• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan Wawancara

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 105-112)

BAB III. PENELITIAN PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN

G. Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan

2. Berdasarkan Wawancara

Pada bagian ini, penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan wawancara terhadap para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. Setelah diketahui hasilnya, maka hasil tersebut akan dibahas oleh peneliti. Pembahasan hasil penelitian menyangkut aspek yang diteliti yakni identitas, gambaran Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama, faktor pendukung dan penghambat, penghayatan anak-anak tentang ekaristi, peran Katekese Persiapan Komuni Pertama.

a. Identitas Responden

Berdasarkan data yang diperoleh dalam melakukan penelitian di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki 4

orang dan satu perempuan, yang berusia 38- 50 tahun keatas berjumlah 5 orang. Status responden, petani 3 orang dan 2 orang berstatus guru.

b. Proses Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama

Berdasarkan hasil penelitian setiap tahun di Paroki Laktutus mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama, kegiatan persiapan Komuni Pertama dilaksanakan selama 3 bulan yakni setiap hari Minggu sore. Buku pengangan pokok yang digunakan oleh para responden dalam membimbing anak-anak calon penerima Komuni Pertama yaitu, Katekismus Gereja Katolik, Madah Bakti, tata perayaan Ekaristi, buku panduan persiapan Komuni Pertama pegangan guru agama dan buku pengangan untuk calon baptis. Ada responden yang mengatakan tidak menggunakan buku sumber lain tetapi mengajak anak-anak mengenal alat liturgi Gereja. Materi yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama yaitu mengenai Ekaristi, tata cara liturgi dalam Gereja, tata cara pada saat mengikuti Perayaan Ekaristi digereja. Metode yang sering digunakan adalah tanya jawab, pemberian tugas. Namun metode yang paling banyak digunakan adalah tanya jawab. Pada saat mendampingi calon Komuni Pertama, para responden melaksanakan kadang-kadang sendiri, bergantian dengan yang lain dan pada saat-saat tertentu bersama tim, seperti pada saat-saat tes anak-anak menghafalkan doa-doa harian dan tes orang tua calon penerima Komuni Pertama untuk berdoa.

Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa waktu pelaksanaan persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus masih sangat terbatas karena hanya 3 bulan persiapan, seharusnya waktu yang dibutuhkan untuk persiapan Komuni Pertama yakni 6 bulan. Selain itu buku yang digunakan oleh

pendamping masih sangat terbatas belum manfaatkan dari sumber lain. Oleh karena itu, para pendamping perlu menggunakan sumber bahan yang bervariasi sehingga memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai tentang Katekese Persiapan Komuni Pertama sehingga anak-anak mampu memahami apa yang disampaikan dan dapat menghayati imannya.

Dalam melaksanakan Katekese Persiapan Komuni Pertama media merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung kelancaran proses Katekese Persiapan Komuni Pertamadalam membantu calon penerima Komuni Pertama mengkomunikasikan imannya. Menggunakan media membuat suasana semakin hidup dan calon penerima Komuni Pertama merasa terinspirasi setelah melihat dan mendengarkan. Media yang digunakan juga harus menarik dan bervariasi sehingga calon penerima Komuni Pertama tidak merasa bosan. Namun, kenyataannya para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus belum menggunakan media dan metode yang bervariasi sehingga masih sebagian responden penerima Komuni Pertama merasa media kurang membantu untuk memahami apa yang disampaikan. Media yang digunakan dalam pelaksanaan katekese hanya sebatas lagu-lagu dan Kitab Suci, Madah Bakti. Ketika penulis mewawancarai beberapa responden mereka mengatakan memang selama ini media yang digunakan hanya lagu-lagu dan Kitab Suci. Itu pun tidak mendalami lagu tersebut karena bingung mau dikemas seperti apa.

Selain penggunaan media dalam pelaksanaan katekese, metode juga sangat penting dalam pelaksanaan katekese guna mendukung kelancaran pelaksanaannya. Metode yang digunakan selama persiapan Komuni Pertama di

Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ialah metode tanya jawab. Di sini pendamping Komuni Pertama belum menggunakan metode yang bervariasi seperti, ceramah, diskusi kelompok. Sehingga calon penerima komuni pertama hanya tanya jawab selama proses katekese berlangsung. Dari kenyataan ini, dapat dimengerti bahwa para pendamping Komuni Pertama kurang bervariasi mengenai penggunaan metode.

c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama

Dari hasil penelitian para responden mengatakan bahwa, Katekese Persiapan Komuni Pertama cukup membantu bagi sebagian besar anak-anak calon Komuni Pertama untuk menghayati imannya, terbukti dengan adanya keaktifan anak-anak mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan dengan melibatkan diri dalam beberapa hal misalnya tampil menjadi PPA, pengurus PPA, Dll. Meskipun sebagian anak-anak mulai dari mereka mengikuti persiapan Komuni Pertama sampai selesai menerima komuni pertama kurang terlibat aktif dalam hal sikap baik digereja maupun di lingkungan. Dua orang pendamping yang berpendapat bahwa, pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama ini belum cukup membantu anak-anak untuk menghayati imannya karena masih cukup banyak kekurangan dalam persiapan Komuni Pertama yang kurang mendukung, baik dari orang tua anak-anak maupun dalam persiapan Komuni Pertama. Dengan terbukti masih sebagian anak-anak yang setelah menerima Komuni Pertama kurang tidak terlibat aktif mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu digereja maupun di lingkungan.

d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi

Dari hasil penelitian, menurut sebagian besar responden mengatakan bahwa, pada umumnya anak-anak cukup aktif dan hormat pada saat mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun ibadat di lingkungan, sikap hormat saat menyambut Komuni, penghayatan iman dalam kehidupan sehari-hari cukup meningkat, dimana anak menjadi rajin mengikuti kegiatan menggereja baik digereja. Selain itu anak mau terlibat aktif pada saat mengikuti perayaan Ekaristi maupun ibadat dalam hal bersikap yaitu duduk, berdiri, berlutut, bernyanyi dan mereka berani tampil menjadi PPA. Sebagian kecil responden mengatakan, masih sebagian anak-anak yang belum bisa menghayati imannya saat mengikuti perayaan Ekaristi setelah menerima Komuni Pertama baik digereja maupun di lingkungan dan belum cukup memahami tentang Ekaristi, misalnya ribut, tidak terlibat aktif seperti dalam hal sikap tubuh pada saat perayaan Ekaristi. Selain itu, tidak pernah hadir mengikuti perayaan Ekaristi pada saat hari Minggu. Dengan melihat hal ini, perlu diperhatikan oleh para pendamping Komuni Pertama sehingga persiapan Komuni Pertama perlu dipersiapkan dengan baik sehingga anak-anak calon penerima Komuni Pertama dapat menghayati imannya baik saat mengikut perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan dan dapat menerapkan dalam sikapnya sehari-hari.

e. Faktor pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus laktutus.

1) Faktor pendukung

Dari hasil penelitian, faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama yaitu adanya dukungan dari orang tua,

dimana sebagian besar orang tua yang selalu terlibat membantu anaknya seperti menghafal doa-doa harian, kerja bakti digereja setiap kali ada kegiatan untuk anak-anak calon penerima Komuni Pertama. Maka mengenai hal ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar orang tua yang mempunyai tanggungjawab terhadap iman anaknya. Tugas utama orang tua adalah mendidik iman anaknya sesuai dengan keyakinannya. Selain itu ada dukungan dari pihak Gereja yaitu Pastor Paroki, ketua dewan, dan kerjasama, antara anggota tim pendamping calon Komuni Pertama. Selain itu anak-anak calon penerima Komuni Pertama yang terlibat aktif meskipun sebagian kecil calon penerima Komuni Pertama yang tidak aktif (hadir) selama persiapan Komuni Pertama. Mengenai hal ini dapat dikatakan bahwa, selama proses persiapan Komuni Pertama banyak pihak yang membantu tidak hanya guru agama saja, tetapi tim pewarta dan orang tua juga ikut terlibat selama persiapan Komuni Pertama.

2) Faktor penghambat

Melalui hasil penelitian, kendala yang dialami oleh para pendamping selama persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama dari pihak orang tua calon penerima Komuni Pertama yaitu ada sebagian orang tua calon penerima Komuni Pertama yang belum menikah Gereja sehingga menggangu konsentrasi para pendamping pada saat menjelang persiapan Komuni Pertama karena harus mengurus orang tua yang belum menikah itu terlebih dahulu mengingat anaknya yang harus menerima Komuni Pertama. Maka hal ini perlu diperhatikan oleh tim pewarta sehingga tidak mengganggu persiapan Komuni Pertama. Yang kedua, sebagian dari orang tua yang tidak bisa diajak kerjasama, sebagian anak yang

berasal dari keluarga yang minim penanaman pokok-pokok Iman Kristiani dari orang tua. Mengenai hal ini dapat dikatakan bahwa, selama persiapan Komuni Pertama perlu ada kerjasama antara orang tua dan guru agama demi kelancaran persiapan Komuni Pertama. Yang ketiga, sebagian anak yang cenderung malas dalam hal untuk menghafal doa-doa harian, dan situasi anak dalam hal berpikir mereka berbeda.Yang berikut, sebagian dari pendamping Komuni Pertama mengatakan bahwa dalam mendampingi anak-anak calon peneriman Komuni Pertama buku-buku pendukung masih terbatas sehingga menggunakan buku pegangan persiapan Komuni Pertama sebagaimana adanya tanpa melakukan variasi. Sehingga sebagian para pendamping mengatakan masih kurang dalam hal menyampaikan pokok-pokok Iman Kristiani. Selama mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama, para pendamping belum pernah membuat program bimbingan yang tersusun dengan baik dalam melaksanakan pembinaan Komuni Pertama sehingga menyampaikan materi apa adanya dan kurang adanya persiapan. Selain itu penggunaan media dan metode dalam persiapan Komuni Pertama masih kurang diselenggarakan dengan baik.

f. Usulan dan saran para Pendamping Komuni Pertama 1) Usulan

Usulan para pendamping calon penerima Komuni Pertama mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama, perlu adanya program yang tersusun dengan baik sehingga jelas apa yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama. yang kedua, ada persediaan buku-buku tentang persiapan Komuni Pertama, buku yang berkaitan dengan pendidikan iman dan

media-media yang bervariasi sehingga dapat membantu pendamping untuk menyampaikan materi.

2) Saran

Saran dari para pendamping mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu, yang pertama perlu adanya penegasan terhadap orang tua calon penerima Komuni Pertama yaitu adanya komunikasi dan kerjasama antara pendamping dengan orang tua calon Komuni Pertama supaya kegiatan penerimaan Komuni Pertama dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan. yang kedua, sebagian responden mengatakan perlu ada penambahan pendamping calon Komuni Pertama mengingat sebagian pendamping yang sudah lanjut usia.

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 105-112)