• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berita Tentang Parkir Liar

Dalam dokumen T1 232010049 Full text (Halaman 81-88)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Lampiran 17: Berita Tentang Parkir Liar

Sumber:http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/cetak/2013/10/02/238675/Pemilik-

Sumber: Foto di Jalan Jendral Sudirman Dekat Pasar Lampiran 18: Keterangan

1). Tidak menerima alasan apapun dari juru parkir saat penyetoran retribusi parkir. Dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa pengecualian, dikarenakan retribusi parkir merupakan hak dari Negara dan kewajiban dari masyarakat membayar retribusi parkir jika menggunakan jasa parkir yang disediakan oleh pemerintah. Saat penyetoran uang retribusi parkir oleh juru parkir kebagian pengelolaan retribusi parkir, staff UPTD Parkir bagian tersebut wajib memeriksa ceklist parkir harian, dan mencatat daftar lokasi yang sudah tertagih, dalam pemeriksaan tersebut dilakukan pengecekan terhadap setoran retribusi parkir. Jika target setoran terpenuhi, juru parkir diberikan bukti setoran.

2). Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan perbaikan prosedur penerimaan retribusi parkir, yaitu seperti dalam (lampiran 15: Flowchart Penerimaan Retribusi Parkir (Saran)). Karcis parkir harus diberikan kepada pengguna jasa parkir, untuk menjamin karcis diberikan kepada

pengguna jasa parkir juru parkir diberi motivasi berupa bonus bagi yang memberikan karcis parkirnya kepada pengguna jasa parkir. Hal tersebut dicek dengan penyetoran bonggol karcis jumlah yang diberikan kepada pengguna jasa parkir. dengan adanya karcis retribusi parkir, jika karcis benar- benar diberikan kepada pengguna jasa parkir, dari setiap karcis parkir yang diberikan dapat dihitung jumlahnya untuk mengetahui seberapa banyak pengguna jasa parkir yang menggunakan jasa parkir. Dari penghitungan karcis tersebut dapat diketahui potensi parkir sebenarnya tanpa terbatas dengan hitungan luas area parkir dan lama parkir dari setiap pengguna jasa parkir. Dari penghitungan tersebut, titik- titik parkir yang ramai dinaikkan setoran retribusi parkirnya. Jika pemberian karcis parkir ini diberlakukan tentunya dapat meningkatkan potensi parkir dan tentunya akan menambah pendapatan asli daerah Kota Salatiga dari sektor retribusi parkir.

3). Tidak menerima alasan apapun dari juru parkir saat penyetoran retribusi parkir. Dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa pengecualian, dikarenakan retribusi parkir merupakan hak dari Negara dan kewajiban dari masyarakat membayar retribusi parkir jika menggunakan jasa parkir yang disediakan oleh pemerintah. Saat penyetoran uang retribusi parkir oleh juru parkir kebagian pengelolaan retribusi parkir, staff UPTD Parkir bagian tersebut wajib memeriksa ceklist parkir harian, dan mencatat daftar lokasi yang sudah tertagih, dalam pemeriksaan tersebut dilakukan pengecekan terhadap setoran retribusi parkir. Jika target setoran terpenuhi, juru parkir diberikan bukti setoran.

4). Petugas pengelolaan retribusi parkir harus memberikan sanksi kepada juru parkir jika tidak memberikan karcis parkir. Menyediakan sarana pengaduan kepada masyarakat jika menemukan juru parkir yang melanggar aturan. Dengan adanya sarana pengaduan lewat sms, blog, facebook, atau media sosial lainnya sanksi dapat diberikan dengan adanya bantuan laporan dari masyarakat. Jika juru parkir melanggar sanksi, dilaksanakan human dengan memberikan surat peringatan agar jera.

5). UPTD Parkir memberikan sosialisasi tehadap masyarakat bahwa karcis parkir digunakan sebagai sarana pengawasan. Sosialisasi dapat diwujudkan dengan menempel stiker atau spanduk di titik- titik parkir. Dapat juga diberikan undian kepada pengguna jasa parkir, dengan adanya undian pengguna jasa parkir akan tertarik untuk meminta karcis parkir.

6). Koordinator penerimaan retribusi diberikan sosialisasi akan pentingnya bukti setoran kepada juru parkir. Dengan adanya bukti setoran yang diberikan juru parkir, dapat digunakan sebagai

bahan evaluasi dari kinerja bagian penerimaan retribusi parkir. Pemberian bukti setoran dimasukkan dalam penilaian kinerja yang akan memotivasi bagian penyetoran untuk memberikan bukti setoran jika tidak ingin kinerjanya dinilai jelek dan diberikan sanksi.

7). Tentunya dalam penegakan disiplin ini UPTD Parkir Kota Salatiga tidak bisa mengawasi setiap waktu karena terbatas dengan jadwal patroli yang dilakukan bagian pengelolaan retribusi parkir, butuh ke ikut sertaan masyarakat dalam mengawasi penegakan disiplin kinerja juru parkir. Penegakan disiplin tersebut harus disosialisasikan terlebih dahulu kepada para juru parkir dan masyarakat selaku pengguna jasa parkir agar pengendalian dapat berjalan dengan baik. Jika juru parkir yang melanggar dikenakan sanksi berupa surat peringatan pencabutan surat izin juru parkir. Dan Untuk mengatasi parkir liar, segera menetapkan kawasan parkir liar menjadi kawasan parkir yang legal agar penerimaan retribusi parkir Kota Salatiga tidak bocor ke pihak yang tidak berwenang.

8). UPTD Parkir sebaiknya membuat standar kompetensi untuk setiap posisi dan jabatan yang ada di UPTD Parkir Kota Salatiga. Dengan adanya standar kompetensi tugas dan fungsi masing- masing posisi dan jabatan dapat ditingkatkan.

9). Pelatihan terhadap sumber daya manusia yang ada seharusnya dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali untuk memberikan pelatihan kembali mengenai bagaimana kebijakan- kebijakan parkir yang baik untuk pencapaian setoran retribusi parkir, dan segala macam yang berhubungan dengan kompetensi sumber daya manusia. Mengenai keterbatasan anggaran yang tidak turun dari pemerintah untuk pelatihan tersebut, dapat disiasati dengan pelatihan sederhana yang bisa dilakukan dengan menggunakan halaman atau ruang kosong di kantor UPTD Parkir Kota Salatiga. Pelatihan dapat dibagi menjadi beberapa kali wilayah parkir untuk mensiasati keterbatasan tempat. Jika hal tersebut dilakukan sekalipun anggaran yang ada dari pemerintah turun dua tahun sekali pelatihan juru parkir dapat tetap dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja dari para juru parkir. Pendokumentasian pelatihan terhadap juru parkir dan staf juga perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian intern.

10). Pemberlakuan kebijakan untuk menentukan siapa saja yang berwenang dalam penggunaan maupun mengakses asset maupun informasi yang ada. Pembatasan akses informasi yang ada di komputer juga diberlakukan kepada seluruh staf hanya orang- orang yang berwenang saja yang boleh menggunakan. Aset maupun dokumen- dokumen yang ada disimpan dengan rapi dan

dicatat keluar masuknya agar pengendalian asset dan informasi dapat berjalan sesuai dengan pengendalian yang baik.

11). Pencatatan informasi mengenai penerimaan setoran retribusi parkir dilakukan setiap hari. Data sebaiknya disimpan sesuai dengan tanggal urut kejadian transaksi penerimaan retribusi parkir, disimpan dalam lemari atau loker dengan akses terbatas hanya orang yang berwenang saja dan urut tanggal kejadian transaksi juga agar sewaktu- waktu jika data maupun catatan-catatan kejadian transaksi penerimaan retribusi parkir dibutuhkan dapat di terima ke akurasiannya. Pencatatan informasi juga dilakukan secara terkomputerisasi agar data dan kelengkapan informasi yang ada dapat tersimpan dengan baik di database.

12). Sebaiknya intern UPTD Parkir membuat sendiri kebijakan dan prosedur yang ada dalam pengamanan asset agar staf pegawai yang ada dapat melakukan pengendalian terhadap pengamanan asset yang ada di kantor UPTD Parkir Kota Salatiga. Prosedur pengamanan asset tersebut seperti UPTD Parkir memberikan daftar asset yang diketahui oleh pimpinan yang akan diteruskan kepada staf yang bertugas melakukan pengontrolan dan pengecekan asset secara mendetail.

13). UPTD Parkir Kota Salatiga memang belum pernah mengalami bencana, tetapi tidak ada salahnya jika mempunyai kebijakan atau rencana pemulihan atau tindakan yang harus dilakukan untuk mengamankan setiap asset dan arsip transaksi kejadian penerimaan retribusi parkir yang ada di UPTD Parkir. Rencana pemulihan digunakan untuk penunjuk langkah apa yang harus dilakukan UPTD Parkir Kota Salatiga untuk mengamankan asset dan arsip jika terjadi bencana. 14). Pemisahan fungsi dilakukan dengan wewenang dan tanggung jawab dari jabatan yang ada. Jika staff bertugas mencatat dan mengelola retribusi parkir, tidak merangkap tugas sebagai penarik setoran retribusi parkir di titik- titik parkir. Untuk tugas penarikan retribusi parkir sudah menjadi wewenang koordinator penarikan retribusi parkir. Penarik setoran dan pencatat dipisahkan agar terjadi pengawasan yang optimal satu dengan yang lainnya dengan adanya verifikasi dan pembandingan data setoran yang masuk dan yang dicatat.Pemisahan fungsi tersebut sesuai dengan (Lampiran 16: Tabel Tugas dan Fungsi Posisi Di UPTD Parkir Kota Salatiga). 15). Melakukan pendokumentasian yang baik atas SPIP serta transaksi dan kejadian penting yang ada dengan melakukan pencatatan setiap kejadian penting mengenai retribusi parkir secara jelas dan akurat, disimpan dengan rapi di database maupun di lemari arsip urut sesuai dengan tanggal

transaksi, dikelola dengan baik, dipelihara, dan secara berkala memutakhirkan dokumentasi yang mencakup seluruh pengendalian intern dan kejadian penting.

16). Menyediakan dan memanfaatkan informasi dan sarana komunikasi yang dibutuhkan seperti komputer kantor, dan alat penunjang lainnya untuk mempermudah mengolah data retribusi parkir, menyediakan sarana komunikasi untuk pengaduan masyarakat mengenai juru parkir yang melanggar aturan dengan memanfaatkan saran sms, email, jejaring sosial maupun blog yang dapat di akses masyarakat dengan mudah. Dengan pemanfaatan saran komunikasi tersebut tentunya dapat membantu UPTD Parkir dalam membuat keputusan maupun kebijakan secara cepat dan akurat jikat dibutuhkan.

17). Dalam pengelolaan dan pengembangan sistem informasi secara terus menerus dibutuhkan staf yang mempunyai kemampuan dalam mengolah dan mengembangkan sistem informasi yang ada, pencatatan, penyimpanan dan segala macam informasi yang ada dapat diolah oleh staf setiap saat secara terus menerus. Pengelolaan dan pengembangan sistem informasi tersebut dapat mendukung pengambilan keputusan mengenai kebijakan retribusi parkir yang lebih baik. Pencatatan informasi juga dilakukan secara terkomputerisasi agar penyimpanan data dan arsip lainnya mengenai kejadian transaksi penerimaan retribusi parkir dapat di akses dengan mudah. 18). Melaksanakan manajemen berbasis kinerja dengan memberikan motivasi untuk meningkatkan kinerja seperti bonus tambahan jika juru parkir atau staf bagus kinerjanya. Pemberiaan bonus tersebut dapat menambah pencapain tujuan dari penerimaan retribusi parir Kota Salatiga.

19). Jika juru parkir melanggar aturan yang ada diberikan surat peringatan. Tidak ada alasan untuk tidak menindak lanjuti pelanggaran yang ada karena tidak ada yang melaporkan pelanggaran aturan. Peringatan sebagai bentuk pengendalian dari risiko yang ada dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.

Lampiran 19: Keterangan Evaluasi Tabel 3

Dalam dokumen T1 232010049 Full text (Halaman 81-88)

Dokumen terkait