• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Hakikat Remaja

6. Masalah-masalah Pribadi-Sosial dan Kenakalan Remaja

Masalah-masalah pribadi-sosial yang umum dialami kebanyakan remaja meliputi (Kartono, 2003):

a. Belum memiliki rasa disiplin

b. Belum dapat menghormati orang tua dan kurangnya perhatian c. Melakukan perbuatan tanpa mempertimbangkn resiko

d. Masih merasa rendah diri dan belum bisa menghargai diri sendiri e. Kurangnya motivasi dari diri sendiri

Masalah-masalah sosial

a. Kurangya penyesuai diri terhadap orang disekitar b. Kurang memahami etika pergaulan

c. Kurang menyenangi kritikan dari orang lain

Ada beberapa hal masalah kenakalan remaja Menurut Simanjuntak. B (1980) yaitu:

a. Masalah dari lingkungan keluarga yang tidak harmonis dan broken home

b. Masalah dalam lingkungan sekolah yang menyebabkan kenakalan remaja karena pengaruh teman yang tidak baik, tindakan guru yang kurang baik (contoh; memberi hukuman yang terlalu berlebihan), lingkungan sekolah yang kurang nyaman

c. Masalah yang datang datang dari masyarakat Perkembangan iptek dan kemodernan tata kehidupan, telah memberi pengaruh pada perubahan sosial yang ditandai dengan berbagai peristiwa yang dapat menimbulkan ketegangan jiwa, seperti perekonomian, ketenaga kerjaan, berita media massa, ketimpangan sosial dan lain-lain. Ketegangan-ketegangan yang terjadi di masyarakat, akan banyak mempengaruhi kejiwaan para remaja, seperti adanya yang merasa rendah diri atau direndahkan, dan sebagainya yang mengundang lahirnya tindakan-tindakan kenakalan remaja.

d. Dasar-dasar agama yang kurang hal ini terkadang tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua yang sibuk dengan segala usaha dan kegiatan mereka dan juga oleh pihak sekolah terkadang kurang memperhatikan hal ini. karena jika remaja tidak mendapat pendidikan agama yang baik mereka akan jauh dari Tuhan dan pasti tingkah laku mereka akan menyimpang.

e. Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya Masa remaja merupakan masa dimana mereka mulai menyalurkan berbagai bakat dan potensi yang mereka miliki dan terkadang media atau tempat untuk mereka menyalurkan bakat mereka tidak tersedia.

f. Kebebasan yang berlebihan Ada orang tua yang dalam mendidik anak mereka menerapkan pola asuh yang demokratis yang berlebihan sehingga anak menjadi yang keras kepala dan sering memaksakan

kehendaknya kepada orang tua dan pola asuh seperti ini akan berakibat buruk pada anak.

C. Penelitian yang relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asnul Fajrin (2016), menyatakan bahwa kenakalan remaja disebabkan oleh 2 faktor yaitu internal dan eksternal, dan banyak dampak negatif dari kenakalan remaja yaitu kerugian bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar. Dapat disimpulkan bahwa akibat dari kenakalan remaja banyak berdampak negatif ,dan keluarga adalah salah satu kunci dari factor kenakalan remaja dan bisa juga menjadi penyelesaian dari kenakalan remaja.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian Mulysri (2010), menyatakan juga tentang hal sama yaitu membahas tentang kenakalan remaja menurut persepsi remaja , dimna dia juga mengatakan banyak fator,dampak dan cara mengatasi dari kenakalan remaja.

Kemudin hasil penelitin yang dilakukan oleh Olivia Janesari (2009), juga menyatakan hal yang serupa yaitu penelitiannya membahas persepsi remja tentang faktor kenakalan remaja, dipenelitiannya juga dipaparkan tentang dampak dari kenakalan remaja tersebut. Dapat disimpulkan banyak faktor dari kenakalan remaja yang dikarenakan orang yang da disekitarnya, dan kenakalan remaja berdamak negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.

D. Kerangka Berpikir

Kenakalan remaja ialah suatu perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang sifatnya melanggar ketentuan- ketentuan hukum, moral, dan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.

Pertumbuhan dan perkembangan remaja pada zaman sekarang sudah banyak menimbulkan masalah. Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. sering kita dengar berita ditelevisi maupun di radio tentang perilaku kenakalan remaja yang berusia dibawah 17 tahun kebawah , seperti, kebut-kebutan dijalan, keluar rumah sampai larut malam, bolos sekolah bahkan sampai melakukan kriminalitas seperti tawuran, seks bebas, pembunuhan, perampokan, kekerasan dan penyalahgunaan obat-obat terlarang.

Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot. Banyak faktor internal dan eksternal yang bisa memicu kenakalan remaja, terutama didalam keluarga ,banyak anak sekarang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, mengabaikan perkembangan dan pertumbuhan mereka yang menjadikan mereka melakukan hal-hal yang melanggar aturan dan norma-norma yang berlaku.

Dampak dari kenakalan remaja, mereka menerima hukuman sesuai apa yang dilakukannya , lalu mereka merugikan diri sendiri ,seperti cepat terkena penyakit,

mereka juga menjadi tidak fokus sekolah dan dikucilkan dari masyarakat.Banyak hal yang harus dibenahi bersama agar tindak kenakalan

remaja bisa diatasi dengn kerjasama orang tua, pihak sekolah, aparat hukum, dan masayarakat.

Kenakalan remaja

Faktor

Dampak

Internal

Eksternal

Individu

Keluarga

Mayarakat

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir

Sistematika kerangka berpikir di atas menjelaskan bahwa kenakalan remaja yang terjadi pada remaja disebabkan oleh faktor-faktor yang melatar belakangi masalah tersebut. Penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang masalah kenakalan remaja yang menimbulkan dampak negatif, sehingga masyarakat membuat solusi untuk mengurangi masalah tersebut.

45 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai jenis penlitian, waktu dan tempat penelitian, responden penelitian, teknik dan instrument penelitian, keabsahan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian menurut teori Sugiyono (2015) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dab snowbal.

Teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Zainal (2011), mengatakan bahwa penelitian Kualitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualittatif.

Penelitian ini menggunakan desain studi kasus. Menurut Zainal (2011), studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan dan sebagainya dalam waktu tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan pertama kali di salah satu SMK Swasta Yogyakarta, lalu dilanjutkan pelaksanaan penelitian yaitu pada tanggal 15 desember 2020, pukul 16.00- 20.30 wib, tempatnya di burjo borneo.

C. Responden Penelitian

Responden peneliti ini adalah siswa di salah satu SMK Swasta Yogyakarta. Alasan responden dijadikan sebagai narasumber untuk mengetahui seberapa buruk dampak kenakalan remaja menurut persepsi siswa, sehingga didapatkan gambaran dampak dari kenakalan remaja.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Wawancara

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanyua berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2015). Wawancara tidak terstruktur ini memungkinkan adanya fleksibelitas dalam mengembangkan pertanyaan sesuai dari respon subjek. Hasil wawancara tersebut akan dituliskan dalam bentuk verbatim.

A. Faktor kenakalan remaja?

B. Dampak kenakalan remaja C. Bentuk-bentuk kenakalan remaja.

D. Pikiran dan perasaan responden.

E. Solusi kenakalan remaja.

1. Faktor apa yang mendasari dari perilaku kenakalan tersebut?

2. Apa dampak dari perilaku kenakalan yang telah diperbuat?

3. Menurut siswa/ remaja perilaku kenakalan apa yang bisa dikatakan nakal?

4. Apa yang siswa pikirkan tentang dampak dari kenakalannya tersebut terhadap orang tua, sekolah, dan masyarakat sekitarnya dan bagaimana sikap mereka terhadap siswa atau remaja?

5. Apa yang siswa pikirkan untuk melakukan suatu kenakalan?

6. Apakah siswa pernah berpikir dampak dari kenakalannya tersebut terhadap dirinya sendiri?

7. Apakah ada rasa kepuasan setelah melakukan kenakalan?

8. Konflik apa yang terjadi saat melakukan kenakalan?

9. Apakah siswa pernah menyesal setelah melakukan kenakalan?

10. Perasaan apa saja yang muncul Ketika melakukan kenakalan?

11. Perasaan apa saja yang muncul setelah melakukan kenakalan?

12. Apa yang dirasakan siswa pada saat ini.

13. Apakah pernah ada perasaan takut saat melakukan kenakalan?

14. Menurut siswa/remaja sendiri apa solusi yang bisa membuat dirinya berubah untuk tidak melakukan kenakalan lagi?

E. Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data Menurut Sugiyono (2015) dapat digunakan dengan berbagai cara, salah satunya adalah member check adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuia denga napa yang diberikan oleh pemberi data.

Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya tersebut valid, sehingga semakin dipercaya. Tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, bahkan jika poerbedaanya tajam perlu merubah temuan tersebut.

Hasil verbatim akan dikirim dalam bentuk file lewat whatsaap ataupun email yang ditujukan kepada responden,setelah itu responden diminta untuk melihat Kembali hasil dari verbatim sesuai atau tidaknya isinya tersebut. Apabila ada kekurangan atau kelebihan dari verbatim tersebut segera akan diperbaiki.setelah isi verbatim dinyatakan sudah sesuai oleh subjek,maka data tersebut sudah valid.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara menjabarkan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih

mana yang penting dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2015).

Teknik analisis data dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap membaca verbatim

Verbatim dibaca berulang kali untuk menemukan ide-ide pokok tentang penelitian.

2. Tahap membuat kode (koding)

Memberi kode pada tema yang muncul pada verbatim, berdasarkan tujuan penelitian atau muncul dari data yang diperoleh. Pada bagian koding, akan diberikan kode sebagai berikut:

Inisial responden : RKI

Factor : WIRFK

Dampak : WIRDK

Persepsi : WIRIK

perasaan : WIRPR

Pikiran : WIRPK

Solusi : WIRSL

3. Tahap kategorisasi

Setelah memberi kode pada tema yang muncul dalam verbatim, selanjutnya adalah kategorisasi atau penyajian data. Kategorisasi berarti memilah tema besar, sub-sub tema dari semua data sehingga data ditemukan pola dari verbatim.

4. Tahap menyaring data

Setelah menemukan kalimat yang memperkuat tema, maka tahap selanjutnya menyaring data. Penyaringan data dilakukan dengan mencari gambaran besar dari hasil penelitian, memilah yang penting dan yang tidak penting, temuan yang utama atau yang hanya penunjang.

5. Tahap interpretasi

Setelah semua tahap dilakukan, selanjutnya melakukan interpretasi akhir. Tahap ini menjelaskan makna yang terpenting dari data yang diperoleh. Tahap-tahap diatas dapat dilakukan secara bersamaan atau simultan.

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi deskripsi data, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan berupa informasi-informasi yang sudah diperoleh sebagai hasil penelitian. Demi menjaga responden, maka nama dan beberapa informasinya lainnya di inisialkan.

A. Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan metode wawancara. Penelitian dimulai dengan melakukan pendekatan dengan responden dan mencari informasi dengan melakukan wawancara dengan responden yang sudah ditentukan oleh peneliti.

Selanjutnya, peneliti menjelaskan topik penelitiannya yaitu tentang persepsi keanakalan remaja terhadap dampak kenakalan remaja. Kemudian peneliti menanyakan kesedian reponden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah responden mengatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, langkah selanjutnya menetukan waktu dan tempat yang tepat untuk bertemu dan melakukan wawancara dengan responden. Waktu dan tempat pelaksaan wawancara disesuaikan dengan waktu luang dari responden.

1. Identitas subjek

Nama : RKI

Jenis kelamin : Pria

Kelas : XII

Usia : 19 tahun

Status : Siswa SMK Swasta Yogyakarta B. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan wawancara dengan subjek dilaksanakan pada hari pertama di salah satu SMK Swasta Yogyakarta dan pada hari kedua di Burjo Borneo. Subjek penelitian adalah siswa aktif di SMK tersebut.

Proses wawancara dengan subjek dilakukan pada tanggal 14 dan 15 desember 2020. Pada tanggal 14 desember 2020 dilakukan pengenalan dan pendekatan terhadap subjek, lalu memnetukan jadwal wawancara berikutnya.

Wawancara selanjutnya dilakukan pada tanggal 15 desember 2020, pukul 16.00- 20.30 wib, tempatnya di burjo borneo.

C. Hasil Penelitian

Dari wawancara yang dilakukan terhadap responden, diperoleh hasil yang berkaitan dengan persepsi salah satu siswa terhadap dampak dari kenakalan remaja di SMK Swasta Yogyakarta.

1. Persepsi Kenakalan Remaja

Persepsi kenakalan remaja yang berkaitan dengan individu yang mencakup bagaimana terjadinya suatu dampak dari kenakaln remaja. Mulai dari persepsi kenakalan remaja, prilaku, perasaan, faktor-faktor yang mempengaruhi, hingga menemukan dampak dari kenakalan remaja.

a) Persepsi kenakalan remaja

Persepsi kenakalan remaja adalah hal yang menyimpang, dan melanggar yang dilakukan remaja. Persepsi tersebut pun didapatkan dari pengalaman, perasan,dan pandangan yang dialami. Hal tersebut dapat terlihat dari ungkapan responden dalam wawancara sebagai berikut:

“ Menurut aku mas kenakalan remaja itu suatu tindakan yang menyimpang mas.” (WIRik01; 02; 03;).

Responden mengartikan bahwa kenakalan remaja itu adalah suatu Tindakan yang menyimpang. Responden mendeskripsikan juga prilaku menyimpang atau kenakalan remaja banyak terjadi dimanapun. Hal tersebut dapat dilihat dari ungkapan responden dalam wawancara sebagai berikut:

yoh menurut aku menyimpang itu banyak mas, gini aja melawan orang tua juga bisa dibilang udah menyimpang mas tapi kayak udah jadi nipu temen juga termasuk prilaku menyimpang mas. Jadi mas menurut aku prilaku menyimpang itu banyak mas dari kecil hingga besar.

(WIRik02; 04-017)

b) macam-macam kenakalan remaja

Responden disini mengklasifikasin berbagai macam kenakalan remaja yang menurut responden termasuk macam macam kenakalan remaja. Hal ini

diungkapkan oleh responden sebagai berikut:

“banyak mas aku pernah tawuran,ngerusakin sekolah lain, judi, ngeroyokin orang mas sampe kritis untung aja kalo gak udah lewat mas, trus seks bebas” ( WIRKK01; 041-044)

Responden menyebutkan berbagai macam kenakaalan yang dialami ataupun dilakukan dalam hidupnya. Responden dengan terbuka menjelaskan kenakalan tersebut.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja antara lain, diri sendiri,keluarga,linkungan sekolah,dan lingkungan sosial. Hal ini diungkapkan oleh responden sebagai berikut:

Jujur mas pertama kali karena nafsu mas, terus karena badannya juga termasuk idaman aku mas mana ada juga pengaruh dari teman.

Namanya anak muda sekarang mas pacarana tuh pasti ujung ujungnya ngelakuin itu. ( WIRFK02; 070-074 )

Rasa nafsu adalah suatu faktor yang mendasari terjadinya seks bebas dimana ia bisa nafsu berasal dari hasrat diri sendiri, dan responden mengatakan menurut dia anak muda pacarana zaman sekarang pasti ujungnya ke seks bebas. Responden juga mengatakan karna ada faktor lain yang mempengaruhi seks bebas:

“aku jadi gak penasaran lagi sama hal gitu karena udah pernah nyoba.” ( fk ; 84: 85: 86)

Rasa kepuasan karna sudah mengetahui akan hal itu responden menjadi tidak ada rasa penasaran lagi. Lalu responden juga ada melakukan kenakalan remaja yang faktornya berasal dari mencoba-coba baik dari keluarga dan temannya juga yaitu judi. Hal ini diungkapkan responden dalam wawancara sebagai berikut:

kalo yang waktu kelas 1 itu awalnya iseng mas sama temen nah kalo yang main judi online itu karna liat temen pada main itu terus kayak dirayuin gitu mas akunya,akhirnya aku tertarik terus ikut bermain mas.

(WIRFK02; 113-117)

Dari awal mencoba-coba responden menjadi tertarik untuk bermain judi karna melihat temannya bermain judi dan dirayu untuk bermain.

Responden juga mengatakan ada faktor dari keluarga. Hal ini diungkapkan dari hasil wawancara sebagai berikut:

Kalo bapak aku Cuma main gaplek aja mas sama tetanggga tapi gak tau juga pake uang apa nggak yang setau aku gak pernah ada duit dekat mereka. Dan aku pun tau main kartu karna kalau bapak main aku sering liat mas soalnya sering main diteras rumah.” Iya mas, karna terlalu sering main. (WIRFK03; 118-123: 125)

Orang tua responden sering bermain gaple Bersama tetangga dan responden sering melihatnya karna bapaknya bermain diteras rumah mereka dan dari situlah responden tau bermain kartu. Lalu responden juga melakukan kenakalan lainnya yaitu memukul orang sampai orang tersebut kritis dan tawuran. Faktor yang mempengaruhi responden bisa melakukan hal tersbut diungakapkan dalam wawancara sebagai berikut:

Biasa lah namanya anak muda pengen nunjukin jati diri. Jadi waktu itu orang yang kami keroyokin ini nantang teman kami mas, ujungnya kami ikut bantu karna teman kami ini habis dipukul ( WIRFK; 143-146) Responden menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi dia bisa ngeroyokin orang karna anak muda mau nunjukin jati diri dan rasa pertemanan. Hal ini diungkapkan dalam hasil wawancara sebagai berikut:

yah namanya juga temen minta bantuan mas yah kita sebagai temen yang baik harus saling bantu mas. Awalnya juga kita gak mau main keroyokan mas tapi yang nantangin temen saya ini songong banget mas gayanya pake bilang gak takut lah sama kita kita semua. Waktu itu kita bertujuh mas yang ikut mukulin dia. ( WIRFK ; 148-154)

Awalnya responden tidak mau keroyokan tapi karena rasa perteman dia lah yang membuat dia semakin mau membantu temannya dan karena emosi dia juga terpancing. Lalu repsonden juga mempunyai kenakalan lain yaitu merokok dan responden bisa merokok karena ada faktor dari orang tua dan lingkungan, hal ini diungkapkan melalui hasil wawancara:

Yah karena bapak, ibu, kakak, semuanya merokok mas jadi kayak kepengen juga mas nyobain rokok. Tambah lagi temen temen ku ada yang ngerokok juga mas. (WIRFK01; 21-24)

Keluarga responden merokok semua, itu juga yang membuatnya menjadi merokok karna ada faktor dari kelurga dan teman akhinya responden juga kepengen merasakan merekok. Lalu ada juga faktor dari lingkungan sekitar menurut responden. Hal ini diungkapkan dalam wawancara sebagai berikut :

Ada ngaruhnya juga mas menurut aku,yoh tapi itu semua balik ke pribadi masing masing lagi mas. Kalau gak gampang terpengaruh yah gak bakal terikut mas. (WIRFK; 25-28).

Pribadi yang gak gampang terpengaruh gak akan terikut oleh hal negtif. Jadi menurut responden lingkungan juga sangat berpengaruh terhdap dirinya terkait hal positif maupun negatif.

3. Dampak dari kenakalan remaja

a) Dampak yang dialami responden akibat dari kenakalan remaja ada beberapa hal. Hal ini diungkapkannya melalui hasil wawancara sebagai berikut:

Mungkin ketagihan mas niat pacarana jadi pengen gituan, tapi gak sampe nyoba cewek di sarkem mas, mana sekarang cewek udah pada

gak mau lagi sama aku mas mungkin mereka udah pada tau niat aku gimana mas. (WIRDK01; 75-79)

Dampak dari kenakalan remaja yang dilakukan oleh responden dari kenakalan seks bebasnya adalah adanya ketagihan dalam berhubungan intim dan perempuan pun banyak yang tidak percaya lagi terhadap responden dikarenakan sudah mengetahui kebiasaan responden pada saat pacaran. Lalu responden juga mengungkapkan bahwa tidak seterusnya disaat dia bertemu dengan pacarnya melakukan hubungan seks tersebut. Hal ini diungkapkan melalui hasil wawancara sebagai berikut:

“Iya mas, tapi gak setiap ketemu juga kami ngelakuin itu” (WIRDK; 82-83)

Disetiap pertemuan responden dan pacarnya tidak selalu melakukan hubungan seks bebas. Kemudian responden juga mengalami dampak dari kenakalan bermain judi. Hal ini diungkapkan dalam hasil wawancara sebagai berikut:

Kalo dampaknya mas uang jajan yang dikasih untuk seminggu jadi habis, kalo kalah stress mas, pinjam sana sini sama temen, ketagihan.”(WIRDK02; 127-129)

Kenakalan bermain judi membuat responden terkena dampak yaitu responden mengalami ketagihan dalam bermain judi, lalu responden juga merasa stress apabila tidak menang disaat bermain judi, dan responden juga jadi sering meminjam uang kepada teman-temanya. Kebiasaan bermain judi juga berdampak terhadap pendidikannya, hal ini dikatakan dalan hasil wawancara sebagai berikut:

Kalo dampak ke sekolah apa yah mas,mungkin jadi bolos sekolah mas karena awal awal aku main mas sering begadang dikos temen ujungnya aku bangun kesiangan mas karena mainnya sama temen temen.

(WIRDK; 133-137)

Tidur kemalaman dikarenakan bermain judi bersama temannya dikos, membuat responden kesulitan untuk bangun pagi yang pada akhirnya dia tidak masuk sekolah. Hal ini juga berdampak terhadap pergaulannya. hal ini dikatakan dalan hasil wawancara sebagai berikut:

Kalo dipergaulan aku ada satu temen mas yang aku hutangi terus aku belum bisa bayar terus kami cekcok ujungnya gak teguran sampai sekarang. ( WIRDK; 137-140)

Dampak dari kenakalan ini membuat pertemanan responden terjadi perselisihan dikarenakan responden yang sering berhutang ke temannya.

Responden juga mengalami dampak dari kenakalan lainnya yaitu tawuran dan pengeroyokkan. Hal ini diungkapkan melalaui hasil wawancara sebagai berikut:

Kalau sampai luka-luka sering mas tapi pernah sekali sampai parah memang. Waktu itu tangan saya terkena lemparan gear motor dan kaki

Kalau sampai luka-luka sering mas tapi pernah sekali sampai parah memang. Waktu itu tangan saya terkena lemparan gear motor dan kaki

Dokumen terkait