• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Penutup

B. Saran

Dalam penelitian ini, peneliti memberiksan beberapa saran sebagai bentuk menambah khasanah keilmuan studi Sosilogi Budaya, sebagai berikut:

82

Dengan hadirnya festival palang pintu ke – 14 di daerah Kemang nyatanya cukup berpengaruh untuk masyarakat khususnya pada daerah kemang sendiri, yang dimana daerah Kemang dihuni oleh ekspatriat. Maka tidak dapat dipungkiri dengan adanya ekspatriat yang masuk juga membawa budaya luar ke daerah tersebut, tetapi dengan adanya Sanggar Manggar Kelape menjadikan pondasi dalam melestarikan dan mempertahankan budaya Betawi diwilayah Kemang.

Peneliti berharap masyarakat juga turut andil dalam meningkatkan rasa cinta terhadap budaya Betawi ditengah arus globalisasi dan kemajuan khususnya dalam tradisi kesenian palang pintu.

Peneliti juga menyarankan agar selanjutnya mengenai kebudayaan Betawi masih amat sangat banyak serta masih amat sangat menarik untuk diteliti dan dikaji lebih lanjut baik dalam eksistensi maupun keunikan lainnya. Salain itu, kearifan lokal budaya Betawi seperti palang pintu harus terus dipertahankan, fungsinya agar kecintaan masyarakat terhadap budaya akan semakin tumbuh disetiap warga jakarta terutama pada generasi muda yang dianggap sebagai aktor yang berperan melestarikan kebudayaan di masa mendatang. Kebudayaan Betawi dapat berkembang lewat acara – acara seperti Festival Palang Pintu. Dengan diadakannya Festival Palang Pintu disetiap tahunnya, maka dapat disadari akan menyadarkan masyarakat agar cinta terhadap budayanya sendiri khususnya jakarta yang berlatar belakang budaya Betawi.

83

Bagi pemerintah pun, diharapkan agar terus mendukung acara atau festival kebudayaan dalam rangka melestarikan budaya dalam kemasan festival agar masyarakat dengan suku atau etnis lain serta turis dapat mengenal kearifan lokal hasil budaya Negara Indonesia, khusunya ibukota Jakarta.

84

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, Tessaniva, dkk ( 2017 ). Dampak Komodifikasi Terhadap Perubahan Identitas Tari Topeng Hitam, Haluan Sastra Budaya, Volume 1, No 2.

Al-Batawi, Zahrudin. 2012. 999 Pantun Betawi. Jakarta: Nur Fiqi.

Anggraeni, Dewi, DKK ( 2019 ). Membangun Peradaban Bangsa Melalui Religiusitas Berbasis Budaya Lokal (Analisis Tradisi Palang Pintu Pada Budaya Betawi, Jurnal Studi Al-Qur’an Membangun Tradisi Berfikir Qur’ani, Volume 15, No 1.

Aryono, Suryono. 1985 Kamus Antropologi. Jakarta, Persindo.

Azizah.R.Reza.2013. Tesis, Representasi Komodifikasi Tubuh dan Kecantikan dalam Tiga Novel teen-lit Indonesia: The Glam Girls Series, Magister Kajian Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga.

Bachtiar. (2013 ). Buku Panduan Prosesi Adat perkawinan Betawi Buke Palang Pintu. Jakarta Sanggar Si Pitung Rawa Belong.

Blummer, Herbert, (1969 ), Symbolic interactionism. New Jersey: Harper And Row.

Burton, Graeme. Pengantar untuk Memahami Media dan Budaya Populer.

Yogyakarta: Jalasutra, 2008.

Castle, L. (1967). “The Etnnic Profile of Jakarta,” Indonesia , Vol III (April).

Ithaca-New-York Cornel University.

Evans, D. S. & P.2004. Das Kapital untuk Pemula, Yogjakarta: Resist Book.

Herdiansyah, Haris. 2015. Wawancara, Observasi Dan Fokus Group Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Depok: PT. Raja Grafindo Persada Irianto, Agus Maladi. “ Pencarian Identitas Dan Integrasi Kebudayaan Pada

Masyarakat Multikultural”. Dipresentasikan pada Seminar Keanekaragaman Budaya Sebagai Perekat Keutuhan Bangsa Menuju Indonesia Baru. Diselenggarakan Fak. Sastra UNDIP Semarang, 8 September 2015

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :Graha Ilmu.

J.R, Raco, 2010 Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan Keunggulannya, Jakarta: Grasindo.

85

Kaunang Dan Sumilat. (2015). “Kemasan Tari Maengket Dalam Menunjang Industri Kreatif Minahasa Sulawesi Utara Di Era Globalisasi” dalam Jurnal LPPM Bidang Ekososbudkum Volume 2 Nomor 1.

Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Antropologi Sosial dan Budaya. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.

Koentjaraningrat. 1997. Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia. Jakarta.

Laksmi. 2017. Teori Interaksi Simbolik Dalam Kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Pustabiblia: Journal of Library and Information Science.

Melinda, Anggi dan Paramita ( 2018 ). Makna Simbolik Palang Pintu Pada Pernikahan Etnis Betawi di Setu Babakan, Vol. 2, No. 2.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mosco, Vincent, (1996 ) Political Economy of Communication, London: Sage Publication.

Mosco, Vincent. 2009. The Political Economy of Communication Second Edition.

London: Sage Publications Lt.

Musthofa, As’ad, ( 2012 ). Komodifikasi Kemiskinan Oleh Media Televisi, Semarang, Jurnal Ilmiah Komunikasi, Volume 3, No 1

Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Paramita, sinta ( 2018 ). Pergeseran Makna Ondel – Ondel Pada Masyarakat Betawi Modern, Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, Volume 1, Nomor 1 Poewadarminta. W.J.S. 2002 , Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai

Pustaka.

Pradipta, B. (2005). Posisi Budaya Betawi Dalam Kehidupan Global : Betawi Hebat dan Pentolan. Jakarta: Betawi Punye Gaye, PSB-UNAS dan Dinas Dikmenti Prov. DKI Jakarta.

Roswita, devi ( 2013 ). Tradisi Buka Palang Pintu : Transformasi Tradisi Upacara Menuju Komoditas. Jakarta : Departemen Antropologi, Universitas Indonesia.

Saidi, Ridwan. 2001. Profil Orang Betawi, Asal Muasal, Kebudayaan dan Adat Istiadatnya. Jakarta : PT. Gumara Kata.

Saputra, Andi Yahya (2009). Profile Seni Budaya Betawi. Jakarta : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Prov . DKI Jakarta.

86

Shahab, Yasmine Zaki. Identitas dan Otoritas: Rekonstruksi Tradisi Betawi.

Jakarta : Laboratorium Antropologi FISIP UI.

Sibarani, G. ( 2012 ). Kearifan Lokal Hakikat, Peran,, dan Metode Tradisi Lisan.

Jakarta : Asosiasi Tradisi Lisan.

Siregar, Sista Jenny, Dkk. (2019), Development of Palang Pintu As an Edutaiment in Venetie van java (Batavia). Jakarta: Departemen of Home Economics, Universitas Negeri Jakarta.

Soekanto, Soerjono, ( 1993 ), Kamus Sosiologi . Jakarta: Raja Grafiindo Persada.

Soekanto, Soerjono, (2001 ), Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafiindo Persada.

Soeprapto, Riyadi. 2002. Interaksi Simbolik, Perspektif Sosiologi Modern.

Yogyakarta: Averpes Press dan Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suparlan, Parsudi. (2004). Hubungan Antar Sukubangsa. Jakarta: penerbit KIK Press.

Suryani, Ita dan Sagianto ( 2017 ). Strategi Komunitas Betawi Dalam Mempromosikan Tradisi Palang Pintu (Studi Kasus Pada Event Festival Palang Pintu XI ). Jurnal Komunikasi, Volume VIII, Nomor 2.

Suswandari. (2006 ). Pemahaman Sejarah, Budaya Dan Kearifan Lokal Etnik Betawi Pada Guru Sekolah Dasar Di Wilayah DKI Jakarta. Jakarta.

Suwardi, Endraswara. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan.

Yogyakarta, Pustaka Widyatama.

Tim Peneliti Kebudayaan Betawi FIB UI.2012. Ragam Seni Budaya Betawi.

Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

Wallach, J. (2014). Komunikasi dan Komodifikasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

xiii LAMPIRAN 1

Pedoman Wawancara Indikator Palang Pintu :

1. Menurut anda tradisi atau kesenian palang pintu itu apa sih ?

2. Menurut anda apakah tradisi atau kesenian palang pintu dahulu dengan yang saat ini (zaman sekarang ) ada perbedaan tidak ?

3. Apakah ada sambungannya antara nilai kebetawian dengan melayu seperti yang kita ketahui Indonesia ini suku – suku melayu banyak ?

4. Menurut anda, adakah makna yang terkandung dari suatu tradisi palang pintu ? apakah dimasing – masing tahapannya ada makna yang terkandung

?

5. Menurut anda adakah yang berbeda antara prosesi palang pintu yang dilaksanakan pada pernikahan digedung dengan dirumah ?

6. Selain pada acara pernikahan tradisi palang pintu biasa digelar dalam acara apa saja ? sebutkan dan jelaskan.

7. Melihat dari segi sejarahnya, kan urutan itu dari bunyi petasan, sampai pengantin pria mencium tangan orang tua perempuan. (didalam buku bachtiar h; 5 – 6 ) kemudian pada saat ini, urutannya ada yang hilang tidak

? kemudian kelengkapan dan seserahannya masih tetap sesuai dengan panduannya tidak ?

8. Eksistensi tradisi atau kesenian palang pintu pada saat ini menurut anda seperti apa ? masih bertahan apa justru redup ?

9. Menurut anda, masyarakat masih menggunakan tradisi palanh pintu dalam pernikahan adat betawi ?

10. Untuk menggunakan tradisi palang pintu dalam upacara pernikahan betawi kisaran harganya berapa ?’

11. Apakah sanggar ini masih terus melestarikan kesenian palang pintu ?

xiv

12. Dalam memainkan tradisi atau kesenian palang pintu ini ada kriteria yang dikhususkan tidak ?

13. Menurut anda bagaimana usaha yang dilakukan anda sebagai generasi muda untuk tetap melestarikan kesenian palang pintu ?

14. Menurut anda, tradisi atau kesenian palang pintu saat ini merupakan hiburan atau memang sebuah prosesi adat istiadat?

15. Sebenarnya tradisi palang pintu diadakan sebelum ataupun sesudah akad menjelang resepsi ?

Indicator Festival Palang Pintu Kemang

1. Event palang pintu kemang ini awal mula diadakan pada kisaran tahun berapa ?

2. Alasan yang mendasar sanggar manggar kelape menciptakan event besar seperti Festival palang pintu kemang ?

3. Apa yang membuat event ini bertahan sampai pada pelaksanaan tahun yang ke 14 ?

4. Kenapa event ini dinamakan festival palang pintu ?

5. Sasaran dari festival palang pintu kemang ini kepada siapa ?

6. Apakah dari dinas kebudayaan ataupun pemprov DKI mendukung festival palang pintu kemang ?

7. Apakah ada kerjasama dengan instasi ataupun organisasi lain dalam membangun event besar ini ?

8. Menurut anda, perbedaan tradisi kesenian palang pintu dengan festival palang pintu apa ? apakah terdapat makna yang berbeda ?

9. Membutuhkan sanggar – sanggar lain engga terkait sama pengenalan sanggar ini ataupun eventnya ?

10. Menurut anda, apakah fungsi dari terselenggarakannya festival palang pintu kemang ?

11. Event festival palang pintu inikan diselenggarakan dikemang. Kenapa lebih memilih kemang sebagai tempat terselenggarakannya event tersebut ? apakah ini dinamakan strategi untuk menarik masyarakat ?

xv

12. Sejarah dari eventkan awalnya dari perlombaan ya ? kira – kira makin kesini itu semakin memperkenalkan atau justru menghilang ?

13. Masuk dalam festival palang pintu apakah dikenakan biaya ?

14. Dalam event ini diadakan lomba – lomba kesenian betawi ? contohnya apasaja ?

15. Untuk pendaftaran lomba dikenakan biaya berapa ?

16. Adapun hadiah dalam perlombaan kesenian palang pintu apa ?

17. Media massa baik cetak maupun elektronik kan mempublist even ini ? bagaimana strategi sanggar manggar kelape ini untuk membuat event ini menjadi acara besar yang memiliki nilai budaya yang disorot untuk media massa ?

18. Dalam event inikan pastinya membutuhkan dana yang cukup banyak untuk dapat diselenggarakannya. Kalo boleh tau dana yang diperoleh melalui proposal yang diajukan kemana saja ?

19. Dana yang terkumpul melalui proposal dialokasikan untuk apasaja dalam event tersebut ?

20. Menurut anda sebagai generasi muda, bagaimana caranya untuk mempertahankan serta melestarikan tradisi kesenian palang pintu selain melalui event festival palangh pintu itu apa ?

21. Menurut anda sebagai salah satu penyelenggara festival palang pintu ini terdapat keuntungan tidak baik moril maupun materil ?

22. Apakah anda setuju bahwa budaya saat Ini melekat dengan nilai ekonomi ? 23. Strategi yang dilakukan sanggar manggar kelape dalam menarik

pengunjung dalam festival palang pintu kemana ?

xvi Instrumen Golok Si Rajut

1. Pada festival palang pintu ke – 14 kan ada yang beda nih dari golok event yang sebelum nya. Terdapat ornamen Golok terbesar. Yaitu golok si rajut.

Golok sirajut ini sebenarrnya apa ?

2. Makna atau arti khusus dari golok sirajut ini ?

3. Apakah di festival yang akan mendatang menciptakan ?

4. Untuk membuat golok si rajut membutuhkan waktu berapa lama ? 5. Siapa yang mulanya memberi ide untuk pembuatan Golok si rajut ? 6. Apakah pembuatan golok si rajut membutuhkan dana yang besar juga ? 7. Bagaimana antusiasmen dari masyarakat terkait dengan golok si rajut yang

dipamerkan pada festival dan disetu babakan ?

8. Mengenai golok si rajut, itu perjalanan nya seperti apa sampai bisa di murikan. Apakah ada tujuannya ?

xvii Informan 1

Nama : Bpk. H. Buchori SH.MH

Usia : 56

Status : Bidang Teknis Informasi Kebudayaan Kampung Setu Babakan / Ketua Bidang Pariwisata Dan Kebudayaan Bamus

Betawi

Hari / Tanggal : Minggu / 13 – 10 - 2019

Waktu / Tempat : 18.30 / Kediaman Bpk. H Buchori

Peneliti : apa yang bapak ketahui mengenai tradisi kesenian Palang Pintu ? Informan : sejarah dari palang pintu ini dulu itukan di Betawi pada setiap plosok

dan pada setiap kampung ada jawaranya, ada jagoannya, jadi mana kala orang itu melancong dalam istilahnya ya kalo sekarang itu ngapel gitu ya suatu lokasi, suatu kampung atau suatu desa itu disono ada jagoannya gitu loh. Itu sejarah palang pintu. Jadi biasanya ketika orang dateng ke suatu kampung ada jawaranya dan orag yang dateng itu, yang dateng ngelancong ngapelin di kampung itu dia harus bisa maen pukul jadi harus bisa ngejatohin , ngalahin

xviii

jawaranya sono sehingga itu digambarkan pada satu tradisi besan dan besanan itukan biasanya pihak laki – laki nih besan kepada pihak perempuan untuk mana kala itu mempertemukan antara pengantin laki – laki dengan pengantin perempuan untuk nantinya disandingkan dipelaminan nantinyakan. Nah itu sebelum dia masuk kesitu biasanya ada palang pintu gitukan. Palang pintu itu manjadi satu syarat pihak pengantin laki – laki ini untuk bisa meminang atau bisa menikahi atau mengawinkan gadis dari pada desa tersebut jadi itu merupakan salah satu prasyarat itu dulu. Jadi disimbolkan bahwa dia sudah bisa menaklukkan jawara atau jagoan dikampung itu.

Makannya itu merupakan simbol laki – laki bahwa calonnya itu bahwa secara lahiriyah, secara fisik sudah bisa melindungi istrinya dari kan jaman dulu itukan banyak orang jahat ya artinya banyak rampok, banyak juga yang merebut istri orang dizaman si Pitung itukan jadi apa namanya. Nah begitu orang betawi menikahi perempuan dan dia diyakini bahwa udah bisa jaga keamanan, keamanan istrinya. Keluarganya karena beladirinya juga mampu dia itu dalam hal tadi maen pukul atau silat.

Peneliti : yang bapak lihat palang pintu pada zaman dahulu dengan zaman sekarang ada perubahan atau tidak ?

Informan : sesuai dengan peraturan daerah Nomer 4 tahun 2015 tentang pelestarian budaya betawi kemudian di perda 4 2015 pak Gubernur juga mengeluarkan peraturan gubernur nomer 229 Tahun 2016 tentang pelaksanaan budaya betawi artinya segala aktivitas dan kaitannya mengenai Betawi diangkat kepermukaan. Nah festival palang pintu itu merupakan Budaya betawi yang diangkat kepermukaan untuk dijadikan festival dikenali kepada masyarakat, disosialisasikan kepada masyarakat, diperkenalkan secara utuk kepada lapisan masyarakat untuk dicintai oleh masayarakat baik generasi muda atau generasi saat ini yang akan berada pada zamannya gitu. Hal itu memperkenalkan untuk melestarikan dan mengembangkan Betawi dalam bentuk festival sekarang dirayakan dan difestivalkan sesuai dengan peraturan daerah Nomer 4 tadi.

Peraturan daerah nomer 4 tahun 2015 tadi tentang pelestarian budaya betawi nah peraturan 229 tentang pelaksanaan budaya betawi makannya banyak sekarang orang yang menadakan festival bukan hanya pada festival palang pintu. Festival pencak silat, festival Betawi segala macem dalam bentuk festival memang dalam

xix

rangka melestarikan dalam rangka mengambangkan dan memperkenalkan budaya betawi.

Peneliti : yang bisa dilihat sekarang bahwa tradisi palang pintu mengikuti perkembangan atau tidak ?

Informan : ya kalo ikut perkembangan zaman itu pasti karenakan dapat dilihat dari segi pantun – pantunnya. Patun – pantun yang sekarangkan pantun – pantun modern yang anak – anak bawain itu terutama dalam segi pantunnya yang dari segi humornya yang itu juga udah pasti mengikuti perkembangan zaman dan itu selalu pasti pertanggung jawaban orang menjadi segan. Kan kaya pantunnya itu biasanya kaya “woy kemana lu rame – rame gua kira mau demo “ nah itukan salah satu jaman dulukan engga ada seperti itukan tapi sekarangkan ada pantun – pantun seperti itu yang mengikuti perkembangan zaman kondisi saat ini yang biasa disebut aktual sehingga dari masyarakat engga bosen tapi dalam hal pakemnya artinya mengadu jago masih kaya dulu dalem artian satu lawan satu masih seperti itu.

Peneliti : seperti yang diketahui bahwa Indonesia ini banyak berlatar belakang melayu, seperti yang diketahui bahwa betawi sendiri bisa dibilang menganut latar belakang melayu, apa yang menciri khaskan bahwa tradisi palang pintu ini dengan tradisi melayu lainnya ?

Informan : jadi gini emang budaya betawi itu memang merupakan akulturasi budaya, akulturasi budaya yang dalam artian merupakan percampuran dari budaya budaya terutama pada melayu, arab dan cina. Budaya betawi merupakan akulturasi, percampuran yang lahir dari berbagaimacam budaya – budaya itu sehingga lahirnya budaya betawi. Yang membedakan antara budaya betawi khususnya palang pintu kepada budaya – budaya lain mungkin ada seperti misalnya dilombok dilombok itu biasanya kalo gasalah namanya penyamun artinya kalo dilombok itu ada istilahnya seribu masjid seribu penyamun yang biasanya kalo dia itu melamar gadis itu dengan cara membawa lari anak gadis orang baru nantinya dia bisa dinikahkan gitukan, tradisi buat masyarakat Lombok yang membedakan dengan budaya betawi ini mungkin dia tidak bisa terlepas dari tradisi agama jadi setiap budaya betawi itu musti dia berpedoman ataupun berpatokan dengan nilai – nilai agama yang kita ambil dari sisi keagamaan untuk palang pintu yang pertama bahwa menjaga diri dan keluarga itu bahwa kewajiban laki – laki muslim dalam ajaran

xx

agama jadi menjaga dirinya dan keluarganya berdasarkan nilai agama itu adalah wajib. Mempertahankan diri dan mempertahankan harta itu merupakan nilai dari pada agama yang melekat. Dalam hal palang pintu ini yaitu tadi bahawa ia mampu mengamalkan nilai-nilai agama dalam rangka mempertahankan diri, membela keluarganya dan juga mempertahankan harta gitukan, melekatkan dengan ajaran – ajaran agama yang disampaikan itu mungkin dari sisi yang dapat membedakan betawi dengan budaya – budaya lain yang pastinya ada pemikiran ataupun peran dari agama sebagai bentuk gambaran untuk menghadapi kehidupannya. Kalo yang tadi itu ada istilahnya dilombok ada seribu masjid seribu penyamu yang kondisinya adalah membawa kabur calon istinya atau pasangannya kalo dibetawi malah justru memperlihatkan sisi kejagoannya atau main pukulnya yang artinya sudah sanggup ni untuk mempertahankan anak gadis kamu yang nantinya saya bawa gitukan dan akan saya jadikan istri nah itu kita sudah menunjukkan kemampuan kita didepan calon mertua bahwa kita udah mampu menjaga anak nya dia nantinya.

Peneliti : di tradisi palang pintu sendirikan memiliki beberapa tahapan apakah ada makna yang terkandung dari setiap tahapannya ?

Informan : kalo tahapan pertama kaya petasan itukan akulturasi dari budaya cina sebenernyakan, artinya dibetawi itukan musti ada petasan, ada sikkeh, ada main silat. Kalo petasan tadi itu merupakan akulturasi dari cina itu tadi ya fungsinya dari petasan ini sebenernya untuk mengumpulkan orang kaya bahasa nya “ woy gua ada acara ni” gua ada acara ni kata orang betawi kalo dia manggil satu – satu itukan sulit kan kalo betawi sampe pelosok kampung itukan kedengeran itukan berarti penanda dan nantinya bakal dateng tuh dari kampung – kampung laen itu awalnya dicina itu manggilnya pake petasan.

Kan nantinya orang – orang pada dateng apalagi ramekin adanya palang pintu nantinya. Kemudian kalo dari silatnya sendiri itu lahir memang dari kebudayaan betawi artinya setiap jengkal langkah itukan musti dipertahankan tanah kita sebetulnya dari penjajahan kita dilatih skill itu adalah mengaji dan silat, main pukul memang sebenernya orang betawi itu kudu bisa silat, mengaji, sembayang itukan merupakan 3 ajaran orang betawi dulukan. Ngaji disini dengan makna yang luas bukan hanya ngaji baca alqur’an tapi ngaji membaca dari seluruh yang dia hadapi baik itu dari tertulis maupun tidak tertulis artinya itu ilmu pengetahuan maupun yang lain – lain.

xxi

Dia membaca itu ngaji bukan semata – mata mengaji tapi mengaji itu mempelajari kondisi disekelilingnya baik itu dari ilmu agama maupun ilmu dunia. Nah kalo sikeh itukan isinya syair – syair arab, sholawat yang merupakan akulturasi dari Arab dalam hal keimanan dari calon menantu itu sejauh mana dia bisa mengamalkan ajaran agamanya melalui syair – syair tadi dalam bentuk sikeh jadi 3 budaya betawi itu dari situ cina, arab dan melayu.

Peneliti : di suatu pernikahan betawi kan ada yang dirumah dengan digedung, adakah perbedaan prosesi palang pintu dari masing – masingnya?

Informan: orang betawi pada dasarnya itu engga mengenal nikahin anaknya itu digedong sebenernya, orang betawi itu nikahin anaknya pasti dirumah Cuma karena perkembangan budaya yang terjadi dan dipengaruhi dari rumah yang sempit –sempit akhirnya dia bikin acara digedung. Untuk perayaan palang pintu atau dalam rangka prosesi pernikahan itu tetap artinya palang pintu itu tetep seperti itu pakemnya artinya penganten itu tetep engga ada yang berubah Cuma tempat dalam bentuk penyampaian pagelaran palang pintu sama aja.

Peneliti : zaman dahulukan palang pintu ini semata – mata hanya digunakan sebagai tradisi pada perkawinan masyarakat betawi, sekarang selain digunakan dalam perkawinan palang pintu ini bisa digelar dalam acara apasaja ?

Informan : palang pintu itu bisa menyambut tamu – tamu terhormat disambut denga upacara palang pintu misalnya ada pembesar dalam hal ini misalnya orang yang dihormati dateng kesebuah kampung atau sebuah acara itu untuk menghormati itu dilakukan acara yang namanya palang pintu jadi tidak hanya dari pernikahan aja jadi juga bisa untuk meyambut kedatangan tamu terhormat juga bisa.

Peneliti : ada tidak perubahan dari setiap tahapan palang pintu dizaman sekarang ?

Informan : dalam setiap tahapan si engga ada yang berubah dan dia tertib terutama tadi petasan dan kedua dia berbalas pantun yang ketiga itu dia main silat dan sikehkah barudah dia buka palang pintu dan engga ada tahapan yang berbalik balik dan dia bisa di bilang tertib ya.

Peneliti : dari segi eksistensinya tradisi atau kesenian palang pintu menurut bapak seperti apa ? masih bertahan atau justru redup ?

xxii

Informan : masih bertahan malah justru betambah dan berkembang karena sekarang ini palang pintu ini tidak hanya dilakukan pada saat pernikahan. Itu saat sunat aja sekarang anak kecil pake palang pintu, tamu kehormatan dateng pake palang pintu juga, acara festival juga menggunakan palang pintu gitu malah makin berkembang dengan fenomena saat ini.

Peneliti ; masyarakat betawi menurut bapak saat ini masih banyak yang menggunakan tradisi palang pintu dalam pernikahan adat betawi ? Informan : ya karena disamping juga itu pemerintah juga sudah membuka

peluang besar dengan adanya suatu peraturan daerah maupun peraturan Gubernur ada lagi peraturan Gubernur tentang icon budaya betawi nah itu juga mandorong eksistensi dari pada betawi.

Peneliti : menurut bapak tradisi atau kesenian palang pintu saat ini merupakan hiburan atau justru memang sebuah prosesi adat istiadat ?

Informan : jadi disamping itu menjadi prosesi adat istiadat juga bisa dijadikan hiburan dikarenakan dalam isi pantun – pantun itu kita dihibur dengan isi pantunnya ya disamping nasihat juga menghibur, jadi dia tidak lepas bahwa dia merupakan prosesi adat iya tapi juga dikatakan bisa jadi hiburan juga iya. (palang pintu sebagai hiburan)

Peneliti : sebenarnya prosesi palang pintu ini dilakukan sebelum ataupun sesudah akad menjelang resepsi ?

Informan : itu dilakukannya menjelang resepsi ya dari dulu.

Peneliti : jika melihat dari segi palang pintu yang sekarang lebih kepada anak – anak muda yang memerankan, apa tanggapan dari penglihatan bapak ?

Informan : anak – anak ataupun remaja itu jugakan merupakan estafet penerus generasi yang sebelumnya. Jadi generasi sesudahnya ya artinya kalo kemaren itu dia yang melakukan itu adalah engkongnya atau kakanya sekarang adenya. Itu dalam rangka pelestarian budaya juga ujung – ujungnya ya, supaya budaya betawi dalam hal palang pintu dicintai oleh seluruh lapisan umur mulai dari anak – anak sampai dewasa bahkan engkong – engkong artiannya meratalah ya menganai palang pintu. (regenerasi palang pintu)

Peneliti : menurut bapak seperti apa saat ini cara untuk melestarikan tradisi palang pintu ?

Dokumen terkait