• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah sebuah komponen penting dalam pendidikan, karena dengan terpenuhinya sarana dan prasarana maka kegiatan belajar mengajar dapat terlaksanan dengan baik dan maksimal. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan, yaitu:

Tabel 4.1

Sarana dan Prasarana MA Pondok Pesantren Tapak Sunan

No Sarana Prasarana Jumlah Ruang/Lantai

1 Ruang Guru 1

2 Ruang TU 1

3 Ruang Kepala Sekolah 1

4 Perpustakaan 1

5 Lab. Komputer 1

6 Gudang 1

7 Lapangan Olahraga 1

8 Aula 1 / 2 lantai

9 Masjid 1 / 2 lantai

10 Asrama Putra 1 / 2 lantai

11 Asrama Putri 1 / 2 lantai

12 Toilet Siswa (sekolah) 4

13 Toilet Asrama Putra 15

14 Toilet Asrama Putri 14

6. Keadaan Guru Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Tapak Sunan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Tapak Sunan sangat memperhatikan kualitas pendidikan, dengan cara salah satunya adalah tenaga pendidik atau guru yang memiliki latar belakang pendidikannya sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu masing masing guru, berikut data tenaga pendidik dan kependidikan Madrasah Aliyah Pondok Pesatren Tapak Sunan.

Tabel 4.2

Data Pendidik dan Tendik MA Pondok Pesantren Tapak Sunan

No Nama Jabatan Mengajar

MAPEL Kelas

1 H.M. Arief Sholahuddin, MA. Kepala Sekolah Fiqih XII 2 Abdul Hamid, M.Pd Wakil Kepala

Kurikulum Geografi XI, XII 3 Qotrunnada, S.Sos.I Wakil Kepala

Kesiswaan Sosiologi XI

4 Arifin, S.HI Ka. TU Fiqih X, XI

5 Indah Yunia, S.Pd Ka.

Perpustakaan Bhs. Inggris X, XI, XII

6 Endang Hariyanto, S.MIA Matematika X, XI, XII

7 Rofi’I, S.Ag PKn XI, XII

8 Drs. Agus Sartana Ekonomi X, XI, XII

9 Sholehah, S.Ag Seni Budaya X, XI, XII

10 Desty Nur Komariah, S.Pd Bhs. Indonesai X, XI, XII

11 Ahmad Fauzi, S.Ag Aqidah Akhlak X, XI, XII

12 Achmad Sabaruddin, M.Pd Penjasorkes X, XI, XII

13 M. Abd.Syukur, S.Kom Ka. Lab

Komputer TIK X, XI, XII

14 Bani Trichadi, S.Pd.I Guru BK Bhs. Arab X, XI, XII

15 Rizal Fahlevi, M.Si Al Quran

Hadits X, XI, XII

16 Hizbullah Huda, S.Hum SKI X, XI, XII

17 Badrussa’diyah, M.Si Sosiologi X

18 Siti Nurul Khodijah, S.Pd Sosiologi XI

19 Imam Subarul Adzim, S.Pd Ilmu Hadits X, XI, XII

20 Teguh Darmawan Sejarah

Indonesia X, XI, XII

21 Adicha Syahada Amri Pembina OSIS PKn X

22 Avid Aji Setyawan Staf TU Geografi X

7. Data Santri MA Pondok Pesantren Tapak Sunan

Peserta didik adalah elemen penting dalam dunia pendidikan, karena mereka merupakan sasaran dari kegiatan pembelajaran. Di dalam Pondok Pesantren siswa disebut dengan santri yang berarti, peserta didik yang belajar atau menuntut ilmu di pesantren.64 MA Pondok Pesantren Tapak Sunan adalah sebuah pesantren yang berdiri ditengah tengah kota, yaitu terletak di Jakarta Timur dan banyak dari para peserta didik atau santri yang berasal dari kota, dimana pergaulan kota terkenal dengan budayanya yang bersifat hedonisme atau sangat mencintai dunia.

Maka dari itu MA Pondok Pesantren Tapak Sunan sangat bekerja keras dalam hal pembenahan budaya yang keliru, merupakan tugas berat yang di topang oleh pesantren yang hadir ditengah tengah kota. Berikut adalah data siswa atau santri pada tahun pelajaran 2019/2020.

Tabel 4.3

Data Santri MA Pondok Pesantren Tapak Sunan Tahun Ajaran 2019/2020

KELAS 10 KELAS 11 KELAS 12

ROMBEL LK PR ROMBEL LK PR ROMBEL LK PR

2 22 18 2 18 19 2 30 18

JUMLAH 40 JUMLAH 37 JUMLAH 48

JUMLAH

KESELURUHAN

LK 70 PR 55

125 SISWA

B. Pelaksanaan Bimbingan Konseling MA Pondok Pesantren Tapak Sunan Kegiatan awal yang dilakukan guru pembimbing, sebelum merumuskan pelaksanaan kegiataan bimbingan konseling adalah melakukan pertemuan dengan kepala yayasan, kepala sekolah, dan para dewan guru. Pertemuan ini dilaksanakan guna mengetahui masalah masalah apa saja yang harus diatasi dan atau mencegah masalah masalah baru yang mungkin akan muncul pada tahun

64 Abdul Halim Soebahar, op. cit. h. 39

ajaran berikutnya.

Dalam pertemuan tersebut Bapak Bani Trichadi, S.Pd.I selaku koordinator guru bimbingan dan konseling melakukan diskusi kepada kepala yayasan, kepala sekolah dan guru-guru untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahun ajaran yang akan datang. Pertemuan internal yang dilakukan oleh para guru, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan para wali santri yang nantinya kepala sekolah akan menyampaikan program sekolah termasuk didalamnya program bimbingan konseling.

Adapun hasil pengamatan pelaksanaan bimbingan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan, dilihat dari beberapa aspek yaitu:

1. Program Bimbingan Konseling

Program bimbingan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan meliputi program bimbingan konseling individu, program bimbingan konseling kelompok, dan program bimbingan konseling pembelajaran. Dalam Permendikbud RI No. 81.A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, khususnya lampiran IV bagian VIII mengenai konsep dan strategi pelayanan BK yang memberikan arahan dasar tentang mekanisme penerapan BK di dalam lembaga pendidikan.

Dalam hal ini dapat dipahami bahwasanya BK dalam sistem kurikulum 2013 adalah hal yang harus ada dalam sebuah lembaga pendidikan.

Dalam praktiknya MA Pondok Pesantren Tapak Sunan agak berbeda dalam menerapkan BK sebagai salah satu mata pelajaran, dimana disini kegiatan BK dilakukan bukan oleh guru pembimbing, melainkan dilakukan oleh Kepala Yayasan (Kyai) dan dilaksanakan sebelum para santri memulai kegiatan sekolah, kegiatan belajar mengajar (KMB) di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan dimulai pada pukul 08.00-13.00 WIB. dan kegiatan BK dilakukan pada pukul 07.00-07.40 WIB.

kegiatan ini dilakukan minimal tiga kali dalam satu minggu.

Guru BK bertindak ketika terdapat masalah di sekolah dengan cara melakukan layanan individual atau kelompok, sesuai dengan masalah apa yang terjadi. Guru BK berkoordinasi dengan semua guru yang ada

untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan terarah. Dalam berbagai kasus atau permasalahan yang terjadi kepada santri (peserta didik) guru BK dan Kepala Yayasan (Kyai) akan berkerjasama dalam menanggulangi permasalahan tersebut.

2. Kondisi Guru Pembimbing

Guru pembimbing di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan pada periode tahun ajaran 2019/2020 tidak memiliki backgraound pendidikan bimbingan dan konseling, akan tetapi dalam wawancara yang dilakukan kepada guru pembimbing yaitu Bapak Bani Trichadi, S.Pd.I beliau sering mengikuti seminar-seminar atau pelatihan untuk memupuk diri dengan ilmu pendidikan bimbingan dan konseling, sehingga sedikit banyak beliau sudah paham mengenai jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling dan berbagai ilmu yan terkait dengan bimbigan dan konseling.

Guru pembimbing BK selalu hadir 24 jam di Pondok Pesantren Tapak Sunan, karena selain sebagai guru pembimbing beliau juga bertindak sebagai pengawas asrama.

3. Kondisi Peserta Didik (santri)

Secara umum kondisi peserta didik setelah adanya pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat terkondisi dengan baik, walaupun terkadang masih saja ada peraturan peraturan yang dilanggar oleh para santri, akan tetapi guru pembimbing dapat menanganinya dengan baik, melalui bimbingan individual dan atau bimbingan kelompok.

Bimbingan individual dilakukan oleh guru pembimbing dengan cara memanggil santri yang melakukan pelanggaran tersebut untuk nantinya akan ditangani oleh guru pembimbing secara empat mata, guru pembimbing akan menasehati serta memberikan motivasi kepada santri tersebut, agar santri tersbut dapat memperbaiki pribadinya menjadi lebih baik. Sedangkan yang dimaksud dengan bimbingan kelompok yaitu guru pembimbing akan memanggil beberapa santri 3-5 orang yang bersangkutan dalam sebuah pelanggaran, setelah itu mereka akan

diberikan arahan mengenai kesalahan dan cara menyelesaikannya serta melakukan motivasi kepada para santri agar mereka tidak melakukan pelanggaran tersebut untuk kedua kalinya dengan maksud untuk mendidik mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik dari pada sebelumnya. Cara tersebut dilakukan ketika para santri melakukan pelanggaran yang masih dalam taraf pelanggaran ringan hingga sedang, sedangkan dalam kasus pelanggaran yang berat maka guru pembimbing akan melaporkan santri tersebut kepada ketua yayasan, yaitu Kyai H.

Nuruddin Munawar selaku ketua yayasan.

Sebelum adanya pelaksanaan bimbingan konseling yang dilakukan oleh madrasah, peraturan peraturan yang ditentukan oleh para guru di madrasah banyak yang dilanggar oleh para santri, kedisiplinan belum terbentuk dengan baik, karena belum ada wadah bagi madrasah serta para santri untuk mengontrol pribadi para santri. Adapun data para santri di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan yang melakukan pelanggaran di madrasah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Data Santri MA Pondok Pesantren Tapak Sunan yang Melanggar No Nama Santri L/P Kelas Kenakalan

1 Inisial “CF” L XI Terlambat masuk kelas

2 Inisial “MNA” L XI

Tidak membawa

perlengkapan sekolah (buku)

3 Inisial “MR” L X Membawa HP

4 Inisial “WAG” L X Membaca novel ketika KBM berlangsung

5 Inisial “FR” L XI Merokok

6 Inisial “RFH” L XI Merokok

7 Inisial “MR L XI Merokok

8 Inisial “MNA” L XI Mencontek ketika PTS

9 Inisial “FM” L XI Membaca komik 10 Inisial “MFR” L XII Terlambat masuk kelas 11 Inisial “MF” L X Membolos/kabur dari

pondok

12 Inisial “AB” L X Membolos/kabur dari

pondok

13 Inisial “IM” L XII Atribut sekolah tidak lengkap

14 Inisial “MYH” L XII Tidak mengikuti

kegiatan shalat Dhuha

15 Inisial “FA” L XII Tidak mengikuti

kegiatan shalat Dhuha

16 Inisial “FR” L XI Tidak mengikuti

kegiatan shalat Dhuha

17 Inisial “FNH” L XI Tidak mengikuti

kegiatan shalat Dhuha Tabel (data dari catatan guru BK, pada tanggal 18 Mei 2018) Permasalahan yang sudah tercatat dalam buku catatan guru BK seperti pada tabel di atas, selanjutnya akan dimasukkan ke dalam buku point pelanggaran, untuk nantinya akan ditindak lanjuti oleh guru BK dalam proses bimbingan, peringatan, arahan serta motivasi agar anak yang melakukan pelanggaran tersbut tidak lagi melakukan pelanggaran.

Bagi santri yang tidak memperhatikan dan menacuhkan, maka anak tersebut akan diberi sanksi. Sanksi pertama yaitu peringatan keras, setelah diperingatkan masih saja mengulangi, maka akan mendapatkan sanksi yang kedua yaitu guru BK akan melaporkan pelanggaran tersebut kepada Kyai (pengurus pondok), apabila tidak dihiraukan maka sanksi yang ketiga adalah pemanggilan orang tua oleh pihak pesantren.

Untuk mempermudah mengetahui tingkat kedisiplinan santri dapat dilihat dari daftar pelanggaran yang didalamnya terdiri dari jenis

pelanggaran dan nilai point dari pelanggaran yang dilakukan, berikut adalah isi buku point, yaitu:

Tabel 4.5

Daftar Jenis Pelanggaran MA Pondok Pesantren Tapak Sunan

No Jenis Pelanggaran Point Kategori

Pelanggaran

1 Tidur didalam kelas 20

RINGAN

2 Membawa buku bacaan selain buku pelajaran 15

3 Terlambat 15

4 Tidak berpakaian sesuai dengan aturan 15 5 Tidak menggunakan atribut sekolah 15 6 Mencoret-coret inventaris Madrasah 15 7 Tidak menggunakan kaos kaki putih panjang 15 8 Tidak menggunakan sepatu hitam 15 9 Tidak menggunakan ikat pinggang 15 10 Tidak melaksanakan jadwal piket 10 11 Menggunakan gelang (bagi santriwan) 15

12 Membolos 25

SEDA NG

13 Berkata kasar/tidak sopan 25

14 Membuat gaduh kelas 25

15 Tidak melaksanakan shalat dhuha 25

16 Mencontek 30

17 Tidak mengarjakan PR 25

18 Merusak inventaris Madrasah 25

19 Tidak mengikuti upacara bendera 25

20 Kabur dari Pesantren 50

BERAT

21 Membawa HP 50

22 Merokok 50

23 Pacaran 50

24 Melakukan bullying 50

Tabel (data dari dokumen guru BK, pada tanggal 18 Mei 2018)

Buku point ini ini dirancang oleh guru BK, para dewan guru dan di sah kan dalam rapat awal tahun ajaran baru oleh pengurus pondok pesantren tapak sunan, dengan tujuan agar meningkatkan kedisiplinan para santri dan prestasi yang kaitannya dengan motivasi belajar para santri, dan apabila ada santri yang melakukan pelanggaran maka akan diberikan point sesuai dengan apa yang tertulis di buku point. Yang berwenang atas penilaian point adalah guru bimbingan dan konseling yaitu Napak Bani Trichadi S.Pd., dengan cara demikian ini para santri lebih bisa mengurangi pelanggaran yang sebelumnya biasa dilakukan, dan para santri lebih mematuhi peraturan yang ada di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Tapak Sunan,

Untuk mempermudah mengetahui tingkat kedisiplinan peserta didik dapat dilihat dari jenis pelanggaran yang dilakukan para santri dalam kurun waktu 3 tahun terakhir sebelum adanya sebuah peningkatan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan, jenis pelanggaran diambil dari yang terbanyak, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Jenis Pelanggaran Peserta Didik No Jenis Pelanggaran Tahun Ajaran

2016/2017 2017/2018 2018/2019 1

6 Kabur 4 2 -

7 Membawa HP 1 1 -

Jumlah 43 17 4

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpilkan bahwa kenakalan yang dilakukan oleh santri di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan mengalami penurunan yang lumayan besar dari tahun ke tahun setelah dilaksanakannya bimbingan konseling yang lebih terstruktur. Bisa kita liat dalam grafik dibawah ini.

Grafik 4.1

Grafik Pelanggaran Santri

Grafik 1. Grafik dari catatan Guru BK, tanggal 18 Mei 2019

Tabel tersebut adalah hasil pengamatan yang dilakukan oleh Guru BK MA Pondok Pesantren Tapak Sunan yang dilakukan untuk memanage bimbingan dan konseling dalam mengatasi berbagai permasalahan para santri, agar mereka menjadi disiplin dan tentunya mempunyai semangat belajar yang tinggi, program pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan berjalan dengan optimal, dapat dibuktikan dengan grafik tersebut bahwa sedikit demi sedikit kenakalan santri dapat ditekan dengan berbagai program bimbingan dan konseling yang sudah dirumuskan oleh Bapak Bani Trichadi, S.Pd.I selaku guru pembimbing BK serta

0 2 4 6 8 10

2016/2017 2017/2018 2018/2019

Terlambat Membawa Novel/Komik Atribut Tidak Lengkap Mencontek Tidak Ikut Shalat Dhuha Merokok

Kabur Membawa HP

kerjasama yang dilakukan oleh seluru elemen Madrasah.

4. Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Keberadaan saran dan prasarana pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan sebenarnya belum terlalu mendukung, hal itu dapat dilihat dari tidak tersedianya ruangan khusus BK. Selama ini guru pembimbing melakukan kegiatan konseling setelah pulang sekolah di dalam kamar guru pembimbing tersebut, karena ini pondok pesantren maka hal ini mungkin terjadi.

Sebelum Bapak Bani Trichadi, S.Pd.I menjabat sebagai guru BK, kegiatan konseling terjadi diruang guru, tanpa adanya pendekatan secara individual ataupun kelompok yang mendalam, karena tidak adanya ruangan khusus untuk kegiatan bimbingan dan konseling. (Hasil wawancara dengan Bapak Bani Trichadi, S.Pd.I, 17 September 2019).

C. Analisis Peran Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kenakalan Santri di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan

Layanan bimbingan dan konseling pada dasarnya merupakan bagian yang sangat penting dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah atau madrasah.

Oleh sebab itu, pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen suatu lembaga pendidikan, yaitu:

kepala sekolah, wakil kesiswaan, guru BK, wali kelas, guru-guru, termasuk para siswa sendiri. Seluruh nya harus bekerjasama untuk memajukan pendidikan, salah satunya adalah melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, karena kegiatan tersebut adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam lembaga pendidikan yang bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik di sekolah.

Kegiatan bimbingan konseling tidak hanya dilakukan oleh guru BK saja, karena masalah yang dialami oleh para peserta didik cukup kompleks, oleh karena itu harus ada andil dari berbagai pihak satuan pendidikan. Layanan yang dilakukan oleh guru pembimbing tidak akan efektif dan efisien jika tidak adanya

andil dari seluruh elemen madrasah.

Peran bimbingan dan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan dalam mengatasi kenakalan santri tidak lepas dari fungsi bimbingan konseling itu sendiri, yaitu: pemahaman, pencegahan (Prefentif), pemeliharaan, pengembangan, penyaluran, penyesuaian diri (Adjustive), pengentasan. Akan tetapi pelayanan bimbigan dan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan pada umumnya mengedepankan tiga fungsi, yaitu: pencegahan (Preventif), pemahaman (kuratif), dan penyesuaian diri (Adjustive). (Hasil wawancara dengan Bapak Bani Trichadi, S.Pd.I, tanggal 17 September 2019).

1. Fungsi pencegahan (prefentif) bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan santri

Dalam hal ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai sarana atau alat pencegahan agar tidak terjadi sebuah kasus kenakalan santri.

Terkait dalam upaya mengatasi kenaklan santri di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan tindakan prefentif ini dilakukan secara sistematis, terencana dan terarah, agar terciptanya para santri yang disiplin dan berakhlaq. Untuk mencegah akan terjadinya kenakalan santri di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan tindakan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling berbeda dengan kegiatan bimbingan dan konseling pada umumnya, karena di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan tidak memiliki jam pelajaran khusus bimbingan dan konseling, disini mereka akan mendapatkan bimbingan dari seorang Kyai atau pengurus Pondok Pesantren setiap pagi hari sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. bimbingan yang diberikan berupa bimbingan sosial, bimbingan spiritual, serta nasihat dan wawasan wawasan yang bertujuan untuk mendidik santri agar menjadi pribadi yang lebih baik dari pada sebelumnya.

Disamping itu guru bimbingan dan konseling beserta para guru guru juga menyusun sebuah peraturan atau tata tertib madrasah, guna memperkecil kemungkinan terjadinya kenakalan santri. Penyusunan tata tertib madrasah dilakukan oleh guru konseling, para guru, serta

tokoh tokoh penting di dalam pondok pesantren, dan selalu di evaluasi setiap awal tahun ajaran baru, sebagai penilaian serta penyesuaian tata tertib yang sudah ada atau pembuatan tata tertib baru.

2. Fungsi pemahaman (kuratif) bimbingan dan konseling dalam mengatsai kenakalan santri

Tindakan kuratif adalah tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi peserta didik yang sudah melakukan kenakalan atau pelanggaran tata tertib agar mereka sadar dan tidak mengulangi kenakalan tersebut. upaya lain adalah dengan membantu peserta didik untuk menyelesaikan masalahnya, guru pembimbing dituntut untuk memberikan motivasi, pengarahan, serta jalan keluar dari masalah yang tengah dihadapi oleh peserta didik.

Tindakan kuratif yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan, yaitu dengan dua tahapan, yang pertama adalah pemberian hukuman kepada santri yang melanggar, setelah itu santri tersebut akan diberikan pengarahan tentang apa yang diperbuat adalah sebuah kesalahan dan memberikan motivasi kepada santri tersebut agar kelak dikemudian hari ia tidak melakukannya lagi.

3. Fungsi penyesuaian diri (adjustive) bimbingan dan konseling dalam mengatsai kenakalan santri

Tindakan penyesuaian diri (adjustive) adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan pesantren. Tindakan yang dilakukan berupa penyesuaian program pendidikan pesantren, seperti bangun tidur pada pukul 03.30 WIB pagi, santri yang baru akan diberikan keringanan berupa pembiaran karena keterlambatan, akan tetapi guru pembimbing akan terus memberikan instruksi serta motivasi kepada para santri agar tidak lagi melakukan pelanggaran.

D. Bentuk Sanksi dalam Mengatasi Kenakalan Santri di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan

Salah satu cara untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya kenakalan adalah dengan diberlakukannya sanksi terhadap santri yang terbukti melakukan pelanggaran. Sehingga nantinya sanksi yang diberikan akan membuat efek jera terhadap santri yang telah melakukan kenakalan tersebut, agar tindakan negatifnya bisa diperbaiki dan dirubah menjadi tindakan yang positif.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Bani Trichadi, S.Pd.I selaku guru bimbingan dan konseling di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan sanksi yang dikeluarkan olehnya adalah perintah dari Kyai, dalam hal ini menyangkut pelanggaran yang sifatnya pelanggaran sedang hingga berat, sedangkan untuk jenis pelanggaran atau kenakala ringan, maka guru pembimbing akan melakukan koordinasi dengan wali kelas untuk menentukan sanksi apa yang sesuai dengan pelanggaran atau kenakalan yang telah dilakukan. Untuk pelanggaran ringan biasanya santri yang bermasalah akan dikeluarkan dari kelas dan berdiri di lapangan sampai waktu yang telah ditentukan oleh guru pembimbing.

Santri yang melakukan jenis pelanggaran berat maka Kyai yang akan memberikan sanksi terhadap santri tersebut. Sanksi yang diberikan bertahap, tidak langsung diberikan sanksi berat. Apabila santri tersebut baru pertama kali melakukan pelanggaran berat, maka Kyai bersama guru pembimbing akan terlebih dahulu menanyakan mengapa santri tersebut melakukan pelanggaran berat tersebut baru kemudian santri tersebut akan diberikan sanksi. Sanksi pertama berupa hukuman berdiri di depan rumah Kyai sambil melakukan dzikir sampai pada batas waktu yang tidak ditetukan. Sanksi selanjutnya apabila santri tersebut masih membandel dengan melakukan kenakalan berat, maka Kyai akan menyuruh guru pembimbing untuk memberikan surat pernyataan kepada orang tua wali dari santri tersebut untuk melakukan mediasi dan pemecahan masalah secara personal. Dan sanksi terberat adalah santri tersebut akan terus menerus berdiri di depan rumah Kyai dengan berdzikir sambil terus diberikan pengarahan secara personal.

55 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah semua tahap penelitian dilakukan, dimulai dari observasi, mencari masalah masalah yang terjadi, lalu melakukan identifikasi masalah, kemudian menyusunnya menjadi proposal penelitian, dilanjutkan dengan mengumpulkan data data penting serta data data tambahan, dan melakukan analisis terhadap data yang telah ditemukan. Penulis mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Peran yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan kenakalan yang terjadi di MA Pondok Pesantren Tapak Sunan terbatas, dimana untuk memberikan sebuah hukuman kepada santri yang melakukan pelanggaran sedang hingga berat, seorang guru pembimbing harus melakukan koordinasi atau melaporkan kenakalan tersebut kepada pengasuh pondok atau Kyai, guru pembimbing tidak memiliki kuasa untuk menghukum santri yang melakukan pelanggaran sedang hingga berat. Guru pembimbing haya diberi kuasa untuk menghukum atau menindak santri yang melakukan pelanggaran ringan saja.

2. Proses bimbingan dan konseling di pondok pesantren MA Pondok Pesantren Tapak Sunan memiliki penanganan yang berbeda antara pelanggaran jenis ringan dengan pelanggaran jenis sedang hingga berat.

Ketika santri melakukan pelanggaran yang sifatnya sedang atau berat, guru bimbingan dan konseling hanya akan menjadi monitor yang mencatat santri bermasalah lalu melaporkannya kepada pengasuh pondok pesantren atau

Ketika santri melakukan pelanggaran yang sifatnya sedang atau berat, guru bimbingan dan konseling hanya akan menjadi monitor yang mencatat santri bermasalah lalu melaporkannya kepada pengasuh pondok pesantren atau