• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

3) Belanja Barang dan Jasa

a) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitung-kan sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2012.

b) Mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis.

c) Penganggaran untuk pengadaan barang (termasuk berupa aset tetap) yang akan diserahkan atau dijual kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa.

d) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga

dan studi banding dilaporkan sesuai peraturan perundang-undangan. Khusus penganggaran perjalanan dinas luar negeri berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota DPRD.

e) Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia Pimpinan dan Anggota DPRD serta pejabat/staf pemerintah daerah, yang tempat penyelenggaraannya di luar daerah harus dilakukan sangat selektif dengan mempertimbang-kan aspek-aspek urgensi dan kompetensi serta manfaat yang akan diperoleh dari kehadiran dalam pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya guna pencapaian efektifitas penggunaan anggaran daerah. Dalam rangka orientasi dan pendalaman tugas Pimpinan dan Anggota DPRD agar berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

f) Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah.

Dalam rangka antisipasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang akan menjadi kewenangan daerah paling lambat 1 Januari 2014 menjadi Pendapatan Asli Daerah pemerintah kabupaten/kota, pemerintah kabupaten memprioritaskan penganggaran untuk program dan kegiatan pengalihan dimaksud, baik aspek regulasi, kelembagaan, pendataan, sistem, standar pengelolaan, dan pengembangan sumber daya manusia serta penyiapan sarana dan prasarana maupun faktor lain yang terkait dengan pengalihan PBB-P2.

4) Belanja Modal

a) Jumlah belanja modal yang dialokasikan dalam APBD sekurang-kurangnya 29 persen dari belanja daerah sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 5

Tahun 2010 tentang RPJMN Tahun 2010-2014.

b) Penganggaran untuk pengadaan kebutuhan barang milik daerah, menggunakan dasar perencanaan kebutuhan barang milik daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan memperhatikan standar barang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006. Khusus penganggaran untuk pembangunan gedung dan bangunan milik daerah memperhatikan Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

3.2.2. Target dan Realisasi Belanja Tahun 2013

Belanja Daerah dikelompokkan berdasarkan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 17 Tahun 2013

tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013, bahwa

target belanja daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2013 adalah sebesar Rp. 1.030.824.626.109,47,- atau meningkat dibandingkan target tahun anggaran

2012 yaitu sebesar Rp. 929.427.076.837,05,-. Dari rencana belanja tersebut, hingga akhir bulan Desember 2013 terealisasi sebesar Rp. 944.630.633.597,41,- atau 91,64% dari target dalam APBD Tahun 2013, nilai ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang terealisasi sebesar 91,61% dari target APBD Tahun 2012.

3.2.3. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang masih terjadi pada belanja daerah Kabupaten Sumbawa pada tahun 2013 dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Proporsi Belanja Daerah

Masih lebih besarnya proporsi belanja tidak langsung (60,63%) dibandingkan dengan belanja langsung (39,37%), hal ini terjadi karena kebutuhan belanja pegawai yang masih besar, sementara anggaran yang tersedia terbatas.

Realisasi belanja daerah pada tahun 2013 sebagai gambaran serapan APBD Tahun 2013 hanya mencapai 91,64%. Tidak terealisasinya seluruh APBD Kabupaten Sumbawa Tahun 2013, disebabkan karena beberapa faktor, seperti adanya efisiensi belanja, pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan sehingga realisasi pembayaran yang tidak 100% dan pekerjaan yang tidak dilaksanakan sehingga pembayarannya tidak terealisasi. Secara rinci gambarannya sebagai berikut.

1. Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi, berupa pekerjaan pembangunan tambatan perahu Labuhan Sangoro dengan realisasi keuangan 50%.

2. Pada Sekretariat Daerah, berupa :

- Pengadaan mobil ambulance dengan realisasi 0%.

- Pembangunan Aula Gedung Kantor Camat Lunyuk dengan realisasi keuangan 65%.

- Pembangunan Pagar Keliling Kantor Camat Batu Lanteh dengan realisasi keuangan 0%.

- Pembangunan Pagar Keliling Kantor Camat Unter Iwes dengan realisasi keuangan 0%.

- Rehabilitasi Berat Gedung Kantor Camat Moyo Hulu dengan realisasi keuangan mencapai 90,66%, akan tetapi pekerjaan tersebut dalam pelaksanaannya tidak selesai, sehingga dilakukan pemutusan kontrak. - Rehab Total Gedung Kantor Camat Alas Barat dengan realisasi 29,98%. - Pengadaan Tanah Balai Pembibitan Ternak Kerbau dengan realisasi

keuangan 0%).

3. Pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Sumbawa terdapat beberapa kegiatan yang tidak dapat diselesaikan pengerjaannya pada tahun 2013, seperti :

- Pembangunan RKB SDN Pelita Kec. Orong Telu dengan realisasi keuangan 67,47%, kondisi disebabkan karena jembatan penghubung di kec.orong telu terputus akibat bencana banjir, sehingga mengalami kesulitan dalam droping bahan.

- Pengadaan Peralatan Lab. Biologi SMA dengan realisasi keuangan 95,59%.

- Pengadaan Peralatan Lab. Biologi SMK dengan realisasi keuangan 94,68%

- Pengadaan Peralatan Lab. Fisika SMK dengan realisasi keuangan 79,76 %)

- Pengadaan Peralatan Laboratorium Kimia SMK dengan realisasi keuangan 62,04%.

- Pengadaan Peralatan Laboratorium Kimia SMA dengan realisasi keuangan 59,84%.

4. Pada Dinas Peternakan, berupa :

- Pengadaan Ternak Sapi dari target 494 ekor, terealisasi 171 ekor (realisasi 34,62%) putus kontrak.

- Pengadaan Ternak Kambing dari target 1.170 ekor, terealisasi 394 ekor (realisasi 33,68%) putus kontrak.

- Pembangunan Poskeswan Lantung (realisasi 90,24%) putus kontrak. 5. Pada Dinas Pekerjaan Umum, berupa :

- Pekerjaan Jembatan Nanga Talo dengan realisasi keuangan 0%. - Pekerjaan Air Bersih Sebasang dengan realisasi keuangan 0%.

Terhadap seluruh paket tersebut telah diusulkan untuk dianggarkan kembali pada tahun anggaran 2014

Solusi dari permasalahan tersebut diupayakan antara lain dengan terus dilakukan peningkatan pendapatan daerah baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi serta melakukan rasionalisasi dan efisiensi pada belanja-belanja tidak langsung. Terhadap keterlambatan penyerapan anggaran diperlukan langkah-langkah percepatan dimasa yang akan datang dengan upaya pelaksanaan jadwal secara ketat.

BAB IV