• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI KOMUNITAS TURUN TANGAN DALAM PENYELESAIAN MASALAH PENDIDIKAN DI KOTA BINJAI

3.2. Bentuk Partisipasi

Pemuda adalah harapan bangsa, dibahu merekalah harapan ini tutumpu.

Peran pemuda diburuhkan disegala lini kehidupan termasuk bidang sosial kemanusiaan, seperti yang dilakukan oleh komunitas Turun Tangan Binjai ini.

gerakan ini hadir untuk mengajak anak muda terlibat aktif untuk sebuah perubahan.

Sebelum adanya komunitas ini, anak muda Kota Binjai cenderung dian dan tidak aware dengan sesuatu yang terjadi di Kota Binjai karena kebanyakan anak muda Binjai bergerak atau aktif berkarya diluar Kota Binjai. Banyak anak muda di sudut Kota Binjai yang sempat berdiskusi dengan Ibu Latifah Hanim

51 Lubis (Koordinator Turun Tangan Binjai) mengatakan bahwa Binjai itu tidak

“keren”, sehingga itu yang membuat mereka berkarya diluar kotanya sendiri. Hal tersebut menjadi sebuah keprihatinan bagi Ibu Hanim.

Berdasarkan keprihatinan itulah muncul keinginan untuk membentuk sebuah gerakan yang bisa menjadi wadah untuk anak Binjai berkarya di kotanya, sehingga tercetuslah untuk membentuk sebuah gerakan bernama Turun tangan Binjai, dengan peduli terhadap isu-isu sosial seperti pendisikan, lingkungan, politik dan lainnya.

Dengan munculnya komunitas ini membuat anak-anak muda di Kota Binjai menjadi ingin bergabung dan berkolaborasi untuk berkontribusi langsung menyelesaikan permasalahan yang ada di kotanya. Hal ini juga membuat anak muda Kota binjai menjadi percaya diri untuk berbuat baik untuk kotanya karena sudah memiliki wadah melalui gerakan yang di gagas oleh Komunitas Turun Tangan ini.

Binjai sendiri merupakan kota yang Smart City dan satu-satunya di Sumatera Utara yang menggunakannya. Didalam aspek Smart City ini ada yang namanya Smart People. Smart People inilah menggunakan komunitas ini untuk mempercepat pertumbuhan Smart People di Kota Binjai sendiri. Turun tangan ini merancang beberapa program untuk mendukung aspek-aspek yang ada di Smart City tersebut. Komunitas ini juga membangun kemitraan yang baik dengan pemerintahnya, bahwasannya anak muda Kota Binjai juga bisa memiliki karya sehingga apapun yang bisa disinergikan antara pemerintah dengan masyarakat dan

52 anak mudanya untuk saling berkolaborasi untuk membangun kotanya. Seperti yang dikatakn Ibu Hanin (30) (wawancara 15/05/2018)

“pada saat itu tepatnya tiga tahun lalu sebelum saya membentuk komunitas Turun Tangan ini, saya sangat merasa prihatin dengan keadaan dan kondisi di Binjai ini. mulai dari anak-anak mudanya yang merasa kotanya ini tidak keren dan malas untuk berkegiatan di kotanya sendiri. Berangkat dari hal itulah saya mulai tergerak ingin membangun sebuah gerakan yang bisa menjadi sebuah wadah bergeraknya anak-anak muda ini. Selain itu juga saya dan teman-teman yang lain banyak permasalahan yang ada di Binjai ini salah satunya yang sama-sama kita lihat adalah masalah pendidikan. maka dari itu kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membenahi masalah ini, karena jika menunggu pemerintah yang langsung menyelesaikannya itu akan membutuhkan waktu lagi. Jadi kami berpikir, kapan lagi mau bergerak? Karena jika bukan kita yang bergerak, siapa lagi?”.

Berdasarkan penjelasan tersebut Turun Tangan saat ini bergerak berfokus dalam pendidikan karena memang pada saat ini masalah pendidikanlah yang sedang banyak diperbincangkan. Masih banyak terdapat daerah dibeberapa daerah di Kota Binjai yang masih membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah tetapi masih belum bisa terjangkau seluruhnya. Atas dasar inilah komunitas ini bergerak dibidang pendidikan ini dengan harapan bisa membantu anak-anak didaerah marjinal bisa merasakan pendidikan yang sama dengan daerah-daerah lain di Kota Binjai khususnya.

53 Gambar 1: Pengenalan Dengan Anak-anak

Sumber: Dokumentasi Turun Tangan

Berdasarkan penjelasan tentang masalah pendidikan diatas, maka sudah sepantasnya berbagai pihak membantu untuk menyelesaikannya. Seperti dengan melakukan pengajaran yang dapat menumbuhkan minat dan bakat melalui pendekatan kdengan anak-anak yang ada di sekolah yang menjadin tempat berkegiatan. Pada gambar diatas dapat dilihat melakukan pendekatan pada anak-anak haruslah dengan cara yang baik dan dapat membuat anak-anak-anak-anak mau untuk menumbuhkan bakatnya.

54 3.2.1. Pengembangan Minat Dan Bakat

Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Turunn Tangan ini lebih berfokus kepada kegiatan untuk membangun minat dan bakat pada anak-anak. Hal ini dilakukan karena masih banyak orang yang memnganggap seseorang dianggap pintar jika dia mahir dalam bidang matematika, bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, dan berbagai ilmu bidang eksakta dan non eksakta lainnya tanpa tahu bahwa kecerdasan seorang anak bukan hanya melalui bidang itu. Atas dasar itulah komunitas ini mencoba untuk mengubah mindset itu, maka komunitas ini membuat sebuah program yang bernama Passioniversity

Hal-hal yang menjadi latar belakang kami merancang program Passioniversity adalah peran pemuda dalam mendukung pembangunan suatu bangsa. Dibalik bangsa yang besar tersimpan peran pemuda yang signifikan dalam mewujudkannya. Maka, anak-anak muda Kota Binjai harus mengambil perannya dan turut berkontribusi untuk memajukan kota tercinta terutama di bidang pendidikan serta mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) dan mempersiapkan generasi penerus agar siap menghadapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Program ini dirancang melibatkan pemerintah, anak muda dan anak marjinal. Passioniversity bermula dari kegiatan komunitas Turun Tangan Binjai yang telah di evaluasi mengenai kondisi pendidikan yang ada di kota Binjai.

Sebagian besar gerakan-gerakan kepemudaan yang ditemui sebatas memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak marjinal, ini membuat komunitas Turun Tangan merasa butuh inovasi dalam hal ini karena faktanya banyak diantara

anak-55 anak marjinal yang enggan untuk melanjutkan sekolah namun masih membutuhkan pembinaan untuk memiliki daya saing yang kuat.

Bermula dari komunitas Turun Tangan Binjai yang menghadirkan para profesional untuk satu hari mengajar tentang profesinya di sekolah dasar, berkeinginan suatu saat anak-anak marjinal dapat belajar langsung ke institusi para professional yang turun menjadi guru sehari bagi anak-anak tersebut. Mereka juga berpendapat bahwa semua anak mulia, semua anak setara dan semua anak harus mendapatkan hak-haknya sebagai anak. Berdasarkan Konvensi Hak Anak PBB pada tahun 1989 tercetus sepuluh hak anak namun difokus pada dua hak anak, yaitu hak bermain dan hak mendapat pendidikan.

Program Passioniversity ini memiliki konsep berlatih sambil bermain, artinya anak anak marjinal diajak untuk berlatih meningkatkan kemampuan dan rasa percaya dirinya melalui bidang yang mereka senangi sambil bermain bersama para volunteer, dan tenaga pengajar di Passioniversity ini disebut dengan influenser. Passioniversity sendiri memiliki beberapa kelas seperti diantaranya:

1. Kelas Tari

Kelas tari ini diasuh oleh influenser bernama Cut Dara Yuninda dan dengan jumlah anak 6 orang. Sebelum melakukan latihan, anak-anak biasanya diajak untuk berdoa terlebih dahulu baru kemudian dilanjutkan dengan latihan.

Anak-anak diajarkan bagaimana cara melakukan tarian dengan baik dan benar dengan memberikan gerakan-gerakan dasar yang mudah dihapal untuk mereka.

Ada beberapa jenis tarian yang diajarkan kepada mereka seperti diantaranya Tari Persembahan, Tari, Tari Karo, Tari Jawa dan Tari Melayu.

56 Gambar 2: Sedang Latihan Tari

Sumber: Dokumentasi Pribadi, (27/07/2018)

Waktu belajar anak-anak dalam mempelajari sebuah tarian yaitu duia minggu untuk menciptakan gerakan, satu minggu untuk menghapal, jadi dalam waktu tiga minggu untuk menyelesaikan sebuah tarian dan di minggu keempat untuk pematangan tariannya. Kelas Tari ini memiliki hambatan dalam melatih adik-adik seperti yang tuturkan oleh Dara (20) (wawancara 07/08/2018)

“hambatannya karena lokasi yang cukup jauh aja sih. Terus juga karena kegiatan ini seminggu sekali, jadi harus lebih ekstra ngajarin adik-adik biar gak cepat lupa”

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa waktu yang seminggu sekali dan jarak tempuh yang cukup jauh membuatnya harus lebih ekstra dalam mengajari adik-adik untuk tetap terus bisa memngingat materi yang sudah diberikan kepada adik-adik. Dengan hambatan yang ada tidak menutup kemungkinan bahwa anak-anak pasti bisa, ia juga menuturkan alasannya kenapa ingin bergabung di Passioniversity ini dan juga harapannya untuk anak-anak muda khususnya di Kota Binjai:

57

“saya berhabung karena ingin berbagi pengalaman dan ilmu yang saya punya untuk adik-adik, supaya mereka tau bagaimanaseni dan budaya yang kita punya, khususnya untuk seni tari. Terus juga ingin menanamkan rasa cinta Indonesia dan rasa percaya diri.

Untuk harapannya, kedepan semoga semakin banyak yang terbuka hatinya untuk bergabung di passioniversity ini, dan semoga bisa jadi sesuatu yang bermanfaat untuk adik-adik menentukan langkahnya karena sedikit banyak adik-adik sudah tau skillnya dibidang apa, jadi gak ada lagi adik-adik yang tidak diperhatikan”.

2. Kelas Puisi

Kelas puisi ini mengajarkan bagaimana membaca puisi yang baik, bagaimana bereksptesi sesuai dengan kata-kata yang ada pada puisi. Kelas ini diasuh oleh influenser bernama Riski Indriani (20). Ia juga mengatakan hambatan yang dialaminya selama mengajar:

“hambatannya itu karena daya nalar adik-adik yang masih belum bisa menangkap pelajaran yang diberikan, jadi membuat mereka itu lebih cepat lupa. Ditambah lagi jarak waktunya itu satu minggu sekali, itu menjadi tantangan untuk saya harus bekerja lebih keras lagi, lebih ekstra lagi supaya adik-adik itu tetap inga tapa yang sudah kami ajarkan”.

Gambar 3: Anak-anak Sedang Belajar Dikelas Puisi Sumber: Dokumentasi Pribadi, (27/07/2018)

58 Menurut yang disampaikan oleh Riris diatas, dengan rentang waktu seminggu sekali ke sekolah untuk mengajari adik-adik membuatnya sedikit kewalahan, karena daya nalar adik-adik rendah. Namun kondisi itu tidak membuatnya merasa menjadi beban, tetapi menjadi sebuah tantangan untuk dirinya untuk lebih semangat lagi untuk mengajar.

3. Kelas Vokal dan Kelas Musik

Teknik vokal adalah cara memproduksisuara yang baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu dan nyaring. Kelas vokal mengajarkan Teknik pernapasan yang benar karena dalam bernyanyi merupakan hal yang penting, karena pernapasan biasa dengan bernyanyi tentu jauh berbeda.

Bagi yang tidak biasa bernyanyi mungkinakan merasa ngos-ngosan. Sedangkan untuk kelas musik anak-anak anak diajarkan bagaimana cara memainkan alat musik yang dibuat sendiri dengan bahan-bahan sederhana dan gampang dijumpai.

Alat musik yang digunakan adalah botol kaca bekas minuman, kemudian diisi air denga nisi yang berbeda-beda sehingga menghasilkan nada yang berbeda juga.

 Tujuan Program

Program Passioniversity memiliki beberapa tujuan dan output yang ingin dicapai selama masa program. Adapun tujuan dirancangnya program Passioniversity yaitu:

a. Membentuk karakter anak yang baik, berani, dan percaya diri

b. Menumbuhkembangkan minat dan bakat anak di bidang non-akademik.

59 Tujuan di atas diharapkan mampu menjadi acuan kami dalam menjalankan program agar sesuai dengan yang kami harapkan untuk anak-anak didik nantinya.

3.2.2. Bermain Sambil Belajar (Kegiatan Outdoor)

Kegiatan-kegiatan luar ruangan penting diadakan dalam pendidikan agar suasana belajar menjadi lebih seru dan tidak membosankan. Salah satu kegiatan luar ruangan yang dapat dilakukan diusia anak usia sekolah dasar ini adalah kegiatan bermain sambil belajar untuk mengasah motorik anak. Melihat hal tersebut Turun Tangan membuat sebuah kegiatan yang bernama One Day Voluntary (ODV).

One Day Voluntary (ODV) merupakan kegiatan “sehari menjadi relawan”, dimana sekumpulan anak-anak muda Kota Binjai mengajak anak-anak sekolah dasar untuk bermain sambil belajar diluar sekolahnya dengan tujuan untuk meningkatkan kreatifitasnya dan nilai-nilai mlain yang ingin dicapai. Anak-anak muda yang tergabung dalam kegiatan ini adalah anak-anak muda yang terjaring oleh Komunitas Turun Tangan ini. Anak-anak muda yang terjaring ini sebelumnya telah mengikuti prosedur untuk bisa bergabung, seperti diantaranya mengidi link pendaftaran, wawancara, dan pembekalan tentang kerelawanan. Hal itu dilakukan agar relawan yang bergabung bisa berkegiatan dengan ikhlas dan tidak berorientasi dengan uang saja.

Kegiatan ini sudah tiga kali dilakukan diantaranya ODV Batch 1 dilakukan di Kampung Padang Kabupaten Langkat dengan sasaran salah sekolah dasar yang berada disana dengan tema bermain sambil belajar dengan ada pembagian kelas

60 untuk kelas tinggi dan kelas rendah (kelas tinggi mulai dari kelas 4-6 dan kelas rendah mulai dari kelas 1-3) untuk pembagian permainannya.

Gambar 4: ODV 1 Kp. Padang, Langkat Sumber Turun Tangan binjai

Pembagian permainan antara kelas tinggi dan kelas rendah disesuaikan dengan kemampuan anak dan tingkat kesulitan dari permainan itu sendiri sepertihalnya permainan yang dilakukan oleh murid kelas 5 (yang merupakan kelas tinggi). Permainan ini bernama “Ular Buta”. Anak-anak dibagi dalam 2 kelompok dimana satu kelompok berjumlah 5 sampai 7 orang, kemudian mereka berbaris kebelakang dengan memegang bahuteman yang ada didepannya dengan dan mata mereka ditutup dengan yang berada dipaling belakangt matanya tidak ditutup yang beretugas sebagai kapten untuk mengarahkan teman-temannya mencapai target yang sudah disiapkan

Cara bermain dari permainan ini adalah kapten yang berada paling dari barisan mengarahkan teman-temannya dengan cara menepuk bahu sebelah kanan jika ingin berjalan dan menepuk bahu sebelah kiri jika ingin berjalan kearah

61 sebelah kiri, tetapi tidak boleh bersuara sedikitpun. Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih kekompakan antar anggota dan membangun rasa kepercayaan dengan orang lain dan juga untuk melatih kepemimpinan mencapai target yang diinginkan. Seperti yang diungkapkan oleh Fajar (12 tahun):

“permainannya seru, tapi sagak susah kak karena matanya di tutup.

Pas mau belok ke kanan, malah beloknya ke kiri, yang ditengah salah nepuk bahu yang didepan jadi mutar-mutar kami jadinya kak”.

Dari ungkapan Fajar diatas permainan ini memiliki kesulitan tersendiri, dikarenakan konsentrasi yang dimiliki setiap orang berbeda-beda yang mengakibatkan kesalahan saat mengarahkan orang yang berada didepannya.

ODV Batch 2 dilakukan di Museum Negeri Sumatera Utara, yang menjadi pesertanya adalah anak-anak yang berada di Kampung Damai di Binjai Utara yang juga pernah menjadi murid-murid Passioniversity sebelumnya

Gambar 5: ODV 2 Museum Negeri Sumatera Utara, Medan Sumber: Turun Tangan Binjai

62 Dari gambar diatas dapat dilihat beberapa anak yang sedang mengunjungi Museum Negeri Sumatera Utara untuk melakukan kegiatan study tour dengan tema “Heritage” untuk mengenalkan sejarah diusia anak-anak dengan harapan anak-anak dapat mengenal sejarah dan lebih menghargai sejarah.

Anak-anak diajak berkeliling mengelilingi museum sambil diberi penjelasan oleh kakak pendamping yang berasal dari relawan Turun Tangan Binjai yang sudah memahami dibidangnya.

Setiap ruangan yang dimasuki oleh anak-anak memiliki tema ruangan yang berbeda-beda, dilantai atas ada yang bertemakan melayu, jawa, dan etnis lain. Dilantai dasar terdapat sejarah tentang kekhidupan purba, manusia purba, binatang purba dan alat-alat purba.

ODV Batch 3 dilakukan di Tanah Lapang Merdeka Kota Binjai, dengan mengajak murid-murid dari SD Impres 97/98 yang menjadi sasaran Passioniversity saat ini, dengan tema “Mengenal Kota Ku” dan mengajak mereka bermain ke Tanah Lapang Merdeka Binjai dan berkeliling Kota Binjai menggunakan Trans Binjai, karena anak-anak ini tidak pernah tahu dimana tempat itu.

63 Gambar 6: ODV 3 Tanah Lapang Merdeka Binjai

Sumber: Turun Tangan Binjai

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa anak-anak sedang bermain dengan menggunakan alat permainan berupa hulahup, tali, kain penutup mata kemudian disisi hulahup diikatkan 4 tali yang berbeda.

Cara bermainnya yaitu satu grup terdiri dari tiga orang, satu orang berada ditengah hulahup dengan mata tertutup menggunakan kain penutup mata dan dua orang mengangkat hulahupnya dengan cara memegang talinya, satu orang memegang dua tali. Kemudian, orang yang memegang tali bertugas untuk mengarahkan orang yang ditengah untuk berjalan sesuai finish yang sudah ditentukan. Sementara itu orang yang ditengah dalam keadaan mata tertutup hanya bisa mengikuti arahan dari dua orang yang memegang tali tersebut. Jika ditengah perjalanan badan yang berada di tengah tanpa sengaja terkena mengenai badannya maka harus dimulai dari awal kembali. Tujuannya untuk menjalin kekompakkan dan interaksi yang baik dengan orang lain dan juga membangun kepercayaan dengtan sesama tim.

64 3.2.3. Pembentukan Karakter

Hampir semua komunitas atau organisasi yang dibentuk pastilah ada tujuan untuk membentuk karakter dari masyarakat sasaran komunitas atau organisasi tersebut. Baik itu komunitas dengan basis anak, masyarakat kurang mampu dan lain sebagainya. Setiap komunitas atau organisasi memiliki cara sendiri untuk mencapai tujuan pembentukkan karakter ini baik dilakukan melalui jalur pendidikan, pembentukan kepribadian melalui ekonomi kreatif dan kemandirian.

Seperti yang dilakukan komunitas Turun Tangan Tangan . Basis besar atau sasaran msyarakat yang dibentuk adalah anak usia sekolah. Terutama yang menginjak usia remaja khususnya sekolah menengah atas.

Komunitas Turun Tangan menjadi sukarelawan untuk membantu pembentukan karakter anak-anak tersebut. Sehingga pada saat mereka tidak lagi menyandang status sebagai “murid sekolah”. Karakter dan kepribadian mereka telah terbentuk dengan matang.

Harapannya adalah dengan adanya program ini kepribadian generasi bangsa khususnya anak-anak di Kota Binjai menjadi seperti yang diharapkan;

cerdas dalam berfikir, bijaksana dalam mengambil keputusan, tegas dalam bertindak dan memiliki akhlak yang baik terhadap orang tua.

Program ini dilakukan dengan cara mengumpulkan perwakilan-perwakilan OSIS dari sekolah tingkat SMA/SMK/MA untuk mengikuti sosialisasi tentang kehidupan sekolah tingkat atas yang sudah berbeda dengan sekolah-sekolah tingkat bawah. Mereka diarahkan bahwa mereka tidak lagi berada di sekolah

65 tingkat dasar. Tujuannya mereka bisa menjadi kader-kader disekolah mereka untuk mensosialisasikan kembali kepada teman-temannya.

Program ini juga mengajak siswa-siswi untuk lebih perduli dengan isi-isu soaial yang sedang terjadi di kotanya, jangan hanya diam dan cenderung abai dengan permasalahan tersebut. Ini berguna untuk membangun karakter anak yang yang lebih perduli dengan lingkungan sekitar dan mampu untuk menyelesaikan isi tersebut.

3.2.4. Advokasi Pendidikan kreatif

Pemerintah menjadi sarsaran dari kegiatan ini melalui audiensi yang dilakukan oleh komunitas Turun Tangan ini untuk menyampaikan pendapat-pendapat tentang ide-ide kreatif yang menyangkut pendidikan, memberikan masukan atas hasil survey dan assesmen masyarakat mengenai pendidikan. Hal ini telah dilakukan dalam sebuah kegiatan yang bertajuk Pagelaran Kreasi Anak (PERAN) Binjai.

Gambar 7: Acara PERAN Binjai

Sumber: Turun Tangan Binjai (Instagram: @turuntangan_binjai)

66 Anak atau remaja yang tinggal disuatu daerah tertentu akan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan remaja didaerah lain. Untuk mengetahui karakteristik anak atau remaja disuatu daerah tertentu, terlebih dahulu harus mengetahui karakteristik budaya setempat. Kita sebagai remaja memiliki kemampuan kreatif yang mengagumkan. Anak atau remaja mempunyai kreativitas yang berbeda. Siswa kreatif kadang menunjukkan ciri-ciri mandiri dalam berpikir, menimbang, berani berbeda pendapat. Kreativitas merupakan kemampuan membentuk konsep baru dari dua konsep atau lebih dalam pikiran. Banyak orang dewasa mengekang individualisme dan kreativitas siswa. Semestinya ada ikhtiar khusus untuk menemukan manfaat dan upaya mendorong berkembangnya potensi kreativitas siswa.

Kreativitas muncul pada setiap tahap perkembangan manusia. Kreativitas siswa ditingkatkan, rasa ingin tahu tetap dipelihara dan disalurkan melalui kesempatan mendapatkan pengalaman berharga. Untuk mendukung kreativitas siswa, siswa perlu mengembangkan keterampilan baru. Seperti yang dikatakan Naufaldy (21):

“kreativitas penting untuk kehidupan kita sehari-hari, maka dari itu kita butuh wadah untuk menyalurkan kreativitas ini supaya tidak berhenti begitu saja. Itulah alas an kenapa PERAN ini diadakan, guna menampung kreativitas-kreativitas yang ada”.

67 Gambar 8: Kata Sambutan Walikota Binjai

Sumber: Turun Tangan Binjai (Instagram: @turuntangan_binjai)

Kreativitas adalah kemampuan menciptakan dan mewujudkan gagasan baru untuk meningkatkan nilai tambah atau manfaat dari bahan-bahan yang sudah tersedia. Krativitas sangat dibutuhkan dalam upaya membuka lapangan kerja baru karena kreativitas sebagai suatu acuan utama dalam memperoleh suatu pekerjaan yang layak bagi kehidupan mendatang. Kreativitas juga menentukan pola pikir dan karakter seseorang. Tidak ada hewan yang memiliki kemampuan mencipta seperti yang manusia miliki. Kreativitas memiliki peranan yang sangat penting karena memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Kreativitas memberikan andil yang sangat besar dalam setiap kesuksesan. Berikut ini adalah beberapa manfaat kreativitas dalam kehidupan sehari-hari: meningkatkan keunggulan kompetitif, meningkatkan produktivitas, mengatasi masalah, mengatasi kegagalan, mengatasi kebosanan.

68 3.3. Bentuk Partisipasi

3.3.1. Bentuk Partisipasi Masyarakat

Masyarakat dalam hal ini berperan dalam mengizinkan anaknya untuk mengkuti kegiatan yang diadakan oleh Komunitas Turun Tangan ini. Elemen masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini adalah seluruh masyarakat Kota Binjai yang sudah mendukung. Khususnya untuk anak muda Binjai yang sudah mau berkontribusi untuk kotanya, yang sudah mau ikut terjun langsung untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan kotanya.

Komunitas-komunitas yang ada di Kota Binjai juga tak luput dari elemen yang terlibat. Banyak komunitas-komunitas yang berkolaborasi Bersama dengan

Komunitas-komunitas yang ada di Kota Binjai juga tak luput dari elemen yang terlibat. Banyak komunitas-komunitas yang berkolaborasi Bersama dengan

Dokumen terkait