• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Perjanjian Kerja Sama Langsiran Tanah Timbun .

KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN KERJA SAMA LANGSIRAN TANAH TIMBUN

B. Bentuk Perjanjian Kerja Sama Langsiran Tanah Timbun .

didasarkan itikadnya yang buruk.Jadi dengan lewatnya waktu 30 tahun hapuslah setiap perikatan hukum dan tinggalah suatu perikatan bebas, artinya pembayaran tidak dihapuskan lagi tapi kalau mau membayar diperbolehkan dan sebaliknya apabila si debitur tidak mau membayar maka dia tidak dapat digugat di muka hakim39

B. Bentuk Perjanjian Kerja Sama Langsiran Tanah Timbun .

Pada dasarnya suatu perjanjian tidak harus dibuat dalam suatu bentuk tetentu, artinya dapat dibuat dalam bentuk tertulis dan dapat juga dalam bentuk yang tidak tertulis.Akan tetapi ada beberapa jenis perjanjian yang oleh Undang-Undang diharuskan dibuat dalam bentuk tertulis.Prestasi dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan hak-hak yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan diri untuk itu, pelaksanaannya sesuai dengan term dan condition sebagaimana yang disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan.

Menurut Pasal 1234 KUHPerdata, dapat dibagi menjadi:

1. Perjanjian untuk memberikan sesuatu 2. Perjanjian untuk berbuat sesuatu 3. Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu

Secara garis besar KUH Perdata mengklasifikasi jenis-jenis perjanjian sebagai berikut berdasarkan kriteria masing-masing:

39Subekti, Hukum Perjanjian, Op.Cit, hlm 75-76.

Universitas Sumatera Utara

a. Perjanjian timbal balik dan perjanjian sepihak. Perjanjian jenis ini berdasarkan kewajiban berprestasi. Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang mewajibkan kedua belah pihak berprestasi secara timbal balik, misalnya jual beli, sewa-menyewa, tukar-menukar. Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang mewajibkan pihak yang satu berprestasi dan memberi hak kepada pihak yang lain untuk menerima prestasi, misalnya perjanjian hibah dan hadiah.

b. Perjanjian bernama dan tak bernama. Perjanjian bernama adalah perjanjian yang sudah mempunyai nama sendiri, yang dikelompokkan sebagai perjanjian‐perjanjian khusus dan jumlahnya terbatas, misalnya jual beli, sewa-menyewa, tukar-menukar, pertanggungan, pengangkutan, melakukan pekerjaan, dan lain-lain. Dalam KUH Perdata diatur dalam title V s/d XVIII dan diatur dalam KUHD. Perjanjian tak benama adalah perjanjian yang tidak mempunyai nama tertentu dan jumlahnya tidak terbatas yang tumbuh di masyarakat. Lahirnya perjanjian ini disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pihak-pihak yang mengadakannya, seperti perjanjian kerjasama, perjanjian pemasaran, perjanjian pengelolaan.

c. Perjanjian obligatoir dan kebendaan. Perjanjian obligatoir adalah perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban, misalnya dalam jual beli, sejak terjadi consensus mengenai benda dan harga, penjual wajib menyerahkan benda dan pembeli wajib membayar harga, penjual berhak atas pembayaran harga, pembeli berhak atas benda yang dibeli. Perjanjian kebendaan adalah perjanjian untuk memindahkan hak milik dalam jual beli, hibah, tukar-menukar.

Sedangkan dalam perjanjian lainnya hanya memindahkan penguasaan atas benda (bezit), misalnya dalam sewa-menyewa, pinjam pakai, gadai.

Universitas Sumatera Utara

d. Perjanjian konsensual dan real. Perjanjian konsensual adalah perjanjian yang terjadinya itu baru dalam taraf menimbulkan hak dan kewajiban saja bagi pihak-pihak. Tujuan perjanjian baru tercapai apabila ada tindakan realisasi hak dan kewajiban tersebut. Perjanjian real adalah perjanjian yang terjadinya itu sekaligus realisasi tujuan perjanjian, yaitu pemindahan hak40

Adapun bentuk-bentuk kontrak dan kekuatan/nilai pembuktiannya, dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

.

1. Kontrak Lisan Adalah suatu kontrak yang dibuat oleh para pihak secara lisan (oral contract), tidak secara tertulis dalam akta bawah tangan maupun akta otentik. Dalam kontrak lisan terkandung suatu janji yang mengungkapkan kehendak yang dinyatakan dan dianggap sebagai elemen konstitutif dari kekuatan mengikat kontrak. Namun demikian, adanya suatu janji bertimbal-balik tidak serta merta membentuk kontrak. Kontrak baru terbentuk jika ada perjumpaan atau persesuaian antara janji-janji yang ditujukan satu pihak terhadap pihak lainnya. Hukum memperbolehkan para pihak membuat kontrak secara lisan. Namun, dalam perkembangan praktik hukum modern saat ini, suatu kontrak yang dibuat secara lisan tidak dapat dipertahankan lagi dalam kaitannya dengan kepentingan pembuktian, sehingga kontrak harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta di bawah tangan atau akta otentik yang digunakan sebagai alat pembuktian.

2. Kontrak Tertulis dalam Akta di Bawah Tangan Menurut Pasal 1874 KUH Perdata, akta di bawah tangan adalah Surat atau tulisan yang dibuat oleh para pihak tidak melalui perantaraan pejabat yang berwenang (pejabat umum)

40Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja. 2005. Hak Tanggungan. Prenada Media. Jakarta

Universitas Sumatera Utara

untuk dijadikan alat bukti. Jadi akta di bawah tangan semata-mata dibuat antara para pihak yang berkepentingan. Dengan demikian, semua kontrak yang dibuat antara para pihak sendiri secara tertulis dalam akta di bawah tangan, bentuknya bebas, terserah bagi para pihak yang membuatnya juga diperbolehkan di mana saja. Yang terpenting bagi kontrak tertulis dalam akta di bawah tangan itu terletak pada tanda tangan para pihak. Di mana akta ini mempunyai kekuatan/nilai pembuktian sepanjang para pihak mengakui atau tidak ada penyangkalan dari satu pihak di antara dua pihak.

3. Kontrak Tertulis dalam Akta Otentik Akta otentik menurut Pasal 1868 KUH Perdata adalah akta dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang yang dibuat oleh atau di hadapan pejabat yang berkuasa (pejabat umum) untuk itu, di tempat di mana akta dibuatnya. Jadi, suatu akta disebut akta otentik jika memenuhi syaratsyarat sebagai berikut:

a. Akta yang dibuat oleh akta yang dibuat di hadapan pejabat umum, yang ditunjuk oleh undang-undang;

b. Bentuk akta ditentukan oleh undang-undang dan cara membuat akta harus menurut persyaratan materil (subtantif) dan persyaratan formil (prosedural) yang ditetapkan oleh undangundang;

c. Di tempat di mana pejabat berwenang membuat akta itu41

Pejabat yang berkuasa atau pejabat umum yang dimaksud adalah notaris, hakim, juru sita pengadilan, pejabat catatan sipil, dan dalam perkembangannya camat karena jabatannya dapat ditunjuk sebagai PPAT.Akta notaris agar

.

41Nurul Muslimah Kurniati. “Pengertian dan Arti Penting Kontrak”, http://notarisnurulmuslimahkurniati.blogspot.com/2009/04/pengertian-dan-arti-penting

kontrak.html diakses 16Juli 2018.

Universitas Sumatera Utara

mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna harus memenuhi persyaratan materil dan persyaratan formil. Jika tidak memenuhi persyaratan maka akan diproses di pengadilan dan nilai pembuktiannya diserahkan kepada hakim.

Berbicara mengenai fungsi kontrak, Salim HS menyebutkan fungsi Kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi yuridis dan fungsi ekonomis.Fungsi yuridis kontrak adalah fungsi dapat memberikan kepastian hukum bagi para pihak.Sedangkan fungsi ekonomis adalah menggerakkan (hak milik) sumber daya dari nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai yang lebih tinggi42

Perjanjian pemborongan pekerjaan adalah suatu perjanjian antara seorang (pihak yang memborongkan pekerjaan) dengan seorang lain (pihak pemborong), dimana pihak pertama menghendaki sesuatu pekerjaan yang disanggupi oleh pihak lawan, atas pembayaran sejumlah uang sebagai harga pemborongan.

Perjanjian pemborongan bersifat konsensuil artinya perjanjian pemborongan itu ada atau terbentuk sejak adanya kata sepakat antara kedua belah pihak yaitu pihak yang memborongkan dengan pihak pemborong mengenai pembuatan suatu karya dan harga borongan/kontrak

.

43

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa perjanjian kerja sama langsiran tanah ini lebih tepatnya digolongkan kepada jenis perjanjian konsensuil, yang menimbulkan hak dan kewajiban kepada masing-masing pihak yang melakukan perjanjian.Langsiran tanah timbun yang merupakan tujuan perjanjian akan tercapai apabila hak dan kewajiban masing-masing pihak dilaksanakan

.

42Salim H.S. Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2003. Hal. 16.

43R. Subekti. Op.Cit. hlm. 58.

Universitas Sumatera Utara

dengan baik. Bentuk perjanjian langsiran tanah timbun pada penelitian ini adalah bersifat borongan yang dapat digolongkan ke dalam jenis perjanjian konsensuil.Selanjutnya, pengaturan perjanjian dilakukan secara tertulis dan dibuat secara bersama-sama oleh kedua belah pihak yang melakukan perjanjian.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kerja Sama

Dokumen terkait