• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Sanksi dalam Mengatasi Kenakalan Santri di MA Pondok Pesantren

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

D. Bentuk Sanksi dalam Mengatasi Kenakalan Santri di MA Pondok Pesantren

Salah satu cara untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya kenakalan adalah dengan diberlakukannya sanksi terhadap santri yang terbukti melakukan pelanggaran. Sehingga nantinya sanksi yang diberikan akan membuat efek jera terhadap santri yang telah melakukan kenakalan tersebut, agar tindakan negatifnya bisa diperbaiki dan dirubah menjadi tindakan yang positif.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Bani Trichadi, S.Pd.I selaku guru bimbingan dan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan sanksi yang dikeluarkan olehnya adalah perintah dari Kyai, dalam hal ini menyangkut pelanggaran yang sifatnya pelanggaran sedang hingga berat, sedangkan untuk jenis pelanggaran atau kenakala ringan, maka guru pembimbing akan melakukan koordinasi dengan wali kelas untuk menentukan sanksi apa yang sesuai dengan pelanggaran atau kenakalan yang telah dilakukan. Untuk pelanggaran ringan biasanya santri yang bermasalah akan dikeluarkan dari kelas dan berdiri di lapangan sampai waktu yang telah ditentukan oleh guru pembimbing.

Santri yang melakukan jenis pelanggaran berat maka Kyai yang akan memberikan sanksi terhadap santri tersebut. Sanksi yang diberikan bertahap, tidak langsung diberikan sanksi berat. Apabila santri tersebut baru pertama kali melakukan pelanggaran berat, maka Kyai bersama guru pembimbing akan terlebih dahulu menanyakan mengapa santri tersebut melakukan pelanggaran berat tersebut baru kemudian santri tersebut akan diberikan sanksi. Sanksi pertama berupa hukuman berdiri di depan rumah Kyai sambil melakukan dzikir sampai pada batas waktu yang tidak ditetukan. Sanksi selanjutnya apabila santri tersebut masih membandel dengan melakukan kenakalan berat, maka Kyai akan menyuruh guru pembimbing untuk memberikan surat pernyataan kepada orang tua wali dari santri tersebut untuk melakukan mediasi dan pemecahan masalah secara personal. Dan sanksi terberat adalah santri tersebut akan terus menerus berdiri di depan rumah Kyai dengan berdzikir sambil terus diberikan pengarahan secara personal.

55 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah semua tahap penelitian dilakukan, dimulai dari observasi, mencari masalah masalah yang terjadi, lalu melakukan identifikasi masalah, kemudian menyusunnya menjadi proposal penelitian, dilanjutkan dengan mengumpulkan data data penting serta data data tambahan, dan melakukan analisis terhadap data yang telah ditemukan. Penulis mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Peran yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan kenakalan yang terjadi di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan terbatas, dimana untuk memberikan sebuah hukuman kepada santri yang melakukan pelanggaran sedang hingga berat, seorang guru pembimbing harus melakukan koordinasi atau melaporkan kenakalan tersebut kepada pengasuh pondok atau Kyai, guru pembimbing tidak memiliki kuasa untuk menghukum santri yang melakukan pelanggaran sedang hingga berat. Guru pembimbing haya diberi kuasa untuk menghukum atau menindak santri yang melakukan pelanggaran ringan saja.

2. Proses bimbingan dan konseling di pondok pesantren MA Pondok Pesantren Tapak Sunan memiliki penanganan yang berbeda antara pelanggaran jenis ringan dengan pelanggaran jenis sedang hingga berat.

Ketika santri melakukan pelanggaran yang sifatnya sedang atau berat, guru bimbingan dan konseling hanya akan menjadi monitor yang mencatat santri bermasalah lalu melaporkannya kepada pengasuh pondok pesantren atau kyai lalu melakukan koordinasi untuk melakukan penanganan. Akan tetapi, ketika santri melakukan pelanggaran yang sifatnya ringan, maka guru bimbingan dan konseling akan melakukan penangan secara langsung tanpa melaporkan masalahnya kepada pengasuh pondok pesantren.

3. Dalam melakukan proses kegiatan bimbingan dan konseling di pondok pesantren tapak sunan guru bimbingan dan konseling memiliki kendala dalam melakukan kegiatan bimbingan dan konseling, dimana guru

pembimbing tidak memiliki cukup sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan bimbingan dan konseling, seperti tidak adanya jam pelajaran khusus BK (Bimbingan dan Konseling) dan tidak adanya ruangan khusus untuk melakukan kegiatan bimbingan, serta guru bimbingan dan konseling memiliki keterbatasan dalam melakukan kegiatan bimbingan dan konseling terhadap para santri yang memiliki masalah sedang hingga berat, karena perlu melakukan koordinasi kepada pengasuh pondok pesantren sebelum melakukan penanganan terhadap santri tersebut.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tentang peran bimbingan konseling dalam mengatasi kenakalan santri di Madrasah Aliyah (MA) Pondok Pesantren Tapak Sunan yang telah dilakukan oleh penulis dengan berbagai tahapan, sehingga sampailah pada tahap kesimpulan. Terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan oleh penulis, diantaranya

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

a) Mengupgrade diri dalam hal ilmu tentang bimbingan dan konseling, seperti mengikuti seminar seminar konseling, pelatihan, dan lain sebagainya.

b) Menyusun program kegiatan konseling yang lebih mengarah kepada kegiatan sosial, agar santri memiliki bekal yang lebih baik menghadapi dunia luar nantinya.

c) Menjalankan peran yang lebih baik lagi sebagai guru pembimbing konseling dalam membangun karakteristik santri.

2. Bagi Orang Tua Santri

a) Memberikan perhatian secara penuh terhadap anaknya ketika mereka sedang di rumah agar tidak lagi terpengaruh oleh lingkungan rumahnya yang kurang baik.

b) Mampu bekerjasama dengan pihak pesantren dalam membentuk karakteristik santri, dengan mengikuti aturan yang telah disepakati dalam pertemuan di awal tahun ajaran.

c) Sabar dan selalu memberikan motivasi kepada anak agar mereka semangat untuk menjadi prinadi yang lebih baik lagi.

3. Bagi Lembaga Pendidikan

a) Memberikan pelatihan khusus kepada guru bimbingan dan konseling, agar mampu membuat program yang lebih baik lagi dan menjadi kompeten di bidangnya

b) Melakukan observasi kegiatan bimbingan setiap bulan agar tercipta sebuah koordinasi yang kuat.

c) Memberikan fasilitas yang memadai, seperti ruangan khusus bimbingan dan konseling.

C. Penutup

puji serta syukur penulis panjatkan kepada sang penguasa waktu Allah Subhanahu wa ta’aala, karena atas kehendak-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang sederhana ini. Penulis menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang terdapat di dalam skripsi ini, oleh sebab itu saran serta kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan, sebagai bentuk apresiasi dan menjadikan penulis untuk berkarya lebih baik lagi dari sebelumnya. Semoga skripsi ini memberikan manfaat baik bagi penulis sendiri maupun terhadap para pembaca.

Akhirnya tidak lupa pula penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dengan segala keihklasannya, semoga segala amal ibadah diterima oleh Allah Subhanahu wa ta’aala, Aamiin yaa rabbal ‘alamiin

58

DAFTAR PUSTAKA

A, Hallen. Bimbingan dan konseling, Jakarta: ciputat pers, 2002

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014 Aimmatul Husna. 2014. Tingkat Pemahaman Konselor Terhadap Implementasi

Bimbingan Dan Konseling Dalam Kurikulum 2013. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application. 3(4): 8.

Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amah, 2010 Arifin, Eva. teknik konseling di media massa. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010 Budiman, Amin dan Setiawati. Bimbingan Konseling. Jakarta: Dirjen Pendidikan

Islam Departemen Agama RI, 2009

Daulay, Haidar Putra. pendidikan islam dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2012

Faisal, Sanapiah. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2010

Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2012

Handoko, Martin dan Theo Riyanto. bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Jogjakarta: PT Kanisius, 2010

Herdiansyah, Haris. metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial.

Jakarta: Salemba Humanika, 2012

Hidayati, Nurul. metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Uin Jakarta Prees, 2006 Idi, Abdullah dan Safarina. etika pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2016

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009

Kartono, Kartini. Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003

Leod, Jhon Mc. Pengantar konseling teori dan studi kasus. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008

Lubis, Namora Lumongga. memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktik. Jakarta: Kencana, 2011

Moeloeng, Lexy J.. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009

Mu’awanah, Elfi dan Rifa Hidayah. Bimbingan Konseling Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009

Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Prees, 2007

Prayitno dan Eman Amti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2004

Ridwan. Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta, 2004

Rifa’I, Muhammad. sejarah pendidikan nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016 S.,Margono. Metodologi penelitian pendidikan komponen MKDK. Jakarta : Rineka

Cipta, 2007

Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Prees, 2006

Siyoto, Sandu dan M. Ali Sodik. Dasar Metologi Penelitian. Sleman: Literasi Media Publishing, 2015

Soebahar, Abdul Halim. modernisasi pesantren. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2013

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2011

Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2008

Syaodih dan Nana Sukmadinata. Bimbingan dan konseling dalam praktek, mengembangkan potensi dan kepribadian siswa. Bandung: Maestro, 2007 Walgito, Bimo. Bimbingan dan penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset,

1986

Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Rosdakarya, 2012

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I Instrumen Observasi

Variabel Indikator

Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling

1. Kegiatan di dalam jam pelajaran 2. Kegiatan di luar jam pelajaran 3. Lingkungan madrasah

4. Lingkungan asrama Pelaku kegiatan bimbingan dan

konseling

1. Guru Bimbinga dan Konseling 2. Faktro lain

Variabel Indikator Informan

Kegiatan Bimbingan

• Peran Guru

Kenakalan Santri • Contoh perilaku santri yang

Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah

1. Bagaimana sejarah berdirinya MA Pondok Pesantren Tapak Sunan?

2. Bagaimana menurut Bapak kenakalan para santri di sekolah ini?

3. Menurut bapak bagaimana program kerja guru BK dalam mengatasi kenakalan di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan?

4. Menurut Bapak faktor apa saja yang menjadi penyebab kenakalan santri tersebut?

5. Apa langkah langkah dasar yang dilakukan pihak madrasah dalam upaya menanggulangi kenakala tersebut?

Pedoman Wawancara Guru BK

1. Apa saja program BK yang ada di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan?

2. Bagaimana pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan?

3. Bagaimana peran bimbingan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan dalam mengatasi kenakalan santri?

4. Peraturan peraturan apa saja yang diterapkan di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan?

5. Kenakalan seperti apa yang sering dilakukan oleh santri putra dan putri di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan?

6. Apa kendala yang bapak alami dalam mengatasi kenakalan santri disini?

Pedoman Wawancara Peserta Didik (Santri)

1. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja?

2. Apakah kamu mengetahui peraturan peraturan yang ada disini?

3. Apakah kamu pernah melakukan kenakalan?

4. Kenakalan seperti apa yang pernah kamu lakukan?

5. Apa alasan kamu melakukan kenakalan tersebut?

6. Apa yang dilakukan oleh guru BK kepada santri yang melanggar?

7. Bagaimana peran bimbingan dan konseling dalam mengurangi jumlah kenakalan para santri?

Lampiran IV Hasil Wawancara

HASIL WAWANCARA WAKIL KEPALA SEKOLAH MA PONDOK PESANTREN TAPAK SUNAN Informan : Abdul Hamid, M.Pd.

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Tanggal : 15 September 2019

Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah

NO Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana sejarah berdirinya MA Pondok Pesantren Tapak Sunan? yaa, dari mulai yang sifat nya ringan, sedang sampai berat. Mungkin karena yang nyantri disini rata rata orang disini saya anggap sudah cukup baik, terlebih lagi kami disini pesantren jadi mudah untuk mengamati para santri, lalu ada Pak Kyai yang hampir setiap pagi memberikan tausiyah tausiyah agama. Jadi program BK disini kami berkolaborasi antara pihak madrasah dengan pihak yayasan pesantren.

4. Menurut Bapak faktor apa saja yang menjadi penyebab kenakalan santri tersebut?

Untuk penyebab kenakalan itu macam macam, ada yang disebabkan karena mereka berteman dengan orang yang

salah sewaktu mereka belum pesantren akhirnya kebiasaan kebiasaan buruk pada masa itu sulit untuk dirubah, sebab selanjutnya adalah ketika mereka libur dan pulang ke rumah, mereka kembali bermain dengan teman temannya yang dahulu dan akibatnya sifat buruknya bisa timbul kembali, yaa bisa dibilang faktor lingkungan tempat tinggal mereka.

5. Apa langkah langkah dasar yang dilakukan pihak madrasah dalam upaya menanggulangi kenakala tersebut?

Sistem yang dilakukan itu komunikasi dua arah, yaitu antara pihak pesantren dengan pihak keluarga, dimana pada awal semester salah satu program BK adalah membuat pertemuan antara wali santri dan pihak pesantren, serta memberikan wejangan wejangan kepada para santri dan orang tua sebelum mereka pulang ke rumah, dan melakukan perjanjian pada malam hari sebelum besoknya mereka pulang, perjanjian yang dilakukan antara Pak Kyai dengan seluruh santri.

HASIL WAWANCARA GURU BK MA PONDOK PESANTREN TAPAK SUNAN Informan : Bani Trichadi, S.Pd.

Jabatan : Guru BK

Tanggal : 17 September 2019 Tempat : Ruang Guru

NO Pertanyaan Jawaban

1. Apa saja program BK yang ada di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan?

Program kerja BK disini sudah sesuai dengan program kerja BK pada umumnya, yaitu menggunakan layanan orientasi, informasi, bimbingan belajar, layanan kelompok dan individu.

2. Bagaimana pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan?

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan diawali dengan melihat keadaan santri lebih dulu untuk memastikan agar bimbingan konseling yang akan dilakukan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh santri, dimana saya sebagai guru BK akan meminta pendapat dari para wali kelas tentang peserta didiknya. Setalahnya barulah akan dilakukan treatmen yang sesuai.

3. Bagaimana peran bimbingan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan dalam mengatasi kenakalan santri?

Untuk peran bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan atau pelanggaran santri, kami melakukan tindakan pencegahan yaitu tindakan Preventif dengan membuat sejumlah

aturan aturan serta melakukan tindakan penghentian atau disebut dengan tindakan kuratif, seperti menghukum mereka yang telah jelas melakukan pelanggaran.

4. Peraturan peraturan apa saja yang diterapkan di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan?

Tercantum dalam BAB IV

5. Kenakalan seperti apa yang sering dilakukan oleh santri putra dan putri di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan?

Untuk pelanggaran ringan yang sering dilakukan itu adalah tertidur di dalam kelas dan terlambat masuk, lalu untuk pelanggaran yang sifatnya sedang yaitu mencontek dan berkelahi, untuk pelanggaran yang berat yaitu merokok.

Akan tetapi apa apa yang saya sebutkan diatas itu adalah data pada tahun 2017-2018, dan pada tahun ini alhamdulilllah untuk kasus pelanggaran berat seperti merokok sudah tidak ada lagi, dan semoga ini bisa terus berlanjut.

6. Apa kendala yang bapak alami dalam mengatasi kenakalan santri disini?

kegiatan konseling dilakukan di ruang guru, tanpa adanya pendekatan secara individual ataupun kelompok yang mendalam, karena tidak adanya ruangan khusus untuk kegiatan bimbingan dan konseling, lalu sulitnya mengawasi santri ketika lagi liburan.

Satu hal yang selalu Pak Kyai ingatkan kepada para santri sebelum liburan

adalah “jaui HP”. Ini bisa saya bilang juga sebagai salah satu yang membuat mereka nakal, yaa ituu informasi dari HP yang tidak disaring, kita bisa melihat “apapun” lewat HP.

HASIL WAWANCARA SANTRI PUTRA MA PONDOK PESANTREN TAPAK SUNAN Informan : Informan I

Jabatan : Santri kelas X Tanggal : 15 September 2019 Tempat : Ruang Kelas

NO Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja?

Kenakalan adalah sesuatu yang tidak boleh kita lakukan karena dosa.

2. Apakah kamu mengetahui peraturan peraturan yang ada disini?

Tahu pak, ada banyaaak banget

3. Apakah kamu pernah melakukan kenakalan?

Pernah

4. Kenakalan seperti apa yang pernah kamu lakukan?

Tidur di kelas sama terlambat terus dulu saya pernah ketahuan merokok pak

5. Apa alasan kamu melakukan kenakalan tersebut?

Soalnya dulu saya dipaksa untuk pesantren sama mama saya pak, awalna sih saya takut pak, Cuma

waktu itu saya pernah ngeliat kakak kelas merokok akhirnya saya ikut ikutan deh. Karena udah tau cara caranya.

6. Apa yang dilakukan oleh guru BK kepada santri yang melanggar?

Dicatet pak di buku poin pelanggaran, terus kalau poin nya sudah banyak kita akan dipanggil sama pak kyai dan akan diberikan sanksi.

7. Bagaimana peran bimbingan dan konseling dalam mengurangi jumlah kenakalan para santri?

Santri akan diberikan motivasi ketika melanggar dan pas lagi mempunyai masalah, beliau selalu siap untuk mendengar keluhan kita kalau kita ada masalah.

Informan : Informan II Jabatan : Santri kelas XII Tanggal : 15 September 2019 Tempat : Ruang Kelas

NO Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang kamu ketahui tentang kenakalan remaja?

Kenakalan itu sesuatu yang dilarang oleh agama karena memberikan dampak negative

2. Apakah kamu mengetahui peraturan peraturan yang ada disini?

Iya saya tahu, karena biasanya setiap santri baru diberikan daftar pelanggaran, dan saya masih nyimpen itu, saya temple di lemari.

3. Apakah kamu pernah melakukan kenakalan?

Alhamdulillah saya tidak pernah melakukan kenakalan, paling pelanggaran ringan aja itu juga jarang.

4. Kenakalan seperti apa yang

Karena kan disini tidurnya sebentar, terus kita dibangunkan pagi pagi melakukan pelangaran kaya saya, biasanya hanya terguran ringan aja pak, tapi kalo buat mereka yang sering melakukan pelanggaran biasanya Pak Bani akan manggil kita ke kamarnya, tapi klo pelanggaran berat kaya ngerokok itu langsung Pak Kyai pak yang ngehukum, jadi Pak Bani laporan ke orang dalam (Keluarga Pengasuh Pondok Pesantren)

7. Bagaimana peran bimbingan dan konseling dalam mengurangi jumlah kenakalan para santri?

Pak Bani biasanya pas awal pembentukan OSIS sama OSTS bikin seksi keamanan, nah itu tugasnya untuk mantau santri yang ngelakuin pelanggaran, dan siapa orang nya mereka gak tau kecuali anggota. Terus beliau sering nasehatin kita di asrama kalo lagi muhadhoroh atau rawian, yaa kaya siraman rohani gitu pak.

Lampiran V Dokumentasi Penelitian