• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.3. Kerangka Teori

Belajar adalah suatu proses yang menunjukkan hubungan secara terus-menerus antara respon yang muncul serta rangsangan yang diberikan. Pengulangan dan pelatihan digunakan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan sehingga terbentuklah suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penguatan negatif. Penjelasan tersebut sesuai dengan teori Pengondisian Operan yang dikembangkan oleh B.F Skinner. Pengondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan (Koeswara, 1991).

Teori belajar tingkah laku (behaviorisme) menjelaskan salah satu karakter penting yang perlu diajarkan dan merupakan dasar nilai secara universal adalah karakter tanggung jawab. Samani dan Hariyanto (2020) menjelaskan bahwa tanggung jawab merupakan sebuah sikap dalam diri seseorang yang menunjukkan sikap mengetahui dan melaksanakan apa yang dilakukan sebagaimana yang diharapkan oleh orang lain.

23

Saat ini Indonesia sedang memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang merupakan salah satu cara dalam mengurangi adanya gejala learning loss (berkurangnya jam belajar dan semangat belajar) serta ancaman putus sekolah bagi peserta didik akibat pandemi COVID-19. Menurut Onde dkk (2021) pembelajaran tatap muka terbatas merupakan pembatasan jumlah siswa dalam satu kelas, sehingga perlu mengatur jumlah dengan sistem rotasi dan kapasitas 50% dari jumlah siswa pada normalnya, persetujuan orang tua siswa, penerapan protokol kesehatan yang ketat, persetujuan orang tua siswa, penerapan protokol kesehatan yang ketat, tenaga kependidikan telah melakukan vaksinasi, serta sarana prasarana pendukung pelaksanaan protokol kesehatan tersedia. Perubahan sistem pembelajaran dari yang semula pembelajaran jarak jauh (online) menjadi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) berdampak pada karakter tanggung jawab siswa.

Salah satu karakteristik siswa bertanggung jawab adalah memiliki kesiapan belajar sebelum pembelajaran. Hal itu sejalan dengan pendapat Sari & Bermuli (2021) yang menyebutkan indikator tanggung jawab siswa yaitu sebagai berikut:

(1) Memiliki kesiapan belajar sebelum pembelajaran; (2) Disiplin; (3) Perpartisipasi aktif mengikuti pembelajaran; (4) Mengerjakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu; dan (5) Berinisiatif untuk terlibat aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Berdasarkan uraian teori tersebut, peneliti akan menganalisis bagaimana karakter tanggung jawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT dan bagaimana karakter tanggung jawab siswa melalui tipe pengondisian operan. Peneliti menyusun kerangka teori dalam bentuk bagan berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan sebagai berikut.

24

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Teori Pengondisian Koeswara (1991) menjelaskan bahwa

pengondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.

Samani dan Hariyanto (2020) menjelaskan bahwa tanggung jawab merupakan sebuah sikap dalam diri seseorang yang menunjukkan sikap mengetahui dan melaksanakan apa yang dilakukan sebagaimana yang diharapkan oleh orang lain.

Onde dkk (2021) pembelajaran tatap muka terbatas merupakan pembatasan jumlah siswa dalam satu kelas, sehingga perlu mengatur jumlah dengan sistem rotasi dan kapasitas 50% dari jumlah siswa pada normalnya, persetujuan orang tua siswa, penerapan protokol kesehatan yang ketat, persetujuan orang tua siswa, penerapan protokol kesehatan yang ketat, tenaga kependidikan telah melakukan vaksinasi, serta sarana prasarana pendukung pelaksanaan protokol kesehatan tersedia.

Onde dkk (2021) pembelajaran tatap muka terbatas merupakan pembatasan jumlah siswa dalam satu kelas, sehingga perlu mengatur jumlah dengan sistem rotasi dan kapasitas 50% dari jumlah siswa pada normalnya, persetujuan orang tua siswa, penerapan protokol kesehatan yang ketat, persetujuan orang tua siswa, penerapan protokol kesehatan yang ketat, tenaga kependidikan telah melakukan vaksinasi, serta sarana prasarana pendukung pelaksanaan protokol kesehatan tersedia.

Sari & Bermuli (2021) menyebutkan indikator tanggung jawab siswa yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki kesiapan belajar sebelum pembelajaran.

2. Disiplin.

3. Perpartisipasi aktif mengikuti pembelajaran.

4. Mengerjakan dan

menyelesaikan tugas tepat waktu.

5. Berinisiatif untuk terlibat aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Bagaimana karakter tanggung jawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT?

Bagaimana karakter tanggung jawab melalui tipe pengondisian operan pada kegiatan PTMT siswa SD 1 Barongan?

Karakter Tanggung Jawab Melalui Tipe Pengondisian Operan pada Kegiatan PTMT Siswa SD 1 Barongan

25 2.4. Kerangka Berpikir

Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang cukup signifikan bagi semua aspek kehidupan, utamanya dalam dunia pendidikan. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan mengalami beberapa perubahan sistem pembelajaran, dari yang semula pembelajaran tatap muka biasa beralih menjadi pembelajaran jarak jauh (online) kemudian kembali ke pembelajaran tatap muka namun serba terbatas atau yang dikenal dengan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sesuai Kebijakan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri yang dikeluarkan pada bulan November 2020. Perubahan sistem pembelajaran tersebut pada akhirnya membuat anak kembali perlu menyesuaikan diri dengan segala ketentuan dalam proses pembelajaran. Hal ini tentunya berdampak pada karakter tanggung jawab siswa yang merupakan dasar nilai secara universal.

Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti akan menganalisis karakter tanggung jawab siswa yang ada di SD 1 Barongan melalui Tipe Pengondisian Operan pada kegiatan Pertemuan Tatap Muka Terbatas (PTMT). Penelitian ini akan tertuju kepada kebiasaan siswa (utamanya siswa kelas lima) yang ada di SD 1 Barongan.

Selain itu, peneliti juga akan menggali lebih dalam informasi dari yang ada di SD 1 Barongan melalui dokumen, guru, dan kepala sekolah. Analisis melalui kebiasaan yang dilakukan siswa di sekolah melalui Tipe Pengondisian Operan diharapkan akan membentuk karakter tanggung jawab siswa pada kegiatan PTMT. Beberapa indikator yang diharapkan meliputi: 1) memiliki kesiapan belajar sebelum pembelajaran; 2) disiplin; 3) berpartisipasi aktif mengikuti pembelajaran; 4) mengerjakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu; 5) berinisiatif untuk terlibat aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok.

26

Adapun kerangka berpikir penelitian disajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berfikir Masa Pandemi COVID-19

Pertemuan Tatap Muka Terbatas/PTMT

Pengondisian Operan

Karakter Tanggung Jawab

Siswa SD 1 Barongan Kebiasaan Siswa

Memiliki Kesiapan Belajar Sebelum

Pembelajaran

Disiplin

Berpartisipasi Aktif Mengikuti Pembelajaran

Mengerjakan dan Menyelesaikan Tugas Tepat Waktu

Berinisiatif untuk Terlibat Aktif dalam

Menyelesaikan Tugas Kelompok

27 BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat & Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD 1 Barongan terletak di Jalan Sunan Muria, RT 02 RW 03, Desa Barongan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Letak geografisnya berada di tengah-tengah pemukiman perkotanaan dan di kelilingi bangunan-bangun besar. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Kudus yang memiliki visi yaitu terwujudnya insan yang beriman dan bertaqwa, berprestasi prima dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, berbudi pekerti luhur, peduli lingkungan dan kompetitif.

Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas, dan siswa kelas lima SD 1 Barongan. Pengambilan sumber data dilakukan secara purposive sampling. Peneliti tidak menggunakan semua siswa yang ada di SD 1 Barongan, tetapi hanya mengambil beberapa siswa kelas lima di semester genap tahun pelajaran 2021/2022 dengan kriteria siswa yang memiliki pola tanggung jawab baik yang muncul dari latar belakang keluarga.

Peneliti memilih siswa kelas lima dengan kriteria tersebut karena siswa kelas lima merupakan peralihan dari kanak-kanak menuju remaja awal yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang akan memberi dampak besar terhadap pengaruh kualitas karakter siswa. Karakter siswa kelas lima yang memilki keingintahuan yang sangat tinggi, senang bermain secara berkelompok, menyukai bersosialisasi dengan sekitar, mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis serta menyukai belajar yang bersifat praktek langsung merupakan beberapa wujud dari indikator karakter tanggung jawab. Bukan hanya itu, siswa di SD 1 Barongan terdiri dari siswa-siswa yang memiliki latar belakang yang beragam, baik dari segi ekonomi, keluarga, agama, maupun budaya. Perbedaan tersebut tentunya

28

akan berdampak pada karakter tanggung jawab siswa dan implementasi karakter tersebut pada saat kegiatan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).

3.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan September 2021 sampai Februari 2022 dengan tahap persiapan, pelaksanaan, dan laporan. Pada bulan September 2021 peneliti melakukan pengajuan judul skripsi. Pada bulan Oktober 2021 Peneliti melakukan persiapan instrumen penelitian tentang karakter tanggungjawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT yang digunakan, kemudian melaksanakan observasi, wawancara pra penelitian ke SD 1 Barongan dan perumusan topik permasalah. Pada bulan November 2021 sampai Januari awal 2022 peneliti menyusun proposal penelitian serta beberapa instrumen penelitian dengan bimbingan dari dosen pembimbing. Setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing, peneliti melaksanakan penelitian di bulan Januari minggu ke-4 sampai Februari minggu ke-2 tahun 2022 untuk mengumpulkan data dengan melakukan observasi dan wawancara sebanyak 2 sampai 3 kali secara bersamaan menggunakan instrumen yang telah dibuat pada proposal penelitian tentang karakter tanggungjawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT dengan. Pada Februari minggu ke-2 tahun 2021 peneliti membuat laporan dengan analisis data penetilian. Setelah itu pada minggu ke-3 dan ke-4 bulan Februari 2022, peneliti membuat hasil penelitian karakter tanggungjawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT yang akan di tuangkan pada skripsi.

3.2. Pendekatan & Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan model naratif, dimana bentuk penelitian ini diungkapkan melalui beberapa teori kemudian diuraikan dengan kata-kata dan disusun dalam bentuk cerita. Hal ini sejalan dengan pendapat Faizin & Haerussaleh (2020) bahwa model naratif merupakan salah satu bentuk dan jenis dari penelitian kualitatif, yang menitikberatkan pada pengalaman individu dan menuliskannya kembali dalam bentuk cerita atau dinarasikan kembali oleh peneliti dengan utuh.

Sugiyono (2015) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang digunakan

29

untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci dan hasilnya lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Moleong (2014) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Jadi penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata bukan data berupa angka.

Rencana penelitian yang akan peneliti lakukan adalah menggunakan penelitian kualitatif dengan model pendekatan naratif, dengan pengumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan data dokumentasi. Peneliti akan menemui siswa di sekolah ketika pembelajaran di kelas dan mengobservasi segala tindakan siswa di sekolah guna melihat langsung mengenai implementasi karakter tanggung jawab siswa pada saat kegiatan PTMT. Peneliti juga akan menggali semua informasi yang ada di lapangan agar bisa mendapatkan data lebih banyak mengenai karakter tanggung jawab siswa pada saat kegiatan PTMT.

3.3. Peranan Peneliti

Peran peneliti sangatlah penting untuk tercapainya sebuah penelitian yang diharapkan, karena salah satu kunci pada penelitian kualitatif terletak pada penelitinya. Kehadiran peneliti sangatlah penting, sesuai pendapat Hadi (2017) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif dilakukan secara intensif dengan partisipasi peneliti yang mendalam di lapangan. Peneliti mencatat fenomena yang ditemui secara hati-hati, kemudian melakukan analisis terhadap berbagai fenomena yang ditemukan di lapangan, dan pada akhirnya menyusun sebuah laporan penelitian yang mendetail.

Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti tentang implementasi karakter tanggung jawab siswa pada kegiatan PTMT, diharapkan mampu menemukan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan PTMT dan karakter tanggung jawab siswa melalui pengondisian operan pada kegiatan PTMT di SD 1 Barongan.

30 3.4. Data dan Sumber Data

3.4.1. Data

Data atau informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini berupa data kualitatif, yaitu data yang lebih banyak mengandalkan sebuah kecerdasan dalam berkata-kata. Arikunto (2013) berpendapat bahwa data adalah hasil pencatatan, baik berupa fakta ataupun angka. Menurut Arikunto (2013) data adalah hasil pencatatan, baik berupa fakta ataupun angka. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui informasi lisan dan tulis. Rahardjo dan Gudnanto (2012) menggolongkan data menjadi 2 macam, data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang lain. Data primer pada penelitian ini berupa data lisan dari siswa, guru, dan kepala sekolah tentang karakter tanggungjawab siswa pada kegiatan PTMT, sedangkan data sekunder yaitu data tulis yang diperoleh dari dokumentasi subjek yang diteliti berupa RPP dan foto-foto kegiatan tentang karakter tanggungjawab siswa pada kegiatan PTMT.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian pendidikan karakter tanggungjawab siswa di SD 1 Barongan adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah dari berbagai sumber yang relevan dengan pembahasan penelitian. Sumber data penelitian ini dapat memberikan informasi yang akurat berkaitan dengan data penelitian. Sumber data merupakan subjek darimana data dapat diperoleh (Arikunto. 2013). Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan subjek penelitian atau variabel penelitian.

Sugiyono (2015) mengemukakan sumber data dibedakan menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang

31

langsung diberikan kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, tetapi lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data secara langsung dari informan melalui observasi yang dilakukan melalui wawancara dengan informan yaitu siswa kelas lima, guru kelas lima, dan kepala sekolah. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu sumber data yang digunakan sebagai alat pendukung yang peneliti peroleh dari dokumentasi, catatan lapangan, dan data pendukung lainnya mengenai karakter tanggungjawab siswa pada kegiatan PTMT.

3.5. Pengumpulan Data

Penelitian ini agar mendapatkan data yang valid harus menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat. Karena teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data antara lain:

3.5.1. Wawancara

Teknik pengumpulan data pertama yang digunakan peneliti yakni teknik wawancara. Wawancara adalah pengumpulan informasi atau data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber. Sugiyono (2015) juga menjelaskan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dapat dilakukan secara tersruktur maupun tidak tersruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan media lainnya. Tujuan dari teknik wawancara ini untuk bisa menemukan permasalahan lebih terbuka dan mendalam mengenai karakter tanggungjawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara mendalam untuk memperoleh data yang valid. Rencana narasumber yang akan memberikan informasi kepada peneliti adalah kepala sekolah, guru kelas lima dan siswa sekolah dasar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan

32

beserta alternatif jawabannya. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tatap muka secara langsung antara peneliti dengan informan yang telah ditentukan yaitu 6 siswa kelas lima SD 1 Barongan. Sebelum dilakukan proses wawancara dilakukan perlu meminta izin terlebih dahulu kepada kepala sekolah dan guru. Setelah meminta izin dan menentukan jadwal kunjungan maka pada tanggal yang telah dijanjikan peneliti datang ke SD 1 Barongan. Peneliti selanjutnya mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada siswa, guru, dan kepala sekolah. Setelah selesai peneliti meminta izin untuk kembali pulang dan berterimakasih karena telah diizinkan melakukan kunjungan serta wawancara.

3.5.2. Observasi

Teknik pengumpulan data kedua yang digunakan peneliti yakni teknik observasi. Observasi adalah metode pengumpulan data yang bisa dilakukan dengan interaksi sosial kepada guru dan siswa dengan mencari informasi yang dibutuhkan.

Metode observasi sebagai alat pengumpul data adalah kegiatan pengamatan yang direncanakan, sistematis, dan hasilnya dicatat serta dimaknai dalam rangka memperoleh pemahaman tentang objek yang diamati (Rahardjo dan Gudnanto.

2012). Sugiyono (2015) juga menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang menyertakan alat indera manusia. Teknik observasi yang akan dilakukan ini adalah dengan mengumpulkan data secara langsung dari guru dan siswa tentang karakter tanggungjawab siswa di SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT. Peneliti akan melakukan pengamatan langsung dengan cara berkomunikasi dengan siswa, guru dan kepalas sekolah SD 1 Barongan untuk mendapatkan informasi mengenai karakter tanggung jawab siswa pada kegiatan PTMT dan menunjang hasil dari penelitian. Observasi selanjutnya peneliti mengamati upaya yang dapat meningkatkan karakter tanggungjawab siswa. Data yang diperoleh dari teknik observasi ini berupa data tertulis dan hasil dokumentasi.

3.5.3. Dokumentasi

Pada pengumpulan data yang terakhir ini adalah dokumentasi yang menjadi pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi adalah berkas-berkas yang dibutuhkan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang diinginkan, seperti buku-buku, majalah, jurnal,

33

peraturan-peraturan sekolah dan lain-lain. Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam melaksanakan teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi yang digunakan peneliti adalah dokumen tertulis mengenai karakter tanggungjawab siswa SD 1 Barongan berupa dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran, foto kegiatan-kegiatan, peraturan-peraturan tertulis, dan catatan-catatan dari guru ketika pembelajaran tatap muka terbatas maupun kebiasaan siswa di lingkungan sekolah.

Pada pengambilan dokumentasi dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan siswa. Dokumentasi diambil mulai dari saat proses wawancara dan saat menjalankan aktivitas sehari-hari di sekolah.

3.5.4. Pencatatan

Pencatatan adalah proses mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti akan mencatat dengan menggunakan alat tulis, buku catatan sederhana, lembar pedoman observasi dan lembar pedoman wawancara. Mulai dari hal-hal kecil hingga penting akan dicatat sesuai dengan kebutuhan data yang diperoleh. Proses pencatatan akan berlangsung saat penelitian.

Hasil pencatatan dari penelitian akan disimpan dengan baik yang kemudian akan dilanjutkan untuk analisis data.

3.6. Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti menguji tingkat keabsahan data atau kepercayaan dan kebenaran data menggunakan triangulasi data. Triangulasi data dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono. 2015). Dengan demikian, dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Triangulasi sumber untuk menguji validitas data dilakukan dengan cara mengecek data tentang karakter tanggung jawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT yang diperoleh melalui beberapa sumber yaitu kepala sekolah, guru dan siswa kelas lima. Sedangkan untuk menguji validitas data yaitu dengan menggunakan triangulasi teknik pengumpulan data. Triangulasi teknik

34

pengumpulan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda seperti data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi tentang karakter tanggung jawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT.

3.7. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2015). Tahapan analisis data adalah sebagai berikut:

3.7.1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data menurut Sugiyono (2015) merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi.

Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

Proses mereduksi data yang dilakukan peneliti adalah melalui proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, dan proses pemilihan data-data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data-data dari hasil observasi dan wawancara. Setelah data dari hasil observasi dan wawancara terkumpul menjadi satu, peneliti memilih hal-hal penting yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan karakter tanggung jawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT.

Proses reduksi data ini dilakukan terus menerus melalui pengambilan data hasil wawancara serta observasi yang dibutuhkan kemudian data tersebut dianalisis.

3.7.2. Penyajian data (Data Display)

Analisis data yang kedua adalah penyajian data (data display), setelah peneliti mereduksi data yang di dapat selanjutnya menyajikan data. Penyajian data enurut Sugiyono (2015) mengatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk

35

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan adanya penyajian data, maka untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya akan lebih mudah. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan adanya penyajian data, maka untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya akan lebih mudah. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan

Dokumen terkait