• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Kesatuan Kerjasama dalam Usaha Klinik Kesehatan Bersama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN UMUM USAHA KLINIK KESEHATAN BERSAMA

D. Bentuk Kesatuan Kerjasama dalam Usaha Klinik Kesehatan Bersama

Usaha klinik kesehatan bersama didirikan oleh beberapa orang yang bersatu untuk bekerjasama guna bersama-sama mengejar suatu tujuan.

Pegertian mengenai suatu kerjasama atau bentuk kerjasama itu, Achmad Ichsan menjelaskan sebagai berikut.

Dalam buku Hukum Perdata I B mengenai hukum perjanjian atau hukum perikatan telah diberikan landasan pengertian tentang “persetujuan”, yaitu suatu permufakatan atau persepakatan antara pihak-pihak yang mengadakan, yang kemudian menimbulkan suatu “perikatan” bagi masing-masing pihak dan “perjanjian” terhadap satu sama lain. Perikatan ini dimana masing-masing pihak masih berdiri berhadapan satu sama lain dan dimana masing-masing diikat oleh janji-janji yang telah diadakan antara masing-masing, kemudian berkembang menjadi suatu “kerjasama” antara pihak masing-masing untuk secara bersama mencapai suatu tujuan tertentu yang telah disepakati. Kerjasama ini yang kemudian menjelma menjadi suatu kerjasama yang bersifat terus-menerus akhirnya menimbulkan suatu bentuk lembaga kesatuan kerjasama yang berbentuk badan dengan sebutan “perkumpulan” (verenigingswezen).49

1. Persekutuan perdata (Maatschap)

Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa bentuk-bentuk kesatuan kerjasama yang bertujuan untuk mencapai suatu keuntungan kebendaan (tujuan material) dapat dijumpai dalam bentuk organisasi dengan sebutan :

49

2. Persekutuan firma 3. Persekutuan komanditer 4. Perseroan terbatas 5. Koperasi

Dalam peraturan Menteri Kesehatan No. 920 Tahun 1986 Pasal 1 huruf (a) ditentukan, pelayanan kesehatan swasta di bidang dapat deselenggarakan oleh perorangan, kelompok atau yayasan, sedangkan dalam Pasal 56 ayat (1) Undang- undang No. 23 Tahun 1992 ditentukan, sarana kesehatan tertentu yang diselenggarakan masyarakat harus berbentuk badan hukum. Dalam Penjelasan Pasal 58 ayat (1) dijelaskan, bahwa sarana kesehatan tertentu yang dimiliki oleh masyarakat termasuk swasta seperti rumah sakit, pabrik obat, pedagang besar farmasi harus berbentuk badan hukum dengan maksud agar dapat kepastian usaha, kemudahan pengawasan dan penyelenggaraan usaha. Sarana yang tidak perlu berbentuk badan hukum lain praktek dokter, praktek dokter, praktek dokter spesialis, apotek. Lebih lanjut di dalam penjelasan pasal 58 ayat (1) tersebut ditentukan, bahwa sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak perlu berbentuk badan hukum, karena pemerintah sendiri sudah merupakan badan hukum publik. Tetapi ketentuan ini di dalam perkembangan dewasa ini terutama dalam rangka otonomi daerah tidak bisa dipertahankan lagi, karena sarana-sarana pelayanan kedokteran yang deselenggarakan oleh pemerintah seperti Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, serta Rumah Sakit dengan berbagai jenjangnya sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat kedua dan ketiga mengalami berbagai perkembangan pula sebagaimana dikemukakan oleh Azwar,

yaitu “bahwa dahulu rumah sakit tidak pernah memikirkan masalah untung rugi karena semata-mata didirikan untuk kepentingan sosial dan kemanusiaan (non

profit), tetapi saat ini telah berubah menjadi salah satu kegiatan ekonomi.”50

Dari hasil wawancara dengan penanggung jawab Klinik kesehatan bersama Madani adalah karena Persekutuannya dalam bentuk persekutuan Perdata (

Maatschap) yang merupakan suatu bentuk kesatuan kerjasama yang paling

sederhana dibandingkan dengan bentuk kesatuan kerjasama lainnya dan tidak ada penetapan jumlah modal tertentu yang harus disetor, bahkan dapat pula seorang peserta hanya menyumbangkan tenaganya saja. Di samping itu juga karena para peserta atau para anggota usaha klinik kesehatan bersama tidak menghendaki suatu bentuk kesatuan kerjasama yang sifatnya permanen, supaya mereka (para dokter Malah untuk yang dikelola oleh badan-badan swasta kegiatan rumah sakit telah dijadikan sebagai salah satu badan usaha yang mencari keuntungan (profit

making). Oleh karena terjadi perubahan dari no profit ke Profit making maka

sarana-sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah harus merupakan badan usaha dengan bentuk usaha Negara tertentu.

Dari ketentuan pasal 1 huruf (a) peraturan Menteri Kesehatan No. 920 Tahun 1986 dan Pasal 58 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 1992 dapat disimpulkan, bahwa bentuk kesatuan kerjasama usaha klinik kesehatan bersama yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialis dapat berbentuk perorangan, kelompok, yayasan dan badan hukum.

50

yang menjadi peserta) dapat lebih mudah keluar dari persekutuan apabila nanti suatu saat mereka mendapatkan pengangkatan dari pemerintah sebagai pegawai negeri atau dokter pemerintah. Dengan demikian usaha klinik kesehatan bersama yang memakai bentuk kesatuan kerjasama persekutuan perdata para peserta bebas untuk keluar dari persekutuan apabila mereka menghendakinya. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1646 KUHPerdata yang mengatur mengenai berakhirnya suatu persekutuan perdata, yaitu :

1. Atas kehendak semata-mata dari beberapa atau seorang anggota. 2. Dengan lewatnya waktu untuk mana persekutuan telah diadakan.

3. Dengan musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok persekutuan.

4. Jika salah seorang anggota meninggal dunia atau ditaruh dibawah pengampuan (curatele) atau dinyatakan pailit.

“Marthalena Pohan juga berpendapat, bahwa kerjasama dari para Advokat, juga di kalangan kedokteran menurut keadaan dinamakan praktek bersama (group

praktijk), notaris dan juga kerjasama dengan lain golongan, kebanyakan terdiri

dalam bentuk persekutuan perdata (maatschap).51

“Kansil menyebutkan bentuk ini sebenarnya hanya mengatur perhubungan intern saja antar orang- orang yang tergabung di dalamnya.”

52

51

Marthalena Pohan, Tanggung Gugat Advokat, Dokter dan Notaris, PT.Bina Ilmu, Surabaya, 1985, Hal.59.

52

C.S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Aksara Buana, Jakarta, 1984, Hal.66.

1. Harus bersifat kebendaan

2. Harus untuk memperoleh keuntungan

3. Keuntungan itu ahrus dibagi- bagi antara para anggota- anggotanya 4. Harus mempunyai sifat yang baik dan dapt diizinkan

Usaha klinik kesehatan bersama yang menggunakan Perseroan Terbatas sebagai bentuk kesatuan kerjasamanya, diperlukan modal yang lumayan besar untuk penyediaan peralatan medik maupun fasilitas lainnya. Untuk memperoleh modal yang cukup besar itu diperlukan pemilik modal yang bersedia diajak kerjasama di dalam suatu usaha klinik kesehatan, dan mereka sekaligus sebagai peserta di dalamnya.

Dokter- dokter yang tergabung di dalam suatu kerjasama itu adalah sebagai pemilik modal (pemegang saham), di samping ada juga sebagai karyawan yang digaji oleh perusahaan.

Dengan dipergunakan Persekutuan Perdata maupun Perseroan Terbatas sebagai bentuk kesatuan kerjasama, maka dapatlah dikatakan, bahwa usaha kesehatan klinik bersama tersebut tidak lagi semata- mata didasarkan pada fungsi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (2) Undang- undang No. 23 tahun 1992, tetapi sudah mengarah pada usaha komersil.

Sebagaimana dikemukakan oleh Purnomo, B, bahwa kemajuan zaman modern sekarang ini juga menambah pengaruh besar yang menjurus ke arah pengobatan menjadi sumber pokok mata pencarian untuk nafkah dan kehidupan bagi dokter. Praktik pengobatan dokter swasta atas dasar dorongan sumber pokok mata pencarian dapat memberikan warna lain profesi kedokteran sebagai usaha komersial. Pelayanan kesehatan dengan perhitungan yang komersial tidak bisa

dihindarkan lagi manakala perkembangan ilmu kedokteran telah menggantungkan bantuan alat- alat teknologi/ elektronika yang mahal harganya.53

Oleh karena itu maka usaha klinik kesehatan bersama adalah menjalankan perusahaan. Dalam Pasal 1 butir 6 Undang- undang No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan ditentukan, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap menerus dan yang dapat didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh laba atau keuntungan . Perusahaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara terus menerus bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan memperniagakan atau menyerahkan barang- barang atau mengadakan perjanjian- perjanjian perniagaan.

Perhitungan- perhitungan yang bersifat komersil itu terletak pada kegiatan perusahaan, yaitu suatu unit kegiatan yang melakukan aktvitas pengolahan faktor- faktor produksi, untuk menyediakan barang- barang dan jasa bagi masyarakat, mendistribusikannya serta melakukan upaya- upaya lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.

54

1. Kegiatan atau pekerjaan tersebut dilakukan secara terus- menerus atau tidak terputus- putus

Dari pengertian perusahaan yang dikemukakan tersebut, maka unsur- unsur yang harus ada untuk dapat disebut sebagai perusahaan, adalah:

53

B.Poernomo, Kapita Selekta Hukum Perikatan, Program Pendidikan Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM, Yogyakarta, 1996, Hal.56.

54

S.Bintang, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2000, Hal.7

2. Secara terang- terangan 3. Dalam kualitas tertentu

4. Harus berniat untuk memperoleh laba

Kemungkinan akan menderita kerugian bukanlah merupakan unsur untuk pengertian perusahaan itu, sebaliknya adalah benar pendapat yang mengemukakan bahwa niat untuk memperoleh laba tidak harus ada bagi diri sendiri, melainkan juga untuk orang lain.

Mengenai hal ini dapat diambil contoh dari undang- undang sendiri untuk menguatkan pendapat tersebut, yaitu pada persekutuan dengan firma, Pasal 16 KUHD, Pasal 1618 dan 1635 KUHPerdata. Persekutuan dengan firma adalah sebenarnya sebuah persekutuan perdata (burgerlijke maatschap) yang harus menjalankan perusahaan, jadi merupakan suatu persekutuan perdata khusus, dimana mengenai hubungan kedalam (interne verhouding) antara para sekutu, yaitu para firma tetap berlaku peraturan- peraturan yang termasuk di dalam pasal- pasal KUHPerdata tersebut.55

55

Soekardono, Hukum Dagang Indonesia, Bagian Kedua, CV.Rajawali, Jakarta, 1983, Hal.10

Pada persekutuan perdata walaupun bersifat kebendaan dengan tujuan mencari keuntungan, tetapi persekutuan bertindak tidak secara terang- terangan dan tidak ada peraturan pengumuman- pengumuman terhadap pihak ketiga

BAB IV

TANGGUNG JAWAB PERDATA PADA USAHA KLINIK KESEHATAN