• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan metode wawancara. Penelitian dimulai dengan melakukan pendekatan dengan responden dan mencari informasi dengan melakukan wawancara dengan responden yang sudah ditentukan oleh peneliti.

Selanjutnya, peneliti menjelaskan topik penelitiannya yaitu tentang persepsi keanakalan remaja terhadap dampak kenakalan remaja. Kemudian peneliti menanyakan kesedian reponden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah responden mengatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, langkah selanjutnya menetukan waktu dan tempat yang tepat untuk bertemu dan melakukan wawancara dengan responden. Waktu dan tempat pelaksaan wawancara disesuaikan dengan waktu luang dari responden.

1. Identitas subjek

Nama : RKI

Jenis kelamin : Pria

Kelas : XII

Usia : 19 tahun

Status : Siswa SMK Swasta Yogyakarta B. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan wawancara dengan subjek dilaksanakan pada hari pertama di salah satu SMK Swasta Yogyakarta dan pada hari kedua di Burjo Borneo. Subjek penelitian adalah siswa aktif di SMK tersebut.

Proses wawancara dengan subjek dilakukan pada tanggal 14 dan 15 desember 2020. Pada tanggal 14 desember 2020 dilakukan pengenalan dan pendekatan terhadap subjek, lalu memnetukan jadwal wawancara berikutnya.

Wawancara selanjutnya dilakukan pada tanggal 15 desember 2020, pukul 16.00- 20.30 wib, tempatnya di burjo borneo.

C. Hasil Penelitian

Dari wawancara yang dilakukan terhadap responden, diperoleh hasil yang berkaitan dengan persepsi salah satu siswa terhadap dampak dari kenakalan remaja di SMK Swasta Yogyakarta.

1. Persepsi Kenakalan Remaja

Persepsi kenakalan remaja yang berkaitan dengan individu yang mencakup bagaimana terjadinya suatu dampak dari kenakaln remaja. Mulai dari persepsi kenakalan remaja, prilaku, perasaan, faktor-faktor yang mempengaruhi, hingga menemukan dampak dari kenakalan remaja.

a) Persepsi kenakalan remaja

Persepsi kenakalan remaja adalah hal yang menyimpang, dan melanggar yang dilakukan remaja. Persepsi tersebut pun didapatkan dari pengalaman, perasan,dan pandangan yang dialami. Hal tersebut dapat terlihat dari ungkapan responden dalam wawancara sebagai berikut:

“ Menurut aku mas kenakalan remaja itu suatu tindakan yang menyimpang mas.” (WIRik01; 02; 03;).

Responden mengartikan bahwa kenakalan remaja itu adalah suatu Tindakan yang menyimpang. Responden mendeskripsikan juga prilaku menyimpang atau kenakalan remaja banyak terjadi dimanapun. Hal tersebut dapat dilihat dari ungkapan responden dalam wawancara sebagai berikut:

yoh menurut aku menyimpang itu banyak mas, gini aja melawan orang tua juga bisa dibilang udah menyimpang mas tapi kayak udah jadi nipu temen juga termasuk prilaku menyimpang mas. Jadi mas menurut aku prilaku menyimpang itu banyak mas dari kecil hingga besar.

(WIRik02; 04-017)

b) macam-macam kenakalan remaja

Responden disini mengklasifikasin berbagai macam kenakalan remaja yang menurut responden termasuk macam macam kenakalan remaja. Hal ini

diungkapkan oleh responden sebagai berikut:

“banyak mas aku pernah tawuran,ngerusakin sekolah lain, judi, ngeroyokin orang mas sampe kritis untung aja kalo gak udah lewat mas, trus seks bebas” ( WIRKK01; 041-044)

Responden menyebutkan berbagai macam kenakaalan yang dialami ataupun dilakukan dalam hidupnya. Responden dengan terbuka menjelaskan kenakalan tersebut.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja antara lain, diri sendiri,keluarga,linkungan sekolah,dan lingkungan sosial. Hal ini diungkapkan oleh responden sebagai berikut:

Jujur mas pertama kali karena nafsu mas, terus karena badannya juga termasuk idaman aku mas mana ada juga pengaruh dari teman.

Namanya anak muda sekarang mas pacarana tuh pasti ujung ujungnya ngelakuin itu. ( WIRFK02; 070-074 )

Rasa nafsu adalah suatu faktor yang mendasari terjadinya seks bebas dimana ia bisa nafsu berasal dari hasrat diri sendiri, dan responden mengatakan menurut dia anak muda pacarana zaman sekarang pasti ujungnya ke seks bebas. Responden juga mengatakan karna ada faktor lain yang mempengaruhi seks bebas:

“aku jadi gak penasaran lagi sama hal gitu karena udah pernah nyoba.” ( fk ; 84: 85: 86)

Rasa kepuasan karna sudah mengetahui akan hal itu responden menjadi tidak ada rasa penasaran lagi. Lalu responden juga ada melakukan kenakalan remaja yang faktornya berasal dari mencoba-coba baik dari keluarga dan temannya juga yaitu judi. Hal ini diungkapkan responden dalam wawancara sebagai berikut:

kalo yang waktu kelas 1 itu awalnya iseng mas sama temen nah kalo yang main judi online itu karna liat temen pada main itu terus kayak dirayuin gitu mas akunya,akhirnya aku tertarik terus ikut bermain mas.

(WIRFK02; 113-117)

Dari awal mencoba-coba responden menjadi tertarik untuk bermain judi karna melihat temannya bermain judi dan dirayu untuk bermain.

Responden juga mengatakan ada faktor dari keluarga. Hal ini diungkapkan dari hasil wawancara sebagai berikut:

Kalo bapak aku Cuma main gaplek aja mas sama tetanggga tapi gak tau juga pake uang apa nggak yang setau aku gak pernah ada duit dekat mereka. Dan aku pun tau main kartu karna kalau bapak main aku sering liat mas soalnya sering main diteras rumah.” Iya mas, karna terlalu sering main. (WIRFK03; 118-123: 125)

Orang tua responden sering bermain gaple Bersama tetangga dan responden sering melihatnya karna bapaknya bermain diteras rumah mereka dan dari situlah responden tau bermain kartu. Lalu responden juga melakukan kenakalan lainnya yaitu memukul orang sampai orang tersebut kritis dan tawuran. Faktor yang mempengaruhi responden bisa melakukan hal tersbut diungakapkan dalam wawancara sebagai berikut:

Biasa lah namanya anak muda pengen nunjukin jati diri. Jadi waktu itu orang yang kami keroyokin ini nantang teman kami mas, ujungnya kami ikut bantu karna teman kami ini habis dipukul ( WIRFK; 143-146) Responden menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi dia bisa ngeroyokin orang karna anak muda mau nunjukin jati diri dan rasa pertemanan. Hal ini diungkapkan dalam hasil wawancara sebagai berikut:

yah namanya juga temen minta bantuan mas yah kita sebagai temen yang baik harus saling bantu mas. Awalnya juga kita gak mau main keroyokan mas tapi yang nantangin temen saya ini songong banget mas gayanya pake bilang gak takut lah sama kita kita semua. Waktu itu kita bertujuh mas yang ikut mukulin dia. ( WIRFK ; 148-154)

Awalnya responden tidak mau keroyokan tapi karena rasa perteman dia lah yang membuat dia semakin mau membantu temannya dan karena emosi dia juga terpancing. Lalu repsonden juga mempunyai kenakalan lain yaitu merokok dan responden bisa merokok karena ada faktor dari orang tua dan lingkungan, hal ini diungkapkan melalui hasil wawancara:

Yah karena bapak, ibu, kakak, semuanya merokok mas jadi kayak kepengen juga mas nyobain rokok. Tambah lagi temen temen ku ada yang ngerokok juga mas. (WIRFK01; 21-24)

Keluarga responden merokok semua, itu juga yang membuatnya menjadi merokok karna ada faktor dari kelurga dan teman akhinya responden juga kepengen merasakan merekok. Lalu ada juga faktor dari lingkungan sekitar menurut responden. Hal ini diungkapkan dalam wawancara sebagai berikut :

Ada ngaruhnya juga mas menurut aku,yoh tapi itu semua balik ke pribadi masing masing lagi mas. Kalau gak gampang terpengaruh yah gak bakal terikut mas. (WIRFK; 25-28).

Pribadi yang gak gampang terpengaruh gak akan terikut oleh hal negtif. Jadi menurut responden lingkungan juga sangat berpengaruh terhdap dirinya terkait hal positif maupun negatif.

3. Dampak dari kenakalan remaja

a) Dampak yang dialami responden akibat dari kenakalan remaja ada beberapa hal. Hal ini diungkapkannya melalui hasil wawancara sebagai berikut:

Mungkin ketagihan mas niat pacarana jadi pengen gituan, tapi gak sampe nyoba cewek di sarkem mas, mana sekarang cewek udah pada

gak mau lagi sama aku mas mungkin mereka udah pada tau niat aku gimana mas. (WIRDK01; 75-79)

Dampak dari kenakalan remaja yang dilakukan oleh responden dari kenakalan seks bebasnya adalah adanya ketagihan dalam berhubungan intim dan perempuan pun banyak yang tidak percaya lagi terhadap responden dikarenakan sudah mengetahui kebiasaan responden pada saat pacaran. Lalu responden juga mengungkapkan bahwa tidak seterusnya disaat dia bertemu dengan pacarnya melakukan hubungan seks tersebut. Hal ini diungkapkan melalui hasil wawancara sebagai berikut:

“Iya mas, tapi gak setiap ketemu juga kami ngelakuin itu” (WIRDK; 82-83)

Disetiap pertemuan responden dan pacarnya tidak selalu melakukan hubungan seks bebas. Kemudian responden juga mengalami dampak dari kenakalan bermain judi. Hal ini diungkapkan dalam hasil wawancara sebagai berikut:

Kalo dampaknya mas uang jajan yang dikasih untuk seminggu jadi habis, kalo kalah stress mas, pinjam sana sini sama temen, ketagihan.”(WIRDK02; 127-129)

Kenakalan bermain judi membuat responden terkena dampak yaitu responden mengalami ketagihan dalam bermain judi, lalu responden juga merasa stress apabila tidak menang disaat bermain judi, dan responden juga jadi sering meminjam uang kepada teman-temanya. Kebiasaan bermain judi juga berdampak terhadap pendidikannya, hal ini dikatakan dalan hasil wawancara sebagai berikut:

Kalo dampak ke sekolah apa yah mas,mungkin jadi bolos sekolah mas karena awal awal aku main mas sering begadang dikos temen ujungnya aku bangun kesiangan mas karena mainnya sama temen temen.

(WIRDK; 133-137)

Tidur kemalaman dikarenakan bermain judi bersama temannya dikos, membuat responden kesulitan untuk bangun pagi yang pada akhirnya dia tidak masuk sekolah. Hal ini juga berdampak terhadap pergaulannya. hal ini dikatakan dalan hasil wawancara sebagai berikut:

Kalo dipergaulan aku ada satu temen mas yang aku hutangi terus aku belum bisa bayar terus kami cekcok ujungnya gak teguran sampai sekarang. ( WIRDK; 137-140)

Dampak dari kenakalan ini membuat pertemanan responden terjadi perselisihan dikarenakan responden yang sering berhutang ke temannya.

Responden juga mengalami dampak dari kenakalan lainnya yaitu tawuran dan pengeroyokkan. Hal ini diungkapkan melalaui hasil wawancara sebagai berikut:

Kalau sampai luka-luka sering mas tapi pernah sekali sampai parah memang. Waktu itu tangan saya terkena lemparan gear motor dan kaki saya robek kena lempar batu mas”(WIRDK03; 164-168).

Dampak dari tawuran ini membuat responden sering mengalami luka-luka, dan responden juga pernah mengalami luka berat tetapi tidak sering, luka berat itu diakibatkan responden yang terkena lemparan gear motor dan kakinya mengalami luka yang diakibatkan terkena lemparan batu.

Tawuran ini juga berdampak terhadap dirinya di sekolah. Hal ini diutarakan oleh responden dalam wawancara sebagai berikut:

“kalo dari sekolah kita para murid dipanggil keruangan BK terus dipanggil oran tua dan kita dapet surat peringatan aja mas” (WIRDK;180-182)

Dampak dari sekolah yang dialami responden yaitu dipanggilnya orang tua kesekolah dan mendapatkan surat peringatan. Kemudian hal ini juga berdampak didalam keluarga atas kenakalannya. Hal ini diungkapkan responden dalam wawancara sebagai berikut:

“Kalo di rumah makin dimarahi mas sama bapak mas. Yah tapi karena udah keseringan jadi udah terbiasa aja mas dimarahi”(WIRDK;182-185).

Responden juga mendapatkan dampak dikeluarganya akibat kenakalannya yaitu dia dimarahi bapaknya, tetapi dia merasa terbiasa aja karena udah keseringan. Kenakalan terakhir juga yang berdampak dalam dirinya adalah merokok. Hal ini diungkapkan dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“Sekarang aku asma dan mata saya jadi minus mas yang awalnya normal-normal aja” (WIRDK05; 190-191)

Dampak yang dialami dari merokok yaitu responden asma dan matanya minus yang dimana awalnya normal-normal aja sebelum menjadi perokok aktif. Lalu responden juga menjelaskan dampak lainnya tersebut.

Hal ini diungkapkan melalui hasil wawancara sebagai berikut:

Kalo lainnya paling Cuma jadi gak kuat lari lagi mas main bola aja cepet capek, 5 menit udah langsung minta ganti. Kalau asmanya dari akhir-akhir SMP sama juga sama minusnya. berarti besar juga yah mas dampaknya ke diri mas iya e mas. Padahal dulu waktu kecil gak suka cium bau rokok, malah sekarang jadi perokok aktif. (WIRDK; 193-199) Dampak lainnya yang dialami oleh responden yaitu dia merasakan cepat lelah dan tidak sanggup lagi untuk berlari,contoh yang diberikannya adalah disaat dia bermain bola baru 5 menit bermain dia sudah meminta pertukaran pemain.

4. Perasaan dari Kenakalan Remaja

Ada berbagai macam perasaan yang dialami oleh responden ketika melakukan kenakalan tersebut seperti rasa takut, peneysalan dan kasihan.

Hal ini diungkapkan oleh responden melalui wawancara sebagai berikut:

Kalo klitih sih gak pernah yoh mas. Cukup ngereroyokin orang aja waktu yang sampe hampir mati itu selebihnya udah gak mau lagi sampe mau bunuh orang. Soalnya aku masih punya rasa kasihan mas ngelakuin halhal begitu.takutnya besokbsesok aku kena karma kita mana tau kapan ajal kita datang. (WIRPR01;46-52)

Responden tidak mau melakukan hal seperti klitih dikarenakan responden merasa kasihan terhadap orang di klitih dan responden juga takut mendapatkan karma apabila dia melakukan klitih. Lalu ada perasaan lainnya juga yang di rasakan responden. Hal ini dikatakan dalam wawancara sebagai berikut:

“Yah sebenernya malah takut urusan hukumnya mas tapi ada juga takut dosanya heheh. Bener sih mas yah kalo bisa sih jangan sampe gitu”.

(WIRPR02; 56-59)

Takutnya terhadap hukum dan dosa membuat responden tidak berani melakukan pembunuhan seperti klitih. Lalu responden juga memliki perasaan berani .hal ini diungkapkan dalam wawancara sebagai berikut:

“Gak ada mas rasa itu semua tertutupi karena rasa ingin membantu teman mas. Tapi kalo nyesel ada mas nyeselnya paling kalo aku udah luka-luka aja”. (WIRPR03;72-74)

Responden memiliki rasa berani karena membantu teman tetapi dia juga ada rasa penyesalan kalau dia mengalami luka-luka.

5. Pikiran dari kenakalan

Ada beberapa pikiran kenakalan yang dialami oleh responden dimana dimulai dari dia mengganggap dirinya adalah sebagai pemimpin dari kelompok teman bermainnya. Hal ini diungkapkan dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“Gak ada e mas temen temen ku mana ada yang berani gitu, aku bosnya aja gak ngelitih”. (WIRPK01;60-61)

Responden menggagp teman-temannya tidak akan berani jadi klitih karena dia adalah pemimpin mereka dimana bisa diartikan teman-temannya tidak ada yang berani melakukan hal itu karena responden juga tidak melakukan hal itu. Lalu responden juga ada pikiran lain terhadap kenakalan yang lainnya. Hal ini diungkapkan dalam wawancara sebagai berikut:

“Namanya juga cowok mas mau ada atau gak ada pacar pun pasti onani juga mas,mas juga pasti pernahkan”. (WIRPK02;88-90)

Hal ini diungkapkan oleh responden bahwa kalau tidak punya pacar ataupun ada dia pasti onani, karena itu bagi dia adalah hal yang pasti dilakukan setiap pria. Lalu responden juga mengatakan pemikirannya dimana saling membantu, terkait kenakalan seperti tawuran ataupun mengkroyoki orang. Hal ini diungkapkan dalam hasil wawancara sebagai berikut:

Biasa lah namanya anak muda pengen nunjukin jati diri. Jadi waktu itu orang yang kami keroyokin ini nantang teman kami mas, ujungnya kami ikut bantu karna teman kami ini habis dipukul mas.

(WIRPK03;144-148)

Responden disini mengatakan dia melakukan kenakalan ini karena dia mau menunjukkan jati diri dan membantu temannya juga, karena menurut responden salah satu cara untuk menjukkan jati diri dengan cara seperti yang dikatakan dia yaitu membantu teman yang bermasalah walaupun itu bisa juga membahayakan dirinya. Hal ini jugta diungkapkan lagi dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“yah namanya juga temen minta bantuan mas yah kita sebagai temen yang baik harus saling bantu mas.” (WIRPK;149-151)

Responden mengatakan itulah alasan dia bisa berpikir untuk kroyokan ataupun tawuran karena ingin saling membantu.

6. Solusi responden

Solusi yang diberikan ataupun yang dikatakan responden masih belum terpikirkan. Hal ini diungkapkan dia melalui hasil wawancara sebagai berikut:

Kalo masalah solusi aku belum tepikirkan e mas soalnya aku masih menikmati masa muda ku mas, mungkin waktu kuliah nanti baru tepikirkan mas, sama lebih dewasa lagi mas. (WIRSL01;205-208) Responden mengatakan bahwa belom adanya solusi dari dirinya untuk ke dirinya sendiri karena dia masih menikmati masa muda dan responden berkata mungkin disaat kuliah nanti dia baru kepikiran atas solusi dari kenakalan yang selama ini telah dilakukan dan menjadi lebih dewasa.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa adanya menemukan persepsi kenakalan remaja tersebut dan dampak dari kenakalan remaja, data ini berdasarkan dari salah satu siswa yang ada di sekolah SMK Swasta Yogyakarta yang berinisial RKI.

Awalnya responden memiliki persepsi tentang kenakalan remaja yaitu sesuatu hal yang menyimpang yang dimana itu bisa dari hal kecil maupun sampai hal besar. Adanya pandangan responden yang seperti itu tentang persepsi kenakalan remaja ini ternyata sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Kartono (1992), yaitu kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku menyimpang. Akan tetapi disini penulis kurang setuju dengan pendapat Hurlock, dkk (1994), ia menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat individu yang melakukannya masuk penjara. Alasan penulis kurang setuju denagn pendapat Hurlock dikarenakan tidak semua kenakalan remaja bisa menyebabkan masuk penjara.

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan faktor-faktor responden melakukan kenakalan remaja tersebut. Hal ini diungkapkannya seperti faktor dari lingkungan keluarga, pertemanan ataupun pergaulan, sekolah , dan dari diri sendiri. Ungkapan responden tersebut sejalan dengan teori Gunarsa (2004) dimana peneliti ini juga menyebutkan faktor dari kenakalan remaja tersebut bersal dari,

keluarga, pribadi, sosail, dan lingkungan perteman. Ada juga teori yang sejalan dengan ungkapan responden yaitu teori dari Papalia dkk (2008) dimana lebih menekankan faktor kenakaln remaja terbesar berasal dari keluarga.

Lalu dari hasil penelitian responden mengungkapkan adanya dampak dari kenakalan remaja yang dialami responden adalah ketagihan dalam melakukan seks bebas, uang saku habis, asma, banyak luka pada saat melakukan tawuran, sering bermasalah disekolah sehingga orang tua sering dipanggil, dan lingkungan sekitar jadi memandang dirinya negatif. Akan tetapi responden menerima semua dampak yang terjadi pada dirinya dikarenakan ini dianggap ia sebagai pencarian jati diri. Hal ini sejalan dengan teori (Haryanto, 2011) yang mengungkapkan bahwa adanya dampak ke keluarga, dampak kediri sendiri, dampak terhadap pertemanan, dampak terhadap sekolah dan masa depan dari remaja tersebut yang melakukan kenakalan remaja.

Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik dan aspek-aspek dari kenakalan remaja, hal ini diungkapkan dari hasil wawancara, yang dimana responden mengatakan yang pertama, masalaah sekx bebas karna nafsu dan fisik yang idamannya, lalu menunjukkan jati diri,emosi, dan rasa ingin tau. Ungkapan responden tersebut sejalan dengan teori yang pertama mengenai karakteristik yaitu (Kartono, 2003) yang mengungkapkan bahwa terjadinya kenakalan remaja karena adanya perbedaan struktur intelektual, dan perbedaan fisik dan psikis. Lalu aspeknya juga sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Loeber (Kartono, 2003) yang dimana menyatakan bahwa adanya aspek dari kenakalan remaja yaitu melawan otoritas, tingkah laku agresif, implusif, dan emosi.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dialami oleh responden, hal ini dibagikan dalam butir-butir dalam bentuk-bentuk kenakalan remaja. Bentuk kenakalan responden ialah (Kartono, 2003) Defek (defect, defectus) artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat, kurang.

Delinkuensi defek moral mempunyai ciri-ciri: selalu melakukan tindakan anti sosial, walaupun pada dirinya tidak terdapat penyimpangan, namun ada disfungsi pada inteligensinya. Kelemahan para remaja delinkuen tipe ini adalah mereka tidak mampu mengenal dan memahami tingkah lakunya yang jahat, juga tidak mampu mengendalikan dan mengaturnya, mereka selalu ingin melakukan perbuatan kekerasan, penyerangan dan kejahatan, rasa kemanusiaannya sangat terganggu, sikapnya sangat dingin tanpa rasa kasih sayang jadi ada kemiskinan afektif dan sterilitas emosional. Macam-macam kenakalan remaja responden adalah tawuran,berkelahi, judi, seks bebas, merokok dan minum alkohol. Hal ini sejalan dan sesuai dengan yang diungkapkan peneliti bahwa responden mengalami hal tersebut dikarenakan adanya faktor tersebut yang membuat responden banyak melakukan kenakalan remaja baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun dari lingkungan sekitarnya.

Masalah-masalah pribadi sosial kenakalan remaja yang dialami responden ada beberapa hal, ini diungkapkan oleh responden melalui wawancara dimana dia merasakan adanya masalah dari dalam diri nya sendiri yang mempunyai rsa penasaran, lalu ada juga dari orang tua yang kurang memberikan contoh yang baik seperti bermain judi dihadapan responden serta keluarga yang hampir semuanya merokok, kemudian ada juga dari teman sekolah dan lingkungannya yang

membuat siresponden terbentuk untuk melakukan kenakalan remaja. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh (B. Simanjuntak, 1980) terkait masalah dalam lingkungan sekolah. Masalah yang datang dari masyarakat, perkembangan iptek dan kemodern-an tata kehidupan, telah memberi pengaruh pada perubahan sosial. Dasar-dasar agama yang kurang, hal ini terkadang tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua yang sibuk dengan segala usaha dan kegiatan.

membuat siresponden terbentuk untuk melakukan kenakalan remaja. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh (B. Simanjuntak, 1980) terkait masalah dalam lingkungan sekolah. Masalah yang datang dari masyarakat, perkembangan iptek dan kemodern-an tata kehidupan, telah memberi pengaruh pada perubahan sosial. Dasar-dasar agama yang kurang, hal ini terkadang tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua yang sibuk dengan segala usaha dan kegiatan.

Dokumen terkait