• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Data : BKPP Kab. Sumbawa

4.2. Urusan Pilihan

4.2.1. Program dan Kegiatan yang Dilaksanakan

4.2.2.3. Urusan Pilihan Kehutanan

Dalam tahun anggaran 2013 urusan kehutanan Kabupaten Sumbawa hingga akhir tahun 2012, tingkat keterserapan anggaran (dana) realisasinya mencapai 89,23% dari total belanja yang dianggarkan baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung.

Penyelenggaraan pembangunan pada urusan pilihan kehutanan di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2013, terus melakukan upaya reboisasi dan rehabilitasi terhadap kawasan hutan yang telah terdagradasi, sehingga pemerintah daerah menerapkan pola rehabilitasi hutan dan lahan pada lahan kritis didalam dan diluar kawasan hutan. Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 diantaranya melalui :

1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan melalui Kegiatan

Fasilitasi Penyelesaian Konflik Tata Batas Kawasan Hutan yang berlokasi di 3 UPT KPH (Batu Lanteh, Dodo Jaran Pusang dan Brang Beh). Kegiatan ini

dilakukan untuk mengecek Pal yang banyak mengalami kerusakan dan hilang sebagai batas antara kawasan hutan dan tanah kebun masyarakat (APL), sehingga areal tersebut perlu mendapat status kepemilikan yang jelas agar tidak dikuasai oleh masyarakat secara ilegal, seperti :

- Pengecekan Batas Kawasan Hutan dan Orientasi APL di wilayah Lanak Desa Lenangguar dengan kondisi sebagian Pal dalam kondisi baik, sebagian rusak dan terdapat beberapa Pal yang hilang. Sementara pada wilayah Desa Lantung Air Mual Desa Lantung, di wilayah Desa Labuhan Ala Kecamatan Plampang, di wilayah Dusun Pemangong Desa Lenangguar Kecamatan Lenagguar, dengan kondisi tidak ditemukannya Pal batas dilokasi, sehingga telah dilakukan rekonstruksi Pal batas yang hilang/rusak untuk menghindari terjadinya konflik batas tanah masyarakat (APL) dengan kawasan hutan.

- Orientasi Batas Kawasan Hutan yang dilaksanakan di lokasi kawasan hutan Dodo Jaran Pusang Kecamatan Labangka, ditemukan pal batas Kawasan Hutan dengan nomor B.696 di lokasi pengecekan dengan koordinat 08º 51’ 44,0” LS 117º 46’ 09,0” BT, Kawasan Hutan Selalu Legini wilayah Sampar Rawu Kecamatan Lunyuk, ditemukan Jatikon/Pal tidak bernomor, dengan koordinat 08º 53’ 32,5” LS 117º 13’ 58,1” BT. Pada kawasan hutan Santong Labubaron Tidak ditemukan pal batas kawasan hutan dengan kondisi yang masih utuh, tetapi ditemukan pal batas Kawasan Hutan dalam kondisi yang telah rusak di lokasi orientasi yang diperkirakan adalah pal batas kawasan hutan dengan nomor B.344 dan B.399 dengan kordinat : Pal B. 344 : 08º 38’ 55,8” LS 117º 44’ 33,1” BT, Pal B. 399 : 08º 36’ 20,4” LS 117º 44’ 26,9” BT.

2. Dilaksanakannya pembibitan melalui bakti sosial dengan penanaman benih jati sebanyak 200 kg, benih mahoni sebanyak 100 kg dan benih Gmelina sebanyak 100 kg, dari penaburan benih terebut dihasilkan bibit siap tanam sebanyak 170.000 batang. Demikian pula dengan refhabilitasi daerah tangkapan air dan sumber air yang berlokasi di Uma Bangkat Desa Lenangguar Kecamatan Lenangguar dan mata air Ai Komak Kemangeng Dusun Serange Desa Berora kecamatan Lopok, dengan penanaman 16.000 batang beringin, sukun dan Ara.

3. Untuk pengembangan hutan mangrove dilaksanakan pada Desa Pulau kaung Kecamatan Buer dan Dusun Labuhan Terata Desa Labuhan Kuris Kecamatan Lape seluas 20 Ha dengan jumlah tanaman masing-masing sebanyak 17.500 batang.

4. Pada Kegiatan Rehabilitasi Lahan Kritis Luar dan Dalam Kawasan yang dilaksanakan di 6 lokasi yakni :

- Rehabilitasi dalam kawasan hutan di Desa Teluk Santong Kecamatan Plampang dengan pengadaan bibit sejumlah 55.000 batang yang terdiri dari 25.000 batang bibit Mahoni, 20.000 batang bibit Gmelina dan 10.000 batang bibit Kemiri, dengan luas areal penanaman 50 Ha.

- Rehabilitasi dalam kawasan hutan di Desa Sebewe Kecamatan Moyo Utara dengan pengadaan bibit sejumlah 27.500 batang yang terdiri dari 15.000

batang bibit jati, 10.000 batang bibit Mahoni, dan 2.500 batang bibit Kemiri, dengan luas areal penanaman 25 Ha.

- Rehabilitasi dalam kawasan hutan di Desa Banda Kecamatan Tarano dengan pengadaan bibit sebanyak 55.000 batang yang terdiri dari 25.000 batang bibit jati, 25.000 batang bibit Mahoni dan 5.000 batang bibit Kemiri, dengan luas areal penanaman 50 Ha.

- Rehabilitasi luar kawasan hutan (Hutan Rakyat) di Desa Pungkit Kecamatan Lopok sejumlah 20.835 batang yang terdiri dari 10.000 batang bibit Jati, 7.500 batang bibit Gmelina dan 3.335 batang bibit Nangka, dengan luas areal penanaman 25 Ha.

- Terhadap rehabilitasi bantaran sungai yang berlokasi di Desa Lopok Beru Kecamatan Lopok dengan bibit sejumlah 11.500 batang berupa 5.750 batang bibit Mahoni dan 5.750 batang bibit Gmelina, dengan luas penanaman 10 Ha.

- Untuk pemeliharaan tahun I rehabilitasi lahan kritis dalam kawasan hutan berlokasi di Desa Mapin Rea Kecamatan Alas Barat sejumlah 16.500 batang yang terdiri dari 7.500 batang bibit jati, 7.500 batang bibit Mahoni dan 1.500 batang bibit Kemiri, dengan luas penanaman 25 Ha.

Pelaksanaan penanaman pada kegiatan Rehabilitasi Lahan Kritis Luar dan Dalam Kawasan dilakukan dengan metode swakelola dengan Surat Perjanjian Kerjasama dengan Kelompok Tani.

5. Pada Kegiatan KPH Batu Lanteh telah dilaksanakan persemaian Kayu putih sebanyak 141.570 batang yang berlokasi di Pandan Sari Desa Maman dan Desa Semamung Kecamatan Moyo Hulu seluas 100 Ha. Kegiatan ini bertujuan untuk merehabilitasi lahan kawasan hutan. Demikian pula dengan kegiatan lanjutan tahun sebelumnya berupa persemaian stek pucuk kayu putih sebanyak 25.000 batang yang merupakan kegiatan pemeliharaan tahun pertama kayu putih di lokasi Periuk Bara Batu Desa Moyo Kecamatan Moyo Hilir seluas 50 Ha. Kegiatan lainnya yang telah dilaksanakan di KPH Batu Lanteh diantaranya adalah penanaman tanaman Ketak sebagai uji coba penanaman hasil hutan bukan kayu seluas 1 Ha dengan melibatkan masyarakat sekitar. Selain itu telah dilakukan pengukuran karbon stok, guna

yang bekerjasama dengan Puspijak Kementerian Kehutanan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengukur karbon stok pada 5 tutupan lahan yang berada di KPH Batulanteh. Terhadap keberlanjutan kegiatan ini akan ditindaklanjuti oleh Puspijak Litbang Bogor melalui program Carbon Facility Bank Dunia. Selain pendanaan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada KPH Batu Lanteh bersumber dari APBD, juga berasal dari APBN dan APBD Provinsi diantaranya :

- Kegiatan rehabilitasi lahan seluas 750 Ha yang terdiri dari hutan produksi 250 Ha dengan tanaman pokok Kayu Putih dan Hutan Lindung 500 Ha dengan tanaman Tengkawang, Kemiri dan Beringin.

- Kegiatan Pengembangan Madu Hutan yang berasal dari BP. DAS Dodokan Moyo Sari NTB. Kegiatan ini untuk mendukung kebijakan penetapan klaster madu hutan di Kabupaten Sumbawa oleh Kementerian Kehutanan. Adapun kegiatannya meliputi : pelatihan panen lestari dan higienis madu hutan, seminar pembuatan sabun madu padat dan sabun madu cair, pembuatan film dokumenter madu hutan, studi banding petani madu dan pengadaan peralatan madu hutan.

Dalam rangka memperoleh manfaat dari hutan dan kawasan hutan bagi kesejahteraan masyarakat, maka pada prinsipnya semua hutan dan kawasan hutan dapat dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan sifat, karakteristik serta tidak dibenarkan mengubah fungsi pokoknya, Pemanfaatan hutan dan kawasan hutan harus sesuai dengan fungsi pokoknya yaitu fungsi konservasi, lindung dan produksi, Untuk menjaga keberlangsungan fungsi pokok hutan dan kondisi hutan, juga meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk luas hutan di Kabupaten Sumbawa terinci pada tabel berikut.

Tabel 4.22

Luas Hutan di Kabupaten Sumbawa

Jenis Hutan Luas (Ha)

Hutan Lindung 171.853,6

Hutan Produksi Terbatas 135.491,5

Hutan Produksi Tetap 53.691,9

Hutan Wisata Alam 6.100,5

Hutan Tanaman Buru 22.537,9