• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa adanya menemukan persepsi kenakalan remaja tersebut dan dampak dari kenakalan remaja, data ini berdasarkan dari salah satu siswa yang ada di sekolah SMK Swasta Yogyakarta yang berinisial RKI.

Awalnya responden memiliki persepsi tentang kenakalan remaja yaitu sesuatu hal yang menyimpang yang dimana itu bisa dari hal kecil maupun sampai hal besar. Adanya pandangan responden yang seperti itu tentang persepsi kenakalan remaja ini ternyata sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Kartono (1992), yaitu kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku menyimpang. Akan tetapi disini penulis kurang setuju dengan pendapat Hurlock, dkk (1994), ia menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat individu yang melakukannya masuk penjara. Alasan penulis kurang setuju denagn pendapat Hurlock dikarenakan tidak semua kenakalan remaja bisa menyebabkan masuk penjara.

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan faktor-faktor responden melakukan kenakalan remaja tersebut. Hal ini diungkapkannya seperti faktor dari lingkungan keluarga, pertemanan ataupun pergaulan, sekolah , dan dari diri sendiri. Ungkapan responden tersebut sejalan dengan teori Gunarsa (2004) dimana peneliti ini juga menyebutkan faktor dari kenakalan remaja tersebut bersal dari,

keluarga, pribadi, sosail, dan lingkungan perteman. Ada juga teori yang sejalan dengan ungkapan responden yaitu teori dari Papalia dkk (2008) dimana lebih menekankan faktor kenakaln remaja terbesar berasal dari keluarga.

Lalu dari hasil penelitian responden mengungkapkan adanya dampak dari kenakalan remaja yang dialami responden adalah ketagihan dalam melakukan seks bebas, uang saku habis, asma, banyak luka pada saat melakukan tawuran, sering bermasalah disekolah sehingga orang tua sering dipanggil, dan lingkungan sekitar jadi memandang dirinya negatif. Akan tetapi responden menerima semua dampak yang terjadi pada dirinya dikarenakan ini dianggap ia sebagai pencarian jati diri. Hal ini sejalan dengan teori (Haryanto, 2011) yang mengungkapkan bahwa adanya dampak ke keluarga, dampak kediri sendiri, dampak terhadap pertemanan, dampak terhadap sekolah dan masa depan dari remaja tersebut yang melakukan kenakalan remaja.

Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik dan aspek-aspek dari kenakalan remaja, hal ini diungkapkan dari hasil wawancara, yang dimana responden mengatakan yang pertama, masalaah sekx bebas karna nafsu dan fisik yang idamannya, lalu menunjukkan jati diri,emosi, dan rasa ingin tau. Ungkapan responden tersebut sejalan dengan teori yang pertama mengenai karakteristik yaitu (Kartono, 2003) yang mengungkapkan bahwa terjadinya kenakalan remaja karena adanya perbedaan struktur intelektual, dan perbedaan fisik dan psikis. Lalu aspeknya juga sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Loeber (Kartono, 2003) yang dimana menyatakan bahwa adanya aspek dari kenakalan remaja yaitu melawan otoritas, tingkah laku agresif, implusif, dan emosi.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dialami oleh responden, hal ini dibagikan dalam butir-butir dalam bentuk-bentuk kenakalan remaja. Bentuk kenakalan responden ialah (Kartono, 2003) Defek (defect, defectus) artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat, kurang.

Delinkuensi defek moral mempunyai ciri-ciri: selalu melakukan tindakan anti sosial, walaupun pada dirinya tidak terdapat penyimpangan, namun ada disfungsi pada inteligensinya. Kelemahan para remaja delinkuen tipe ini adalah mereka tidak mampu mengenal dan memahami tingkah lakunya yang jahat, juga tidak mampu mengendalikan dan mengaturnya, mereka selalu ingin melakukan perbuatan kekerasan, penyerangan dan kejahatan, rasa kemanusiaannya sangat terganggu, sikapnya sangat dingin tanpa rasa kasih sayang jadi ada kemiskinan afektif dan sterilitas emosional. Macam-macam kenakalan remaja responden adalah tawuran,berkelahi, judi, seks bebas, merokok dan minum alkohol. Hal ini sejalan dan sesuai dengan yang diungkapkan peneliti bahwa responden mengalami hal tersebut dikarenakan adanya faktor tersebut yang membuat responden banyak melakukan kenakalan remaja baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun dari lingkungan sekitarnya.

Masalah-masalah pribadi sosial kenakalan remaja yang dialami responden ada beberapa hal, ini diungkapkan oleh responden melalui wawancara dimana dia merasakan adanya masalah dari dalam diri nya sendiri yang mempunyai rsa penasaran, lalu ada juga dari orang tua yang kurang memberikan contoh yang baik seperti bermain judi dihadapan responden serta keluarga yang hampir semuanya merokok, kemudian ada juga dari teman sekolah dan lingkungannya yang

membuat siresponden terbentuk untuk melakukan kenakalan remaja. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh (B. Simanjuntak, 1980) terkait masalah dalam lingkungan sekolah. Masalah yang datang dari masyarakat, perkembangan iptek dan kemodern-an tata kehidupan, telah memberi pengaruh pada perubahan sosial. Dasar-dasar agama yang kurang, hal ini terkadang tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua yang sibuk dengan segala usaha dan kegiatan.

Kebebasan yang berlebihan ada orang tua yang dalam mendidik anak mereka menerapkan pola asuh demokratis yang berlebihan.

Lalu dari segi pemikiran dan perasaan responden dimana ia masih memiliki pemikiran dan perasaan layaknya seorang remaja yang masih mencari jati diri dan kebebasan, dimana si responden belum dapat berpikir jernih atas dampak kenakalan yang telah ia lakukan, seperti mau membantu teman untuk berkelahi dengan alasan membantu teman dan tidak terima atas perbuatan lawannya, yang mengakibatkan dia mengikuti perkelahian ataupun tawuran tanpa memikirkan dampak ke dirinya sendiri serta pemikiran responden juga belom sangat terbuka atas perilaku yang dia perbuat. Hal ini sejalan dengan perasaan dan umur responden dimana pada usia tersebut responden masih memiliki rasa penasaran dan ingin tahu dengan hal-hal yang belum pernah responden alami dan masih ingin menikmati masa mudanya, seperti judi, seks bebas, dll. Hal ini tentunya mengakibatkan timbulnya rasa ketagihan dalam melakukan hal tersebut. Hal ini tentunya ada kaitannya dari faktor-faktor kenakalan remaja seperti yang tertulis diatas, yaitu faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi dirinya sehingga ia memiliki pemikiran dan perasaan yang seperti itu.

Terakhir berkaitan dengan solusi responden, dimana responden belum mempunyai solusi atas dirinya sendiri supaya terhindar dari kenakalan remaja tersebut dikarenakan responden masih menikmati masa mudanya dengan seperti saat ini, walaupun responden mengetahui faktor-faktor responden melakukan kenakalan remaja dan mendapatkan dampak yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan dirinya namun responden belum mempunyai solusi, responden mengatakan bahwa mungkin dia akan mendapatkan solusi ketika responden menginjak masa perkuliahan.

BAB V

Dokumen terkait