• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Hasil Penelitian Berdasarkan Wawancara

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 86-91)

BAB III. PENELITIAN PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN

F. Laporan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan

2. Laporan Hasil Penelitian Berdasarkan Wawancara

Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 05 Januari sampai 16 Januari 2015 di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. Penulis melakukan wawancara dengan mendatangi setiap rumah responden. Sebelum melakukan wawancara, penulis memberitahukan kepada responden supaya mereka bisa meluangkan waktu untuk diwawancarai. Waktu yang dibutuhkan selama wawancara kira-kira 30 menit sampai 1 jam. Kadang ada responden yang terlalu bertele-tele dalam menjawab sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama. Meskipun demikian, penulis tetap sabar dan senang untuk mendengarkan mereka.

Berikut ini merupakan laporan hasil wawancara terhadap 5 orang pendamping Komuni Pertama. Mereka adalah orang yang selalu aktif mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama. Penelitian melalui wawancara dimaksudkan untuk mengecek kembali apakah jawaban mereka sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya atau sebaliknya.

a. Identitas responden

Berdasarkan data yang diperoleh dalam melakukan penelitian di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki 4 orang dan satu perempuan, yang berusia 38- 50 tahun keatas berjumlah 5 orang. Status responden, petani 3 orang dan 2 orang berstatus guru.

b. Proses pelaksanaan persiapan Komuni Pertama menurut responden di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus.

Setiap tahun di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus mengadakan kegiatan Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama, selama 3 bulan yakni setiap hari Minggu sore. Buku pengangan pokok yang digunakan oleh para responden dalam membimbing anak-anak calon penerima Komuni Pertama, sebagian besar responden sebanyak 4 orang menggunakan buku Katekismus Gereja Katolik. Salah satu responden mengatakan, juga menggunakan buku Madah Bakti, tata perayaan Ekaristi, dan buku panduan persiapan Komuni Pertama pegangan guru agama.

Selain itu ada responden yang menggunakan sumber-sumber lain antara lain seperti : Kitab Suci, Madah Bakti, buku pengangan untuk calon Baptis. Ada responden yang mengatakan tidak menggunakan buku sumber lain tetapi mengajak anak-anak mengenal alat liturgi Gereja. Menurut para responden, buku yang mereka gunakan dalam mendampingi calon penerima Komuni Pertama 2 mengatakan sudah cukup lengkap, 3 responden mengatakan belum lengkap buku masih kurang. Dalam mendampingi anak saat pemberian materi metode yang sering digunakan adalah tanya jawab, bernyanyi, pemberian tugas, diskusi kelompok. Metode yang paling banyak digunakan adalah tanya jawab. Sarana yang sering digunakan dalam persiapan Komuni Pertama yaitu, Kitab Suci, Madah Bakti. Pada saat mendampingi calon Komuni Pertama, para responden melaksanakan kadang-kadang sendiri, bergantian dengan yang lain dan pada saat-saat tertentu bersama tim, seperti pada saat-saat tes anak-anak menghafalkan doa-doa harian dan tes orang tua calon penerima Komuni Pertama untuk berdoa. Materi

yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama yaitu mengenai Ekaristi, tata cara pada saat mengikuti Perayaan Ekaristi digereja.

c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama

Menurut sebagian besar para pendamping yang mengatakan bahwa, Katekese Persiapan Komuni Pertama cukup membantu bagi sebagian besar anak-anak calon Komuni Pertama untuk menghayati imannya, terbukti dengan adanya keaktifan anak-anak mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan dengan melibatkan diri dalam beberapa hal misalnya tampil menjadi PPA, pengurus PPA. Dll. Meskipun sebagian anak-anak mulai dari mereka mengikuti persiapan Komuni Pertama sampai selesai menerima Komuni Pertama kurang terlibat aktif dalam hal sikap baik digereja maupun di lingkungan. Dan dua orang pendamping yang berpendapat bahwa, Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama ini belum cukup membantu anak-anak untuk menghayati imannya karena masih cukup banyak kekurang dalam persiapan Komuni Pertama yang kurang mendukung, baik dari orang tua anak-anak maupun dalam persiapan Komuni Pertama. Dengan terbukti masih sebagian anak-anak yang setelah menerima Komuni Pertama kurang tidak terlibat aktif mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu digereja maupun di lingkungan.

d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi

Menurut sebagian besar responden mengatakan bahwa, pada umumnya anak-anak cukup aktif dan hormat pada saat mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun ibadat di lingkungan, sikap hormat saat menyambut Komuni, penghayatan iman dalam kehidupan sehari-hari cukup meningkat, dimana anak

menjadi rajin mengikuti kegiatan menggereja baik digereja. Selain itu anak mau terlibat aktif pada saat mengikuti perayaan Ekaristi maupun ibadat dalam hal bersikap yaitu duduk, berdiri, berlutut, menyanyi dan mereka berani tampil menjadi PPA. Sebagian kecil responden mengatakan, masih sebagian anak-anak yang belum bisa menghayati imannya saat mengikuti perayaan Ekaristi setelah menerima Komuni Pertama baik digereja maupun di lingkungan dan belum cukup memahami tentang Ekaristi, misalnya ribut, tidak terlibat aktif seperti dalam hal sikap tubuh pada saat perayaan Ekaristi. Selain itu, tidak pernah hadir mengikuti perayaan Ekaristi pada saat hari Minggu.

e. Faktor pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama di Paroki Laktutus.

1) Faktor Pendukung

Faktor-faktor yang mendukung Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama yaitu adanya dukungan dari orang tua, dimana sebagian besar orang tua yang selalu terlibat membantu anaknya seperti menghafal doa-doa harian, kerja bakti digereja setiap kali ada kegiatan untuk anak-anak calon Komuni Pertama ini merupakan salah satu tugas wajib yang harus diikuti oleh orang tua calon penerima Komuni Pertama, selain itu ada dukungan dari pihak Gereja yaitu Pastor paroki, ketua Dewan, dan kerjasama, antara anggota tim pendamping calon Komuni Pertama. Selain itu anak-anak calon penerima Komuni Pertama yang terlibat aktif meskipun sebagian kecil calon penerima Komuni Pertama yang tidak aktif (hadir) selama persiapan Komuni Pertama.

2) Faktor Penghambat

Kendala yang dialami oleh para pendamping selama persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama dari pihak orang tua calon penerima Komuni Pertama yang belum menikah Gereja yang mengakibatkan para pendamping mengalami kendala karena harus mengurus orang tua yang belum menikah itu terlebih dahulu mengingat anaknya yang harus menerima Komuni Pertama. Yang kedua, sebagian dari orang tua yang tidak bisa diajak kerjasama, sebagian anak yang berasal dari keluarga yang minim penanaman pokok-pokok Iman Kristiani dari orang tua. Yang ketiga, sebagian anak yang cenderung malas dalam hal untuk menghafal doa-doa harian, dan situasi anak dalam hal berpikir mereka berbeda. Yang berikut, sebagian dari pendamping Komuni Pertama mengatakan bahwa dalam mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama buku-buku pendukung masih terbatas sehingga menggunakan buku pegangan persiapan Komuni Pertama sebagaimana adanya tanpa melakukan variasi. Sehingga sebagian para pendamping mengatakan masih kurang dalam hal menyampaikan pokok-pokok Iman Kristiani. Selama mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama, para pendamping belum pernah membuat program bimbingan yang tersusun dengan baik dalam melaksanakan pembinaan Komuni Pertama sehingga menyampaikan materi apa adanya dan kurang adanya persiapan. Media dan metode yang di gunakan dalam persiapan Komuni Pertama masih kurang bervariasi.

f. Usulan dan Saran Para Pendamping Komuni Pertama 1) Usulan

Usulan para pendamping calon penerima Komuni Pertama mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama, perlu adanya program yang tersusun dengan baik sehingga jelas apa yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama. Yang kedua, ada persediaan buku-buku tentang Persiapan Komuni Pertama, buku yang berkaitan dengan pendidikan iman dan media-media yang bervariasi sehingga dapat membantu pendamping untuk menyampaikan materi.

2) Saran

Saran dari para pendamping mengenai pelaksanaan persiapan Komuni

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 86-91)