Dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian.Intern.Pemerintah.(SPIP) dijelaskan bahwa pengawasan intern.adalah.seluruh proses kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi,..dan kegiatan pengawasan lainnya berupa.asistensi, .sosialisasi.dan.konsultasi terhadap.penyelenggaraan.tugas dan.fungsi.organisasi. Inspektorat sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di lingkungan pemerintah daerah Prov. Sulsel dalam.melakukan.tugas dan.fungsinya sebagai pengawas fungsional terhadap.penyelenggaraan.pemerintahan daerah, maka tidak.terlepas dari beberapa.faktor-faktor.yang.mempengaruhi.untuk mencapai.target dan tujuan organisasi.
Adapun.faktor-faktor.tersebut.meliputi aparat pengawasan serta sarana.dan.prasarana, sebagai berikut :
a. Aparat pengawas
Dalam mendukung.terselenggaranya kegiatan dan kelembagaan pada pengawasan yang baik dan efektif. Maka tentu harus.didukung dengan berbagai peningkatan terutama bidang kompetensi, .disiplin, etika aparat pengawas..sebagai..bagian...unsur...yang.akan. membangun..lingkungan pengendalian instansi pemerintah. Inspektorat Sebagai Instansi yang memiliki tugas untuk melaksanakan pengawas internal pada pelaksanaan pemerintahan di daerah maka..kompetensi dan.independensi merupakan standar yang harus dipenuhi..oleh seorang auditor untuk dapat melakukan pemeriksaan dengan
baik. Hal ini sesuai dengan salah sorang Analis SDM Aparatur (Sitti Wahyuni Hafid) pada Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan, bahwa :
“Saat ini pejabat fungsional sebanyak 78 orang dengan jenjang fungsionalnya...telah..sesuai...jenjang yang..seharusnya dan telah...bersertifikasi yang..menunjukkan kompetensi dalam menjalankan tugas-tugas pengawasan dan audit, akan tetapi dengan memperhatikan cakupan wilayah...pemeriksaan...yang cukup besar dibanding jumlah tenaga, maka masih sangat perlu meningkatkan jumlah tenaga fungsional untuk efektifitas tugas pemeriksaan”.
(Wawancara tanggal 26 Agustus 2019)
Berdasarkan...hasil wawancara tersebut, dapat dilihat penyelenggaraan pengawasan oleh Inspektorat Prov. Sulawesi Selatan terhadap SKPD dapat efektif dan berjalan secara optimal jika ditunjang aparatur yang memiliki kompetensi dan jumlah aparatur yang seimbang dengan cakupan luas wilayah pemeriksaan.
Lebih lanjut salah seorang Auditor Madya (Zulfikar Anwar) pada Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan, mengungkapkan bahwa :
“…khusus dalam pengawasan keuangan di setiap SKPD menjadi tantangan tersendiri bagi kami dengan adanya perubahan paradigma pelaksanaan sistem keuangan pemerintahan dari basis kas menjadi basis akrual..berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menuntut untuk dilakukannya penyesuian pada penerapan, oleh karenanya masih perlu dilakukan penataan regulasi serta pengembangan..sistem informasi akuntansi dan pengembangan SDM di aspek keuangan”.
(Wawancara tanggal 26 Agustus 2019)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Inspektorat Prov. Sulawesi Selatan sangat membutuhkan tenaga pengawasan untuk menunjang pelakasanaan pengawasan di berbagai aspek yang menjadi objek pemeriksaan khususnya tenaga auditor keungan, selain jumlah tenaga
pengawas kompetensi dari aspek jenjang fungsional yang belum seimbang, perlunya peningkatan kapasitas tenaga fungsional untuk mendukung pelaksanaan tugas pembinaan serta pemeriksaan.
Berkaitan dengan hal tesebut, aparatur pengawas Inspektorat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya juga dituntut untuk bekerja secara profesional yaitu memiliki keahlian, pengetahuan, dan karakter. Adapun Tuntutan dalam menjaga karakter tersebut, sesuai Peraturan Inspektur Prov.
Sulsel..nomor 1967.a Tahun 2012 tentang Kode Etik Aparat..Pengawasan Inspektorat.. Provinsi..Sulawesi..Selatan serta..menetapkan..Keputusan Inspektur..Provinsi tentang pembentukan badan kehormatan kode etik aparat pengawasan Inspektorat Prov. Sulsel sebagai upaya untuk menjaga etika..pemeriksaan.
Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa aparatur pengawas baik secara kualitas maupun kuantitas menjadi faktor utama yang berpengaruh dalam pelaksanaan fungsi pengawasan internal Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan terhadap penyelenggaraan pemeritahan daerah di setiap SKPD.
b. Sarana dan prasarana
Selain tersedianya aparat pengawas yang cukup dan memiliki kompetensi untuk mendorong tercapainya pelaksanaan pengawasan internal terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi, maka faktor sarana dan prasarana menjadi faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Sarana dan prasarana Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan, antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.6.
Sarana dan Prasarana Inspektorat Prov. Sulsel
No. Uraian Jumlah
1. Gedung Kantor 1
2. Ruang Kerja 14
3. Ruang Poliklinik 1
4. Meja Kerja 152
5. Kursi Keja 152
6. Perpustakaan/Arsip 1
7. Aula 1
8. Sarana Ibadah (Musallah) 1
9. Kendaraan Roda 4 18
10. Kendaraan Roda 2 28
11. Komputer 14
12. Netbook/Leptop 48
13. Mesin Cetak/Printer 24
14. Jaringan 1
15. Fasilitas Penunjang lainnya
Sumber data: Dokumentasi Kantor Inspektorat Prov. Sulsel 2019
Berdasarkan tabel tesebut di atas, menujukkan bahwa sarana dan prasaran Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan yang dilengkapi dengan fasilitas yang cukup memadai serta ditunjang dengan berbagai fasilitas lainnya untuk mendukung pelaksanaan fungsi pengawasan dan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan.
Sejalan dengan hal tersebut, hasil wawancara dengan bagian pengelolaan pemanfaatan barang milik daerah Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan (Andi Justam), mengungkapkan bahwa :
“…dalam pelaksanaan pengawasan telah ditunjang sarana dan prasarana yang memadai seperti perlengkapan kantor, komputer dan fasilitas lainnya yang mendukung pekerjaan di lapangan, namun masih perlu peningkatan karena wilayah pengawasan dan pemeriksaan sangat besar, karena bukan hanya terfokus pada SKPD Provinsi tapi juga meliputi 24..Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan”.
(Wawancara tanggal 27 Agustus 2019)
Selanjutnya hasil wawancara dengan bagian perlengkapan pada Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan (Jamaluddin), mengungkapkan bahwa:
“Kondisi sarana Inspektorat saat ini yang ada secara kuantitas cukup memadai namun secara kualitas masih.. perlu ditingkatkan ..guna untuk meningkatkan.. kinerja pengawasa ndan pembinaan termasuk untuk dukungan pelayanan administrasi dari sisi internal Inspektorat, walaupun untuk perkembangan lingkungan strategis masih membutuhkan..peningkatan. sarana dan..prasarana”.
(Wawancara tanggal 26 Agustus 2019)
Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut mengenai ketersediaan sarana dan prasarana dalam melakukan pengawasan dapat diketahui pelaksanaan penyelenggaraan pengawasan yang selama ini dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan sudah ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana cukup memadai antara lain perlengkapan kantor, komputer dan alat-alat lainnya yang mendukung pekerjaan lainnya dalam penanganan pekerjaan di bidang fungsi pengawasan, namun masih perlu ditingkatkan dengan pertimbangan cakupan wilayah pengawasan dan pemeriksaan sangat besar.
Berdasarkan beberapa hasil wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan
dan sasaran organisasi adalah salah satu..faktor yang mempengaruhi efektifitas dalam melaksanakan fungsi dan tugas pengawasan Inspektorat Prov. Sulawesi Selatan untuk mencapai sasaran dan tujua organisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik. Ketersediaan sarana dan prasarana pada Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan tergolong cukup memadai walaupun masih perlu adanya peningkatan untuk lebih memaksimalkan kinerja pengawasan dan pembinaan, baiku untuk dukungan dalam pelayanan administrasi di internal Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan.
Pembahasan dalam penelitian ini di fokuskan pada penilaian terhadap peran Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan terhadap kineja Instansi Pemda.
Dimana indikator penilaian yang digunakan untuk melakukan analisis deskriftif. penulis menetapkan indikator dari pendapat yang dikemukakan oleh Sarwoto (2010) bahwa suatu pelaksanaan pengawasan yang efektif dan berjalan dengan baik jika ditunjang oleh ketepatan waktu, obyektif dan keakuratan data. Oleh karena itu, dalam pembahasan penelitian ini yang menjadi titik pokok dalam pembahasan yaitu pelaksanaan audit/pemeriksaan, reviu, evaluasi dan pemantauan sebagai bentuk pelaksanaan pengawasan internal dalam terhadap SKPD/OPD Prov. Sulsel sebagaimana PP No. 60 Tahun 2008.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa dari hasil penilaian mengenai pelaksanaan fungsi audit/pemeriksaan terhadap SKPD baik audit penyelenggaraan pengelolaan keuangan maupun kinerja SKPD, jika dilihat dari segi obeyetif dan keakuratan data dengan adanya temuan penyimpangan
dibeberapa SKPD yang diuji oleh tim audit berdasarkan data-data pembanding sehingga berhasil dibuktikan dan ditetapkan sebagai hasil temuan penyimpangan, dan tim audit mengeluarkan (delapan) rekomendasi untuk ditindak lebih lanjut terhadap 8 (delapan) Instansi/SKPD yang melakukan penyimpangan pengelolaan keuangan materil dan 2 (dua) SKPD yang melakukan penyempangan pengelolaan keuangan berupa asset. Sehingga dapat dikatakan bahwa sudah berjalan dengan baik walaupun belum optimal disebabkan karena dari segi waktu yang tepat dalam pengawasan belum tepat waktunya dari jadwal yang telah ditetapkan.
Kemudian jika dilihat dari peran Inspektorat Sulsel dalam pelaksanaan reviu dari ketiga indikator keakuratan data, obyekti dan ketetapan waktu sudah berjalan efektif. Hal ini dilihat dari realisasi reviu laporan kegiatan SKPD, reviu atas laporan keuangan terhadap Dinas PU, Dinas Kehutanan, Dinas Pendapatan Daerah, BAPPEDA, dan Badan Kesabangpol, reviu atas perencanaan kegiatan dan anggaran pada BAPPEDA, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Prov. Sulsel dan reviu pada usulan revisi untuk mengubah plafon/anggaran Dinas PU dan BAPPEDA dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.
Pekasanaan evaluasi oleh Inspektorat Provinsi Sulawesi, dilihat dari indikator keakuratan data dan indikator obyektif, dapat dikatakan sudah berjalan efektif, karena menurut hasil wawancara bahwa evaluasi dilakukan secara berkala disetiap SKPD dan dari hasil evaluasi sekitar 65% temuan yang sudah ditindak lanjuti. Akan tetapi jika dilihat dari indikator ketetapan waktu,
pelaksanaan evaluasi belum dilaksanakan tepat waktu karena hasil audit akuntabilitas capaian kinerja SKPD belum dievaluasi.
Selanjutnya dari efektivitas peran Inspektorat Provinsi Sulawesi dalam pelaksanaan pemantuan terhadap SKPD. Dilihat dari indikator dari keakuratan data, obyektif dan ketetapan waktu sudah secara efektif dan berjalan baik. Hal tersebut dilihat dari berbagai data dan laporan yang ditindak lanjuti tim pengawas dan beberapa laporan telah diteruskan kepada Wakil Gubernur selaku penanggung jawab/koordinator bagian pengawasan SKPD untuk dilakukan proses dan tindakan lebih lanjut.
Dilihat dari faktor-faktor yang telah mempengaruhi pelaksanaan pengawasan internal pada Inspektorat Prov. Sulawesi Selatan adalah dari segi kualitas dan kuantitas sumber daya aparat pengawas berdasarkan jenjang fungsionalnya sehingga akan berdampak pada capaian kerja pengawasan yang lebih efesien dan efektif. Hal ini ditunjukkan oleh Inspektorat Provinsi Sulawesi bahwa masih kekukurangan tenaga khususnya auditor akuntan karena harus menyesuaikan regulasi yang baru, sehingga membutuhkan peningkatan kapasitas aparatur. Selain itu, jumlah tenaga yang bersertifikasi sesuai jenjang fungsional pengawasan belum seimbang dengan luas cakupan wilayah pemeriksaan dan pengawasan, sehingga pelaksanaan pemeriksaan kadang lambat dan tidak tepat waktu. Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi kelancaran fungsi pengawasan Inspektorat Inspektorat Provinsi Sulawesi ialah tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya yang cukup memadai, sehingga capaian kinerja Inspektorat Inspektorat Provinsi Sulawesi
tidak terlepas dari dukungan ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup memadai.
79 A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan kesimpulan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Peran Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan dalam melaksanakan fungsi pengawasan internal yang meliputi kegiatan audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan terhadap Instansi Pemerintah Daerah/SKPD, yaitu dilaksanakannya audit terhadap penyelenggaraan pengelolaan keuangan dan audit kinerja secara reguler terhadap seluruh SKPD, pelaksanaan reviu terhadap laporan kegiatan SKPD, evaluasi program strategis SKPD dan evaluasi secara berkala temuan hasil pengawasan dan pemantaum tindak lanjut temuan hasil pengawasan. Berdasarkan penilaian dari segi obyektif dan keakuratan data sudah berjalan dengan baik, namun dari segi ketepatan waktu belum berjalan optimal disebabkan pelaksanaan pengawasan internal yang dilakukan belum tepat waktu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi pengawasan internal Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Instansi Pemerintah Daerah/SKPD, yaitu dengan adanya sarana dan prasarana dengan fasilitas yang cukup memadai yang menunjang pelaksanaan pengawasan internal dan adanya kompetensi aparatur pengawas yang bersertifikasi sesuai jenjang fungsionalnya untuk menjalankan tugas-tugas pengawasan dan audit.
Namun dengan memperhatikan jumlah aparat pengawas yang bersertifikasi belum seimbang dengan luas cakupan wilayah pemeriksaan yang cukup besar.