• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.3. Peranan Peneliti

Peran peneliti sangatlah penting untuk tercapainya sebuah penelitian yang diharapkan, karena salah satu kunci pada penelitian kualitatif terletak pada penelitinya. Kehadiran peneliti sangatlah penting, sesuai pendapat Hadi (2017) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif dilakukan secara intensif dengan partisipasi peneliti yang mendalam di lapangan. Peneliti mencatat fenomena yang ditemui secara hati-hati, kemudian melakukan analisis terhadap berbagai fenomena yang ditemukan di lapangan, dan pada akhirnya menyusun sebuah laporan penelitian yang mendetail.

Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti tentang implementasi karakter tanggung jawab siswa pada kegiatan PTMT, diharapkan mampu menemukan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan PTMT dan karakter tanggung jawab siswa melalui pengondisian operan pada kegiatan PTMT di SD 1 Barongan.

30 3.4. Data dan Sumber Data

3.4.1. Data

Data atau informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini berupa data kualitatif, yaitu data yang lebih banyak mengandalkan sebuah kecerdasan dalam berkata-kata. Arikunto (2013) berpendapat bahwa data adalah hasil pencatatan, baik berupa fakta ataupun angka. Menurut Arikunto (2013) data adalah hasil pencatatan, baik berupa fakta ataupun angka. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui informasi lisan dan tulis. Rahardjo dan Gudnanto (2012) menggolongkan data menjadi 2 macam, data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang lain. Data primer pada penelitian ini berupa data lisan dari siswa, guru, dan kepala sekolah tentang karakter tanggungjawab siswa pada kegiatan PTMT, sedangkan data sekunder yaitu data tulis yang diperoleh dari dokumentasi subjek yang diteliti berupa RPP dan foto-foto kegiatan tentang karakter tanggungjawab siswa pada kegiatan PTMT.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian pendidikan karakter tanggungjawab siswa di SD 1 Barongan adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah dari berbagai sumber yang relevan dengan pembahasan penelitian. Sumber data penelitian ini dapat memberikan informasi yang akurat berkaitan dengan data penelitian. Sumber data merupakan subjek darimana data dapat diperoleh (Arikunto. 2013). Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan subjek penelitian atau variabel penelitian.

Sugiyono (2015) mengemukakan sumber data dibedakan menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang

31

langsung diberikan kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, tetapi lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data secara langsung dari informan melalui observasi yang dilakukan melalui wawancara dengan informan yaitu siswa kelas lima, guru kelas lima, dan kepala sekolah. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu sumber data yang digunakan sebagai alat pendukung yang peneliti peroleh dari dokumentasi, catatan lapangan, dan data pendukung lainnya mengenai karakter tanggungjawab siswa pada kegiatan PTMT.

3.5. Pengumpulan Data

Penelitian ini agar mendapatkan data yang valid harus menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat. Karena teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data antara lain:

3.5.1. Wawancara

Teknik pengumpulan data pertama yang digunakan peneliti yakni teknik wawancara. Wawancara adalah pengumpulan informasi atau data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber. Sugiyono (2015) juga menjelaskan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dapat dilakukan secara tersruktur maupun tidak tersruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan media lainnya. Tujuan dari teknik wawancara ini untuk bisa menemukan permasalahan lebih terbuka dan mendalam mengenai karakter tanggungjawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara mendalam untuk memperoleh data yang valid. Rencana narasumber yang akan memberikan informasi kepada peneliti adalah kepala sekolah, guru kelas lima dan siswa sekolah dasar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan

32

beserta alternatif jawabannya. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tatap muka secara langsung antara peneliti dengan informan yang telah ditentukan yaitu 6 siswa kelas lima SD 1 Barongan. Sebelum dilakukan proses wawancara dilakukan perlu meminta izin terlebih dahulu kepada kepala sekolah dan guru. Setelah meminta izin dan menentukan jadwal kunjungan maka pada tanggal yang telah dijanjikan peneliti datang ke SD 1 Barongan. Peneliti selanjutnya mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada siswa, guru, dan kepala sekolah. Setelah selesai peneliti meminta izin untuk kembali pulang dan berterimakasih karena telah diizinkan melakukan kunjungan serta wawancara.

3.5.2. Observasi

Teknik pengumpulan data kedua yang digunakan peneliti yakni teknik observasi. Observasi adalah metode pengumpulan data yang bisa dilakukan dengan interaksi sosial kepada guru dan siswa dengan mencari informasi yang dibutuhkan.

Metode observasi sebagai alat pengumpul data adalah kegiatan pengamatan yang direncanakan, sistematis, dan hasilnya dicatat serta dimaknai dalam rangka memperoleh pemahaman tentang objek yang diamati (Rahardjo dan Gudnanto.

2012). Sugiyono (2015) juga menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang menyertakan alat indera manusia. Teknik observasi yang akan dilakukan ini adalah dengan mengumpulkan data secara langsung dari guru dan siswa tentang karakter tanggungjawab siswa di SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT. Peneliti akan melakukan pengamatan langsung dengan cara berkomunikasi dengan siswa, guru dan kepalas sekolah SD 1 Barongan untuk mendapatkan informasi mengenai karakter tanggung jawab siswa pada kegiatan PTMT dan menunjang hasil dari penelitian. Observasi selanjutnya peneliti mengamati upaya yang dapat meningkatkan karakter tanggungjawab siswa. Data yang diperoleh dari teknik observasi ini berupa data tertulis dan hasil dokumentasi.

3.5.3. Dokumentasi

Pada pengumpulan data yang terakhir ini adalah dokumentasi yang menjadi pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi adalah berkas-berkas yang dibutuhkan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang diinginkan, seperti buku-buku, majalah, jurnal,

33

peraturan-peraturan sekolah dan lain-lain. Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam melaksanakan teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi yang digunakan peneliti adalah dokumen tertulis mengenai karakter tanggungjawab siswa SD 1 Barongan berupa dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran, foto kegiatan-kegiatan, peraturan-peraturan tertulis, dan catatan-catatan dari guru ketika pembelajaran tatap muka terbatas maupun kebiasaan siswa di lingkungan sekolah.

Pada pengambilan dokumentasi dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan siswa. Dokumentasi diambil mulai dari saat proses wawancara dan saat menjalankan aktivitas sehari-hari di sekolah.

3.5.4. Pencatatan

Pencatatan adalah proses mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti akan mencatat dengan menggunakan alat tulis, buku catatan sederhana, lembar pedoman observasi dan lembar pedoman wawancara. Mulai dari hal-hal kecil hingga penting akan dicatat sesuai dengan kebutuhan data yang diperoleh. Proses pencatatan akan berlangsung saat penelitian.

Hasil pencatatan dari penelitian akan disimpan dengan baik yang kemudian akan dilanjutkan untuk analisis data.

3.6. Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti menguji tingkat keabsahan data atau kepercayaan dan kebenaran data menggunakan triangulasi data. Triangulasi data dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono. 2015). Dengan demikian, dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Triangulasi sumber untuk menguji validitas data dilakukan dengan cara mengecek data tentang karakter tanggung jawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT yang diperoleh melalui beberapa sumber yaitu kepala sekolah, guru dan siswa kelas lima. Sedangkan untuk menguji validitas data yaitu dengan menggunakan triangulasi teknik pengumpulan data. Triangulasi teknik

34

pengumpulan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda seperti data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi tentang karakter tanggung jawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT.

3.7. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2015). Tahapan analisis data adalah sebagai berikut:

3.7.1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data menurut Sugiyono (2015) merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi.

Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

Proses mereduksi data yang dilakukan peneliti adalah melalui proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, dan proses pemilihan data-data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data-data dari hasil observasi dan wawancara. Setelah data dari hasil observasi dan wawancara terkumpul menjadi satu, peneliti memilih hal-hal penting yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan karakter tanggung jawab siswa SD 1 Barongan pada kegiatan PTMT.

Proses reduksi data ini dilakukan terus menerus melalui pengambilan data hasil wawancara serta observasi yang dibutuhkan kemudian data tersebut dianalisis.

3.7.2. Penyajian data (Data Display)

Analisis data yang kedua adalah penyajian data (data display), setelah peneliti mereduksi data yang di dapat selanjutnya menyajikan data. Penyajian data enurut Sugiyono (2015) mengatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk

35

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan adanya penyajian data, maka untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya akan lebih mudah. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Penyajian data memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Sehingga diperlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya. Penyajian data ini dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap sub pokok permasalahan.

3.7.3. Kesimpulan (Verification)

Kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas. Sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau iteraktif, hipotesis atau teori. Dengan demikian kesimpulan mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mngkin juga tidak karena masalah dan rumusan masalah masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Pada tahap ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan dan perbedaan. Penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pertanyaan dari subjek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. Tahapan-tahapan di atas terutama tahapan reduksi dan penyajian data tidak melulu terjadi secara beriringan. Akan tetapi kadang setelah dilakukan penyajian data juga membutuhkan reduksi data lagi sebelum ditarik kesimpulan.Tahapan-tahapan di atas bagi penulis tidak termasuk pada metode analisis data tetapi masuk kepada strategi analisis data. Karena metode sudah paten

36

sedangkan strategi bisa dilakukan dengan keluwesan peneliti dalam menggunakan strategi tersebut. Dengan demikian kebiasaan peneliti menggunakan metode analisis kualitatif menentukan analisis dan hasil penelitian kualitatif. Dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan untuk mengklarifikasikan data yang diperoleh untuk disimpulkan.

Proses analisis dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber yang diantaranya adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan sebagainya.

37

DAFTAR PUSTAKA

Aeni, Ani N. 2014. Pendidikan Karakter untuk Siswa SD dalam Perspektif Islam.

Mimbar Sekolah Dasar, 1 (1), 50-58.

Arikunto. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arindiono, Rudi Yulio dan Ramadhani, Nugrahadi. 2013. Perancangan Media Pembelajaran Interaktif Matematika untuk siswa kelas 5 SD. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2 (1), 28-32.

Bausad, Andi Anshari dan Musrifin, Arif Yanuar. 2017. Analisis Karakter Peserta Didik Kelas V pada Pembelajaran Penjaskes di Sekolah Dasar Negeri se Kota Mataram. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Pendidikan, 1 (2), 134-135.

Diyantini, N.K., Yanti, Ni Luh P.E., dan Lismawati, Sagung M. 2015. Hubungan Karakteristik dan Kepribadian Anak dengan Kejadian Bullying pada Siswa Kelas V di SD “X” di Kabupaten Badung. COPING Ners Journal, 3 (2), 93-94.

Diskominfo Jateng. 26 Agustus 2021. Pemprov Jateng Izinkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Ini Syarat yang Wajib Dipatuhi, [online], (https://jatengprov.go.id/beritaopd/pemprov-jateng-izinkan-pembelajaran-tatap-muka-terbatas-ini-syarat-yang-wajib-dipatuhi/, diakses tanggal 3 November 2021).

Fahmi, M dkk. 2021. Quo Vadis Pendidikan Karakter di Indonesia. Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam, 3 (1), 23-45.

Faizin, Afan & Haerussaleh. 2020. Narrative Research; A Research Design. Jurnal Disastri (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 2 (3), 142-148.

Fitri, Z. 2012. Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah. Ar-Ruzz Media.

Feist J & Feist G. 2013. Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta:

Salemba Humanika.

Hadi, S. 2017. Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif pada Skripsi.

Jurnal Ilmu Pendidikan, 22 (1), 74-79.

Handarini, O. I. 2020. Pembelajaran Daring sebagai Upaya Study From Home (SFH) selama Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8 (3), 500-502.

38

Jatmika, Herka Maya. 2005. Pemanfaatan Media Visual dalam Menunjang Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 3 (1), 89-91.

Kemdikbud. 2020. Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta: Kemdikbud RI.

Kemdikbud. 2018. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal. Jakarta: Kemdikbud RI.

Kemdikbud. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kemendiknas. 2010. Disain Induk Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Mandikdasmen.

Kurinasih & Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013:Konsep dan Penerapan.

Surabaya: Kata Pena.

Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.

Maunah, Binti. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, 5 (1), 91-101.

Masganti Sit. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Mulya Sarana.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nugraha, F & Nurani, R. 2021. Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Karakter Tanggung Jawab Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5 (5), 4037-4044.

Nur’aini & Lazim. 2020. Analisis Karakter Tanggung Jawab Siswa Kelas V SD Negeri 136 Pekanbaru. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (3), 279-287.

Onde, dkk. 2021. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (TMT) di masa New Normal terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar.

Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3 (6), 4400-4406.

Pertiwi, Arasy Hayu. 2021. Pembiasaan Nilai Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Daring. Sistem-Among: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 1 (2), 48-54.

39

Purwanti, Dwi. 2017. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan Implementasinya. Jurnal Riset Pedagogik, 1 (2), 14-20.

Pramasanti, R, Bramasta, D & Anggoro, S. 2020. Implementasi Pendidikan Karakter Tanggung Jawab dan Kerja Sama dalam Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 Di SD Negeri 2 Berkoh. Jurnal Papeda, 2 (1), 44-47.

Prihastutia, M & Santa. 2020. Analisis Karakter Tanggung Jawab Pada Siswa Kelas IV. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda), 3 (2), 128-132.

Rahardjo, Susilo dan Gudnanto. 2012. Pemahaman Individu: Teknik Non Tes.

Kudus: Badan Penerbit Universitas Muria Kudus.

Rusmana, Adistia O. 2019. Penerapan Pendidikan Karakter di SD. Jurnal Eduscience, 4 (2), 74-80.

Rochmah, E. Y. 2016. Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab pada Pembelajar. Al Murabbi, 3 (1), 36-54.

Sagala, S. 2013. Etika & Moralitas Pendidikan: Peluang dan Tantangan. Jakarta:

Kencana.

Samani, M., & Hariyanto. 2020. Konsep Dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Samrin. 2016. Pendidikan Karakter (Sebuah Pendekatan Nilai). Jurnal Al-Ta’dib, 9 (1), 120-143.

Sari, Sioratna Puspita & Bermuli, Jessica Elfani. 2021. Pembentukan Krakter Tanggung Jawab Siswa pada Pembelajaran Daring Melalui Implementasi Pendidikan Karakter. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitia dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 7 (1), 101-121.

Samani, M., & Hariyanto. 2020. Konsep Dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Shobahiya, M & Suseno, A. 2013. Konsep Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri dalam Film The Miracle Worker. SUHUF, 25 (1), 76-99.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supratiknya, A. 1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-teori sifat dan Behavioristik.

Yogyakarta: Penerbit Kfeisanisius.

40

Supriatna, U. 2021. Kompetensi Guru Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Online.

Edumaspul, 5 (1), 214-221.

Syafi’ah, R & Sari, W. 2020. Analisis Sikap Tanggung Jawab Siswa dalam Proses Pembelajaran Daring Melalui Aplikasi Whatsapp. At-Thullab: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 4 (2), 112-118.

Syafitri, R. 2017. Meningkatkan Tanggung Jawab Belajar Melalui Strategi Giving Questions And Getting Answers pada Siswa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 1 (2), 57-63.

Syafril & Zen, Z. 2017. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (1st ed). Yogyakarta:

Kencana.

Tanuwijaya, N & Tambunan, W. 2021. Alternatif Solusi Model Pembelajaran untuk Mengatasi Resiko Penurunan Capaian Belajar Dalam Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Masa Pandemik COVID-19 (Studi Kasus Analisis Kebijakan Pendidikan). Jurnal Manajemen Pendidikan, 10 (2), 82-90.

Wibowo, I.S., & Magfirotun, S. 2016. Peran Guru dalam Membentuk Tanggung Jawab Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 1 (1), 61-72.

Wiyani, N. A. 2013. Membangun Pendidikan Karakter di SD Konsep, Praktik &

Strategi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

41

LAMPIRAN

42 Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA SD 1 BARONGAN PADA KEGIATAN PTMT

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Uraian Kegiatan

Bulan

September Oktober November Desember Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 A. Persiapan

1. Studi Pendahuluan 2. Pra Penelitian

3. Penyusunan Proposal Skripsi 4. Seminar Proposal

5. Mengurus Perizinan B. Pelaksanaan

1. Wawancara dengan Guru 2. Wawancara dengan Siswa C. Pelaporan

1. Penyusunan Laporan

2. Penyusunan Hasil Penelitian 3. Sidang Skripsi

43

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Guru (Pra Penelitian) PEDOMAN WAWANCARA GURU

KEGIATAN PRA PENELITIAN

Tabel 2. Pedoman Wawancara Guru (Pra Penelitian)

No. Indikator Pedoman Pertanyaan No. Item 1.

Memiliki kesiapan belajar sebelum pembelajaran

Persiapan kegiatan PTMT 1,2,3 Sistem pembelajaran saat PTMT 4 Durasi pembelajaran saat PTMT 5 2. Disiplin Kedisiplinan siswa melaksanakan tata

tertib sekolah saat PTMT 6 3. Berpartisipasi aktif

mengikuti pembelajaran Respon siswa saat mengikuti PTMT 7 4.

Mengerjakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu

Kedisiplinan siswa mengumpulkan

tugas 8

5.

Berinisiatif untuk terlibat aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok

Keaktifan siswa dalam diskusi

kelompok 9.10

44

Lampiran 3. Hasil Wawancara Guru (Pra Penelitian)

45

46

47

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Siswa (Pra Penelitian) PEDOMAN WAWANCARA SISWA

KEGIATAN PRA PENELITIAN

Tabel 3. Pedoman Wawancara Siswa (Pra Penelitian)

No. Indikator Pedoman Pertanyaan No. Item 1.

Memiliki kesiapan belajar sebelum pembelajaran

Kesiapan siswa saat PTMT 1,2,3

2. Disiplin

Tepat waktu dalam mengikuti

pembelajaran 4,5

Melaksanakan tata tertib sekolah saat

PTMT 6

3.

Berpartisipasi aktif mengikuti

pembelajaran

Aktif dalam mengikuti pembelajaran

saat PTMT 7

Senang dalam mengikuti PTMT 8 4.

Mengerjakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu

Mengumpulkan tugas tepat waktu 9

5.

Berinisiatif untuk terlibat aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok

Adanya tugas kelompok saat PTMT 10 Berpartisipasi aktif dalam kegiatan

kelompok 11

48

Lampiran 5. Hasil Wawancara Siswa (Pra Penelitian)

49

50

51

52

53

54

55

56 Lampiran 6. Pedoman Observasi (Pra Penelitian)

PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN PRA PENELITIAN Tabel 4. Pedoman Observasi (Pra Penelitian) No. Indikator Pedoman Pertanyaan

1.

Memiliki kesiapan belajar sebelum pembelajaran

Sistem pembelajaran di SD 1 Barongan saat pandemi

Sistem pembelajaran saat PTMT

2. Disiplin Siswa melaksanakan tata tertib sekolah saat PTMT

3. Berpartisipasi aktif

mengikuti pembelajaran Respon siswa saat mengikuti PTMT 4.

Mengerjakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu

Kedisiplinan siswa mengumpulkan tugas

5.

Berinisiatif untuk terlibat aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok

Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok

57 Lampiran 7. Hasil Observasi (Pra Penelitian)

LEMBAR HASIL OBSERVASI PRA PENELITIAN Sumber data : Guru Kelas V dan 4 Siswa Kelas V

Tempat : SD 1 Barongan Hari/Tanggal : 05 Oktober 2021

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 05 Oktober 2021 peneliti mendapatkan informasi berkaitan perubahan sistem pembelajaran yang telah dilaksanakan mulai 30 Agustus 2021. Perubahan sistem pembelajaran ini dikenal dengan nama Pembelajaran Tatap Muka Terbatas atau yang disingkat PTMT. SD 1 Barongan sebagai salah satu sekolah dasar unggulan mulai menerapkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas mulai 30 Agustus 2021 yang dilaksanakan secara serentak dengan sekolah dasar lainnya di Kabupaten Kudus.

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di SD 1 Barongan dilakukan secara shift/bergantian, dalam dua minggu percobaan PTMT shift dilakukan dengan 50%

daring dan 50% luring sedangkan pada minggu berikutnya sudah diberlakukan 50%

berangkat pagi dan 50% berangkat siang. Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dilaksanakan selama 4 jam pembelajaran, dengan 1 jam pembelajaran adalah 30 menit. Untuk shift pagi dimulai pukul 07.00-09.00 WIB sedangkan shift siang dimulai pukul 09.00-11.00 WIB. Tidak ada jam istirahat dan orang tua harus menjemput anaknya tepat waktu. Secara keseluruhan saat Pembelajaran Tatap Muka Terbatas siswa sudah menerapkan tata tertib yang berlaku di sekolah, seperti

berangkat pagi dan 50% berangkat siang. Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dilaksanakan selama 4 jam pembelajaran, dengan 1 jam pembelajaran adalah 30 menit. Untuk shift pagi dimulai pukul 07.00-09.00 WIB sedangkan shift siang dimulai pukul 09.00-11.00 WIB. Tidak ada jam istirahat dan orang tua harus menjemput anaknya tepat waktu. Secara keseluruhan saat Pembelajaran Tatap Muka Terbatas siswa sudah menerapkan tata tertib yang berlaku di sekolah, seperti

Dokumen terkait