• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

“Pembingkaian Berita Isu

Reshuffle

Kabinet”

(Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet pada Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos tanggal 8 Februari 2010)

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Fisip UPN ”Veteran” Jawa Timur

Oleh :

Fadilla Dwi Anggia .S

0643010134

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kuasa yang Maha Pengasih dan Penyayang sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet” (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Bpk. Zainal Abidin Achmad, M. Si, M. Ed selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta dorongan kepada peneliti, sehingga peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Serta peneliti juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi selaku Dekan FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

2. Bpk Juwito, S.Sos, Msi Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim

3. Kedua Orang Tua peneliti, yaitu Bpk. Zen Fata Chozin dan Ibu Sulistyowaty yang telah membantu baik secara materiil dan doa, kakak peneliti yaitu Aristotely Naila Chusna yang memberikan support.

4. Teman sekaligus sahabat-sahabat saya, yaitu : Niken Rizki Oktasyah, Citra Eka Pravitrian, Ike Pratiwi, dan Bagus Dwi Irawan (Skripsi ini gk bakal selese tanpa bantuan kalian, thx a lot friends)

(3)

6. Buat semua yang gak bisa di sebut satu persatu, trima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Surabaya, 31 Mei 2010

(4)

Big Thank’s to..

1. Allah SWT…alhamdulillah hi robbil alamin. Atas rahmat dan kuasa-Nya, aku bisa menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Dan dengan ridho-Nya,, perjalanan kuliahQ berjalan dengan sangat baik.

2. Orang tua ku,, Bapak Zen Fata Chozin (alm) dan Ibu Sulistyowati. Dengan doa kedua orang tua ku serta dorongan moril dan materi, kuliah ini dapat saya lalui sampai selesai.

3. Kakak ku Aristotely Naila Chusna, yang juga selalu membantu memenuhi kebutuhanku dan juga mendoakanku.

4. Kakak iparku M. Chairul Anam, terima kasih printernya sangat membantu sekali mengingat printerku yang sudah kuno sangat menggangguku.

5. Aditya Eka Budi Saputra. Orang yang dalam beberapa bulan terakhir ini menjadi sandaranku, tempat berkeluh kesahku, penyemangatku juga sekaligus menjadi temanku disaat aku sendiri. Orang yang meskipun hanya dalam beberapa bulan, mampu memberi arti di hidupku yang ternyata aku tak kuasa membalasnya. Maaf dan terima kasih atas semuanya. Doaku selalu menyertaimu Nda...! semangat y buat kuliahnya sama skripsi nya nanti ^_^ semoga g’ ada kesulitan buat km.

(5)

7. Ike Pratiwi dan Dwi Bagus Irawan. Teman seperjuanganku yang sama-sama harus mencintai Gamson. Makasi ya bantuannya...!! akhirnya dengan semangat ’45 kita bisa ngerjain skripsi ini bareng2.

8. Citra Eka Pravitrian. Semiotik ternyata harus memisahkan kita,karena aku bahas framing..hahaha. tapi teteeeeppp,,,sama2 semangat ngerjain skripsi ini. MERDEKA....!!!!

9. Niken Rizki. Temanku yang selalu ada disamping pacarnya (Dwi Bagus) dan karenanya dia juga harus mendukung aku juga. Hehehe....thankz y say doanya. Aku menunggumu menyusulku.

10.Erni Purnamawati dan Dian Sandra. Thankz y atas doanya dan dukungan yang slalu ada buatQ.

11.Bapak Zainal Abidin, dosen pembimbing tercinta yang sudah dengan sabar membimbing aku yang nggak mudeng2. makasih y Abi....

12.Teman-temanku yang lain, baik temen kuliah, SMA, SMP, SD yang sudah mendoakanQ...thankz a lot guys. I love u

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

ABSTRAKSI... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 7

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8

2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1.Interaksi Pers dan Pemerintah... 8

2.1.2.Berita, Konstruksi Realitas dan Politik ... 10

2.1.3.Pers dan Fungsi-Fungsinya ... 12

2.1.4.Devinisi Berita. ... 14

(7)

2.1.6.Kajian Analisis Framing ... 22

2.1.7. Konsep Framing Gamson dan Modigliani ... 23

2.1.8. Perangkat Framing Gamson dan Modigliani ... 25

2.2. Kerangka Berfikir ... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 33

3.1. Definisi Operasional ... 33

3.2. Subyek dan Obyek Penelitian... 36

3.3. Unit Analisis ... 36

3.4. Korpus ... 36

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.6. Teknik Analisis Data ... 38

3.7. Langkah-langkah Framing... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 41

4.1.1. Profil Kompas ... 41

4.1.2. Jaringan Distribusi ... 44

4.1.3. Kebijakan Redaksional ... 45

4.1.4. Profil Produk ... 48

4.2. Profil Perusahaan Jawa Pos ... 51

4.2.1. Sejarah Berdirinya... 51

(8)

4.3. Analisis Data ... 59

4.3.1. Jawa Pos ... 59

4.3.1.1. Berita 6 Februari 2010 ... 59

4.3.1.2. Berita 8 Februari 2010 ... 63

4.3.1.3. Berita 8 Februari 2010 ... 67

4.3.1.4. Berita 10 Februari 2010 ... 71

4.3.1.5. Berita 12 Februari 2010 ... 73

4.3.2. Kompas ... 76

4.3.2.1. Berita 8 Februari 2010 ... 76

4.3.2.2. Berita 11 Februari 2010 ... 79

4.3.2.3. Berita 11 Februari 2010 ... 82

4.4. Bingkai Umum ... 85

4.4.1 . Jawa Pos ... 85

4.4.2 . Kompas ... 86

4.4. Perbandingan Frame Jawa Pos dan Kompas ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

2.1 Kerangka Berpikir ... 32

4.1. Jaringan Wilayah Distribusi ... 45

4.2. Sirkulasi Kompas per Hari ... 46

4.3. Deskripsi Halaman Surat Kabar Kompas ... 50

4.4. Deskripsi Halaman Surat Kabar Jawa Pos ... 59

4.5. Frame Berita Jawa Pos 6 Februari 2010 ... 63

4.6. Frame Berita Jawa Pos 8 Februari 2010 ... 67

4.7. Frame Berita Jawa Pos 8 Februari 2010 ... 70

4.8. Frame Berita Jawa Pos 10 Februari 2010 ... 73

4.9. Frame Berita Jawa Pos 12 Februari 2010 ... 76

4.10. Frame Berita Kompas 8 Februari 2010 ... 79

4.11. Frame Berita Kompas 11 Februari 2010 ... 81

4.12. Frame Berita Kompas 11 Februari 2010 ... 84

(10)

ABSTRAKSI

Fadilla Dwi Anggia. Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas). SKRIPSI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembingkaian berita Isu Reshuffle Kabinet di surat kabar Jawa Pos dan Kompas.

Teori-teori yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu : Interaksi Pers dan Pemerintah, Berita, Konstruksi Realitas dan Politik, Pers dan Fungsi-Fungsinya, Definisi Berita, Obyektifitas Pemberitaan dan Ideologi Institusi media, Kajian Analisis Framing, Konsep Framing Gamson dan Modigliani, Perangkat Framing Gamson dan Modigliani

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yang menggunakan analisis framing dari Gamson dan Modigliani. Korpus dari pemberitaan tersebut yaitu : berita-berita yang membahas tentang Isu Reshuffle Kabinet pada surat kabar Jawa Pos dan Kompas.

Hasil penelitian dari Jawa Pos yaitu isu reshuffle kabinet adalah suatu ide yang diusung Partai Demokrat sebagai bentuk kekecewaan mereka kepada mitra koalisi. Sedangkan menurut Kompas, ide reshuffle kabinet sebagai bentuk ancaman kepada mitra koalisi.

Kata Kunci : Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet, Jawa Pos, Kompas.

ABSTRACT

Fadilla Dwi Anggia. Cabinet reshuffle Issue News Framing (Study Issue News Framing Analysis of the Cabinet reshuffle in Newspaper of Jawa Pos and Kompas) Thesis

This study aims to identify news framing issues in the Cabinet reshuffle newspapers Jawa Poss and Kompas.

Theories that researchers used in this study are: Interaction of the Press and Government, News, Reality Construction and the Politics, the Press and The Functions, Definition of News, Objectivity News and Media Institutional Ideology, Framing Analysis Study, Gamson and Modigliani Framing Concepts, Tools Framing Gamson and Modigliani

The method used in this study is a qualitative research method, which uses a framing analysis of Gamson and Modigliani. Corpus of such news is: the news that discusses the issue of Cabinet reshuffle in the newspaper Kompas Pos and Java.

The results of the Jawa Pos namely the issue of cabinet reshuffle is an idea that brought Democrats to their disappointment as a form of coalition partners. Meanwhile, according to Compass, the idea of reshuffling the cabinet as a threat to coalition partners.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

Jadi, secara sadar ataupun tidak sadar, kita menggunakan politik di kehidupan sehari-hari. Dari hal-hal yang mendasar, sampai ke urusan pemerintahan. Suatu negara bisa bertahan karena adanya landasan politik yang kuat. Tapi terkadang suatu negara pun hancur karena politik, karena permainan politik dalam pemerintahan yang kotor. Hal seperti inilah yang saat ini sedang mengancam negara kita. Berbagai masalah politik sedang dialami Indonesia. Seperti korupsi, penyuapan, penggelapan uang, politik kotor dalam pemerintahan, dan sebagainya.

(12)

pernah terjadi sebelumnya. Saat pemerintahan Gus Dur misalnya, pada 23 Agustus 2000 mengumunkan perubahan kabinet setelah sebelumnya beberapa menteri mengundurkan diri dari jabatannya. Bahkan, perombakan kabinet saat pemerintah Gus Dur ini tak hanya terjadi sekali dua kali, melainkan sampai empat kali.

Kasus-kasus seperti ini dan kasus lain yang menyangkut tentang politik di pemerintahan tentu saja banyak diliput oleh media massa. Media massa itu sendiri merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang kebutuhan kita akan semua informasi, termasuk politik. Sedangkan definisi media massa terbagi menjadi dua macam, yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit meliputi media cetak, sedangkan pers dalam arti luas mencakup media cetak serta media elektronik (Rachmadi dalam Eriyanto, 2002 : 35). Pers itu sendiri memiliki empat fungsi khusus, yaitu memberikan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Untuk fungsi yang terakhir ini media massa juga berfungsi sebagai alat untuk kontrol sosial. Dari sini bisa kita lihat bahwa media massa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat, baik dari segi moral, sosial, dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat.

(13)

dari sebuah berita akan dinilai apa adanya dan dipandang sebagai sesuatu yang memahami betul gerak pers. Mereka akan menilai lebih dalam terhadap pemberitaan, yaitu dalam setiap penulisan berita menyimpan ideologi atau latar belakang seorang penulis. Seorang penulis pasti akan memasukkan ide-ide mereka dalam analisis terhadap data-data yang diperoleh di lapangan. Karena realitas dalam berita tidaklah secara sederhana dapat dilihat sebagai satu set fakta, tetapi hasil dari ideologi atau pandangan tertentu. (Eriyanto, 2005 : 34)

Untuk membuat berita menjadi lebih menarik atau mampu mempengaruhi khalayak maka media akan melakukan penonjolan-penonjolan atau penghilangan bagian-bagian tertentu dan memutuskan fakta mana yang akan diambil berdasarkan cara pandang media dan wartawan itu sendiri (Sobur, 2006 : 162). Sejarah media massa memperlihatkan bahwa sebuah teknologi baru tidak pernah menghilangkan teknologi yang lama, namun mensubtitusinya. Radio tidak menggantikan surat kabar, namun menjadi sebuah objektivitas yang absolut. Hal tersebut menunjukkan bahwa di balik jubah kebesaran independensi dan objektifitas, seorang jurnalis menyimpan paradoks, tragedi dan bahkan ironi (Eriyanto, 2005 : v). Hal inilah yang mampu mempengaruhi opini masyarakat yang membacanya.

(14)

human interst dari berbagai peristiwa atau kejadian orang seorang (Septiawan, 2005 : 87).

Di Surabaya, ada berbagai macam surat kabar yang mampu menyediakan berbagai informasi kepada masyarakat Surabaya. Diantaranya adalah Jawapos, Kompas, Surya, Surabaya Post, Radar, Duta, dan lain sebagainya. Alasan peneliti memilih harian Kompas dan Jawa Pos adalah karena adanya perbedaan antara surat kabar Kompas dan Jawa Pos dalam memberitakan isu tentang Reshuffle Kabinet yang sedang marak dibicarakan saat ini. Jawa pos dan Kompas sama-sama memberitakan ide tentang reshuffle ini dengan dua sudut pandang. Yaitu isu ini hanya bersifat masukan serta bahan pertimbangan, dan ide ini seolah-olah sebagai usaha Partai Demokrat dan mungkin juga presiden untuk melindungi mereka yang terlibat dalam kasus Bank Century.

Sedangkan di masyarakat, isu ini menghasilkan pro-kontra. Karena sebagian masyarakat menilai bahwa reshuffle adalah hak prerogratif presiden, dan setuju jika presiden melakukan reshuffle. Sedangkan sebagian lain berpendapat bahwa presiden takut akan hilangnya dukungan dari parpol.

(15)

frame tersebut maka peneliti menggunakan analisis framing. Analisis framing merupakan model analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas dikonstruksikan oleh media, mulai dari cara dan teknik yang digunakan untuk menonjolkan dan menekankan peristiwa yang terjadi, atau adanya bagian yang dihilangkan, luput atau bahkan disembunyikan dalam pemberitaan. Yang menjadi perhatian bukan lagi apakah media memberitakan negatif atau positif, melainkan bagaimana bingkai yang dikembangkan oleh media. Sedangkan sikap mendukung, positif atau negatif hanyalah efek dari bingkai yang dikembangkan oleh media. Sehingga pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada ”cara melihat” terhadap realitas yang dijadukan berita. “Cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas (Eriyanto, 2005 : 2-10)

Penelitian ini menggunakan metode analisis framing model William Gamson dan Modigliani. Hasil analisis framing terhadap teks berita memperlihatkan kedua surat kabar berbeda dalam membingkai pemberitaan isu reshuffle kabinet. Perbedaan pembingkaian itu tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi pers terutama sikap terhadap kasus ini. Pihak Partai Demokrat menjelaskan bahwa ide reshuffle ini bertujuan agar partai koalisi tetap konsisten terhadap komitmen koalisi. Sedangkan partai lain menganggap isu ini sebagai bentuk ancaman terhadap partai koalisi terkait dengan kasus Bank Century.

(16)

atau penonjolan sisi tertentu dan penghilangan sisi yang lain yakni dalam teks berita dan berupa foto (visual image). Perbedaan pembingkaian kasus tersebut akan memberikan informasi yang berbeda kepada khalayak pembaca. Penekanan dan penonjolan itu akan menjadi realitas terhadap pembaca surat kabar.

Dengan wacana yang diperbuat oleh pers dalam membangun teks berita, maka pers tidaklah natural untuk memberitakan satu peristiwa sebab untuk memproduksi teks berita banyak faktor yang mempengaruhinya.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi permasalahn dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana pembingkaian berita Isu Reshuffle Kabinet di Kompas dan Jawa Pos edisi 8 Februari 2010?

1.3Tujuan Penelitian

(17)

1.4Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dalam bidang ilmu komunikasi khususnya mengenai analisis teks media, yaitu analisis framing dan kegunaanya untuk melihat bagaimana institusi media membingkai realitas kehidupan berdasarkan kepentingan-kepentingannya.

(18)

BAB II

Kajian Pustaka

2.1 Landasan Teori

2.1.1Interaksi Pers dan Pemerintah

Hubungan antara pers dan pemerintah dalam kerangka mencari dan membuat berita, bukanlah hubungan sepihak, melainkan hubungan yang timbal-balik antara dua pihak. Berbagai pertimbangan dan tujuan dapat terjadi saat pemerintah menyampaikan suatu pesan secara terbuka melalui pers. Misalnya saja sekedar ingin menyampaikan pesan agar diketahui, menyampaikan pesan untuk memancing reaksi, untuk memulai proses pembentukan pendapat umum, untuk peringatan bagi instansi-instansi yang bersangkutan, peringatan bagi masyarakat untuk menetralisisr suatu isu, dll. (Oetama, 2001 : 247)

(19)

Interaksi itu sendiri adalah bagian dari hidup manusia. Dengan interaksi yang tiada henti dilakukan menyebabkan manusia terus bisa bertahan hidup dalam cita dan citra kemanusiaannya. Namun ada kalanya interaksi itu memunculkan persoalan bahkan pertentangan. Interaksi dapat berlangsung dengan baik apabila ada kesederajatan dari para pelakunya. Para pihak menyadari posisi dan selanjutnya saling menghormati dan menghargai dengan sesamanya. Tanpa demikian interaksi akan berjalan timpang dan tidak akan membawa hasil yang seperti diharapkan.

Dihubungkan dengan interaksi di antara pers dengan pemerintah juga dapat terlaksana dengan baik apabila para pihak menyadari posisi masing-masing dalam arti bahwa beranjak dari posisi itulah para pihak melaksanakan kewajiban sesuai dengan posisinya.

(20)

2.1.2 Berita, Konstruksi Realitas dan Politik

Berita dalam surat kabar merupakan satu hal yang sangat penting, karena fungsinya yang memberikan informasi berdasarkan fakta realitas, disediakan sebagian sajian utama konsumsi khalayak. Berita adalah rekonstruksi fakta sosial yang diceritakan sebagai wacana fakta media. (Siahaan, 2001 : 74)

Proses kerja dan produksi berita adalah sebuah konstruksi, yang menentukan mana yang dianggap berita dan mana yang tidak, dengan melewati proses seleksi. Peristiwa tidak lantas dapat disebut sebagai berita, tapi harus dinilai terlebih dahulu apakah peristiwa itu memenuhi kriteria berita. Selain dari kepentingan peristiwa itu sendiri, nilai berita juga ditentukan dari bagaimana peristiwa tersebut dikemas, bagaimana peristiwa itu dikonstruksi, mana yang layak diberitakan dan mana yang harus dihilangkan. (Eriyanto, 2005 : 104)

Peristiwa yang bagaimana yang memiliki nilai berita, menurut Assegaf ada beberapa persyaratan yang harus dilihat. Selain karena sifatnya yang termasa, penting dan luar biasa, juga menimbulkan akibat dan ketegangan dari konflik yang ada, sebuah peristiwa juga dinilai layak diberitakan jika menyangkut kepentingan masyarakat, seperti peristiwa politik. (Assegaf, 1991 : 25-41)

Berita-berita politik selalu menarik perhatian pembaca, karena kehidupan politik suatu negara akan sangat mempengaruhi kepentingan pribadi dalam suatu negara. Seperti dikatakan Warren dalam Assegaf (1991 : 41) :

(21)

lainnya, karena alas an-alasan yang nyata bahwa politik tidak dapat dipisahkan dengan masalah-masalah umum)

Pejabat menggunakan pers untuk menyebarkan pesan dalam pemerintahan agar mempengaruhi hasil kebijakan. Pembuat kebijakan juga menggunakan pers untuk mempengaruhi opini publik di luar pemerintahan., untuk membangkitkan atau meredakan kekhawatiran publik, membina dukungan, dan memajukan tujuan kebijakan maupun karier politik (Nimmo, 2000 : 230). Maka pada umumnya, para pejabat pemerintahan berusaha menggunakan pers dalam keperluan politik tertentu.

(22)

sebuah peristiwa politik, maka akan semakin besar pula perhatian masyarakat. Dalam konteks ini media memiliki fungsi media, menjadi isu yang dianggap penting oleh publik.

Dengan menggunakan analisis framing misalnya, akan terlihat jelas bahwa masing-masing media memiliki ”penangkapan” tersendiri tentang berita mana yang perlu ditonjolkan dan dijadikan fokus, atau realitas mana yang harus disembunyikan bahkan harus dihilangkan. Begitu pula dengan cara bagaimana sebuah isu dituturkan dan diuraikan, pasti setiap media memiliki angle, cara dan gaya masing-masing yang berbeda.

2.1.3Pers dan Fungsi-Fungsinya

Pers berasal dari perkataan Belanda pers yang artinya menekan atau mengepres. Kata pers merupakan padanan dari kata press dalam bahasa Inggris yang juga berarti menekan atau mengepres. Secara harfiah kata pers atau press mengacu pada pengertian komunikasi yang dilakukan untuk merujuk semua kegiatan jurnalistik, terutama kegiatan yang berhubungan dengan menghimpun berita, baik oleh wartawan media elektronik maupun wartawan media cetak.

(23)

Tugas dan fungsi pers antara lain: 1.Informatif

Pers berfungsi memberikan informasi atau berita kepada khalayak ramai dengan cara yang teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berguna dan penting bagi banyak orang dan kemudian menuliskannya dalam kata-kata. 2.Kontrol

Pers mempunyai peran memberikan kontrol sosial di masyarakat antara lain masuk kebalik panggung kejadian untuk menyelidiki pekerjaan pemerintah atau perusahaan. Pers harus memberitakan apa yang berjalan baik atau tidak berjalan baik.

3.Interpretatif dan Direktif

Pers memberikan interpretasi dan bimbingan. Pers menceritakan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian.

4.Menghibur

Para wartawan menuturkan kisah-kisah dunia dengan hidup dan menarik. Mereka menceritakan kisah lucu untuk diketahui meskipun kisah itu tidak terlalu penting.

5.Regeneratif

(24)

6.Pengawalan hak-hak warga negara

Pers berperan mengawal dan mengamankan hak-hak pribadi. Pers yang bekerja berdasarkan teori tanggung jawab harus dapat menjamin setiap pribadi untuk didengar dan diberi penerangan yang dibutuhkannya.

7.Ekonomi

Pers juga berfungsi melayani sistem ekonomi melalui iklan. Melalui iklan, penawaran akan berjalan dari tangan ke tangan dan barang produksi pun dapat dijual.

8.Swadaya

Pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuannya sendiri agar ia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh-pengaruh serta tekanan dalam bidang keuangan. (Hikmat dan purnama, 2005 : 27)

2.1.4 Definisi Berita

M. Lyle Spencer dalam bukunya berjudul News Writing menyatakan bahwa : “Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca”. Bruce D. Stule pun mengatakan bahwa berita adalah anjing menggigit orang adalah biasa (bukan berita) tapi orang menggigit anjing itu luar biasa dan merupakan berita.

(25)

memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.” (Deddy, 2005 : 21)

Dari beberapa definisi berita di atas maka dapat disimpulkan bahwa berita adalah segala sesuatu informasi yang menarik perhatian bagi masyarakat yang didukung dengan adanya fakta atau ide atau opini faktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bai sejumlah khalayak, pembaca, pendengar maupun penonton dan dapat menimbulkan kepuasan.

2.4.1.1Nilai Berita

Mencher menguji apakah suatu informasi layak menjadi berita ke dalam tujuh nilai berita : (Askurifai, 2006 : 50)

1.Timeless

Kesegaran waktu. Peristiwa yang baru-baru ini terjadi atau aktual 2. Impact

Suatu kejadian dapat memberikan dampak terhadap orang banyak. 3. Prominence

Suatu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi seseorang maupun lembaga.

4. Proximity

(26)

5. Conflict

Suatu peristiwa atau kejadian yang mengandung pertentangan antara seseorang masyarakat atau lembaga.

6. The Unusual

Suatu kejadian atau peristiwa yang tidak biasanya terjadi dan merupakan pengecualian dari pengalaman sehari-hari

7. The Currency

Hal-hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan orang banyak.

2.4.1.2Kualitas Berita

Beberapa standar yang dipakai untuk mengukur kualitas berita menurut Charnley : (Askurifai, 2006 : 51)

1. Accurate

Sebelum berita itu disebarluaskan harus dicek dulu ketepatannya. 2.Properly Attributed

Semua saksi atau narasumber harus punya kapabilitas untuk memberikan kesaksian atau informasi tentang yang diberitakan.

3. Balance and Fair

Bahwa semua narasumber harus digali informasinya secara seimbang. 4. Objective

(27)

5. Brief and Focused

Materi berita disusun secara ringkas, padat dan langsung sehingga mudah dipahami.

6. Well Written

Kisah beritanya jelas, langsung dan menarik. (Charnley, 1965)

2.4.1.3Jenis Berita

Onong, JB Wahyudi membagi jenis-jenis berita televisi menjadi dua, yakni : (Askurifai Baksin, 2006 : 93)

1. Berita Terkini

Uraian peristiwa atau pendapat yang mengandung nilai berita dan terjadi pada hari ini yang harus segera disampaikan. Berita terkini disajikan dalam dua bentuk :

a. Berita langsung (straight news) untuk berita kuat (hard/spot/soft news) yaitu uraian fakta atau pendapat yang mengandung unsur 5W+1H dengan susunan piramida terbalik. Berita kuat hanya menguraikan fakta atau pendapat yang tmbul dari suatu peristiwa atau pendapat lain diluar peristiwa.

(28)

permasalahan yang lebih luas. Fakta yang diuraikan dikaitkan degan peristiwa atau pendapat lain yang relevan dengan fakta yang diuraikan.

2. Berita Berkala

Uraian fakta dan pendapat yang sudah terjadi sehingga aktualitasnya sudah berkurang, tetapi nilai menariknya masih tetap ada sehingga penyajiannya kepada khalayak tidak terikat pada waktu. Termasuk dalam jajaran berita berkala adalah :

a.Laporan Eksploratif

Uraian mengenai fakta atau pendapat yang diperoleh dengan cara menggali. Topik bahasan sudah ditentukan, lalu digali berbagai permasalahan yang ada dengan cara terjun langsung ke lapangan. Laporan eksploratif diawali dengan pembukaan, situasi yang ada, permasalahan yang ada, tujuan yang hendak dicapai, kesimpulan dan penutup.

b.Laporan Khas

(29)

c.Berita Analisis

Uraian fakta dan pendapat yang bersifat analisis. Dengan kata lain, uraian yang disusun setelah fakta dan pendapat yang akan diuraikan dipilih menjadi fakta dan pendapat utama serta fakta dan pendapat yang timbul akan ikut terselesaikan dengan sendirinya.

d.Human Interest

Uraian fakta yang dapat memberikan sentuhan rasa insani atau rasa kemanusiaan. Misalnya, ikan pesat yang melahirkan, gajah yang melahirkan, orang utan yang menyusui anaknya, dan sebagainya.

e.Majalah Udara

Gabungan uraian fakta atau pendapat yang dirangkai dalam satu wadah atau mata cara. Fokus sajian majalah udara adalah materi yang bersifat berita berkala dan feature, termasuk human interest. Misalnya bayi selamat dalam musibah pesawat, masalah ozon, pemilu di Jerman, kebakaran hutan di Kanada, dan sebagainya.

2.1.5 Obyektifitas Pemberitaan dan Ideologi Institusi media

(30)

Sistem media yang memiliki keanekaragaman internal maupun eksternal, cenderung memiliki kesempatan untuk memihak kepada kepentingan pihat tertentu. Sebagai media komunikasi massa, pers memang tidak akan pernah netral, dalam arti ketidakberpihakan secara mutlak terhadap berbagai kepentingan, yang harus dilayaninya. Pers menjadi sarat kepentingan, ketika muatannya (content) penuh nilai (value) kepentingan, dari sedikitnya tiga kubu. Yaitu pemilik modal dan pekerja, pemerintah, dan publiknya. Mustahil bagi pers untuk bisa bersifat obyektif sebagai media pemberdayaan masyarakat.

Surat kabar sebagai salah satu media massa yang berpengauh sebagai saluran informasi, dan menggambarkan sebuah realitas kehidupan. Namun melihat kenyataan yang ada, mengakibatkan perkembangan media tidak lagi realistis dalam memberitakan sebuah informasi. Media melakukan selektifitas terhadap peristiwa yang terjadi. Berdasarkan beberapa pertimbangan kepentingan yang berengaruh terhadap media itu, maka ada proses gatekeeping sebelum peristiwa diangkat menjadi sebuah berita. Seperti pendapat John C. Merril (Siahaan, 2001 : 61) bahwa junalisme obyektif adalah mustahil, sebab nilai-nilai subyektif dalam proses kerja jurnalistik, mulai dari pencarian berita, peliputan, penulisan sampai penyuntingan berita akan melibatkan sisi subyektifitas baik dari sudut pandang wartawan dan juga editorialnya.

(31)

redaktur adalah mengupayakan obyektifitas yang semanusiawi mungkin. (Sobur, 2009 : 170)

Kecenderungan untuk berpihak merupakan salah satu kelemahan pers dimanapun, menurut Pudjomartono, karena banyak sekali kendala bagi media untuk meliput suatu peristiwa dan bagaimana harus bersikap dalam masalah itu, ini menyangkut tentang keberpihakan media terhadap pihak-pihak yang yang terkait. Semua kendala itu kembali lagi pada keterbatasan kemampuan media itu sendiri, juga adanya batasan-batasan tertentu untuk bersikap obyektif dan jujur dalam pemberitaannya. Batasan itu ada karena media ada di tengah masyarakat yang memiliki nilai dan norma, termasuk juga dalam sebuah institusi yang memiliki cara pandang (ideologi) tersendiri. (Ispandriano, 2002:282)

Keseimbangan dan keberpihakan dalam fakta media ditentukan oleh perspektif jurnalis, yang mencakup sudut pandang (angle), posisi jarak (distance) dalam menghadapi fakta sosial, dan bahasa yang digunakan. Sudut pandang merupakan langkah awal mengidentifikasi fakta, yaitu saat menetukan subyek yang dipilih sebagai fokus perhatian (focus of inters). Distance adalah sikap sosial jurnalis menghadapi subyek, yakni netral, antipati, empati ataukah simpati. Sedangkan bahasa menyangkut pilihan kata dalam merekonstruksi fakta sosial. Keseimbangan pemberitaan terlihat dari pilihan subyek dalam judul, lead dan penutup (ending), serta cakupan keluasan rekonstruksi fakta dari masing-masing pihak. (Siahaan, 2001 : 68)

(32)

oleh jurnalis. Ideologi ini adalah konstruksi untuk memberi kesadaran kepada khalayak bahwa pekerjaan jurnalis adalah menyampaikan kebenaran, obyektifitas juga memberikan legitimasi kepada media untuk disebarkan kepada khalayak bahwa apa yang disampaikan adalah kebenaran. (Eriyanto, 2002 : 112)

Kritik mendasar terhadap usaha mendefinisikan dan meneliti konsep obyektifitas selama ini, terutama adalah anggapan : ”...there is no objective reality ’out there’ to report on: the best we can expect is no more than different versions of multivarious set of impressions”, lebih dari itu Glasser menilai obyektifitas pemberitaan sebenarnya merupakan suatu ideology, pemikiran bebas dan tanggung jawab pers. (Siahaan, 2001:62)

2.1.6 Kajian Analisis Framing

Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok atau apa saja) dibingkai oleh media, melalui proses rekonstruksi. Disini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu serta dengan cara apa realitas itu ditandai. Praktisnya, analisis framing digunakan untuk melihat bagaimana aspek tertentu ditonjilkan atau ditekankan oleh media. (Eriyanto, 2005 : 3)

(33)

terbentuk dalam sebuah kemasan (package) yang berupa semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk menkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima. (Eriyanto, 2005 : 67)

Framing menurut Todd Gitlin adalah sebuah strategi bagaimana relitas/dunia dubentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Frame adalah prinsip dari seleksi, penekanan, dan presentasi dari realitas. Gitlin berpendapat, frame adalah bagian yang pasti hadir dalam praktik jurnalistik. Lewat frame, jurnalis mengemas peristiwa yang kompleks itu menjadi peristiwa yang dapat dipahami, dengan perspektif tertentu dan lebih menarik perhatian khalayak. (Eriyanto, 2005 : 67)

2.1.7 Konsep Framing Gamson dan Modigliani

(34)

Sebagai seorang sosiolog, Gamson menaruh minat besar pada studi media, terutama perhatiannya tentang gerakan sosial (Social movement). Kaitannya dengan media, bahwa media membuat frame tertentu dalam melihat suatu pergerakan sosial yang menjadi realitas sosial kehidupan. Dalam suatu peristiwa, frame merujuk pada skema pemahaman individu, sehingga seseorang dapat menempatkan, mempersepsi, mengidentifikasi dan memberi label peristiwa dalam pemahaman tertentu. Frame menjadi aspek yang menentukan, memiliki peran dalam mengorganisasi pengalaman baik individu maupun kolektif. Oleh para elit penguasa, peristiwa ”dibingkai” sedemikian rupa sehingga diharapkan khalayak akan mempunyai perasaan yang sama, pandangan yang sama terhadap suatu isu, memiliki tujuan bersama bahkan memiliki musuh yang sama pula. (Eriyanto, 2005 : 218-219)

Menurut Gamson, keberhasilan dari gerakan sosial terletak pada bagaimana peristiwa dibingkai sehingga menimbulkan tindakaan kolektif. Oleh karena itu, gerakan sosial selalu menseleksi dan menggunakan simbol, nilai, dan retorika tertentu dalam memobilisasi khalayak dengan tujuan tak lain adalah untuk memenangkan simpati khalayak. Semua proses framing selalu menyertakan pengolahan simpati khalayak. Semua proses framing selalau menyertakan pengolahan informasi yang kompleks menjadi informasi yang sederhana dan memakai label serta bingkai yang mudah dikenal.

(35)

tersebut dibingkai dan disajikan pada khalayak. Oleh Gamson dan Modigliani, frame dipandang sebagai cara bercerita (story line) atau gugusan ide yang tersusun sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan suatu wacana. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang itu yang menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut. Gamson dan Modigliani menyebut cara pandang itu sebagai kemasan (package), yang berupa rangkaian ide yang menunjukkan isu apa yang dibicarakan dan peristiwa mana yang relevan, semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk menkonstruksi makna pesan yang ia sampaikan dan untuk menafsirkan makna pesan yang ia terima. (Eriyanto, 2005 : 223-224)

2.1.8 Perangkat Framing Gamson dan Modigliani

(36)

Ada dua perangkat bagaimana ide sentral ini diterjemahkan dalam teks berita. Pertama, framing defice (perangkat framing) yang mengarahkan bagaimana cara melihat isu, berkaitan langsung dengan ide sentral atau bingkai yang ditekankan dalam teks berita. Ditandai dengan pemakaian kata, kalimat, grafik/gambar, dan metafora tertentu yang merujuk pada satu gagasan tertentu. Framing device ini terdiri atar methaphors, catchphrases, exemplaar, depiction, visual image.

Methaphors (perumpamaan atau pengandaian), secara literal dipahami sebagai cara memindahkan (transpose) makna sesuatu dengan merelasikan dua fakta memakai analogi, sering berupa kiasan menggunakan ’seperti’ atau ’bak/bagai’. Sedangkan metonymy – kebalikan metafora – mentransfer makna sesuatu dengan mengasosiasikan bagiannya untuk mewakili keseluruhan, atau menggunakan bagian sesuatu sebagai simbol yang bisa digeneralisasikan (menyimbolkan keseluruhan). Fatimah Djajasudarma dalam Siahaan mengartikan metafora sebagai gaya bahasa (figure of speech) berjenis perbandingan yang implisit di antara dua hal yang berbeda, tanpa kata sambung ’seperti’ atau ’sebagai’.

(37)

bisa di-taken for granted oleh masyarakat. Metafora bukan sekedar perangkat diskursif, persuasif retoris, dan cara mengekspresikan piranti mental, melainkan asosiasi dari asumsi dan penilaian, dengan membuat sense tertentu. (Siahaan, 2001 : 84)

Seorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan pokok lewat teks, tapi juga kiasan, ungkapan, metafora, yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu daru suatu berita. Tapi pemakaian metafora tertentu bisa menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh wartawan secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik. Wartawan menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari-hari, peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci, yang semua itu digunakan untuk memperkuat pesan utama.

(38)

dalam kalimat ’ABRI masuk desa sebagai wujud kemanunggalan ABRI dan masyarakat desa’. (Eriyanto, 2005 : 226)

Catchphrases (frase yang menarik, kontras, menonjol dalam suatu wacana, umumnya berupa jargon atau slogan), merupakan istilah, bentukan kata, atau frase khas cerminan fakta yang merujuk pada pemikiran atau semangat sosial tertentu guna mendukung praktik kekuasaan (Siahaan, 2001 : 85). Jargon adalah kata atau istilah khas yang digunakan sebuah kelompok masyarakat tertentu, yang kemudian dipakai dalam konteks ideologi kekuasaan dan diadopsi masyarakat luas. Slogan/semboyan yaitu kalimat pendek yang maknanya mudah diingat dan memberi semangat dan membawa efek menggerakkan (memobilisasi) dukungan. (Siahaan, 2001 : 93)

Exemplaar (mengaitkan bingkai dengan contoh, uraian teori, perbandingan, yang memperjelas bingkai) adalah menguraikan atau mengemas fakta tertentu secara mendalam agar memiliki bobot makna lebih pada satu sisi untuk dijadikan rujukan/pelajaran. Posisinya sebagai pelengkap dalam kesatuan wacana. Tujuannya memperoleh pembenaran beroperasinya kekuasaan.

(39)

bentuk aksi politik. Depiction dapat berupa stigmatisasi, eufinisme, disfemisme, atau akronimisasi.

Stigmatisasi / labelisasi adalah penggunaan kata atau istilah ofensif (dicapkan/dilabelkan) kepada seseorang/kelompok atau tindakan sehingga melahirkan pengertian lain dari keadaan sesungguhnya. Eufinisme adalah menghaluskan fakta melalui kata/kalimat sehingga maknanya berbeda dari sesungguhnya. Andersen melihat bahwa kecenderungan eufinisme yang merasuki bahasa indonesia resmi yang lazim digunakan sebagai bahasa kesopanan politik indonesia, ambiguitannya sama saja dengan bahasa yang digunakan ’priyayi’ untuk menghindar dari ’kekerasan’ realitas. Lewat bahasa yang digunakan oleh petinggi negara bukan hanya menyembunyikan atau menciptakan realitas, tetapi juga bersembunyi dari realitas dan perilaku yang sesungguhnya. Disfenisme adalah mengasarkan/mengeraskan fakta melalui kata/kalimat sehingga maknanya berbeda dari sesungguhnya. Akronimisasi adalah pemampatan/pendekatan kata maupun kalimat (singkatan dan akronim) secara tak proporsional atau berlebihan sehingga menimbulkan kekacauan linguistik. Siahaan, 2001 : 91-92)

(40)

kolom, penempatan halaman dan panjang berita. Guther Kress dan Theo van Leeuwen juga menyatakan, penataan visual image halaman koran bukan sekedar alasan estetika perwajahan, tapi lebih merupakan proses mempengaruhi lewat efek dan fungsi pesan agar menancap di benak khalayak. Secara ideologis, Djik menandaskan, fungsi visual image untuk memanipulasi fakta agar bermakna legitimate, sebab kata Stuart Allan, visual lebih berdaya memindah realitas dalam wacana dibanding teks (polysemy). (Siahaan, 2001 : 86)

Kedua, reasoning device (perangkat penalaran), yang memberikan alasan pembenar apa yang seharusnya dilakukan terhadap isu tersebut. Perangkat penalar ini berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks tersebut yang merujuk pada gagasan tertentu. Sebuah gagasan tidak hanya berisi kata atau kalimat, tapi juga ditandai dasar pembenar tertentu atau alasan tertentu, sehingga lewat aspek penalaran itu khalayak akan menerima pesan itu sebagai kebenaran yang alamiah dan wajar, dengan alasan yang bisa diterima oleh nalar. Reasoning device ini terdiri dari roots, appeals to principle, consequences. (Eriyanto, 2005 : 227)

(41)

Consequences adalah efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai. (Siahaan, 2001 : 86)

2.2 Kerangka Berpikir

Berita tentang isu reshuffle kabinet pada 8 Februari 2010 penuh dengan pro-kontra. Peristiwa ini mampu menarik perhatian masyarakat tentang isu yang sedang beredar yang terkait dengan perombakan kabinet.

Peristiwa ini tentunya dimuat berbeda oleh media massa, khususnya media cetak harian Kompas dan Jawa Pos. Kedua media tersebut digunakan peneliti sebagai subyek penelitian karena kedua harian tersebut merupakan surat kabar nasional, memiliki reputasi dan kedalaman analisis disertai gaya penulisan yang rapi.

(42)

Kerangka berpikir dalam penelitian ini :

Berita Isu Pembingkaian Analisis Hasil Reshuffle kabinet di surat kabar framing

Pembingkaian

harian Jawa Pos William A.

dan Kompas Gamson dan

Modigliani

Frame

Central organizing idea for making senses of relevants events, suggesting, what is at issues

Framing Devices Reasoning Devices (perangkat framing) : (perangkat penalaran) :

1. Methapors 1. Roots

2. Catchphrases 2. Appeals to Principle

3. Exemplaar 3. Concequences

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Penelitian tentang Pembingkaian berita reshuffle kabinet di surat kabar Kompas dan Jawa Pos, yaitu melihat bagaimana kedua surat kabar ini membingkai melalui sudut pandangnya dan mengemas sesuai gaya bahasanya tentang isu reshuffle kabinet, dimulai dari 6 Februari 2010 hingga 12 Februari 2010 dalam berita-beritanya yang dianalisis dengan menggunakan perangkat framing dari Gamson dan Modigliani.

Secara operasional didefinisikan sebagai berikut, pertama melihat gagasan utama dari Kompas dan Jawa Pos tentang bagaimana kedua surat kabar tersebut mengangkat berita-berita tentang isu reshuffle kabinet, membingkainya ke dalam frame tertentu. Kemudian dengan menggunakan analisis teks media, frame utama yang mengandung simbol-simbol dalam pesannya, kemudian diuraikan dengan menggunakan perangkat framing (metaphors, exemplars, catchphrases, depiction, visual images) dan perangkat penalaran (roots, appeals to principles, consequences).

(44)

Catchprases, yaitu melihat frase atau bentukan kata yang menarik, menonjol dalam berita reshuffle kabinet dalam Kompas dan Jawa Pos yang biasanya berupa jargon atau slogan. Misalnya, ” Dia juga telah menginstruksi semua yang hadir bahwa Partai Golkar tidak boleh menjadi penyebab pemerintahan ini gagal. Sebab, kata dia, Golkar adalah partai pendukung pemerintah.”, dikutip dari Jawa Pos 12 Februari 2010 hal 2.

Exemplars, yaitu uraian teori yang digunakan untuk mengaitkan dan memperjelas bingkai dengan menghadirkan contoh. Posisinya sebagai pelengkap pembenaran, dalam pemberitaan isu reshuffle kabinet di Kompas dan Jawa Pos. Misalnya Jawa Pos 8 Februari 2010 menunjukkan bahwa masukan reshuffle ada disebabkan kekecewaan mendalam terhadap mitra koalisi.

Depiction, yaitu penggambaran fakta yang bersifat konotatif, bertendensi khusus agar pemahaman khalayak terarah pada citra tertentu yang dapat memunculkan harapan atau bahkan ketakutan. Misalnya, ”bernada ancaman” (Kompas 8 Februari 2010) menginterpretasi khalayak bahwa isu ini digunakan untuk menakut-nakuti partai koalisi.

Visual image, yaitu menampilan foto yang mendukung pemberitaan isu reshuffle kabinet pada kedua media ini. Selain itu juga pengaturan lay out seperti penempatan halaman, lebar kolom dan bentuk headline yang dilakukan olek kompas dan Jawa Pos ikut mempengaruhi dan mendukung berita ersebut.

(45)

oleh Kompas dan Jawa Pos, terlihat roots yang ditampilkan berupa analisis sebab akibat yang melibatkan suatu obyek yang dianggap sebagai alasan wacana reshuffle. Misalnya, ”Wacana perombakan kabinet juga dapat dilihat sebagai usaha Partai Demokrat dan mungkin juga Presiden untuk melindungi mereka yang terlibat dalam kasus Bank Century” (Kompas 8 Februari 2010), terlihat bahwa alasan Partai Demokrat mengusulkan perombakan kabinet sebagai bentuk perlindungan kepada orang-orang yang terlibat dalam kasus Bank Century.

Appeals to principle adalah upaya memberikan alasan pembenar dengan memakai logika dan prinsip moral untuk mengklaim sebuah kebenaran. Misalnya, ”perombakan hanya dapat diterima jika pertimbangannya untuk memperbaiki kinerja pemerintahan sehingga ukurannya adalah kinerja masing-masing menteri”. (Kompas, 8 Februari 2010)

Yang terakhir adalah consequences atau efek yang didapat dari bingkai berita isu reshuffle kabinet yang dilakukan oleh Kompas dan Jawa Pos. Yaitu bagaimana khalayak menerima kebenaran dari apa yang telah diuraikan oleh kedua media, Kompas dan Jawa Pos tentang isu perombakan kabinet.

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian

(46)

3.3 Unit Analisis

Unit analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah unit reference, yaitu unit yang digunakan untuk menganaisis kalimat dan kata yang dimuat dalam teks berita mengenai isu reshuffle kabinet pada surat kabar Kompas dan Jawa Pos.

Analisis teks media dengan melihat hubungan antar kalimat, foto, ungkapan narasumber, untuk mengungkapkan pemaknaan terhadap perspektif yang digunakan oleh media Kompas dan Jawa Pos dalam melihat suatu peristiwa yaitu mengenai isu reshuffle kabinet.

3.4 Korpus

Korpus dalam penelitian ini adalah suatu himpunan terbatas atau berbatas dari unsur yang memiliki sifat bersama atau tunduk pada aturan yang sama. Pendapat lain juga ada yang mengatakan bahwa korpus adalah sekumpulan bahan yang terbatas, yang ditentukan pada perkembangan oleh analisis dengan semacam kesemenaan, bersifat sehomogen mungkin. (Kurniawan, 2001 :70). Sifat yang homogen itu diperlukan untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur-unsurnya dapat dianalisis secara keseluruhan.

(47)

1. 8 Februari 2010 : Mega : Tergantung SBY

a. Din Syamsudin : ”Reshuffle”, Cara Politik Tak Etis

2. 11 Februari 2010 : Golkar Tak Akan Mundur 3. 11 Februari 2010 : Cara Aburizal Menjawab

sedangkan Jawa Pos memuat 5 berita, yaitu :

1. 6 Februari 2010 : Demokrat Bisiki Reshuffle ke SBY 2. 8 Februari 2010 : Jangan Takut Ancaman Reshuffle 3. 8 Februari 2010 : Demokrat Kecewa dengan Mitra Koalisi 4. 10 Februari 2010 : Soal Reshuffle, Boediono Ikuti SBY 5. 12 Februari 2010 : Ical Pastikan Mitra Koalisi Aman

3.5 Teknik Pengumpulan Data

(48)

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis framing sebagai teknik dalam menganalisis data penelitian ini. Analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan media ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Fakta mana yang akan ditonjolkan atau dihilangkan, serta hendak kemana arah berita tersebut. Karenanya berita menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subyek sebagai sesuatu yang legitimate, obyektif, alamiah, wajar atau tak terelakkan. (Sobur, 2009 : 162)

Metode analisis framing yang dipakai pada penelitian ini adalah model framing William A. Gamson dan Andre Modigliani, yang memahami wacana media sebagai satu cara bercerita (story line) yang berkesinambungan saat mengkonstruksi dan memaknai suatu isu, yang digambarkan oleh media sebagai frame dari sebuah ide atau gagasan utama (core frame).

(49)

3.7 Langkah-Langkah Analisis Framing

Dengan menggunakan analisis framing model Gamson dan Modigliani, peneliti hendak menguraikan langkah-langkah yang digunakan untuk penelitian ini. Berita-berita yang dimuat dalam Kompas dan Jawa Pos menganai isu reshuffle kabinet ini akan dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah dari perangkat framing milik Gamson dan Modigliani, seperti diuraikan sebagai berikut :

Pertama menentukan frame dari gagasan utama (core frame), isu yang diajukan sebagai ide sentral dari penelitian. Yaitu berita yang memaparkan tentang adanya wacana reshuffle kabinet dari masing-masing media yang akan diteliti, yaitu Kompas dan Jawa Pos.

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Kompas

4.1.1.1 Profil Perusahaan

Kompas pertama kali terbit pada hari Senin tanggal 28 Juni 1965, berdasarkan keputusan Menteri Penerangan No. 003/V/SK/DPHM/SIT/1965 tertanggal 9 Juni 1965, dengan nama Bentara Rakyat, dimaksudkan sebagai sebuah penegasan diri sebagai pembela rakyat yang sebenarnya. Dengan tebal hanya empat halaman dan dicetak sebanyak 4.800 exemplar. Pelopor utama berdirinya lembaga media ini adalah orang-orang-orang muda yang beberapa diantaranya adalah P.K Ojong, Jakob Oetama, August Parengkuan, serta Indra Gunawan.

Oleh PKI namanya diplesetkan sebagai ”Komando Pastor”, sebab tokoh-tokoh pendirinya berasal dari golongan Katholik. Sampai tahun 1972, dengan tenaga kerja tak lebih dari 10 orang di bagian redaksi dan bisnis, Kompas bertempat di jalan Pintu Besar Selatan No 86-88, berbagai ruang dengan majalah intisari namun kemudian pindah ke jalan Palmerah Selatan 22-26.

(51)

penerbit Kompas bukan lagi Yayasan Bentara Rakyat, tetapi PT. Kompas Media Nusantara.

Cetakan pertamanya masih menggunakan percetakan milik PN. Eka Grafika. Namun setelah terjadi situasi yang tidak menentu di masa Orde Lama, dimana sempat terjadi penghentian sementara penerbitan beberapa surat kabar akibat pemberontakan G 30 S/PKI, Kompas kembali terbit pada 6 Oktober 1965 dengan percetakan baru milik PT.Kinta, yang merupakan percetakan terbaik saat itu, dengan pertimbangan peningkatan kualitas.

Pada perkembangan selanjutnya Kompas terbit empat halaman setiap harinya dengan oplah yang terus meningkat hingga mencapai 15.000 exemplar. Sejak itu oplah Kompas terus meningkat, hingga pada tahun 1972 harian ini telah memiliki percetakan sendiri yang dinamakan PT. Gramedia.

Kompas tercatat pernah sekali terkena larangan terbit, yaitu tahun 1978 bersamaan dengan terjadinya peristiwa Malari. Hal itu tidak berlangsung lama, untuk kemudian Kompas kembali diijinkan terbit, dan malah menunjukkan perkembangan pesat dengan oplah 300.000 eksemplar pada tahun 1982. Perkembangan selanjutnya pada tahun 1997, Kompas menerbitkan Tabloid Bola yang terbit setiap minggu.

(52)

Pada tahun 1998, Kompas telah berkembang menjadi harian terbesar di Indonesia dengan oplah yang mencapai lebih dari satu juta eksemplar. Bahkan kini, Kompas telah mampu menjelajah dunia internet dengan menyajikan media online melalui portal http://www.kompas.com . Selain itu, Grup Kompas telah merambah industri pertelevisian degan mendirikan stasiun TV baru, yakni TV 7 di tahun 2002 lalu.

Saat ini tak kurang terdapat delapan divisi yang membawahi unit-unit usaha di bawah kelompok Kompas Gramedia, meliputi divisi pers daerah, surat kabar, majalah, perdagangan, percetakan, properti, penerbitan, dan divisi lembaga keuangan. Dibawah kepemimpinan PK. Ojong dan Jakob Oetama, menjadikan Kompas sebagai koran terbesar, baik dari segi oplah maupun pemasukan iklan.

Kompas lebih suka menamakan dirinya sebagai surat kabar yang berorientasi independen, dengan kata lain sebagai surat kabar yang dalam cara pemberitaannya tidak memposisikan dirinya pada satu pihak tretentu atau pada salah satu kekuatan politik yang ada. Dengan motto “Amanat Hati Nurani Rakyat”, Kompas mencoba selalu bersikap obyektif dalam mengupas suatu peristiwa.

(53)

dari partai Khatolik, dan diputuskan sejak saat itu bahasa sasaran Kompas adalah kelas menengah dan atas, dengan menyesuaikan penampilannya terhadap selera masyarakat kelas tersebut.

Ketika partai Khatolik didifusikan ke dalam PDI tahun 1973, Kompas yang melepaskan diri dari partai Khatolik itu mulai menjadi koran yang independen dan lebih berorientasi bisnis, namun tetap dengan latar belakang sebagai koran yang dekat dengan berbagai perdebatan politik.

Pada perkembangannya, Kompas berusaha untuk membenahi diri menjadi sebuah media massa cetak profesional yang berusaha untuk bersikap netral. Hal ini tercermin dalam motto “Amanat Hati Nurani Rakyat” di bawah logo Kompas, yang menggambarkan visi dan misi untuk menyerukan isi hati nurani rakyat. Kompas ingin berkembang menjadi institusi pers yang mengedepankan keterbukaan, meninggalkan pengkotakan latar belakang suku, agama, ras, dan golongan. Sebagai lembaga yang terbuka dan kolektif, ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa, mengarahkan fokus perhatian dan tujuan pada nilai-nilai yang transenden atau mengatasi kepentingan kelompok.

(54)

persoalan, membuka cakrawala, tidak memihak kecuali pada kebenaran dan demi penghargaan tinggi pada harkat kemanusiaan.

4.1.2 Jaringan Distribusi

Sejak pertama kali di terbitkan, sirkulasi Kompas telah mengalami peningkatan yang signifikan. Sampai dengan 6 Desember 2003, sirkulasi Kompas rata-rata adalah 526.144. angka ini memberi gambaran yang nyata bahwa Kompas merupakan media beriklan yang tepat bagi para pemasang iklan. (Sumber : Kompas Media Kit, 2002)

Pada skala nasional, sirkulasi Kompas memiliki jaringan wilayah sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Jaringan Wilayah Distribusi

Sumatera 38.038 eksemplar

Jakarta,Bogor,Tangerang,Bekasi 288.943 eksemplar

Jawa Barat 124.133 eksemplar

Jawa Tengah 48.834 eksemplar

Jawa Timur 35.584 eksemplar

Kalimantan 11. 273 eksemplar

Bali dan Indonesia Timut 18. 052 eksemplar

Sumber : Kompas Interaktif Media Kit 2004

Bahwa sebaran di sekitar Jakarta lebih besar dibandingkan daerah lain, hal ini mungkin dikarenakan Jakarta sebagai ibu kota negara dengan jumlah penduduk yang lebih padat, dan memiliki potensi pembaca yang potensial.

(55)

Tabel 2 : Sirkulasi Kompas per Hari

senin 495. 502 eksemplar

selasa 495.413 eksemplar

rabu 495.960 eksemplar

kamis 496.255 eksemplar

jumat 496.326 eksemplar

sabtu 597.232 eksemplar

minggu 606.319 eksemplar

Sumber : Kompas Interaktif Media Kit 2004

Terlihat bahwa rata-rata per hari, sirkulasi Kompas mencapai hampir 500.000 eksemplar. Kecuali pada akhir pekan, dimana oplah Kompas meningkat hingga mencapai angka 600.000 eksemplar.

4.1.3 Kebijakan Redaksional

Sebagai Harian Umum, Kompas berusaha menjadi sebuah media cetak profesional, berusaha bersikap netral dengan tidak mengotak-kotakkan kondisi demografis audience-nya. Kompas tampak sangat realistis dengan memposisikan dirinya sevagai industri media.

Melalui prinsip humanisme transcedental, dimana pengarahan fokus perhatian nilai-nilai traseden dalam mengatasi kepentingan kelompok. Kompas mencoba keluar dari ikatan-ikatan Primordialisme, termasuk politik, dan lebih menekankan pada substansi dari suatu permasalahan. Termasuk dalam hal mengenai Kompas dan Katolik yang mempunyai proses ”afiliasi”.

(56)

Kompas yang didasari oleh ideologi politik agama Katolik, latar belakang mendiang PK. Ojong dan Jacob Oetama sebagai pemimpin perusahaan Kompas saati ini, masih lekat dengan konotasi tersebut. (Hamad, 2004 : 16)

Sebenarnya Kompas lebih suka mengategorikan dirinya sebagai surat kabar yang independen. Dimana Kompas dalam pemberitaannya tidak memposisikan diri dalam satu pihak, tidak menempatkan diri pada salah satu kekuatan politik yang ada. Kompas menempatkan Motto sebagai ”Amanat Hati Nurani Rakyat” yang selalu bersikap obyektif dalam mengupas suatu peristiwa dan senantiasa membela rakyat. Motto ini menggambarkan Visi dan Misi bagi disuarakannya hati nurani rakyat. Kompas ingin terus berkembang sebagai institusi pers yang mengedepankan keterbukaan, mencerdaskan kehidupan bangsa, meninggalkan pengkotakan latar belakang suku, ras, agama dan golongan tertentu.

Meskipun mencoba menjadi media independent, secara terselubung Kompas masih memunculkan orientasi politik akan ideologi katolik, baik secara sadar dan tak sadar. Terutama jika berkenaan dengan berita-berita mengenai agama katolik.

(57)

”Jacob melihat posisinya sebagai pengusaha dan wartawan. Sebagai pengabdian Jacob adalah seorang humanis ; dan humanis kristiani. Pengabdian pada kemanusiaan. Ini kan arti yang paling inti dari penebusan dan penyelamatan kristiani. Tuhan sendiri begitu menghargai manusia dan kemanusiaan hasil ciptaan-Nya, sehingga memutuskan Putera-Nyasendiri untuk datang hidup dengan dan diantara Manusia (Emanuel) untuk mengabdi melalui pengabdian itu membawa penebusan dan penyelamatan bagi manusia. Pengabdian secara rofesional sebagai humanis Kristiani merupakan dasar dari rgionalitasnya Jacob”.

Dari tulisan Frans Seda tersebut, menunjukkan bahwa Jacob Oetama sang Nahkoda Kompas mempunyai dasar religuitas dalam pengabdian secara profesional sebagai :Humanis Kristiani”. Hal ini secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kebijakan redaksional harian Kompas. Kebijakan redaksional yang mengarah pada isi berita Kompas.

Lembaga media massa seperti Harian Kompas tidak terlepas dari gejolak mesyarakatnya. Dalam setiap pergolakannya itu, Kompas terus berusaha membangun kepercayaan masyarakat lewat berita dan tulisan komprehensif, Coverboth sides, tidak menyakiti hati secara pribadi, mendudukan persoalan, membuka cakrawala, tidak memihak kecuali pada kebenaran dan penghargaan tertinggi pada harkat dan martabat kemanusiaan.

(58)

tetapi plastis. Tidak memakai bahasa yang kering, formal, abstrak dan rasional, tetapi yang menyangkut perasaan instuisi, dan emosi manusia. (hamad, 2004 : 117)

4.1.4 Profil Produk

Selain memuat berita secara umum, Kompas juga memiliki Editional yang berbeda-beda pada setiap penerbitannya.

Bentara : artikel yang berisi tentang budaya dan kebudayaan (galeri, lukisan, budaya daerah, dan lain-lain)

Bisnis dan Investasi : artikel yang mengulas mengenai ekonomi makro dan keuangan perbankan, serta menjadi panduan bagi para praktisi bisnis.

Finansial : rubrik yang ditujuan untuk memenuhi permintaan pembaca praktisi keuangan, rubrik ini berisi tentang informasi keuangan yang paling lengkap, akurat dan terkini.

Fokus : investigasi report tentang masalah-masalah atau berita-berita yangat saat ini.

Anak : rubrik yang ditujukan untuk anak-anak, berisi berbagai informasi mulai dari ilmu pengetahuan, olah ragam, hobi hingga halaman khusus yang berisi cerita dan komik.

(59)

SWARA : artikel yang berisi mengenai aspirasi wanita yang peduli mengenai lingkungan sosialnya.

Teknologi Komunikasi : rubrik yang membahas perkembangan teknologi dan manfaatnya, serta memberikan panduan kepada pembaca mengenai pesatnya laju perubahan teknologi.

Aksen : rubrik yang ditujukan untuk kaum wanita, berisi informasi terbaru, seputar dunia fashion, kosmetika dan aksesoris.

Adapun deskripsi isi halaman Komas secara umum adalah sebagai berikut :

Tabel 3 : Deskripsi Halaman Surat Kabar Harian Kompas

Halaman 1 Memuat berita-berita utama Nasional dan Internasional

Halaman 2-3 Memuat berita-berita utama Internasional

Halaman 4-5 Memuat Tajuk, Opini dan Surat Pembaca

Halaman 6-8 Memuat berita Nasional, Politik (PILKADA) dan hukum

Halaman 9-10 Memuat berita nasional yang humanis

Halaman 11 Memuat halaman sambungan

Halaman 12 Memuat berita infotainment, profil, tokoh

Halaman 13-15 Memuat berita-berita bisnis dan ekonomi

Halaman 16 & 21 Memuat iklan

Halaman 17-19

Memuat halaman metropolitan yang berisi berita sekitar JABEDETABEK

Halaman 20, 28, 29 Memuat halaman Nusantara

Halaman 22-24 Memuat berita-berita olahraga

Halaman 25-27

Memuat halaman finansial yang berisi data-data dari pasar modal dan bursa efek

Halaman 30

Memuat halaman ekonomi rakyat yang berisi berita usaha kecil menengah dari rakyat

Halaman 21-32

Memuat pendukung yang berisi rubrik-rubrik otomotif, jendela,

humanistik, telekomunikasi, ilmu pengetahuan, bentara, muda, aksen, anak, swara

Halaman 40 Memuat berita Internasional

Halaman A-L

Memuat berita tambahan khusus daerah Jawa Timur seperti

(60)

4.2 Profil Perusahaan Jawa Pos

4.2.1 Sejarah Berdirinya Surat Kabar Jawa Pos

(61)

tahun 1965 menyebabkan pelarangan terbit pada harian Huo Chiau Shin Wan. Maka sejak tahun 1981 hanya Jawa Pos yang tetap bertahan untuk terbit dengan oplah yang sangat minim dan memprihatinkan, hanya 10.000 eksemplar.

Pada awal terbitnya Jawa Pos memiliki ciri utama terbit pada pagi hari dengan menampilkan berita-berita umum. Terbitan Jawa Pos pertama kali dicetak di percetakan Aqil di jalan Kiai Haji Mas Mansyur Surabaya dengan oplah 1000 eksemplar. Semenjak 1 April 1954 Jawa Pos dicetak di percetakan De Vrije Pers di jalan Kaliasin 52 Surabaya dan selanjutnya dari tahun ke tahun oplahnya mengalami peningkatan.

(62)

waktu dua tahun oplah Jawa Pos mencapai 250.000 eksemplar, dan semenjak saat itulah perkembangan Jawa Pos semakin menakjubkan dan menjadi surat kabar terbesar yang terbit di Surabaya. Pada tahun 1999 oplahnya meningkat lagi menjadi 320.000 eksemplar.

Pada tanggal 29 Mei 1985 sesuai dengan Akta Notaris Lim Shien Hwa SH No.8 Pasal 4 menyatakan nama PT. Jawa Pos Concern Ltd diganti dengan nama PT. Jawa Pos dan sesuai dengan MENPEN No. I/Per 1/Menpen/84 mengenai SIUPP, khususnya pemilikan saham maka 20% dari saham harus dimiliki karyawan untuk menciptakan rasa saling memiliki.

Meskipun telah terjadi perubahan kepemilikan Jawa Pos tidak merubah secara esensial isi pemberitaannya yang menyajikan berita-berita umum. Berita-berita umum ini meliputi peristiwa nasional yang menyangkut peristiwa ekonomi, politik hukum, sosial dan budaya, pemerintah, olah raga disamping pemberitaan peristiwa yang terjadi di daerah Jawa Timur dan Indonesia Timur.

(63)

Iksan sendiri, sebab kendala utama adalah di pemasaran. Kedua, menambah income keluarga wartawan waktu itu gaji wartawan masih kecil, dengan cara ini keluarga Jawa Pos akan bertambah pendapatan. Ketiga, memberikan kebanggaan kepada keluarga karyawan koran Jawa Pos atau usaha suaminya dan kelak dikemudia hari beberapa istri atau keluarga wartawan ini menjadi agen besar koran Jawa Pos. Perjuangan dan kepeloporan ini ternyata membuahkan hasil termasuk perubahan mendasar di keredaksian. Warga Surabaya utamanya lebih memilih koran Jawa Pos dan pada tahun 1985 oplah Jawa Pos telah menembus angka 250.000 eksemplar perharinya.

Jawa Pos sanggup mengalahkan tiras penerbitan-penerbitan lain yang telah berada di Surabaya sejak lama dan bahkan mendominasi pasar Surabaya seperti Surabaya Pos. Banyak strategi yang dilakukan Jawa Pos untuk mencapai kondisi seperti ini. Diantaranya dengan ingin menjadi surat kabar yang melakukan hal-hal baru pertama kalinya di Indonesia , seperti terbit 24 halaman per hari, menjadi surat kabar pertama yang trebit di hari libur nasional serta muncul dengan ukuran kecil tanpa mengurangi isi ketika krisis moneter terjadi di Indonesia.

(64)

di Surabaya, tetapi berita tersebut dapat dikerjakan di kota bersangkutan lalu hasilnya dikirimkan ke JPNN untuk diambil oleh redaksi yang ada di Surabaya. Namun saat ini, yang sedang berkembang adalah media online, dan Jawa Pos tidak mau ketinggalan untuk ikut berpartisipasi dengan memberikan situs Jawa Pos online dengan alamat :

www.jawapos.co.id

Jawa Pos dalam waktu singkat mampu menembus oplah di atas 100.000 eksemplar yang semula di anggap sebagai mimpi. Setelah itu Jawa Pos ”bermimpi” lagi dengan ambisi menembus oplah 1.000.000 eksemplar. Berbagai upaya dilakukan baik dari redaksi pemasaran maupun lainnya untuk menembus angka itu, dan ternyata sulit. Jawa Pos tetap bertahan dengan oplah 400.000 eksemplar. Manajemen lantas memutar otak agar sumber daya dan dana yang dimiliki tetap optimal. Lantas muncullah ide ekspansi yakni membuat koran di daerah-daerah di Indonesia. Ide tersebut muncul dari Dahlan Iskan usai studi di Amerika dan negara maju lainnya. Ia melihat bahwa di setiap kota mempunyai satu koran. Dari situlah ia berasumsi bahwa di kota-kota besar di Indonesia bisa didirikan satu koran dan ini dilakukan. Dikirimlah orang-orang terbaik Jawa Pos untuk mendirikan koran di berbagai daerah di Indonesia. Ada yang menghidupkan usaha koran yang hampir gulung tikar atau tinggal SIUPPnya saja, ada yang bekerja sama dan banyak diantaranya yang didirikan Jawa Pos.

(65)

mendirikan koran-koran, majalah, atau tabloid-tabloid yang menjadi cucu dari Jawa Pos.

Beberapa media dikelola oleh Jawa Pos di berbagai daerah di Indonesia., diantaranya adalah Suara Indonesia yang telah berganti nama menjadi Radar Surabaya, Dharma Nyata, Manuntung, Ackhya, Fajar, Riau Pos, Menado Pos, Suara Nusa, Memorandum, Karya Dharma, Bhirawa, Mercusuar, Cendrawasih Pos, Kompetisi, komputek, Agrobis, Liberty, Mentari, Oposisi, Gugat, Posmo, Harian Rakyat Merdeka, Amanat, Demokrat, Harian Duta Masyarakat Baru. Media itu bisa berupa bantuan modal, baik berupa uang maupun mesin cetak ataupun sumber daya manusia.

Kini hampir di seluruh propinsi Indonesia Jawa Pos terdapat Jawa Pos Group terkecuali di Aceh dan NTT. Bisnisnya tidak hanya koran namun juga percetakan, pabrik kertas, Real Estate, Hotel, bursa sampai travel agen ini semua berada di atas tangan Dhalan Iskhan. Bagaimana mimpi oplah satu juta? Dhalan pun bilang ”kita sudah mencapainya, kalau seluruh oplah Jawa Pos Group dikumpulkan”.

4.2.2 Kebijakan Redaksional

(66)

diulas berbagai aspek oleh Jawa Pos. Hal itu dilakukan Jawa Pos untuk memenuhi keingintahuan masyarakat akan informasi-informasi yang dibutuhkan. Jawa Pos mempunyai keinginan untuk memberikan kepuasan informasi kepada masyarakat. Untuk itu pada halaman pertama Jawa Pos menyajikan satu tema berita dengan berbagai ulasan dari berbagai aspek atau sudut pandang.

Di bidang keredaksian, kepopuleran Jawa Pos adalah membuat berita besar di besarkan dengan cara judul-judul berita pada Jawa Pos dibuat dalam ukuran berita menjadi empat-lima kolom bahkan memenuhi seluruh kolom. Pemberitaan Jawa Pos pun memiliki berbagai angel sehingga pembaca mendapatkan informasi yang dalam dengan berbagai perspektif. Tidak kalah radikalnya Jawa Pos mempelopori penulisan features yang berisi berita-berita unik dan human interest.

(67)

Pemuatan halaman Metropolis disebabkan sebagian besar pasar Jawa Pos di Surabaya. Metropolis juga memuat berita-berita yang sedang berkembang di masyarakat Surabaya. Sedangkan yang dimaksud berita Surabaya oleh Jawa Pos adalah berita yang tempat kejadiannya adalah di Kota Surabaya dan manfaatnya yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat Surabaya. Namun jika pokok bahasannya terlalu menasional, maka berita itu bukan disebut sebagai berita Surabaya.

Pengaruh berita Surabaya bagi Jawa Pos sangat besar sekali. Dalam mengejar berita terdapat kerja sama antar wartawan dan redaktur berita. Bisa jadi satu berita diliput karena perintah redaktur atau inisiatif wartawan sendiri yang menganggap bahwa peristiwa tersebut memang layak muat. Cara mendapatkan berita yang dilakukan oleh Jawa Pos adalah dengan menempatkan wartawan di pos masing-masing. Misalnya pos kriminal, pos pemda, pos hankam, dan lain-lain. Pemberitaan Jawa Pos sangatlah fleksibel, baik yang sifatnya terencana (momentum) dan dapat juga peristiwa yang bersifat mendadak. Dalam memperkuat fakta pemberitaannya, Jawa Pos menyertakan pula berbagai nara sumber, para pakar serta pihak-pihak terkait dengan cara investigasi langsung. Setiap hari Jawa Pos mengadakan rapat perencanaan yang selalu mengevaluasi apa yang telah dikerjakan, juga menentukan apa yang diberitakan besok atau tentang kelanjutan berita sebelumnya.

(68)

Pos melakukan berbagai terobosan termasuk diantaranya terbit 24 halaman tiap harinya, bahkan sekarang telah mencapai 44 halaman. Secara garis besar Jawa Pos terbagi menjadi tiga sesi, yaitu :

1. Koran I (Bagian Umum) memuat liputan-liputan utama mengenai peristiwa nasional maupun internasional

2. Koran II (Olah Raga) memuat berita olah raga dan hiburan

3. Koran III (Metropolis) memuat berita-berita tentang kota Surabaya dan daerah di Jawa Timur

Tabel 4 : Deskripsi Halaman Surat Kabar Harian Jawa Pos

Koran I (Bagian

Umum) Mulai halaman 1-16

Halaman 1

Memuat berita-berita utama yang bernilai tinggi dan menyangkut kepentingan nasional ditambah dengan kolom feature

Halaman 2 Memuat berita-berita seputar ibu kota propinsi Jawa Timur, Surabaya

Halaman 3 Memuat berita-berita seputar kota Jakarta

Halaman 4 Memuat jati diri, opini, surat pembaca, dan pojok

Halaman 5-7 Memuat berita-berita Jawa Timur selain Surabaya, karikatur dan iklan

Halaman 8-11 Memuat berita-berita Jawa Timur selain Surabaya, karikatur dan iklan

Halaman 12-13 Memuat berita-berita internasional

Halaman 14 Memuat berita-berita nusantara

Halaman 15 Memuat berita-berita sambungan dari halaman 1

Halaman 16

Berisi berita-berita, foto tokoh berbagai peristiwa baik nasional maupun internasional

Koran II (Bagian

Olah Raga) Mulai halaman 17-32

Halaman 17-20 Memuat berita-berita seputar peristiwa olah raga dunia internasional

Halaman 21-28

Memuat berbagai jenis iklan komersial (iklan jitu) yang dimuat secara rutin, terutama hari sabtu. Antara lain menenai lowongan pekerjaan, jual beli kendaraan dan rumah, serta aneka kebutuhan.

Halaman 29 Halaman "Visite" yang mengulas berita-berita seputar kesehatan

Halaman 30 Memuat berita olah raga basket

Halaman 31 Berisi berita-berita olah raga nasional

Halaman 32

Gambar

Tabel 4.1 : Jaringan Wilayah Distribusi
Tabel 2 : Sirkulasi Kompas per Hari
Tabel 3 : Deskripsi Halaman Surat Kabar Harian Kompas
Tabel 4 : Deskripsi Halaman Surat Kabar Harian Jawa Pos

Referensi

Dokumen terkait

Sulam/bordir adalah suatu teknik yang digunakan untuk membuat hiasan- hiasan pada permukaan kain dengan mempergunakan benang hias sulam, sedangkan untuk proses pengerjaannya

perilaku sehat dengan menghindari merokok.Bagi siswa yang mempunyai kebiasaan. merokok pada kategoti berat supaya dibimbingmasalahnya serta membina

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Dokumen Penawaran dan Kualifikasi, 26 September 2017 yang menghasilkan Calon Pemenang dan berdasarkan Dokumen Penawaran dan Kualifikasi Jasa

The estimation of cutting forces then are used to process a set of rules pre-defined for selecting main components such as linear guideways, ball screws and servo motor.. The

We study three internally connected Sturm-Liouville problems for nonlinear ordinary differential equations that are motivated by the problem of aeroelastic instability.. Solutions

Prakt ek Kerja Lapang bagi mahasisw a Program St udi Teknik Pert anian dim aksudkan member ikan pengalam an dan penget ahuan, baik secara kognit if, afekt if dan

yurisprudensi adalah kumpulan atau sari keputusan Mahkamah Agung (dan Pengadilan Tinggi) mengenai perkara tertentu berdasarkan pertimbangan (kebijak- sanaan) hakim

Disampaikan Dalam Workshop Pemutakhiran Data Pokok Pendidikan PAUD dan Dikmas Tahun 2017 Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.. Kementerian