• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Data

4.3.1 Berita Koran Jawa Pos .1Berita 6 Februari 2010

4.1.1.2 Berita 8 Februari 2010

Dalam pemberitaan 8 Februari 2010, Jawa Pos memuat berita yang berkaitan dengan isu reshuffle kabinet dengan judul ”Jangan Takut Ancaman Reshuffle”. Adapun rincian singkat mengenai berita tersebut :

Jawa Pos 8 Februari menggambarkan bahwa isu reshuffle ini merupakan sebuah ancaman sebagai bingkai inti. Hal ini terlihat jelas pada Headline :

”Jangan Takut Ancaman Reshuffle” Serta kutipan berikut :

Mantan anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) Adnan Buyung Nasution mengkritik keras kubu SBY yang mengancam akan me-reshuffle kabinet.

a. Framing Device (perangkat framing) : a.1 Methapors

Bingkai inti memperlihatkan bahwa seolah isu atau ide yang diberikan partai Demokrat mengenai reshuffle merupakan suatu bentuk ancaman. Methaphors ”jadi,kalau perlu terpental, biar saja terpental” mengesankan perlawanan yang keras dari Adnan Buyung Nasution terhadap isu reshuffle dan tidak takut jika memang reshuffle nanti akan benar dilakukan.

”Jadi, kalau perlu terpental (dari kabinet, Red) biar saja terpental, biar pemerintah jalan sendiri. Kalau memang dia (presiden) sudah lancung, mengapa mesti ikut.”

a.2 Catchphrases

Jawa Pos juga menggunakan pilihan kata sebagai catchphrases yang memperkuat bingkai inti.

Masa demi kompromi mereka mau merusak negara ini. Tanggung jawab mereka kepada rakyat bagaimana

Kalimat ”Masa demi kompromi mereka mau merusak negara ini”, menimbulkan kesan buruk terhadap pengusulan reshuffle yang diduga ada hubungannya dengan kasus Century.

a.3 Depiction

Pada ilustrasi berikut, kembali Adnan Buyung Nasution menegaskan bahwa dirinya tidak takut dengan adanya usulan reshuffle yang dianggap sebagai sebuah ancaman. Kata ”nakut-nakutin” merupakan bentuk desfinisme dalam depiction yang seolah menegaskan bahwa reshuffle digunakan sebagai alat untuk menakuti partai koalisi, bukan hanya sekedar usul untuk memperbaiki kinerja menteri.

”Silahkan nakut-nakutin, memang siapa yang takut. Dari awal bukan Golkar yang mengajukan diri (untuk duduk di kabinet, Red)

a.4 Visual Image

Penguatan bingkai inti juga diwujudkan melalui gambar (visual image) yang berisi tentang daftar menteri-menteri dari Partai Golkar dan PKS yang berpotensi terkena reshuffle.

b. Reasoning Device (perangkat penalaran) b.1 Roots

Roots atau alasan pembenar yang disajikan menguatkan anggapan bahwa memang ada sesuatu dibalik merebaknya isu reshuffle. Hal ini dibandingkan dengan saat pemerintahan Presiden Gus Dur.

Adhie Massardi menceritakan pengalamannya saat menjadi juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Menurut dia, ketika DPR membuat Pansus Angket Kasus Bulog, Gus Dur sama sekali tidak bereaksi negatif terhadap DPR. ”Apa lagi mengancam partai-partai politik yang kadernya ada di kabinet,” katanya.

Disini Jawa Pos membandingkan kasus SBY ini dengan kasus serupa yang pernah dialami oleh Gus Dur di masa pemerintahannya. Jawa Pos memaparkan bahwa ketika DPR membuat Pansus Kasus Bulog, Gus Dur tidak memberikan reaksi negatif, apalagi mengancam akan melakukan reshuffle. Karena beliau yakin tidak bersalah.

b.2 Appeals to Principles

Appeals to principles yang ditampilkan Jawa Pos 8 Februari ini adalah untuk menunjukkan klaim-klaim moral yang saharusnya diambil oleh SBY.

”Mestinya, kalau SBY juga yakin tidak bersalah, dia membiarkan pansus berproses,” Ujar Adhie.

Penyataan di atas seolah ingin menyampaikan pesan bahwa kalau memang SBY yakin tidak merasa bersalah, maka ia akan mempersilahkan pansus untuk menjalankan tugasnya.

c. Frame Umum :

Perangkat Gamson

1. Methapors

”Jadi, kalau perlu terpental (dari kabinet, Red) biar saja terpental, biar pemerintah jalan sendiri. Kalau memang dia (presiden) sudah lancung, mengapa mesti ikut.”

2. Catchprases

Masa demi kompromi mereka mau merusak negara ini. Tanggung jawab mereka kepada rakyat bagaimana

3. Depiction

”Silahkan nakut-nakutin, memang siapa yang takut. Dari awal bukan Golkar yang mengajukan diri (untuk duduk di kabinet, Red)

4. Roots

Adhie Massardi menceritakan pengalamannya saat menjadi juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Menurut dia, ketika DPR membuat Pansus Angket Kasus Bulog, Gus Dur sama sekali tidak bereaksi negatif terhadap DPR. ”Apa lagi mengancam partai-partai politik yang kadernya ada di kabinet,” katanya.

5. Appeals to principles

”Mestinya, kalau SBY juga yakin tidak bersalah, dia membiarkan pansus berproses,” Ujar Adhie.

Jawa Pos edisi ini ternyata menampilkan sisi lain, dimana mengungkapkan ide reshuffle yang dianggap sebagai sebuah ancaman. Disini yang dilihat adalah dari segi Partai Golkar, yaitu beberapa anggapan dari Adnan Buyung Nasution. Serta memberikan perbandingan dengan kasus yang serupa saat pemerintahan Gus Dur.

4.3.1.3Berita 8 Februari 2010

Dalam pemberitaan 8 Februari 2010, Jawa Pos berita yang berkaitan dengan isu reshuffle kabinet dengan judul ”Demokrat Kecewa dengan Mitra Koalisi ”. Adapun rincian singkat mengenai berita tersebut :

Jawa Pos 8 Februari menggambarkan bingkai inti dari berita ini bahwa isu reshuffle adalah suatu bentuk kekecewaan Partai Demokrat pada mitra koalisi.

a. Framing Device (perangkat penalaran) : a.1 Methapors

Bentuk penyangkalan dari tuduhan yang banyak dilontarkan bahwa pengusulan reshuffle ini merupakan suatu usaha untuk menutupi sebuah kebenaran, disampaikan

oleh Amir yang juga merupakan metaphors. Kata ’bangkai gajah’ dipakai untunk mengungkapkan masalah besar yang serius.

”Bukan untuk menutupi kebenaran atau bagkai gajah, tapi justru menghadirkan apa yang sebenarnya, tanpa tendensi apapun.”

a.2 Catchphrases

Sedangkan pemilihan kata dalam catchphrase berusaha menampilkan bahwa usulan reshuffle ini bertujuan untuk menggerakkan mitra koalisi untuk bekerja dengan baik dengan mendukung pemerintahan SBY sesuai dengan komitmen koalisi.

Tujuannya hanyalah memperingatkan partai-partai koalisi agar tetap konsisten terhadap komitmen koalisi.

a.3 Exemplar

Exemplar atau pengaitan bingkai dengan contoh ditampilkan Jawa Pos dengan memberi kesan bahwa bentuk kekecewaan ini akibat sikap partai koalisi dalam perjalanan Angket Century.

Wacana reshuffle yang di usung Partai Demokrat sehubungan dengan perjalanan Pansus Hak Angket Bank Century terus bergulir.

a.4 Depiction

Isu reshuffle yang dianggap sebagai sebuah ancaman ini ternyata dikaburkan melalui pemilihan kata yang disampaikan oleh Amir Syamsuddin yang bersifat eufinisme dalam depiction atau menghaluskan kata menjadi sebuah ”masukan dan pertimbangan”. Jadi reshuffle ini terkesan bermakna positif karena hanya bersifat masukan sebagai bahan pertimbangan saja.

Menurut dia, ide reshuffle yang pernah disampaikan sesungguhnya hanya bersifat masukan dan pertimbangan.

b. Reasoning Device (perangkat penalaran) : b.1 Roots

Roots (hubungan sebab akibat) untuk memperkuat bingkai inti, ditunjukkan dalam kutipan :

Menurut Amir, sejak awal pansus seakan-akan hanya diarahkan kepada upaya mencari kesalahan. Misalnya, sebutnya, soal latar belakang krisis yang menjadi alasan pengucuran bailout. Dia menyesalkan pansus yang justru menempatkan mantan Wapres Jusuf Kalla sebagai saksi utama terkait dengan latar belakang krisis tersebut. ”Tentu saja, jawabnya tidak ada krisis. Kenapa tidak ada pemanggilan terhadap pelaku usaha atau perbankan kalau mau mengungkap kebenaran. Apa seperti ini kebenaran itu?”

Pemaparan tentang latar belakang krisis pengucuran bailout serta penempatan mantan Wapres Jusuf Kalla dinilai hanya untuk memperoleh pembenaran dengan bukan menempatkan saksi yang seharusnya sesuai.

b.2 Consequences

Efek yang didapat dari bingkai ini (consequences) yaitu keputusan akhir menganai reshuffle tetap ada di tangan Presiden.

c. Frame Umum :

Perangkat Gamson

1. Methapors

Bukan untuk menutupi bangkai gajah,tapi justru menghadirkan apa yang sebenarnya, tanpa tendensi apapun

2. Catchprases

Tujuannya hanyalah memperingatkan partai-partai koalisi agar tetap konsisten terhadap komitmen koalisi.

3. Exemplar

Wacana reshuffle yang di usung Partai Demokrat sehubungan dengan perjalanan Pansus Hak Angket Bank Century terus bergulir.

4. Depiction

Menurut dia, ide reshuffle yang pernah disampaikan sesungguhnya hanya bersifat masukan dan pertimbangan.

5. Roots

Menurut Amir, sejak awal pansus seakan-akan hanya diarahkan kepada upaya mencari kesalahan. Misalnya, sebutnya, soal latar belakang krisis yang menjadi alasan pengucuran bailout. Dia menyesalkan pansus yang justru menempatkan mantan Wapres Jusuf Kalla sebagai saksi utama terkait dengan latar belakang krisis tersebut. ”Tentu saja, jawabnya tidak ada krisis. Kenapa tidak ada pemanggilan terhadap pelaku usaha atau perbankan kalau mau mengungkap kebenaran. Apa seperti ini kebenaran itu?”

6. Consequences Selebihnya, keputusan akhir tetap diserahkan kepada Presiden.

Di hari yang sama, Jawa Pos menyajikan berita ide reshuffle sebagai bentuk kekecewaan Demokrat terhadap mitra koalisi. Di dalamnya juga dicantumkan alasan-alasan mengapa Demokrat sampai mengusulkan reshuffle kepada SBY. Misalnya soal penguculan bailout, Demokrat menganggap bahwa saksi-saksi yang diajukan bukanlah saksi yang seharusnya berkompeten untuk menghadirkan suatu kebenaran yang diinginkan. Tapi malah berindikasi untuk berupaya mencari kesalahan, yang ditujukan ntuk menjatuhkan pemerintahan SBY.

Dokumen terkait