• Tidak ada hasil yang ditemukan

berbagi rasa

Dalam dokumen Berwisata ke Gunung api (Halaman 69-72)

“Saya dekat dengan orang desa, karena masa kecil saya juga di desa”. Demikian Pak Sugiharto membuka obrolan saat diwawancarai Warta Geologi (WG). ”Saat pengeboran (air tanah-red) kita berhasil, perasaan saya dan teman-teman terharu melihat bagaimana suka cita mereka menyambut air, mereka melakukan kenduri. Saya

dan teman-teman menyampaikan bahwa ini merupakan program pemerintah dan meminta agar sarana ini dirawat”. Pak Sugiharto melanjutkan awal obrolannya dengan WG tentang salah satu tugasnya saat ini.

P r o f i l

Masa Kecil, Pendidikan dan Awal Bekerja sebagai PNS

Keluarga Pak Sugiharto sebenarnya berasal dari Jawa. Tetapi, karena ayahya bekerja di salah satu perkebunan di Tanjungkarang, Bandar Lampung, maka Pak Sugiharto pun lahir di sana. Beliau tinggal di kota itu hingga menamatkan

“Saya selalu

berbagi rasa

dengan teman-teman.

yang

a, kali ini WG menampilkan profil seorang staf Badan Geologi yang berkarir di

Y

bidang lingkungan geologi: Ir. Sugiharto Nitiharjo, M.Sc. atau Pak Sugiharto. Beliau saat ini bertugas di PLG, Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM), menjabat sebagai Kepala Sub Bidang (Subbid) Penyedia informasi Publik.

68 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7

Positif

Profil 69

“Saya dekat dengan orang desa, karena masa kecil saya juga di desa”. Demikian Pak Sugiharto membuka obrolan saat diwawancarai Warta Geologi (WG). ”Saat pengeboran (air tanah-red) kita berhasil, perasaan saya dan teman-teman terharu melihat bagaimana suka cita mereka menyambut air, mereka melakukan kenduri. Saya

dan teman-teman menyampaikan bahwa ini merupakan program pemerintah dan meminta agar sarana ini dirawat”. Pak Sugiharto melanjutkan awal obrolannya dengan WG tentang salah satu tugasnya saat ini.

P r o f i l

Masa Kecil, Pendidikan dan Awal Bekerja sebagai PNS

Keluarga Pak Sugiharto sebenarnya berasal dari Jawa. Tetapi, karena ayahya bekerja di salah satu perkebunan di Tanjungkarang, Bandar Lampung, maka Pak Sugiharto pun lahir di sana. Beliau tinggal di kota itu hingga menamatkan a, kali ini WG menampilkan profil seorang

staf Badan Geologi yang berkarir di

Y

bidang lingkungan geologi: Ir. Sugiharto Nitiharjo, M.Sc. atau Pak Sugiharto. Beliau saat ini bertugas di PLG, Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM), menjabat sebagai Kepala Sub Bidang (Subbid) Penyedia informasi Publik.

pendidikan SMA-nya. Tahun 1972 beliau pindah ke Bandung untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.

“Awalnya saya tidak tahu mau melanjutkan kuliah dimana. Tetapi setelah tinggal di Bandung, saya memutuskan masuk ke Akademi Geologi Pe r t a m b a n g a n ( A G P ) . Ke b e t u l a n s a y a seangkatan dengan Kepala Badan Geologi sekarang (Bambang Dwiyanto-red). Hanya, ya, karena memang bibitnya beda, Pak Bambang dari awal sudah 'kelihatan'”. Kisahnya saat beliau memasuki pendidikan lanjutannya setelah SMA. Selesai pendidikan sarjana muda tahun 1976, Pak Sugiharto langsung masuk kerja sebegai pegawai negeri sipil (PNS) di Direktorat Geologi (DG atau Badan Geologi sekarang-red), yaitu pada Sub Direktorat (Subdit) Geologi Teknik dan Hidrogeologi (GTH).

Semasa di DG, beliau yang memiliki hobi tennis dan jogging serta bobotoh Persib ini berkesempatan melanjutkan studi ke jenjang S1

(Geologi, UNPAD) hingga S2 (ITC, Belanda). Tentang hal itu, berikut komentar beliau: “Perjalanan hidup dalam pekerjaan memang cukup menantang. Saya bersyukur dapat melanjutkan studi ke S1 di UNPAD dan S2 di ITC dimana saya belajar tentang remotsensing dan GIS yang dikaitkan dengan bencana gerakan tanah. Tesis saya tentang Landslide Susceptibility Map kiranya masih dipakai untuk metode pemetaan kerentanan gerakan tanah oleh teman-teman di PVMBG hingga sekarang”.

Riwayat singkat Perjalanan Karir

Suami dari Reni Sukarsih dan ayah dari Regi Artaputrawan (Teknik Sipil, Unpar) dan Resta Artariani (SMAN 3, Bandung) setelah bergabung di Sabdit GTH, DG, pertama-tama bertugas melaksanakan pemetaan untuk pengembangan tata kota. Dalam hal ini, berturut-turut beliau ditugaskan ke Pare-pare (1976), Semarang (1977), dan Kendari (1978). Tahun 1978 DG berganti nama menjadi Direktorat Geologi Tata Lingkungan (DGTL), Direktorat Jenderal Geologi

P r o f i l

70 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 2 0 0 7

dan Sumber Daya Mineral (DJGSM). Tentang perjalanan karirnya sebagai PNS, pak Sugiharto menceritakannya sendiri sebagaimana dibawah ini.

”...Waktu terus berjalan, hingga terjadi pengembangan (organisasi-red) DJGSM menjadi 5 Direktorat. Tempat saya bekerja menjadi DGTL dan saya ditempatkan di Subdit Geologi Teknik, Seksi Gerakan Tanah (Gertan). Itu terjadi di sekitar tahun 1978 setelah 2-3 tahun saya bekerja. Setelah di Seksi Gertan saya digeser lagi ke seksi lain yaitu “Pengolahan Data dan Informasi”. Tidak lama mengelola seksi tersebut, hanya sekitar satu tahun, tentunya tidak banyak yang saya perbuat. Tapi, selain pekerjaan rutin, yang masih saya ingat adalah melanjutkan p e m b a n g u n a n c o r e- n y a l a b o r a t o r i u m

Geographic Information System (GIS) milik PLG saat ini.

Kemudian reorganisasi lagi, terjadi banyak pergeseran dan 'pelengseran'. DGTL berubah menjadi Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan (DTLGKP). Jelasnya, ada tambahan KP atau 'kawasan pertambangan'. Pekerjaannya sih sudah dapat dipastikan akan

'eta-eta keneh' (itu-itu saja-red), kecuali nama KP yang kegiatannya juga sudah ada sebelum nama direktoratnya berganti. Oh ya, malah kegiatannya agak berkurang. Karena, dua seksi yang menangani gerakan tanah “bedol desa” ke Direktorat Vulkanologi (DV), DJGSM.

Di DTLGKP saya diberi kepercayaan untuk mengelola Rumah Tangga (RT). Sekali lagi saya terima saja sampai manapun kewenangan diberikan ke pundak saya. Di Sub Bagian (Subbag) RT walau jauh dari pekerjaan teknik, saya juga senang karena banyak menemukan hal-hal baru; mulai dari WC mampet, atap bocor, sampai masalah kebersihan dan keamanan kantor. Wawasan rasanya makin terbuka, sering 'ririungan' (rapat) di DJGSM dan DESDM, Jakarta.

Saat itu ada permintaan dari pusat untuk melakukan dan memperbanyak pemboran airtanah di daerah sulit air dan desa tertinggal. Saya dan kawan-kawan dari Subdit Hidrogeologi diminta untuk mempersiapkan

“Saya banyak sekali

Dalam dokumen Berwisata ke Gunung api (Halaman 69-72)

Dokumen terkait