• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Mekanisme Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama Langsiran Tanah Timbun Antara PT. Rimba Mujur Mahkota dengan CV. Mitra Natako Group Tentang Tanah Timbun

Mekanisme merupakan interaksi bagian satu dengan bagian yang lain dalam suatu sistem secara keseluruhan untuk menghasilkan fungsi atau kegiatan sesuai dengan tujuan. Mekanisme pelaksanaan perjanjian kerja sama langsiran tanah timbun dilaksanakan sesuai KUH Perdata dan kesepakatan kedua belah pihak dalam surat penjanjian kerja No.01/SPK-TEK/RMM/I/2018. Isi perjanjian yang disepakati oleh PT. Rimba Mujur Mahkota dan CV. Mitra Natako Group adalah sebagai berikut.

Pasal 1 tentang objek perjanjian44

Berdasarkan Pasal1 di atas pekerjaan yang dibebankan oleh pihak pertama kepada pihak kedua sebagai objek perjanjian adalah langsiran tanah timbun sepanjang 30.746 meter.Sesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata syarat dalam melaksanakan perjanjian adalah adanya kesepakatan antar pihak, kecakapan, objek dan sebab yang halal. Dengan demikian dalam perjanjian kerja sama Pekerjaan mengangkut dan melangsir tanah timbun untuk penimbunan jalan di lokasi kebun Sikarakara PT. Rimba Mujur Mahkota sepanjang 30.746 meter.

44 Dokumentasi SPK PT. RMM 01/SPK-TEK/RMM/I/2018

Universitas Sumatera Utara

langsiran tanah timbun ini pihak kedua telah menyetujui dan sepakat dengan segala sesuatu pekerjaan yang ditugaskan oleh pihak pertama. Sedangkan syarat teknis yang harus dipenuhi oleh Para Pihak dalam menjalankan perjanjian kerja sama langsiran tanah timbun ini adalah sebagai berikut.

Pasal 2 tentang syarat-syarat Perjanjian

1. Pelaksanaan pekerjaan di lahan perkebunan milik pihak pertama harus didasarkan spesifikasi dan metode kerja yang telah disetujui oleh Pihak Pertama.

2. Untuk memuat tanah ke dumptruck memakai excavator yang disediakan oleh Pihak Pertama.

3. Rencana trip pekerjaan Fase I sekurangnya 4.903 trip, Fase II sekurangnya 2.198 trip dan Fase III sekurangnya 1.546 trip.

4. Pekerjaan dilakukan dengan kondisi cuaca yang memungkinkan untuk bekerja, Pihak Kedua dimungkinkan untuk bekerja di luar jam kerja sepanjang ada pemberitahuan/koordinasi dengan pengawas Pihak Pertama.

5. Pihak Kedua berkewajiban menyediakan mobil dumptruck yang sehat agar efisiensi kerja excavator dapat tercapai45

Pasal 3 tentang Kewajiban dan Tanggung Jawab Pihak Kedua .

a. Melaksanakan semua pekerjaan yang diberikan oleh pihak pertama dengan baik sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi kerja (intruksi) dan metode kerja.

b. Bertanggung jawab atas seluruh kerugian baik moril ataupun materil yang diderita oleh Pihak Pertama sebagai akibat dari kelalaian dari tenaga kerja yang dipekerjakan oleh pihak kedua.

45Dokumentasi SPK PT. RMM 01/SPK-TEK/RMM/I/2018 Pasal 2.

Universitas Sumatera Utara

c. Pihak Kedua wajib menjaga ketertiban dan kebersihan serta menghindari bahaya yang menyebabkan kerugian materiil di lokasi perkebunan yang dikerjakan oleh Pihak Kedua.

d. Pihak Kedua wajib mengajukan pemeriksaan pekerjaan terhadap Pihak Pertama untuk pekerjaan yang telah selesai dilakukan sesuai rencana pekerjaan yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

e. Pemeriksaan pekerjaan sesuai ayat (5) Pasal ini dilaksanakan oleh Para Pihak dan dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (untuk selanjutnya disebut sebagai BAPP) yang dibuat pihak kedua dan harus ditandatangani sekurang-kurangnya 1 orang dari Pihak Pertama dan Kedua46 Pasal 4 tentang Biaya

.

1) Pihak Pertama akan membayar kepada Pihak kedua Berdasarkan kesepakatan yaitu, dengan perhitungan sebagai berikut.

Tabel 1Tarif Biaya Ongkos Angkut Timbun Tanah

Nomor Uraian Jarak Tempuh Harga/Trip Rencana

Trip Total

1 Fase I Jarak 0-3 Km (Dalam

Rupiah/Trip) Rp. 90.000 4.903 Rp. 441.272.813 2 Fase II Jarak >3 s/d 7 Km

(Dalam Rupiah/Trip) Rp. 107.000 2.198 Rp. 235. 182. 656 3 Fase III Jarak >7 s/d 10 Km

(Dalam Rupiah/Trip) Rp. 123.000 1.546 Rp. 190. 196.438

Sub Total Rp. 866.651.906

Sumber: PT. Rimba Mujur Mahkota

2) Biaya tersebut di atas tidak mengikat dan sewaktu-waktu dapat berubah, apabila terjadi perubahan biaya tersebut, maka pihak kedua

46Dokumentasi SPK PT. RMM 01/SPK-TEK/RMM/I/2018 Pasal 3.

Universitas Sumatera Utara

akanmemberitahukannya kepada pihak pertama 1 (satu) bulan sebelum masa pembayaran.

3) Biaya tersebut di atas belum termasuk pajak (Pph jasa Pasal 23 sebesar 2%) yang akan dipotongkan dari faktur (invoice/kwitansi) penagihan dari Pihak Kedua untuk disetorkan ke kas negara (bukti akan potong diserahkan ke Pihak Kedua).

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan, diperoleh data yang menunjukkan bahwa pada periode 28 Februari 2018 kinerja yang ditunjukkan pekerja di lapangan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan data evaluasi yang menunjukkan bahwa dari target yang ditentukan pada fase I yaitu 4903 trip, pekerja sudah bisa menyelesaikan sebanyak 2587 trip (52,76%).

Periode perjanjian berakhir sebagaimana dijelaskan di atas adalah pada tanggal 31 Desember 2018. Oleh karena itu, waktu yang tersedia untuk menyelesaikan target trip I, II dan III sangat banyak.

Pasal 5 tentang jangka waktu pekerjaan

Jangka waktu pekerjaan dalam perjanjian ini adalah terhitung sejak tanggal satu bulan Februari dua ribu delapan belas (01-02-2018) dan berakhir pada tanggal tiga puluh satu bulan Desember dua ribu delapan belas (31-12-2018)47

1) Hasil selama satu bulan dituangkan dalam sebuah Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP) dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Periode kerja yang di BAPP adalah dari tanggal 01 sampai dengan akhir bulan setiap bulannya.

. Pasal 6 tata cara pembayaran

47Dokumentasi SPK PT. RMM 01/SPK-TEK/RMM/I/2018 Pasal 4 dan 5.

Universitas Sumatera Utara

2) Pembayaran dilakukan oleh Pihak Pertama dengan cara mentransfer ke rekening milik Pihak Kedua.

3) Bukti transfer tersebut merupakan bukti atau kwitansi yang sah atas pembayaran pekerjaan yang dilakukan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua48

Pasal 7 pekerjaan tambah kurang .

1) Perubahan-perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan, hanya dapat dikerjakan sesudah mendapat perintah/ijin tertulis dari pihak pertama atau pejabat yang ditunjuk oleh pihak pertama yang jelas menyebutkan jenis dan rincian pekerjaan.

2) Perhitungan penambahan/pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar:

a) Daftar harga satuan pekerjaan yang telah disetujui oleh pihak pertama dalam perjanjian

b) Jika belum/tidak terdapat dalam daftar di atas, harga tersebut harus disetujui oleh pihak pertama dan pihak kedua

3) a) Apabila terdapat kelebihan pembayaran atas volume pekerjaan sesuai Pasal 1 perjanjian ini, maka pihak kedua wajib mengembalikan kelebihan pembayaran kepada pihak pertama paling lama 15 hari kalender dari tanggal diadakannya perhitungan bersama yang dibuktikan dengan BAPP yang merupakan satu kesatuan dan bagan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

b) Apabila terdapat kekurangan pembayaran atas volume pekerjaan sesuai Pasal 1 perjanjian ini, maka pihak pertama wajib membayarkan kepada pihak

48Dokumentasi SPK PT. RMM 01/SPK-TEK/RMM/I/2018 Pasal 6.

Universitas Sumatera Utara

kedua paling lama 15 hari kalender dari tanggal diadakannya perhitungan bersama yang dibuktikan dengan BAPP yang merupakan satu kesatuan dan bagan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

c) Setelah BAPP disetujui dan ditandatangani oleh Para Pihak, maka pekerjaan yang tercantum dalam BAPP tersebut dianggap sah.

Pasal 8 tentang pengalihan dan penyerahan

Pihak Kedua dilarang mengalihkan dan menyehkan hak dan kewajibannya serta tanggung jawabnya berdasarkan Perjanjian ini, baik sebagian maupu seluruhnya kepada Pihak Ketiga tanpa adanya persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama.

Pasal 9 tentang pembatalan

1) Pihak pertama berhak membatalkan perjanjian ini secara sepihak apabila ternyata pihak kedua melanggar Pasal-Pasal dalam Perjanjian ini dengan ketentuan Pihak Kedua wajib mengganti segala kerugian yang diderita oleh pihak pertama baik materiil ataupun imateril.

2) Pihak pertama berhak membatalkan perjanjian ini secara sepihak apabila:

a) Pihak kedua tidak mengindahkan teguran/peringatan yang dibuat secara tertulis oleh pihak pertama sebanyak 3 kali

b) Pihak kedua memborongkan secara keseluruhan pekerjaan kepada pihak ketiga dengan ketentuan pihak kedua wajib mengganti seluruh kegiatan yang diderita oleh pihak pertama baik materil maupun imateril.

3) Pihak kedua nyata-nyata tidak dapat melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh pihak pertama sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan metode kerja49

49Dokumentasi SPK PT. RMM 01/SPK-TEK/RMM/I/2018 Pasal 7,8 dan 9.

.

Universitas Sumatera Utara

Pasal 10 tentang teguran dan sanksi

Pihak pertama dapat memberikan teguran/peringatan apabila pihak kedua tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan dan rencana kerja yang telah disetujui oleh pihak pertama, sebanyak-banyaknya 3 kali untuk kesalahan dan/atau kelalaian yang timbul, maka pihak pertama berhak untuk menyerahkan sisa pekerjaan kepada pihak lain dengan selisih biaya ditanggung sepenuhnya oleh pihak kedua dan sanksi pembatalan perjanjian ini.

Pasal 11 tentang tenaga ahli/pelaksana pekerjaan

Pihak kedua berkewajiban menyediakan tenaga ahli/pelaksana pekerjaan sesuai dengan yang dituangkan dalam perjanjian ini serta melepaskan pihak pertama atas segala tanggung jawab yang mungkin terjadi seperti kecelakaan kerja, kematian dan lain sebagainya atas tenaga ahli tersebut yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan di dalam perjanjian ini50

1) Pihak kedua akan bertanggung jawab penuh atas penyiapan seluruh tanaga ahli, mesin dan peralatan lain-lain yang diperlukan dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh pihak kedua sendiri untuk memenuhi jadwal yang telah disetujui, akan tetapi tidak terbatas pada mengatur petugas keamanan dan menjaga keselamatan tenaga kerja. Pihak kedua melepaskan dan.atau membebaskan pihak pertama dari segala tuntutan ganti rugi dan/atau tanggung jawab keselamatan tenaga kerja dan keamanan barang-barang miliknya.

.

Pasal 12 tentang peralatan dan perlengkapan kerja

50Dokumentasi SPK PT. RMM 01/SPK-TEK/RMM/I/2018 Pasal 10 dan 11.

Universitas Sumatera Utara

2) Tidak tersedianya bahan-bahan, alat-alat, mesin dan tenaga kerja tidak dapat dijadikan alasan oleh pihak kedua untuk keterlambatan penyelesaian pekerjaan tersebut di atas.

Pasal 13 tentang Force Majure

1) Apabila dalam melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai Pasal 1 perjanjian ini Pihak Kedua mengalami keterlambatan atau kegagalan sebagai akibat dari keadaan force majure, maka pihak kedua harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak pertama selambat-lambatnya 7 hari kalender setelah terjadinya force majure.

2) Dengan force majure dimaksudkan adalah terjadinya akan tetapi tidak terbatas pada peperangan, blokade, pemberontakan, pemogokan, kebakaran, sabotase, epidemik, atau bencana alam seperti banjir, gempa bumi dan lain-lain diluar kemauan dan kemampuan pihak pertama dan pihak kedua.

3) Bila terjadi keadaan force majure seperti yang disebutkan di atas sehingga tidak memungkinkan pihak pertama dan pihak kedua melaksanakan perjanjian ini, maka segala sesuatunya akan diselesaikan secara musyawarah dengan tidak mengurangi kewajiban pihak kedua untuk menyelesaikan kewajibannya secara tuntas51

Pasal 14 tentang berakhirnya perjanjian .

1) Dengan mengesampingkan ketentuan dalam Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUH Perdata, Pihak pertama berhak mengakhiri perjanjian secara sepihak, apabila:

a) Pihak kedua memborongkan seluruh pekerjaan kepada pihak ketiga

51Dokumentasi SPK PT. RMM 01/SPK-TEK/RMM/I/2018 Pasal 12 dan 13.

Universitas Sumatera Utara

b) Pihak kedua nyata-nyata tidak dapat melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan

2) Dengan pemutusan perjanjian karena salah satu atau beberapa alasan seperti tercantum dalam ayat (1) perjanjian ini, pihak kedua hanya berhak mendapatkan pembayaran-pembayaran atas prestasi yang telah dilakukan setelah diadakan perhitungan bersama oleh para pihak yang dituangkan dalam Berita Acara.

Pasal 15 tentang domisili hukum

1) Apabila tedapat perbedaan pendapat maka akan diselesaikan oleh para pihak secara musyawarah utuk mufakat.

2) Apabila terdapat hal-hal yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat, maka para pihak akan menyerahkan dan memilih tempat kediaman yang umum pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri Medan di Medan52

Pasal 16 tentang hal-hal lain .

1) Para pihak melakukan perjanjian sesuai dengan kepatuhan terhadap praktek bisnis yang wajar.

2) Para pihak melakukan perjanjian kerja berdasarkan pada persamaan kesetaraan, saling percaya berlandaskan keadilan dan tanggung jawab sosial dan tidak membedakan suku, agama, ras dan antar golongan dan menghormati hak asasi manusia.

3) Para pihak dilarang memberi atau menerima imbalan dalam bentuk apapun baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana dalam segala

52Dokumentasi SPK PT. RMM 01/SPK-TEK/RMM/I/2018 Pasal 14 dan 15.

Universitas Sumatera Utara

bentuk korupsi, penyuapan dan penipuan dalam penggunaan dan sumber daya alam ataupun sumber daya manusia.

4) Saling keterbukaan informasi yang tepat sesuai dengan ketentuan dan praktek industri yang berlaku dan itikad baik berdasarkan peraturan hukum yang berlaku.

5) Hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak atas kekuatan perjanjian ini tidak akan berakhir karena bubarnya badan hukum atau dinyatakan pailit atau meninggalnya salah satu pihak atau terjadi perubahan pengurus/pemegang saham, akan tetapi wajib diteruskan dan ditaati para penggantinya/ahli waris yang sah.

6) Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan bersama secara musyawarah dalam suatu perjanjian tambahan tersendiri dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini. Setiap perubahan atas perjanjian ini harus disetujui dan dibuat secara tertulis serta ditandatangani oleh para pihak53.

B. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama Langsiran Tanah Timbun Antara PT. Rimba Mujur Mahkota dengan CV. Mitra Natako Group Tentang Tanah Langsiran

Perjanjian menurut rumusan Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, didefinisikan sebagai:“suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Dalam melaksanakan perjanjian kerja sama langsiran tanah timbun ditemukan berbagai kendala-kendala

53Dokumentasi SPK PT. RMM 01/SPK-TEK/RMM/I/2018 Pasal 16.

Universitas Sumatera Utara

yang dapat menghambat atau memperlambat jalannya pekerjaan sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi kerja dan metode kerja yang telah disepakati. Hal ini sebenarnya sudah difikirkan sejak dini oleh para pihak dan ditemukan kesepakatan bahwa jika terdapat kendala-kendala atau permasalahan, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk mendapatkan mufakat.

Secara hukum sesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata, perjanjian kerja sama langsiran tanah timbun sudah sesuai karena di dalam perjanjian yang dilaksanakan sudah memenuhi kesepakatan, kecakapan, objek dan sebab yang halal. Sehingga secara syarat hukum, tidak ditemukan adanya kendala dalam melaksanakan perjanjian langsiran tanah timbun Sikara-kara.

Hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan ke lapangan ditemukan bahwa pelaksanaan perjanjian kerja sama langsiran tanah timbun ini sudah mengikui asas-asas dalam perjanjian yang akan dirincikan sebagai berikut.

1. Asas konsensualisme, yaitu asas kesepakatan. Pelaksanaan perjanjian kerja sama langsiran tanah timbun dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak sebagaimana tercantum di dalam surat perjanjian kerja No.01/SPK-TEK/RMM/I/2018.

2. Asas kepercayaan, yang harus ditanamkan diantara para pihak yang membuat perjanjian. Kepercayaan yang terbentuk antara PT. Rimba Mujur Mahkota dengan CV. Mitra Natako Group sudah terbentuk sejak lama. Sebelum melaksanakan perjanjian ini, kedua pihak sudah sering melakukan kerja sama dalam bentuk pengangkutan barang ataupun produk ketika PT. Rimba Mujur Mahkota. Kerja sama yang dilaksanakan pada saat ini bukan kerja sama yang

Universitas Sumatera Utara

pertama kalinya. Sehingga kepercayaan yang terbentuk antar kedua pihak sudah cukup kuat.

3. Asas kekuatan mengikat, maksudnya bahwa para pihak yang membuat perjanjian terikat pada seluruh isi perjanjian dan kepatutan yang berlaku.

4. Asas Persamaan Hukum, yaitu bahwa setiap orang dalam hal ini para pihak mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum.Hal ini dibuktikan dengan kesepakatan dan komitmen bersama yang tertuang di dalam surat perjanjian kerja No.01/SPK-TEK/RMM/I/2018. Di dalam perjanjian tersebut dituliskan secara jelas hak dan kewajiban masing-masing pihak secara adil dan disetujui bersama.

5. Asas keseimbangan, dalam melaksanakan perjanjian kerja sama langsiran tanah timbun terdapat keseimbangan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak sesuai dengan apa yang diperjanjikan.

6. Asas moral adalah sikap moral yang baik harus menjadi motivasi para pihak yang membuat dan melaksanakan perjanjian. Berdasarkan wawancara di lapangan menyatakan bahwa belum terdapat kasus pelanggaran moral, penipuan ataupun sejenisnya yang dilakukan oleh kedua pihak.

7. Asas kepastian hukum yaitu perjanjian yang dibuat oleh PT. Rimba Mujur Mahkota dengan CV. Mitra Natako Group berlaku sebagai Undang-Undang bagi para pembuatnya.

8. Asas kepatutan maksudnya bahwa isi perjanjian tidak hanya harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tetapi juga harus sesuai dengan kepatutan, sebagaimana ketentuan Pasal 1339 KUH Perdata yang menyatakan bahwa suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang

Universitas Sumatera Utara

dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau Undang-Undang.

9. Asas kebiasaan, maksudnya bahwa perjanjian harus mengikuti kebiasaan yang lazim dilakukan, sesuai dengan isi Pasal 1347 KUH Perdata yang berbunyi hal-hal yang menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan dianggap secara diam-diam dimasukkan ke dalam perjanjian, meskipun tidak dengan tegas dinyatakan. Hal ini merupakan perwujudan dari unsur naturalia dalam perjanjian.

Terkait dengan surat perjanjian kerja No.01/SPK-TEK/RMM/I/2018 tidak adanya kendala dalam melaksanakan perjanjian kerja sama langsiran tanah timbun. Kedua belah pihak berdasarkan hasil wawancara di lapangan menyatakan telah mengikuti dan melaksanakan seluruh isi perjanjian dengan baik. Kedua belah pihak mengaku sudah lama melakukan kerja sama di bidang pekerjaan yang serupa, sehingga kedua belah pihak sudah saling percaya dan berusaha untuk tidak mengecewakan satu sama lain.

Kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan kerja sama langsiran tanah timbun adalah kendala yang bersifat teknis. Kendala yang dimaksud terkait dengan mesin yang mogok saat bekerja, peralatan yang rusak dan cuaca yang tidak dapat diprediksi oleh pelaksana (hujan).Kondisi ini pada dasarnya adalah hal yang bersifat wajar terjadi di lapangan.Namun, untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang ditugaskan oleh pihak pertama sebaiknya dilakukan tindakan preventif untuk menghindari kendala-kendala yang ada di lapangan.

Universitas Sumatera Utara

Tindakan preventif yang dimaksud dalam hal ini adalah terkait dengan pengecekan kondisi mesin dan peralatan yang akan digunakan saat bekerja. Jika ditemukan adanya peralatan atau mesin yang kurang baik, maka secepatnya dilakukan perbaikan ke bengkel yang bersangkutan.Selain itu, untuk mesin sebaiknya jadwal maintenance atau pemeliharaan/perawatan dilakukan secara rutin setiap periode tertentu.Sehingga hal ini dapat mengurangi hambatan atau kendala di lapangan saat melakukan pekerjaan langsiran tanah timbun.

Terkait dengan cuaca yang tidak dapat diprediksi oleh pelaksana pekerjaan langsiran tanah timbun merupakan kondisi yang tidak bisa dihindari di lapangan.

Hasil pengamatan menemukan bahwa solusi yang terbaik dalam mengatasi kendala ini adalah dengan menambahkan jam lembur bagi pelaksana yang tentunya berdasarkan persetujuan dari pihak pertama. Dengan demikian target timbunanan yang telah disepakati sebelumnya dapat tercapai seperti yang diharapkan oleh masing-masing pihak.

C. Penyelesaian Sengketa Dalam Perjanjian Kerja Sama Langsiran Tanah Timbun Antara PT. Rimba Mujur Mahkota dengan CV. Mitra Natako Group

Menurut Pasal 1234 KUH Perdata debitur diwajibkan untuk menyerahkan prestasi kepada kreditur dimana prestasi berupa memberikan, berbuat atau tidak berbuat sesuatu.Dalam hal debitur tidak dapat memberikan prestasi sesuai dengan perjanjian, maka disebut wanprestasi54

54Ines, Dkk. 2015. Penyelesaian Sengketa dan Akibat Hukum Wanprestasi Pada Kasus Antara PT Metro Batavia dengan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

. Dalam hal ini pihak kedua (CV. Mitra

Universitas Sumatera Utara

Natako Group) memiliki kewajiban untuk melakukan pekerjaan langsiran tanah timbun sebagai prestasi yang akan diberikan kepada pihak pertama (PT. Rimba Mujur Mahkota).

Sengketa adalah suatu situasi dimana ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain, yang kemudian pihak tersebut menyampaikan ketidakpuasan ini kepada pihak kedua. Jika situasi menunjukkan perbedaan pendapat, maka terjadi lah apa yang dinamakan dengan sengketa. Dalam konteks hukum khususnya hukum kontrak, yang dimaksud dengan sengketa adalah perselisihan yang terjadi antara para pihak karena adanya pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah dituangkan dalam suatu kontrak, baik sebagian maupun keseluruhan. Dengan kata lain telah terjadi wanprestasi oleh pihak-pihak atau salah satu pihak55

1. Apabila tedapat perbedaan pendapat maka akan diselesaikan oleh para pihak secara musyawarah untuk mufakat.

.

Sampai saat ini, pada pelaksanaan perjanjian langsiran tanah timbun belum ditemukan adanya sengketa antar para pihak.meskipun demikian, kedua belah pihak sepakat dengan solusi penyelesaian apabila ditemukan adanya permasalahan pada saat pelaksanaan perjanjian sebagaimana yang tercantum di dalam Pasal 15 Surat Perjanjian Kerja No.01/SPK-TEK/RMM/I/2018 berikut ini.

2. Apabila terdapat hal-hal yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat, maka para pihak akan menyerahkan dan memilih tempat kediaman yang umum pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri Medan di Medan.

55Amriani, Nurnaningsih. 2012. Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata Di Pengadilan. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

Sampai dengan periode ini pihak kedua yang merupakan CV. Mitra Natako Group masih menunjukkan kinerja yang baik dan serius.Hal ini dapat dilihat dari progres pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pihak kedua. Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja No.01/SPK-TEK/RMM/I/2018 pekerjaan langsiran tanah timbun

Sampai dengan periode ini pihak kedua yang merupakan CV. Mitra Natako Group masih menunjukkan kinerja yang baik dan serius.Hal ini dapat dilihat dari progres pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pihak kedua. Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja No.01/SPK-TEK/RMM/I/2018 pekerjaan langsiran tanah timbun

Dokumen terkait