) lebih mengkonsentrasikan dirinya untuk kegiatan Pemuda Pancasila sesuai dengan tugas dan jabatannya sebagai ketua wilayah. Namun perlu dicatat bahwa P2KM merupakan wadah pertama yang dapat mempersatukan “preman-preman” di perkampungan sekitar kota Medan, yang sebelumnya masih selalu terlibat perkelahian antar sesamanya. Wadah P2KM telah menjadi arena sosial bagi para preman, pemuda- pemuda berandal dan cross-boy untuk bekerja sama, membangun saling pengertian, baik dalam pergaulan juga dalam aktifitas “cari makan” di jalanan (Sarmadan, 2002).

Ketika M.Y.Effendi Nasution beserta pengikut-pengikutnya dari P2KM beralih kepada Pemuda Pancasila, suasana bersatu di kalangan pemuda preman sudah terbentuk, perkelahian preman antar kampung untuk sebagian sudah dapat dihindarkan, .para preman yang pada mulanya hanya terikat menurut kesamaan teritori, kini sudah dapat melampaui batas teritori kampung. Oleh sebab itu kehadiran Pemuda Pancasila menjadi mudah diterima di kalangan preman, malahan diharapkan akan memberikan sentuhan organisatoris yang lebih sistematis dan terprogram dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya.

Pada masa-masa pembentukan Pemuda Pancasila, sistem organisasinya belumlah sebaik sekarang. Upaya organisasi ini pertama sekali masih terarah pada pembentukan dan pembenahan organisasi Pemuda Pancasila di seluruh kota Medan. Tentang pelaksanaan pembentukannyapun tidak terbatas hanya oleh pengurus

Pemuda Pancasila yang sudah ada sebelumnya. Pengurus IPKI masih sangat berperan dalam pembentukan itu, jika disuatu pemukiman ada kemungkinan Pemuda Pancasila dibentuk, maka ditempat itulah Pemuda Pancasila dibentuk. Oleh sebab itu tidak mengherankan bila disaat yang sama terjadi dua peristiwa pelantikan pengurus di dua pemukiman yang berbeda misalnya pengurus IPKI melantik kepengurusan ranting Pemuda Pancasila di pulo Brayan dan Amran Ys membentuk dan melantik ranting di daerah Medan Area pada hari yang sama. Tentang hubungan- hubungan organisatoris atau hirarkis antara Pemuda Pancasila ditempat yang satu dengan tempat yang lain tidak begitu jelas.

Hubungan antara mereka hanya sama-sama berinduk kepada organisasi yang sama yaitu IPKI dalam menentang pemuda rakyat yang digerakkan oleh PKI. Hal ini terjadi karena belum jelasnya garis kordinasi antara organisasi-organisasi Pemuda Pancasila yang ada, dan belum adanya konsolidasi organisasi oleh IPKI sebagai induk organisasi terhadap kepengurusan Pemuda Pancasila seperti yang dikatakan oleh Pendi Keling atau M.Y.Effendi Nasution dalam wawancaranya yang ada didalam buku yang diterbitkan oleh (DPW Pemuda Pancasila dan Pusat Kajian Antropologi Fisip USU, 2002;32)

“Dulu mana tahu kita dek … Organisasi kata orang ,ya organisasi . Lantik katanya ya lantik lah , kan sekarang baru kita tahu organisasi itu apa , setelah pelantikan lalu latihan atau penataran dan sebagainya. Sebelumnya mana ada tatar-tatar, karena preman, crossboy, pencuri, perampok.dan pembunuh ada semua disitu.Apa itu DPW, DPC mana kita tahu itu iya kan…? Yang penting bikin saja dulu , dirikan di

mana-mana . Jadi lain dek … tidak seperti sekarang , sekarang ini orang sudah banyak yang tahu: bahwa DPW melantik DPC … DPC melantik Anak Cabang . Dulu mana ada itu … Preman semuanya disitu dek …

Perkembangan organisasi Pemuda Pancasila di bawah kepimpinanan M.Y.Effendi Nasution sangat pesat sekali, banyaklah pemuda-pemuda yang berada di Sumatera Utara ini masuk menjadi anggota organisasi ini. Setelah memimpin Pemuda Pancasila selama 7 tahun maka pada tahun 1967 dalam suatu Musyawarah Wilayah (Muswil) beliau menyerahkan pimpinan Pemuda Pancasila kepada seorang tokoh pemuda yang juga seorang kader Pemuda Pancasila yang bernama Amran Ys sebagai regenerasi kepemimpinan organisasi Pemuda Pancasila di Sumatera Utara.

Pada masa kepemimpinan Amran Ys organisasi Pemuda Pancasila bertambah berkembang dan elite dalam pemikiran. Beliau mulai mengembangkan organisasi ini sampai ke cabang-cabang beserta dengan sasana tinjunya yang gunanya adalah untuk berorganisasi tetapi juga mengembangkan olahraga tinju.dari tingkat wilayah sampai kedaerah tingkat dua. Banyak petinju handal yang dihasilkan oleh sasana Pemuda Pancasila ini seperti Ucok Tanamal, David Hutabarat, Gunung Simamora , Erwinsyah dan lain sebagainya.

Kemudian Amran Ys menyerahkan kepemimpinan Pemuda Pancasila kepada Marzuki pada tahun 1986 dalam suatu Muswil di Asrama Haji Medan Setelah memimpin organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara dari tahun 1974 sampai tahun 1984 yaitu 10 tahun atau dua kali masa bakti. Marzuki memimpin organisasi

Pemuda Pancasila Sumatera Utara dari tahun 1984 sampai tahun 1996 dan digantikan oleh AjibShah dalam suatu musyawarah wilayah pada tahun 1996, tetapi AjibShah tidak sampai satu periode memimpin Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan pada tahun 1999 beliau mengundurkan diri menjadi ketua DPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan digantikan oleh H. Donald Sidabalok menjadi ketua presidium Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara.

Sampai saat itu Pemuda Pancasila masih dapat mempertahankan citra sejati sebagai organisasi massa yang independen, tetapi punya prinsip untuk mendukung mana yang dianggap baik. Organisasi ini banyak membantu masyarakat dalam pembinaannya untuk memajukan anak bangsa dalam berorganisasi dan berolah raga , karena pemuda adalah ujung tombak dari pembangunan bangsa. Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara merupakan organisasi yang independen, tanpa memihak atau milik satu golongan, tetapi milik masyarakat banyak serta memiliki idealisme patriotisme, keterampilan, kepemimpinan, dan mempunyai kesegaran jasmani, berkepribadian dan berbudi pekerti luhur dan berorientasi pada prestasi dan kekaryaan sesuai dengan Moral Pancasila.

Dari masa mulai dibentuknya sampai sekarang didalam organisasi Pemuda Pancasila banyak melibatkan masyarakat, terlihat dari program dalam peningkatan aspek kualitas massa. Itulah sebabnya komposisi keanggotaannya tidak lagi 100 % kader, melainkan 20 % intelektual, 30 % pengusaha dan 50 % massa atau masyarakat banyak.

Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk perkembangan selanjutnya haruslah melakukan revaluasi, redefinisi serta melakukan reaktualisasi peran dan fungsi sehingga pada gilirannya diharapkan akan terindentifikasi tantangan dan peluang macam apakah yang harus diantisipasi ke depan.

Untuk tantangan kedepan haruslah disiapkan program kaderisasi yang benar-benar berbasis pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pada gilirannya diharapkan lahirnya kader-kader bangsa yang berkualitas dan berwawasan jauh kedepan serta tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dan budaya bangsa sehingga mampu memahami dan menyiasati persoalan dan permasalahan bangsa di masa kini dan masa depan.

Bagaimanakah kemampuan organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara memberikan makna positif bagi dunia kepemudaan umumnya, khususnya bagi anggotanya akan arti sebuah peran dan tanggung jawabnya terhadap organisasi Pemuda Pancasila yang akan berimbas pada kejayaan dan keunggulan bangsa.