• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan Angket

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 92-105)

BAB III. PENELITIAN PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN

G. Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan

1. Berdasarkan Angket

Gambaran mengenai identitas responden yang mencakup jenis kelamin, umur, dan pendidikan dari 50 responden yang terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Berjalan dengan peserta yang mengikuti Komuni Pertama perempuan yang lebih mendominasi. Mengenai penggolongan tingkat usia yang paling dominan yaitu responden yang berusia 12 tahun untuk usia terendah yaitu 10 tahun. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping pada saat persiapan Komuni Pertama karena perbedaan tingkat usia dan pemahamannya.

b. Proses Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama

Melalui hasil penelitian dikatakan bahwa setiap tahun Paroki Laktutus mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama yang dilaksanakan secara rutin. Adanya kegiatan persiapan Komuni Pertama dapat membantu responden untuk lebih mengerti dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden yang mengikuti pelaksanaan persiapan Komuni Pertama merasa terbantu untuk mengerti dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus.Salah satu tujuan persiapan Komuni Pertama yaitu agar responden lebih mengerti dan menghayati arti Komuni Pertama dan menerapkan dalam perilaku dan sikapnya sehari-hari. Dan para responden yang mengatakan

bahwa dengan adanya persiapan Komuni Pertama membantu untuk lebih mengerti dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi.

Mengingat persiapan Komuni Pertama sangat terbatas dilaksanakan hanya selama 3 bulan, maka persiapan Komuni Pertama perlu dilaksanakan setiap Minggu sehingga responden siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Waktu yang efektif saat kegiatan persiapan Komuni Pertama dalam seminggu adalah 90 menit. Dari data yang diperoleh ternyata persiapan Komuni Pertama di Paroki Laktutus setiap Minggu waktunya tidak sama. Meskipun ada32% mengatakan bahwa kegiatan persiapan Komuni Pertama waktunya 1½ jam. Namun ada 18% mengatakan persiapan Komuni Pertama dalam seminggu 3 jam, ada20% mengatakan 2 jam, ada 30% mengatakan 1 jam dan 32%mengatakan 1½ jam. Dari data yang diperoleh ini, perlu diperhatikan oleh para pendamping agar perlu memperhatikan waktu yang efektif pada saat persiapan Komuni Pertama yang diadakan setiap Minggu.

Dalam persiapan Komuni Pertama mengingat waktu yang relatif singkat maka dalam persiapan Komuni Pertama hal yang perlu disampaikan yaitu mengenai Ekaristi, pokok-pokok iman dalam ajaran kristiani, pengenalan alat-alat liturgi dalam Ekaristi, sikap-sikap dalam mengikuti Ekaristi. Namun yang paling banyak disampaikan selama Persiapan Komuni Pertama, yakni materi tentang Ekaristi ada 50%. Ini menandakan bahwa para pendamping belum menyampaikan semua ajaran-ajaran Gereja dan pengenalan alat-alat liturgi kepada responden calon Komuni Pertama hanya sebatas mengenai Ekaristi.

Mengenai media, ada 46% mengatakan bahwa media yang paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi adalah Kitab Suci, ada 38% yang mengatakan bahwa media yang paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi adalah cerita Santo-Santa, sedangkan 18% yang mengatakan bahwa guru agama menyampaikan materi menggunakan alat-alat liturgi. Selanjutnya, media yang paling banyak membantu responden memahami Komuni Pertama adalah Kitab Suci. Ini terbukti 58% yang mengatakan demikian. Sedangkan 40% yang mengatakan bahwa media yang paling banyak membantu untuk memahami Komuni Pertama adalah alat-alat liturgi, sedangkan ada 2% yang mengatakan media yang paling banyak membantu untuk memahami Komuni Pertama adalah cerita Santo-Santa. Maka dapat disimpulkan bahwa, selama persiapan Komuni Pertama para pendamping belum menggunakan media yang bervariasi dalam menyampaikan materi. Pada hal responden memiliki pemahaman yang berbeda tidak semua anak memahami materi yang disampaikan menggunakan satu media saja, oleh karena itu perlu diperhatikan oleh para pendamping untuk menggunakan media yang bervariasi saat menyampaikan materi kepada calon penerima Komuni Pertama, agar mereka dapat mengerti apa yang disampaikan.

Mengenai metode, selama persiapan Komuni Pertama para pendamping lebih banyak menggunakan metode tanya jawab ini terbuki ada 52% mengatakan bahwa metode yang paling banyak digunakan oleh guru agama saat menyampaikan materi adalah tanya jawab. Maka dapat disimpulkan bahwa selama persiapan Komuni Pertama para pendamping menyampaikan materi belum

menggunakan metode yang bervariasi hanya sebatas tanya jawab. Para pendamping masih mengabaikan metode yang lain seperti, ceramah, diskusi kelompok, pengalaman langsung. Menggunakan metode yang berfariasi dalam menyampaikan materi membantu responden lebih memahami apa yang disampaikan.

Mengenai keterlibatan responden selama persiapan Komuni Pertama, ternyata selama persiapan Komuni Pertama responden bersemangat untuk mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama. Motivasi anak dalam mengikuti persiapan Komuni Pertama pada umumnya karena mereka memiliki kerinduan untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus ada 72%. Ini menandakan bahwa, responden mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama bukan karena suatu kewajiban saja tetapi karena memiliki kerinduan untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Namun ada 18% mengikuti persiapan Komuni Pertama karena hanya ingin mengetahui tentang Komuni Pertama. Sedangkan ada 10% yang mengatakan bahwa semangat mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama karena mengikuti perintah guru agama. Dari semua ini dapat disimpulkan bahwa, ternyata masih ada sebagian responden yang belum mempunyai motivasi dalam mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama, mereka mengikuti hanya sekedar untuk mengetahui tentang Komuni dan mengikuti karena perintah guru agama. Maka ini menjadi perhatian bagi pagi para pendamping Komuni Pertama dan orang tua untuk memotivasi anak tentang pentingnya mengikuti persiapan Komuni Pertama.

Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan berbagai pihak, baik guru agama, peserta, bapak ibu maupun Pastor paroki. Namun yang paling penting adalah guru agama (katekis), peserta (anak) dan orang tua. Namun yang terjadi di Paroki Laktutus ternyata selama persiapan Komuni Pertama belum semua para pendamping terlibat aktif, masih sebagian besar yang belum aktif meskipun sebagian kecil sudah aktif dalam mengikuti persiapan Komuni Pertama untuk responden calon Komuni Pertama. Dengan terbukti ada 48% yang mengatakan bahwa guru agama selalu hadir pada saat persiapan Komuni Pertama, ada 42% mengatakan setuju bahwa guru agama selalu hadir pada saat persiapan Komuni Pertama. Dan ada 8% mengatakan bahwa para pendamping belum semuanya aktif dalam kegiatan persiapan Komuni Pertama. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping tentang pentinganya kehadiran mereka saat kegiatan persiapan Komuni Pertama.

Dalam menyampaikan materi selama persiapan Komuni Pertama para pendamping perlu memperhatikan hal-hal yang penting seperti, menggunakan bahasa yang sederhana mungkin, sehingga responden mampu menangkap maknanya karena mengingat mereka masih duduk dibangku SD. Ternyata selama menyampaikan materi belum semua pendamping Komuni Pertama menggunakan bahasa yang sederhana. Ada 50% mengatakan bahwa guru agama menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana, sedangkan ada 50% yang mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ternyata tidak semua pendamping menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana. Mengenai hal ini perlu diperhatikan oleh para pendamping untuk

menyampaikan materi persiapan Komuni Pertama untuk menggunakan bahasa yang sederhana.

c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama

Salah satu syarat penerimaKomuni Pertama yaitu calon penerima Komuni Pertama siapa untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Maka untuk itu para pendamping dan pihak Gereja lainnya membantu responden dengan mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama. Selama kegiatan persiapan Komuni Pertama sudah sebagian besar responden merasa terbantu untuk lebih siap menerima Tubuh dan darah Kristus ada 56% yang mengatakan demikian. Sedangkan ada 38% yang mengatakan bahwa mereka terbantu untuk lebih siap menerima Tubuh dan Darah Kristus. Namun masih ada sebagian responden yang merasa tidak terbantu dengan kegiatan persiapan komuni pertama ini untuk lebih siap menerima Tubuh dan Darah Kristus. Maka ini menjadi perhatian bagi para pendamping agar lebih meningkatkan lagi persiapan Komuni Pertama sehingga responden siap untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus.

Selama persiapan Komuni Pertama ada tugas kepada responden calon penerima Komuni Pertama untuk menghafal doa-doa harian sebagai salah satu syarat untuk bisa menerima Tubuh dan Darah Kristus. Maka responden perlu di tolong untuk bisa menghafal doa-doa harian, agar mereka nanti lebih mudah melibatkan diri dalam doa bersama di lingkungan. Namun ada sebagian besar responden yang merasa setuju bahwa mereka mampu menghafal doa-doa harian ada 52% dan ada 48% yang mengatakan sangat setuju bahwa mereka mampu menghafal doa-doa harian. Maka ini perlu diperhatikan oleh para pendamping dan orang tua agar membantu responden lebih mampu menghafal doa-doa harian.

Tujuan dari persiapan Komuni Pertama adalah sebagai persiapan penerimaan Ekaristi supaya akhirnya anak secara sadar mengikuti dan mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi. Namun yang terjadi setelah responden mengikuti persiapan Komuni Pertama sampai menerima Tubuh dan Darah Kristus ada sebagian responden yang mengatakan mereka sangat aktif mengikuti perayaan Ekaristi setelah menerima Tubuh dan Darah Kristus ada 48%. Namun masih ada sebagian responden yang mengatakan bahwa mereka cukup aktif mengikuti perayaan Ekaristi setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama 42% dan ada 8% yang mengatakan bahwa setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama mereka tidak aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Maka dapat disimpulkan bahwa ternyata setelah menerimah Tubuh dan Darah Kristus tidak semua anak semakin aktif untuk mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Maka dalam persiapan Komuni Pertama para pendamping perlu meningkatkan pemahaman responden mengenai Ekaristi karena terbukti masih ada responden yang kurang aktif mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peserta (anak) dalam persiapan Komuni Pertama, membaca dan menghafalkan doa-doa harian, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para pendamping, ikuti dengan orang tua atau sendiri menghadiri perayaan Ekaristi di Gereja atau di lingkungannya, juga menghadiri doa-doa bersama di lingkungannya. Selama persiapan Komuni Pertama sebagian kecil selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan ada 38% (19 responden). Namun ada sebagian besar responden yang kurang aktif dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh para pendamping ada 38% (19 responden) yang mengatakan sering mengerjakan tugas, ada 12% (6 responden) yang mengatakan kadang-kadang dan ada 8% (4 responden) yang mengatakan tidak pernah. Maka para pendamping perlu memperhatikan responden agar terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi dengan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Tugas yang diberikan oleh para pendamping yaitu menghafal doa-doa harian ada 60% (30 responden) mengatakan sangat setuju dan mengikuti perayaan Ekaristi setiap hari Minggu ada sebagian besar yang kurang setuju dengan tugas ini 50% (25 responden) dan ada 10% (5 responden) yang mengatakan sangat tidak setuju dengan tugas mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu. Maka mengenai tugas-tugas yang berikan ini para pendamping perlu meningkatkan lagi pemahaman responden mengenai Ekaristi.

d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi

Ekaristi merupakan pusat dan puncak kehidupan Gereja. lewat Ekaristi Kristus mengikutsertakan Gereja-Nya dan semua anggota-Nya di dunia kurban pujian dan syukur yang Ia persembahkan di salib kepada Bapa-Nya satu kali untuk selamanya. Dalam perayaan Ekaristi selalu ada, pewartaan Sabda Allah, ucapan syukur kepada Allah Bapa untuk segala kebaikan-Nya terutama bahwa Ia menyerahkan Putera-Nya. Maka dalam perayaan Ekaristi umat menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa Roti dan Anggur. Salah satu dasar pentingnya persiapan Komuni Pertama yaitu Sebagai pendidikan iman dan pendidikan nilai. Persiapan Komuni Pertama bertujuan agar responden lebih mengerti dan menghayati arti mengikuti perayaan Ekaristi dengan menerima Tubuh dan Darah

Kristus, untuk selanjutnya dapat menerapkan dalam perilaku dan sikapnya sehari-hari. Setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama sebagian besar responden yang sudah memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi meskipun masih ada sebagian kecil yang masih kurang memahami tentang arti merayakan Ekaristi.

Ada sebagian besar 64% (32 responden) yang mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucap puji dan syukur kepada Allah. Untuk sebagian kecil yang masih kurang dalam memahami tentang arti mengikuti perayaan Ekaristi, ini cukup menjadi perhatian bagi para pendamping agar dalam persiapan Komuni Pertama untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang Ekaristi bagi seluruh responden calon Komuni Pertama sehingga mereka semakin aktif mengambil bagian dalam mengikuti perayaan Ekaristi baik digereja maupun di lingkungan.

Dalam mengikuti perayaan Ekaristi ada tata gerak dan sikap Tubuh. Sikap tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk merayakan liturgi Kudus. Sebab sikap tubuh yang sama mencerminkan dan membangun sikap batin yang sama pula. Maka dalam perayaan Ekaristi ada tata gerak dan sikap Tubuh seperti, berlutut, berdiri, bernyanyi dan seluruh umat diharapkan untuk ikut terlibat aktif. Setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama sebagian kecil sudah aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi dalam hal tata gerak dan sikap Tubuh.Ini perlu di pertahankan oleh responden agar semakin menghayati imannya dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Namun masih sebagian besar responden yang belum cukup terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi dalam hal tata gerak dan sikap Tubuh ada 44% (22 responden). Ini

menjadi perhatian bagi para pendamping Komuni Pertama agar pada saat persiapan Komuni Pertama lebih meningkatkan lagi pemahaman tentang tata gerak dan sikap tubuh.

Salah satu tujuan dari merayakan Ekaristi yaitu ingin berjumpa dengan Tuhan yang dari dalam rupa roti dan anggur yang kita terima saat menerima Komuni Kudus. Ada sebagai besar yang sudah memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi namun masih ada sebagian kecil yang belum memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi. Ada sebagian besar 50% (25 responden) mengatakan sangat bahwa mengikuti perayaan Ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan. Ini perlu ditingkatkan terus agar semakin aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan. Namun ada sebagain kecil yang belum cukup memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi ada 34% (17 responden) yang mengatakan bahwa mereka setuju dan ada 16% (8 responden) yang mengatakan tidak setuju bahwa mengikuti perayaan Ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan dalam rupa roti dan anggur. Maka ini menjadi perhatian bagi para pendamping Komuni Pertama agar lebih meningkatkan lagi pemahaman anak tentang Ekaristi sehingga kehadiran mereka dalam mengikuti perayaan Ekaristi tidak hanya sebagai suatu kewajiban saja.

e. Faktor pendukung dan penghambat Katekese Persiapan Komuni Pertama, serta usulan dan saran

Pertama-tama tugas orang tua Kristiani adalah mengusahakan pendidikan kristiani bagi responden menurut ajaran yang diwariskan oleh Gereja. Tugas orang tua wajib mendidik anak dengan pendidikan Kristiani dalam keluarga dengan memberikan sikap dan teladan yang baik demi pendidikan iman anaknya.

Maka perlu diperhatikan juga oleh pendamping agar ada kerja sama dengan orang tua calon Komuni Pertama mengarahkan mereka untuk mendukung anak dalam persiapan Komuni pertama. Selama persiapan Komuni Pertama sudah sebagian besar orang tua yang sudah terlibat aktif dan sebagian kecil yang belum terlibat aktif dalam kegiatan persiapan Komuni Pertama. Ada 44% (22 responden) mengatakan sangat setuju bahwa, selama persiapan Komuni Pertama orang tua membantu saat menghafal doa-doa harian, ada 38% (19 responden) yang mengatakan setuju. Ini menandakan bahwa sebagian besar orang tua calon Komuni Pertama sudah ikut mendukung anaknya untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus dan bertanggungjawab terhadap iman anaknya. Namun ada 18% (9 responden) yang mengatakan bahwa orang tuanya tidak membantu saat menghafal doa-doa harian. Ini menandakan bahwa ternyata ada orang tua yang belum memiliki tanggung jawab dalam hal mendidik iman anaknya. Ini menjadi perhatian para pendamping Komuni Pertama dan pihak Gereja lainnya agar melibatkan orang tua selama kegiatan persiapan Komuni Pertama.

Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan persoalan, baik guru agama, peserta, bapa-ibu maupun Pastor Paroki. Maka dalam persiapan Komuni Pertama ada motivasi dari anak sendiri dengan dorongan dari orang tua serta guru agama sehingga responden aktif mengambil bagian dalam persiapan Komuni Pertama sehingga mereka siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Selama persiapan Komuni Pertama sebagian besar responden senantiasa mengikuti persiapan Komuni Pertama ada 52% (26 responden). Namun ada sebagian besar responden yang kurang aktif (hadir) selama persiapan Komuni

Pertamaada 30% (15 responden) yang mengatakan setuju namun ada 18% (9 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Maka dapat dikatakan bahwa belum semua responden calon Komuni Pertama aktif (hadir) mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping agar mengusahakan supaya responden ikut terlibat aktif saat persiapan Komuni Pertama sehingga mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus dengan menghayati imannya.

Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan pihak, baik guru agama, bapa-ibu, guru agama (katekis) dan peserta (anak). Sehingga persiapan Komuni Pertama dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan. Selama persiapan Komuni Pertama ada 60% (30 responden) yang mengatakan bahwa hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama yaitu Orang tua, guru agama, Pastor Paroki, dan teman-teman. Maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden merasa terdukung dengan keterlibatan dari berbagai pihak. Sedangkan, ada 20% (10 responden) yang mengatakan bahwa hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama yaitu ada buku pegangan yang didalami yang membantu untuk memahami Komuni Pertama dan siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Selain itu, ada 16% (8 responden) yang mengatakan bahwa hal yang mendukung saat persiapan Komuni Pertama adalah menghafal doa-doa harian, suasana yang menyenangkan. Maka dapat dikatakan bahwa ternyata selama persiapan Komuni Pertama responden merasa terbantu jika ada dukungan dari orang tua, guru agama, pastor Paroki dan teman-teman. Selain itu bahan dan media yang digunakan serta suasana yang mendukung. Oleh karena

itu, ini menjadi cukup perhatian bagi para pendamping Komuni Pertama agar lebih meningkatkan lagi persiapan Komuni Pertama dengan melibatkan orang tua dan pihak Gereja lainnya.

Sedangkan mengenai faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama, ada 80% (40 responden) yang mengatakan bahwa faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama karena sakit, malas, bantu orang tua dirumah (kerja). Maka dapat dikatakan bahwa faktor penghambat ini timbul dari dalam diri anak dan orang tua yang kurang memperhatikan iman anaknya lebih menekankan anak pada pekerjaan rumah.Mengenai ini perlu diperhatikan oleh para pendamping dan orang tua agar tidak ada hambatan selama persiapan Komuni Pertama sehingga responden dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Namun ada 20% (10 responden) yang mengatakan bahwa faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama adalah masalah orang tua yang belum nikah Gereja. Maka ini menjadi cukup perhatian dari pihak Gereja, orang tua dan para pendamping Komuni Pertama agar sebelum mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama, perlu perhatikan orang tua calon Komuni Pertama agar mereka menikah Gereja terlebih dahulu sehingga tidak menghambat anak saat menerima Komuni Pertama.

Melihat hal tersebut dari responden mengusulkan, yang pertama untuk tahun depan selama persiapan Komuni Pertama para pendamping lebih banyak memberikan materi tentang Ekaristi dan pengenalan mengenai alat-alat liturgi ada 40% (20 responden). Yang kedua untuk Tahun depan susunan acaranya lebih teratur lagi supaya tidak bosan dan jelas kegiatannya ada 30% (15 responden).

Mengenai usulan ini, dapat dikatakan bahwa selama persiapan Komuni Pertama para pendamping belum memiliki program yang jelas, maka perlu diperhatikan oleh para pendamping agar memiliki program yang jelas pada saat persiapan Komuni Pertama sehingga kegiatan persiapan Komuni bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Yang ketiga untuk tahun depan saat menyampaikan materi menggunakan banyak media yang bervariasi tidak hanya Kitab Suci dan madah bakti saja ada 5 responden. Dengan melihat semua ini dapat disimpulkan bahwa, selama ini para pendamping belum menggunakan media yang kreatif hanya sebatas Kitab Suci dan Madah Bakti. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping agar Persiapan Komuni Pertama dapat diselenggarakan dengan baik.

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 92-105)