• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Kenakalan Remaja

4. Karakteristik Remaja Nakal

Remaja nakal mempunyai karakteristik umum yang sangat berbeda dengan remaja tidak nakal. Perbedaan tersebut Menurut (Kartono, 2003), mencakup:

a. Perbedaan struktur intelektual

Pada umumnya inteligensi remaja nakal tidak berbeda dengan inteligensi remaja yang normal, namun jelas terdapat fungsi- fungsi kognitif khusus yang berbeda biasanya remaja nakal ini mendapatkan nilai lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi daripada nilai untuk ketrampilan verbal (tes Wechsler). Remaja nakal kurang toleran terhadap hal-hal yang ambigius

pada umumnya remaja kurang mampu memperhitungkan tingkah laku orang lain bahkan tidak menghargai pribadi lain dan menganggap orang lain sebagai cerminan dari diri sendiri.

b. Perbedaan fisik dan psikis

Remaja yang nakal lebih “idiot secara moral” dan memiliki perbedaan ciri karakteristik yang jasmaniah sejak lahir jika dibandingkan dengan remaja normal. Pada umumnya remaja nakal bersikap lebih agresif.

c. Ciri karakteristik individual

Remaja yang nakal mempunyai sifat kepribadian khusus yang menyimpang, seperti:

1) Rata-rata remaja nakal hanya berorientasi pada masa sekarang, bersenang-senang dan puas pada hari ini tanpa memikirkan masa depan.

2) Kebanyakan dari remaja nakal terganggu secara emosional.

3) Remaja nakal kurang bersosialisasi dengan masyarakat normal, sehingga tidak mampu mengenal norma-norma kesusilaan, dan tidak bertanggung jawab secara sosial.

4) Remaja nakal senang menceburkan diri dalam kegiatan tanpa berpikir yang merangsang rasa kejantanan, walaupun mereka menyadari besarnya risiko dan bahaya yang terkandung di dalamnya.

5) Pada umumnya remaja nakal sangat impulsif dan suka tantangan dan bahaya.

6) Hati nurani tidak atau kurang lancar fungsinya.

7) Kurang memiliki disiplin diri dan kontrol diri sehingga remaja menjadi liar dan jahat.

5. Faktor- Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Mengatakan bahwa remaja yang kurang diawasi, dijaga, diberi bimbingan dan diperhatikan oleh orang tuanya terlebih ibu maka akan cenderung berperilaku memberontak atau melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat (Papalia, dkk, 2008) .

Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku kenakalan remaja adalah:

a. Perselisihan atau konflik antar orang tua maupun antar anggota keluarga b. Perceraian orang tua

c. Sikap perlakuan orang tua yang buruk terhadap anak d. Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol e. Hidup menganggur

f. Kurang dapat memanfaatkan waktu luang

g. Pergaulan negatif ( teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang memperhatikan nilai-nilai moral )

h. Beredarnya film film bajakan dan bacaan porno i. Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok

j. Di perjual belikannya minuman keras dan obat-obatan terlarang secara bebas

k. Kehidupan ekonomi keluarga yang berkekurangan

Mengelompokkan faktor–faktor penyebab kenakalan remaja menurut (Gunarsa, 2004) menjadi :

a. Faktor pribadi : setiap anak memiliki kepribadian khusus, dan keadaan khusus pada anak ini dapat menjadi sumber munculnya perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi yaitu potensi bakat atau sifat dasar pada anak yang kemudian melalui proses perkembangan, kematangan atau perangsangan dari lingkungan menjadi aktual, muncul dan berfungsi

b. Faktor keluarga : keluarga mempunyai peranan yang besar terhadap perkembangan sosial pada anak. Keluarga secara langsung atau tidak langsung akan berhubungan terus menerus dengan anak, memberikan rangsangan melalui berbagai corak komunikasi antara orang tua dengan anak, hubungan antar pribadi dalam keluarga yang meliputi pula hubungan antar saudara menjadi faktor yang penting terhadap munculnya perilaku yang tergolong nakal. Struktur tanggung jawab dalam sebuah keluarga secara umum bahwa ayah bertugas mencari

nafkah, sedangkan ibu bertugas merawat rumah dan mendidik anak-anak, sehingga fungsi ibu dalam proses pengasuhan dan pendidikan terhadap anak sangat penting. Fungsi ibu tersebut dapat mengalami hambatan jika ibu keluar dari jalur tanggung jawabnya, seperti ikut bekerja di luar rumah, sehingga pengasuhan dan pendidikan terhadap anak bisa jadi kurang maksimal.

c. Lingkungan sosial dan dinamika perubahannya : Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat memunculkan ketidak serasian dan ketegangan yang berdampak pada sikap dan lingkungan pergaulan. Perubahan jaman yang begitu cepat dan arus informasi yang tidak terkontrol akan membuat seseorang mudah terpengaruh serta lingkungan yang negatif akan menjerumuskan anak pada perilaku nakal.

Faktor-faktor kenakalan remaja menurut (Kartono, 2003) adalah: kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya pengawasan dari orang tua, pergaulan dengan teman yang tidak sebaya, peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif, tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah, dasar-dasar agama yang kurang, tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya, kebebasan yang berlebihan, serta adanya masalah yang dipendam.

6. Dampak Kenakalan Remaja

Dampak atau akibat dari perilaku kenakalan remaja Menurut Haryanto (2011), antara lain:

a. Kenakalan dalam keluarga: Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang tua. Orang tua harus

mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.

b. Kenakalan dalam pergaulan: Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak pararemaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, di mana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja bahkan keluarganya harus menanggung beban yang cukup berat.

c. Kenakalan dalam pendidikan: Kenakalan dalam bidang Pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar.

Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.

d. Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.

e. Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah di kucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna.

f. Akibat dari di kucilkannya remaja dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan kejiwaan. Gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi dia akan merasa di asingkan oleh orang di sekitarnya, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.

g. Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya.

h. Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa di pastikan dia tidak akan memiliki masa depan yang cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.

i. Kriminalitas bisa menjadi salah satu dampak kenakalan. Remaja yang terjebak hal-hal negatif bukan tidak mungkin akan memiliki keberanian untuk melakukan tindak kriminal. Mencuri demi uang atau merampok untuk mendapatkan barang berharga.

Secara umum akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja ada 3, antara lain :

a. Bagi diri remaja itu sendiri akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental. Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan, dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lemah, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral.

b. Bagi keluarga Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja dan apabila orang tuanya memiliki anak yang berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat ketidak harmonisan di dalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus.

Ini sangat tidak baik, sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika.

c. Bagi lingkungan masyarakat di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga,

masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu.

Haryanto (2011) juga mengatakan segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki dampak. Berikut dampak kenakalan remaja yang dirasakan bagi diri mereka sendiri yaitu, akan menjadi pribadi yang buruk, lalu melemahnya fisik anak tersebut, dikucilkan, dan masa depan yang suram. Dampak yang dirasakan tidak hanya pada individu, namun lingkungan juga merasakan dampaknya yaitu, keluarga menjadi malu, orang-orang akan terganggiu akan kehadirannya, dan merugikan banyak orang. Lalu dampak untuk sekolah juga dimana akibat perlakuannya yang menyimpang sekolah menjadi tercoreng, seperti akibat dari tawuran.

7. Solusi Preventif dan Kuratif Kenakalan Remaja A. Solusi Preventif

Cara untuk menemukan yang terbaik dalam menanggulangi kenakalan remaja menurut Sudarsono (2012) memang agak sulit, akan tetapi masyarakat, perseorangan bahkan pemerintah sekalipun dapat melakukan langkah-langkah yang memadai di dalam melakukan prevensi. Langkah-langkah tersebut terutama dapat dilakukan pemerintah untuk memperbaiki kehidupan warga masyarakat.

Keresahan yang ditimbulkan oleh remaja sebenarnya menjadi tanggungjawab seluruh anggota masyarakat. Ditinjau dari segi penyebabnya, masyarakat terlibat di dalamnya dan jika dilihat dari sisi lain masyarakatlah yang memiliki beban kerugian. Suatu hal yang layak jika di

dalam menanggulangi kenakalan remaja masyarakat juga bertanggungjawab secara moral.

Keterlibatan masyarakat di dalam menanggulangi kenakalan remaja berupa:

1) Memberi nasehat secara langsung kepada anak yang bersangkutan agar meninggalkan kegiatan yang tidak sesuai dengan seperangkat norma yang berlaku.

2) Membicarakan dengan orang tua anak yang bersangkutan dan dicarikan jalan keluarnya untuk menyadarkan anak tersebut.

3) Langkah terakhir, masyarakat harus berani melaporkan kepada pejabat yang berwenang tentang adanya perbuatan kenakalan remaja sehingga segera dilakukan langkah-langkah prevensi secara menyeluruh.

B. Tindakan hukum

Tindakan hukum bagi anak remaja yang melakukan kenakalan berupa:

1. Menghukum mereka sesuiai dengan perbuatannya sehingga dianggap adil.

2. Mengugah berfungsinya hati Nurani sendiri untuk hidup Susila dan mandiri.

3. Mengadakan pembinaan dan bimbingan yang berkala.

C. Tindakan Kuratif

Tindakan kuratif bagi penyembuhan kenakalan remaja antara lain:

1. Menghilangkan semua sebab-sebab timbulnya kejahatan remaja.

Baik yang berupa pribadi, sosial, dan budaya.

2. Melakukan perubahan lingkungan dengan jalan mencarikan orang tua asuh dan memberikan fasilitas yang diperlukan.

3. Memberikan Latihan bagi para remaja untuk hidup teratur, tertib, dan disiplin.

4. Memanfaatkan waktu senggang dengan latihan, untuk membiasakan diri bekerja, belajar, dan melakukan rekreasi sehat dengan disiplin tinggi.

5. Mendirikan klinik psikologis untuk meringankan dan memecahkan konflik emosional dan gangguan kejiwaan lainnya.

B. Hakikat Remaja 1. Pengertian Remaja

Pengertian kenakalan remaja menurut pandangan Hurlock (1999), menyatakan bahwa remaja berasal dari kata adolescence, diambil dari bahasa latin yaitu adolescere yang artinya tumbuh untuk mencapai kematangan. Stanley Hall

(Santrock, J., 2003) mendefinisikan masa remaja adalah masa pergolakan yang penuh dengan konflik dan buaian suasana hati. Masa remaja juga sering disebut sebagai masa yang bermasalah karena dini remaja menganggap dirinya sudah mandiri sehingga para remaja berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya sesuai dengan keyakinannya serta menolak bantuan dari orang dewasa lainnya.

Lalu ada juga menurut pandangan Piaget (Santrock., 2003) mengatakan bahwa remaja adalah usia di mana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan hak, seperti kesamaan hak. Remaja merupakan masa berkembangnya identitas diri atau merupakan masa pencarian identitas diri, karena identitas diri merupakan titik penting dari pengalaman remaja dan pengalaman memandang hidup remaja yang berada pada keadaan yang diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan. Berdasarkan pendapat para tokoh di atas maka yang di maksud dengan remaja adalah usia di mana individu mulai mencari identitas dirinya dan usia di mana anak merasa dirinya sudah mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga anak menganggap dirinya sudah mandiri dan menolak bantuan dari orang depan

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa remaja adalah masa berkembangnya pemikiran untuk mencari identitas diri dan masa pubertas untuk mencapai kematangan diri, dan masa peralihan dari masa anak-anak ke remaja.

2. Pengertian Kenakalan Remaja

Mereka pelaku kenakalan remaja mempunyai pandangan/persepsi hal tersebut adalah hal yang lumrah, karena mereka berbuat atas nama kebersamaan persaudaraan dan kekompakan kelompok. Kenakalan remaja yang dilakukan oleh seorang remaja terkadang dianggap sebagai tindakan yang biasa. Mereka tidak menyadari apa yang mereka lakukan merupakan tindakan yang menyimpang dari perilaku norma-norma masyarakat.

Kenakalan remaja yang dilakukan oleh anak Menurut (Kartono, 1992) adalah mereka mempersepsikan bahwa rumahnya bukanlah tempat tinggal yang aman dan menyenangkan, keluarganya tidak harmonis dan berantakan sehingga anak merasa terbebani dengan masalah yang dihadapinya oleh orang tuanya.

Remaja juga mempersepsikan kenakalan remaja adalah tindakan negatif yang bisa berdampak buruk terhadap dirinya dan orang lain,seperti fisik yang melemah, mental yang lemah, dikucilkan dari lingkungan sekitar, tidak harmonis dengan keluarga, tidak kuat iman, dan tidak fokus sekolah atau tidak fokus dalam mengikuti pelajaran disekolah.

Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa remaja mempersepsikan kenakalan remaja itu adalah yang lumrah tanpa mereka mengetahui akibat dari kenakalan tersebut. Mereka juga mempersepsikan terjadinya kenakalan tersebut dikarenakan kurangnya perhatian dan keharmonisan didalam rumah dan karena mengikuti pergaulan yang salah .

3. Batas Usia Remaja

Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun menurut Papalia & Olds. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan

idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. Rentang waktu usia remaja biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:

a. Masa remaja awal, 12 – 15 tahun

b. Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun c. Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun

Berdasarkan pernyataan di atas batas usia remaja adalah usia 15-18 tahun.

(Kartono, 2003) menambahkan bahwa mayoritas remaja delikuensi biasanya berusia dibawah 21 tahun dan angka tertinggi tindak kenakalan ada pada usia 15-18 tahun

4. Ciri-ciri Masa Remaja

Ada beberapa ciri- ciri masa remaja menururt Ali dan Asrori (2004), antara lain:

a. Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa.

b. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat.

c. Masa remaja sebagai usia bermasalah, yaitu pada saat anak-anak paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas, yaitu remaja mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri.

e. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, yaitu remaja merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.

f. Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan perhatiannya terpusat pada dirinya.

Beberapa ciri–ciri masa remaja menurut Hurlock (1999), adalah :

1) Masa remaja sebagai periode yang penting, artinya perkembangan fisik remaja sangat cepat dan hal ini harus disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat juga. Hal ini menimbulkan perlunya penyesuian mental serta perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

2) Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa.

Remaja dapat mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

3) Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu meningginya emosi, tumbuhnya minat, perubahan nilai-nilai dan remaja bersikap saling bertentangan terhadap setiap perubahan.

4) Masa remaja sebagai usia yang bermasalah, yaitu remaja berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri dengan cara yang mereka yakini serta menolak bantuan orang dewasa.

5) Masa remaja adalah masa mencari identitas diri, artinya identitas yang dicari remaja adalah berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.

6) Masa remaja adalah usia yang menimbulkan ketakutan, artinya adanya gaya populer yang mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya sendiri.

7) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik yaitu remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang remaja inginkan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita.

8) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, artinya remaja semakin mendekat pada usia kematangan dan oleh karena itu remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa. Salah satu bagian perkembangan masa remaja adalah penyesuaian terhadap lingkungan sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan interpersonal yang awalnya

belum pernah ada, juga harus menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah.

5. Tugas Perkembangan Remaja

Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan pada usianya dengan baik.

Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan ketidak bahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya.

Mengemukakan tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Gunarsa, (2004) sebagai berikut:

a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.

c. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.

d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.

e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.

6. Masalah-masalah Pribadi-Sosial dan Kenakalan Remaja

Masalah-masalah pribadi-sosial yang umum dialami kebanyakan remaja meliputi (Kartono, 2003):

a. Belum memiliki rasa disiplin

b. Belum dapat menghormati orang tua dan kurangnya perhatian c. Melakukan perbuatan tanpa mempertimbangkn resiko

d. Masih merasa rendah diri dan belum bisa menghargai diri sendiri e. Kurangnya motivasi dari diri sendiri

Masalah-masalah sosial

a. Kurangya penyesuai diri terhadap orang disekitar b. Kurang memahami etika pergaulan

c. Kurang menyenangi kritikan dari orang lain

Ada beberapa hal masalah kenakalan remaja Menurut Simanjuntak. B (1980) yaitu:

a. Masalah dari lingkungan keluarga yang tidak harmonis dan broken home

b. Masalah dalam lingkungan sekolah yang menyebabkan kenakalan remaja karena pengaruh teman yang tidak baik, tindakan guru yang kurang baik (contoh; memberi hukuman yang terlalu berlebihan), lingkungan sekolah yang kurang nyaman

c. Masalah yang datang datang dari masyarakat Perkembangan iptek dan kemodernan tata kehidupan, telah memberi pengaruh pada perubahan sosial yang ditandai dengan berbagai peristiwa yang dapat menimbulkan ketegangan jiwa, seperti perekonomian, ketenaga kerjaan, berita media

c. Masalah yang datang datang dari masyarakat Perkembangan iptek dan kemodernan tata kehidupan, telah memberi pengaruh pada perubahan sosial yang ditandai dengan berbagai peristiwa yang dapat menimbulkan ketegangan jiwa, seperti perekonomian, ketenaga kerjaan, berita media

Dokumen terkait